Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

• Day 4 •

Entah kenapa ...

"Hei Hatano."

"Ada apa, (Name)?"

"Aku ingin tahu satu hal," gumam (Name) meletakkan pulpennya di atas meja belajar, beristirahat dari mengerjakan tugas sekolahnya untuk sejenak.

"Ingin tahu apa?" tanya Hatano, "jika kau ingin tahu kenapa aku bisa menyusut, aku juga tidak tahu kenapa."

(Name) menggeleng, "bukan itu."

"Lalu?"

(Name) melirik ke arah kasurnya, di mana si Belang sedang tertidur pulas. Kemudian (Name) menatap Hatano yang duduk di atas meja belajarnya sambil tangannya menunjuk si Belang.

"Kenapa kau bisa mengendarai si Belang seperti kuda?"

Suasana menjadi hening, Hatano menatap (Name) dalam diam sampai akhirnya Hatano membuka mulutnya.

"Belang bukan kuda, kau tahu—"

"Kenapa kau salah fokus kesana!?" (Name) menghela napas panjang, "apa karena kau pemiliknya?"

Hatano menatap lama (Name), kemudian memasang pose berpikir untuk sejenak.

"Mungkin karena itu?" sahut Hatano mengangkat kedua bahunya, "kenapa kau bertanya seperti itu?"

"Karena," (Name) menoleh ke arah Belang untuk sejenak sebelum akhirnya dia kembali menatap Hatano yang asyik makan kacang, "Belang terlihat seperti tipe kucing yang sulit dekat dengan siapa pun, terutama Kaminaga," jelas (Name).

"Itu karena dia memang tidak suka dengan Kaminaga," sahut Hatano.

"Like owner, like pet, huh?" sahut (Name) menopang dagu lalu terkekeh.

(Name) lalu kembali fokus pada tugas sekolahnya, namun tangannya terhenti sesaat sebelum dirinya mengambil pulpen.

"Ada apa, (Name)?" tanya Hatano menyadari gerakan aneh (Name).

"Tidak—hanya saja tiba-tiba aku merasa haus," jawab (Name) menghela napas, "padahal aku baru saja merasa nyaman dengan posisi ini."

Baru saja (Name) memosisikan dirinya untuk berdiri, tiba-tiba salah satu tangan (Name) ditahan oleh Hatano.

"Hatano?"

"Tunggu di sini," ucap Hatano lalu berjalan mendekati ujung meja.

Sampai di ujung meja, Hatano kemudian bersiul panjang—membangunkan Belang yang terlelap di atas kasur (Name). Tidak sampai di sana, Hatano kemudian turun dengan meluncur sambil berpegangan pada jaket (Name) yang digantung tak jauh dari meja belajar (Name), dan melompat saat sudah hampir mencapai dasar jaket. (Name) berkedip beberapa kali saat menyadari Belang sudah berada di dekat Hatano saat laki-laki itu mendarat dengan aman di lantai.

"Kau mau apa, Hatano?" tanya (Name) melihat Hatano menaiki Belang.

"Mengambilkanmu air, apa lagi?" tanya Hatano kembali.

"Eh?" (Name) berkedip beberapa kali, "tunggu dulu Hatano—"

"Sudah kubilang tunggu di kursimu, aku akan kembali 10 menit lagi," ucap Hatano—dia dan Belang pun keluar dari kamar (Name).

(Name) memasang wajah syok, dirinya hendak berdiri untuk menyusul Hatano—tapi kemudian (Name) menghela napas lalu mengambil pulpennya, kembali fokus pada tugas sekolahnya.

'Jika 10 menit dia belum kembali, aku akan menyusulnya,' pikir (Name) terkekeh, 'lagipula—mustahil dengan tubuh sekecil itu Hatano bisa membawakan air untukku.'

Namun betapa terkejutnya (Name) saat melihat sang kekasih kembali 10 menit kemudian, dengan sebotol air yang diikat tali di sekitar punggung Belang.

... dia selalu berhasil membuatku kagum.

___

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro