Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Satu

Hati-hati ada yang bertaburan tapi bukan Candy, dia adalah Typo










C
H
A
P
T
E
R

1





~~~


Kesejukan dipagi hari, terkadang dapat membuat suasana hati lebih tenang. Tapi sepertinya tidak cukup menenangkan bagi Rez yang harus bersabar menghadapi kelakuan adik laknatnya itu.

"Daechwita daechwita ja ullyeora daechwita..  Bichina Bichina nae wanggwani bichi-"

"REYNAD BRATAJAYA! JANGAN KONSER DIKAMAR MANDI WOYY!! GUA SAKIT PERUT! CEPETAN!!"

Rey yang mendengar suara bisik-bisik tetangga langsung mematikan musik favoritnya.

"Apaansih kak, lu ganggu ajh dah." Ucap Rey dengan santay  didalam kamar mandi.

Sedangkan diluar kamar mandi nasib nista bagi Rez yang harus guling-guling menahan gejolak panggilan alamnya.

Dengan pasrah ia harus menunggu Rey yang tengah mandi itu, karena kamar mandi yang ada di kamarnya itu tengah ada kerusakan jadi ia pun terpaksa mandi dikamar adik laknatnya ini.

Jam masih menunjukan pukul 6 pagi, wajar jika masih banyak para pangeran Bratajaya yang belum bangun tidur.

Saat ini, sang Mama Nara tengah membuat sarapan untuk seluruh anggota keluarga yang ada dirumah ini.

"Pagi Ma." Sapa Dirga yang baru bangun tidur.

"Pagi juga sayang." Balas Nara dengan senyum manisnya.

Dirga menatap meja makan yang masih sepi, ia pun menatap kearah jam dinding yang lumayan besar itu.

"Wah, sepertinya Dirga nih yang bangun pertama." Ucap Dirga, ia pun menghampiri Nara lagi, lalu mengambil tempe goreng yang baru saja diangkat dari penggorengan.

"Aduh!" Ringis Dirga.

Mendengar ringisan Dirga, Nara pun langsung menatap Dirga khawatir. Sedangkan yang ditatap tersenyum tanpa dosa.

"Tempenya masih panas." Ucap Dirga pelan.

"Ya iyalah kan baru diangkat Dirga sayang." Ucap Nara yang gemas sendiri.

"Dari pada kamu ganggu bunda masak mending kamu bangunin yang lain gih. Udah mau jam setengah tujuh, nanti telat lagi." Ucap Nara yang diangguki oleh Dirga.

"Tapi kalo bangunin kak Rian, mamah ajh ya. Aku gak berani, hehe.." ucap Dirga.

"Kenapa? Kamu gk akan dimakan ini kan sama Rian." Ucap Nara tersenyum jahil.

"Mamah kayak gak tau dia saja. Udh ah aku mau bangunin Dika ajh." Ucap Dirga yang mulai berdiri dari duduknya.

"Morning Ma, Hoaammm.." sapa Dika yang baru saja menuruni anak tangga dari lantai dua.

"Eh, panjang umur." Ucap Dirga

"Morning juga sayang." Ucap Nara membalas sapaan Dika.

"Tumben Jam segini udah bangun, tanpa dibanguni lagi." Ucap Dirga sambil menyuruhnya untuk duduk disampingnya.

Dengan wajah ngantuknya Dika pun mendudukkan dirinya disamping kak Dirga.

"Kamar sebelah berisik banget kak, si Rey sama Rez ribut Mulu." Ucap Dika dengan kesal.

"Ributin apa lagi sih mereka?" Tanya Nara sambil menaruh Nasi goreng ke meja makan.

"Kamar mandi." Jawab Dika dengan malas.

"Loh, emang kamar mandi Rez  rusak lagi. Bukannya kemarin baru ajh dibenerin ya?" Tanya Dirga keheranan.

"Iya, kan dua hari yang lalu udh Mama panggilin pak Wawan buat benerin kamar mandinya." Ucap Nara lalu menatap Dika yang terlihat masih sedikit mengantuk.

"Kemarin sih masih bener Ma, Kak. Tapi kayaknya semalem rusak lagi deh, soalnya Rez bolak balik kekamar aku terus. Aku tanya kenapa, dia jawab air di kamar mandinya gak keluar." Ucap Dika menjelaskan kepada Nara dan Dirga.

Tak lama kemudian, terlihat Rez yang tengah berjalan cepat
kekamar Dirga.

"KAK DIRGA, REZ PINJEM KAMAR MANDI YA!" teriak Rez.

.
.
.

Mobil mewah terpakir rapih di parkiran sekolah. semua orang tau siapa pengendara mobil tersebut.

"Kakak kayaknya gak bisa jemput deh nanti sore, soalnya kakak ada jadwal operasi. Kalian nanti dijemput sama kak Aby saja ya." Ucap Sam orang yang mengendarai mobil mewah tersebut, untuk mengantarkan adik-adiknya kesekolah.

Dika, Rez dan Rey hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Nanti sore juga Rey ada jadwal Ekskul kak." Ucap Rey sambil membenarkan tali sepatunya.

"Kalian berdua ada jadwal Ekskul juga?" Tanya Sam kepada Dika dan Rez.

"Dika ada jadwal latihan juga kak, buat anak-anak pentas seni  musik. Kan mau ngadain perayaan ulang tahun sekolah. " Jawab Dika

"Kalo Rez ikut latihan Vokal bareng Dika." Ucap Rez.

Rez itu termasuk main vokal dalam Ekskul seni musik. Karena suaranya yang cukup merdu. Tak jarang Rez menjadi main vokal utama dalam perlombaan atau pentas seni musik.

"Ya udah, kalau gitu buat Dika jangan terlalu kelelahan, buat Rez jangan sering minum dingin, nanti suaranya hilang lagi pas pentas. Dan untuk Rey latihan ya latihan aja, jangan ikutin kakak tebar pesona. Kamu masih kecil." Ucap Sam memperingati adik-adiknya agar baik-baik disekolah.

Rey yang mendengar penuturan sang Kakak hanya tersenyum sebagai balasan.

Setelah bersalaman, mereka bertiga pun turun dari mobil. Tak menunggu lama mobil Sam pun pergi meninggalkan lingkungan sekolah.

"Masuk yuk, bentar lagi bel masuk." Ucap Rez yang diangguki oleh Dika dan Rey.

Baru beberapa langkah berjalan menyusuri koridor sekolah.

"Aaaaaaaa! Ada kak Rey, Kak Dika sama kak Rez!" Teriak salah murid disana.  Yang teriak sih cuma satu, tapi setelah teriakan tersebut. Hampir semua para gadis disana langsung menghampiri dan memberikan barang bawaanya kepada tiga pangeran sekolah itu.

Sudah bukan menjadi hal baru lagi bagi mereka bertiga.

Karena dalam keluarga Bratajaya sudah diajarkan bahwa sebagai pria tidak boleh menyakiti hati perempuan. Yang akhirnya, mereka harus menerima pemberian mereka semua agar mereka tidak kecewa jika barang bawaannya tidak diterima oleh tiga pangeran sekolah itu.

Tangan ketiganya sudah terlalu penuh saat ini, namun masih banyak siswi yang belum memberikan bawaannya kepada mereka.

"Kak, gimana kalau kita bawain saja ke kelas kakak." Ucap salah satu siswi yang langsung disetujui oleh para siswi lain.

"Emm, sekarang kan udah mau jam masuk ya. Gimana kalau istirahat saja kalian memberikan ini ke kitanya. Soalnya jam pelajaran kita nanti jam nya pak Jaya, kalian tau sendiri kan pak Jaya kayak gimana." Ucap Rez mencoba memberi pengertian untuk para siswi disekitarnya.

"Yah, ya udah deh. Nanti istirahat kita ke kelas kakak ya." Ucap salah siswa disana.

Tak lama pun siswa disana pergi meninggalkan mereka bertiga.

Tanpa menunggu lama, mereka pun berjalan menuju kelas.

Saat Dika dan Rez masuk kelas, Para sahabatnya langsung mengambil barang bawaan yang super banyak itu dari tangan Dika dan Rez.

"Wihh, boleh minta gak nih?" Tanya Kevin salah satu sahabat Dika dan Rez.

"Eh, gua ngambil yang ini ya Dik." Ucap Veno lalu mengambil satu paper bag yang ukurannya cukup besar dari tangan Dika.

"Ambil aja, tapi nanti kasih tau ya, apa isinya dan dari siapa." Ucap Dika.

"Oke."

.
.
.

Bel istirahat telah berbunyi, biasanya pada jam istirahat tujuan seluruh murid pastilah kantin sekolah. Tapi sepertinya tidak untuk hari ini.

Acara ulang tahun sekolah akan dilaksanan dalam 3 hari lagi. Jadi, mungkin murid-murid sekolah tengah sibuk dengan tugas dan latihan mereka untuk acara ulang tahun sekolah nanti.

Tak terasa bel pulang sekolah sudah berbunyi. Murid-murid yang sudah tak memiliki urusan disekolah pun mulai meninggalkan area sekolah.

Dika sebagai ketua Ekskul seni musik kini harus melatih siswa siswi yang akan menjadi perwakilan Ekskul seni musik untuk pertunjukan pentas seni di acara ulang tahun sekolah.

"Oke cukup latihannya. Kita istirahat dulu sekitar 15 menit, dan setelah itu kita akan coba gladi kotor dulu." Ucap Dika kepada seluruh anggota ekskul.

Mereka pun mulai meninggalkan ruangan Ekskul, kini tersisa Dika sendiri dengan alat musik yang tersimpan rapih.

Dia mendudukkan tubuhnya disalah satu bangku kosong, merasa kepalanya cukup pusing ia pun memijat pelipisnya untuk mengurangi rasa pusing yang menyerang.

Dika tau dia salah karena lupa jam makan siangnya. 

Cklek

Rez datang dengan membawa makanannya, berjalan kearah Dika yang tengah duduk sendirian.

"Hey, ada apa? Pusing?" Tanya Rez lalu mendudukkan tubuhnya dibangku sebelah Dika.

"Sedikit." Jawab Dika pelan.

"Kau makan siang kan?" Tanya Rez dengan nada sedikit
khawatir

Dika hanya menggelengkan kepala sebagai jawaban.

"Sudah ku duga." Ucap Rez sambil menghela nafas.

Rez pun mengambil handphone nya, lalu mencari kontak nama seseorang.




"Halo."

"Iya, ada apa Rez?"

"Kakak udah pulang kuliah belum?"

"Masih dikampus, tapi baru aja selesai."

"Kakak bisa jemput kita gak?"

"Bisa, tapi bukannya kata kak Sam kalian ada jadwal Ekskul?"

"Dika lupa jam makan siang kak."

"Ya ampun Dika, terus gimana sekarang dianya."

"Dia bilang pusing."

"Ya udah kakak ke sekolah kamu sekarang."

...

Sambungan telepon dimatikan sepihak.

"Kamu bilang ke kak Aby ya? Rez aku mau ada gladi kotor." Lirih Dika sambil melirik kearah Rez

Rez tak mendengarkan ia mulai mengemasi barang-barang Dika kedalam tas nya.

Cklek

"Loh, kak Dika kenapa?" Tanya salah satu siswa yang baru saja masuk keruang Ekskul.

"Kamu, tolong nanti bilang ke anak-anak yang lain latihannya dilanjut besok gitu. Sekarang kalian boleh membereskan barang kalian masing-masing, lalu segera pulang kerumah." Perintah Rez yang diangguki oleh siswa tersebut.

Rez pun sedikit memapah Dika saat tengah berjalan di koridor sekolah.

Dari arah yang berlawanan, terlihat seorang siswa yang sepertinya tengah buru-buru. Terbukti karena siswa tersebut berjalan dengan cepat.

Bruk!

Siswa tersebut tanpa sengaja menabrak Dika hingga mereka berdua jatuh ke lantai.

"Maaf maaf, gua gak sengaja." Ucap siswa tersebut.

"Aku baik, kamu terlihat seperti sedang terburu-buru. Pergilah, aku tak apa." Ucap Dika lalu bangun dibantu oleh Rez.

Siswa itu pun menganggukkan kepalanya lalu langsung bangkit dan berjalan cepat melewati mereka.

Tanpa Rez dan Dika tau, siswa tersebut tengah tersenyum senang atas pertemuan pertamanya.
















T
B
C

......

Gimana untuk Chapter satu nyaaaaaaaaaaa..................!!!

Monmaap nih baru permula jadi ya segitu ajh dulu ya.

Tunggu kelanjutannya

😘😘😘😘😘

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro