• Day 3 •
Walaupun begitu ...
"Aku pulang ...."
"Yo, (Name)."
(Name) menoleh ke bawah, dan melihat Hatano sedang menaiki si Belang di punggungnya.
"Oh, halo Hatano," sapa (Name) dengan ekspresi lelah, tersenyum kecil pada sang kekasih.
"Kau pulang lama sekali," komentar Hatano, dengan si Belang mengikuti (Name) berjalan ke kamarnya yang ada di lantai dua.
"Kegiatan OSIS," Hatano menoleh ke belakang dan melihat Miyoshi dan Odagiri sedang melepas sepatu mereka, "pembina OSIS mengadakan rapat mendadak, dan terjadi adu mulut antara (Name) dengan Ketua OSIS selama rapat."
"Salah siapa yang tidak becus melakukan tugasnya sebagai ketua," gerutu (Name), "aku tidak akan heran kalau sensei memecatnya jadi ketua."
Hatano yang melihat (Name) kemudian kembali menoleh ke arah Odagiri dan Miyoshi.
"Seperti yang (Name) ucapkan," ucap Odagiri, "dari semua pengurus, hanya kami bertiga yang menyelesaikan tugas sebagai pengurus OSIS, dan hanya sang ketua yang tugasnya belum dikerjakan sama sekali," jelasnya.
"Aku ingin tidur," gumam (Name).
"Bagaimana dengan makan malam?" tanya Hatano bersamaan dengan Fukumoto yang memunculkan kepalanya dari ruang makan.
"Pass."
Kemudian (Name) kembali melangkahkan kakinya menuju kamarnya. Hatano menoleh ke arah Fukumoto dan melihat Fukumoto memasang ekspresi sedih. Hatano yang melihat ini hanya menghela napas singkat.
"Akan kubujuk (Name), setidaknya dia harus makan kalau tidak mau sakit," ucap Hatano kemudian si Belang mengikuti (Name) ke kamarnya.
'Sejak kapan Hatano bisa mengendari si Belang seperti kuda?' pikir Miyoshi kemudian menatap Fukumoto yang sepertinya tahu apa yang Miyoshi pikirkan.
"Saat kami pulang, Hatano sudah bisa mengendarai Belang," jelas Fukumoto.
Kembali ke Hatano yang berhasil menaiki kasur (Name), dimana (Name) terbaring.
"Hei, (Name), setidaknya kau harus makan," ucap Hatano berdiri di dekat wajah (Name).
(Name) menoleh ke arah Hatano, ekspresi lelah dan kesal masih terlukis disana.
"Tidak mau, aku tidak punya niat untuk makan," gumam (Name).
Hatano kemudian menyandarkan kepala kecilnya ke kening (Name).
"Jika aku dalam ukuran normalku, aku mungkin sudah membanting ketua tak becus itu," ucap Hatano, "tapi sampai aku kembali normal—makanlah agar kau tidak sakit," sambung Hatano.
Kemudian Hatano mengecup kelopak mata (Name)—membuat sang perempuan refleks menutup matanya.
"Sekarang ganti pakaianmu dan makan malam, oke? Fukumoto akan sedih jika kau tidak makan," ucap Hatano tersenyum, sambil mengusap kening (Name).
(Name) mengangguk singkat, membuat senyum Hatano melebar kemudian dia turun dari kasur (Name), dan pergi bersama si Belang. Beberapa saat kemudian, wajah (Name) memerah dan dia langsung menyembunyikan wajahnya di bantal.
Siapa yang tidak malu dicium sang kekasih dan mendapat hadiah senyum manis darinya?
'Tunggu,' pikir (Name) tersadar sesuatu, 'sejak kapan Hatano bisa mengendarai si Belang?'
... dia tetap bertingkah seperti biasa.
___
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro