Quatre: Lisa dan Pemandu Misterius-2
"Pada akhirnya tuntutan itu dicabut, tapi sudah terlambat."
Selain pemandu gratis, siapa sangka Lisa juga mendapat sesi nostalgia spesial?
Maksud Lisa, ada pada cara si Pria Pemandu menceritakan kisah Jeanne d'Arc padanya. Alih-alih seperti membacakan teori atau kisah sejarah biasa, cara pria itu menggambarkan sosok Jeanne terasa seperti dia betul-betul mengenal yang bersangkutan secara personal. Rasanya seperti si Pria Pemandu menceritakan orang yang betul-betul dia kenal di masa lalu.
Pemikiran itu membuat Lisa merinding. Dia ingat kalau di dunia ini memang ada orang-orang seperti itu.
"Bagaimana menurutmu, Lisa? Apakah itu akhir yang sepadan baginya?" Pertanyaan tiba-tiba itu membuyarkan lamunan Lisa.
"Eh ... tentu saja tidak," jawab Lisa. "Bukankah rasanya seperti dia dicampakkan begitu saja oleh negara?"
Si Pria Pemandu tersenyum sedih. "Kau benar. Akupun berharap saat itu dia mendapat perlakuan yang lebih baik," katanya lirih. "Namun, segalanya terjadi seperti yang seharusnya. Memang miris, tapi mereka yang berjiwa patriotis tinggi hampir selalu berakhir tragis, akhir yang tidak sebanding dengan usaha mereka."
Sejenak, keheningan timbul diantara mereka. Lisa ingin sekali menanyakan sesuatu yang mengganggu pikirannya, tapi si Pria Pemandu kembali melanjutkan.
"Lisa, aku selalu berharap, mereka yang diabaikan oleh sejarah akan terlahir kembali. Lahir kembali dengan kehidupan yang lebih baik, dikelilingi orang-orang yang menyayangi mereka."
Dia menatap Lisa lembut, seperti melihat seseorang yang amat dia kasihi.
"Harapan kecilku sudah terwujud. Kau juga, semoga hal-hal baik selalu menyertai hidupmu mulai sekarang."
Lisa tidak paham apa yang dimaksud pria itu. Ketika dia ingin bertanya, angin kencang tiba-tiba berhembus hingga memaksa Lisa untuk menutup matanya agar tidak kemasukan debu. Tapi waktu dia membuka mata, si Pria Pemandu sudah menghilang.
Lisa menatap sekeliling. Tidak ada tanda-tanda pria aneh itu masih di sana, seolah dia lenyap diterbangkan angin. Saat itu dia tahu apa yang dipikirkannya benar, pria aneh itu memang bukan manusia biasa.
Matahari sudah condong ke barat, waktu terasa cepat sekali berlalu. Lisa menyisir pandangan pada pulau untuk terakhir kalinya, sebelum berbalik dan menuruni tangga katedral.
Dia tidak menemukan si Pria Pemandu lagi dalam perjalanan pulang. Tapi tak apa, karena dia benar-benar menikmati pengalaman liburannya kali ini.
Tamat
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro