• Prolog •
Pagi hari ...
"(Name)!"
"..."
"(Name)!"
"... ini hari Minggu, Hatano, berhenti mengangguku," gerutu (Name) berguling.
"(Name), jangan bergerak—argh!"
(Dugh!)
(Name) sedikit tersadar saat mendengar suara, seperti suara barang jatuh—namun perempuan berambut (h/c) itu mengabaikannya.
"Tch, susah-susah menaiki kasur (Name) malah begini."
(Name) masih tak bergerak, masih pulas tertidur.
"(NAME)!"
'Terdengar seperti suara Hatano, tapi kenapa volume suaranya kecil sekali?' pikir (Name) perlahan membuka sebelah matanya, 'dan juga, bukannya tadi ada Hatano?'
"(NAME)! Sial, kenapa aku tinggal di kost yang pengurusnya seperti ini?"
Seketika (Name) membuka matanya, dan menoleh ke sumber suara dengan kesal.
"Kau tahu aku bisa mendengarmu, Hatano—lho, dimana orangnya?" heran (Name) setengah sadar, menelik tiap sisi kamarnya yang sepi, "apa aku bermimpi?"
"INI BUKAN MIMPI, (NAME)! LIHAT KE BAWAH!"
(Name) berkedip beberapa kali, "sepertinya aku benar-benar bermimpi," gumam (Name) kembali memutar tubuhnya untuk tidur.
"HOI! Kenapa hanya saat aku menjelek-jelekkanmu, kau bisa mendengarnya dengan jelas?"
Kali ini (Name) kembali menoleh dan kali ini duduk di kasurnya dengan kesal.
"Sudah kuduga aku tidak bermimpi! Hatano, dimanapun kau bersembunyi, akan kubantai kau!"
"AKU TIDAK BERSEMBUNYI, BODOH! LIHAT KE BAWAH!"
Satu perempatan muncul di kepala (Name).
"YANG LEBIH BODOH ADALAH ORANG YANG MEMBERITAHUKAN POSISINYA BERSEMBUNYI—huh?" (Name) berkedip beberapa kali, sedikit heran.
Karena sang pacar kini sedang dalam ukuran mini.
"Hatano, apa kau kurang puas mendapat julukan paling cebol, sampai harus menjadi semini itu?" tanya (Name) kemudian menutup mulutnya untuk menahan kantuk.
"HEI! Apa maksudmu barusan hah!?"
"... kurasa aku benar-benar bermimpi?" gumam (Name).
"Demi si Belang, aku bangun dan tubuhku sudah seperti ini!"
Perlu beberapa saat bagi (Name), sebelum akhirnya matanya terbuka lebar.
"APUAAAAAH!?"
... dan aku sudah lelah untuk memulai hari.
___
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro