Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

4

Awas banyak typo bertebaran.

Suara dari sayap burung gagak yang berterbangan terdengar nyaring di telinga. Bulu hitam mengkilap itu terjatuh dari langit berkabut. Layaknya musuh yang tumbang satu demi satu dengan siksaan yang amat panjang.

Gedung tua berlokasikan di tengah hutan yang padat akan tumbuhan itu terlihat sepi. Tembok yang hanya di hiasi tumpukan semen itu terlihat kumuh. Terlihat seram dan tak layak huni.

Didalamnya terdapat berbagai jenis senjata, bom, alat-alat canggih, dan orang-orang ber-otak tak terbatas tinggal di dalamnya.

Menurut mereka, rencana yang mereka siapkan sudah sempurna.

"TSUKISHIMAA!!" Teriak orang bertubuh pendek dengan ciri khas rambut berwarna oranye terang.

"Ada apa chibi?" Jawab Tsukishima yang sudah lelah meladeni bocah ber-energi monster didepannya.

"Aku berhasil mendapatkan flashdisknya loh." Seru Hinata seraya mengambil flashdisk dari saku celananya.

"Aaah sudah ku tebak sih kamu akan mendapatkannya. Memang bocah berotak udang seperti mu cocok di posisi ini sih."

"Sialan kau Tsukishimaa!!"

"Baiklah, sudah saatnya aku bekerja bukan?

Jadi keluarlah dari ruangan ku, kau hanya mengganggu." Sinis Tsukishima.

"Baiklah aku akan keluar! Jangan nyebar garem mulu dong Tsukishima! Bisa-bisa kita semua kena hibernasi!" Ancam Hinata yang setelah itu menutup pintu ruangan Tsukishima dengan rapat.

"Hipertensi bodoh."

「【︿】」

Mata rubahnya mengamati dengan dalam. Kacamatanya terpaksa di lepas agar lebih leluasa mengamati mangsa yang terkurung jeruji besi. Menit-menit berharga ia lewati dengan memperhatikan mangsa. Duduk dikursi yang sudah menelan usia sambil membaca buku yang bersampulkan coklat tua usang.

"Habiskan makanan mu." Shinsuke menyodorkan semangkuk nasi dengan toping naget ayam.

Kita Shinsuke
Pria yang selalu menuruti perkataan neneknya, mempunyai naluri yang sangat tajam.

Walaupun termasuk bawahannya Suna, Kita Shinsuke tetap dihormati seperti pendiri organisasi itu sendiri.

Suara [name] kecil dan bernada menggerutu, menyatakan keraguan dan rasa khawatirnya akan makanan yang di sodorkan Shinsuke.

"Aku tak mungkin memasukkan sejumput racun ke makanan yang dimakan orang se-lemah kamu." Nada suara Shinsuke datar dan menusuk, membuat [name] merasa ia berada di satu ruangan dengan hewan buas.

[Name] mengambil mangkok yang di sodorkan Shinsuke dengan tangan gemetaran. Sudah seminggu berlalu sejak pertemuannya dengan Miya kembar. Sejak saat itu juga [name] tidak pernah bertemu dengan tuan sombong bermata sipit itu.

Selama di kurung didalam penjara bawah tanah, penyakit [name] sering kambuh. Tapi untungnya saat penyakit [name] kambuh, tak ada siapapun yang mengawasi dirinya.

Itu menurut [name].

Sebenarnya, Shinsuke terus memperhatikan [name] sejak [name] dibawa ke penjara bawa tanah.

[Name] makan dengan berantakan. Nasi jatuh dimana-mana, mulut penuh dengan makanan, kedua tangannya memegang lauk pauk dengan erat.

"Apa kamu tidak pernah di ajarkan adab oleh orang tua mu?" Tanya Shinsuke.

[Name] diam, takut dengan perkataan intimidasi yang dilontarkan Shinsuke. Di antara orang-orang di tempat ini yang pernah [name] temui, hanya Shinsuke lah yang [name] takuti.

Di lihat pertama kali pun [name] sudah tau kalau Shinsuke itu orangnya sangat disiplin dan sopan. Mendengar nada bicaranya yang sangat formal membuat orang-orang yang mendengarnya langsung tunduk.

"Habiskan makanan mu. Aku ingin keluar sebentar."

Perkataan yang di tunggu [name]. Yang membuatnya bernafas lega.

「【︿】」

"Suna, kau tak merasa kasihan dengan gadis itu?" Ujar Shinsuke.

Suna menghembuskan nafasnya kasar. "Kau tau sendiri hukuman apa yang akan diberikan kepada orang yang berbohong bukan?"

Shinsuke menatap Suna lekat-lekat.

"Hobi mu itu menatap orang ya?" Ujar Suna yang sedikit terintimidasi oleh tatapan Shinsuke.

"Kurasa gadis itu tidak berbohong.

Gadis itu kau kurung di sana karena kau tertarik dengannya bukan?" Shinsuke menebak tepat sasaran membuat Suna senam jantung.

Suna mengalihkan pandangan matanya sebentar ke arah lain, lalu balik menatap Shinsuke. "Aku tau kau pandai membaca situasi, tapi kali ini tebakan mu salah."

Shinsuke diam. Enggan ber-urusan dengan orang yang besar gengsi. "Ya sudah aku pergi dulu."

Shinsuke keluar dari ruangan Suna, baru saja memegang daun pintu, Shinsuke tanpa berbalik berucap sesuatu. "Waspadalah, musuh sudah bergerak." Lalu pergi begitu saja tanpa mengatakan sesuatu lagi.

Suna yang mendengar Shinsuke mengucapkan kalimat peringatan, dengan segera mengambil handphone di saku celana hitamnya. Dan memencet tombol telepon.

"Periksa semua akses masuk ke dalam Inarizaki Coperation, Akagi."

Orang yang disebrang telponnya menjawab "baiklah."

Lalu suna menutup teleponnya dan menggumam "Pantas saja dari tadi pagi perasaan ku tidak enak."

Suna mengingat sesuatu, lalu melangkahkan kakinya menuju ruang bawah tanah.

Setelah sampai di depan orang yang mau dikunjunginya, mata Suna membelalak kaget.

'Padahal baru ditinggal seminggu, tapi sudah se kurus itu?! Aku tak percaya, mungkin saja gadis ini ingin membodohi ku  dan dengan sengaja dia tidak memakan makanan yang diberikan Shinsuke agar aku kasihan dengan dirinya.'

"Kau ini haus perhatian ya. Bahkan sampai rela membiarkan tubuh mu yang sudah kurus itu bertambah kurus agar mendapat perhatian dari ku."

[Name] yang sedang tidur menahan sakit itu sedikit terganggu akibat perkataan orang didepan jeruji besi yang mengurung dirinya. [Name] membuka perlahan kelopak matanya, lalu melihat siapa orang yang sedang menyinyir dirinya.

'Lagi-lagi si tuan rubah itu! Mau dia apa sih? Sshh sakit.. harusnya dia bebaskan aku saja.'

[Name] mendudukan tubuhnya, dan berusaha membuat raut wajah sedatar mungkin. "Kenapa kau tak membebaskan aku?! Aku tidak punya barang yang kau inginkan!"

Seolah tidak mendengar perkataan [name] barusan, Suna dengan mata sayu nya melayangkan pertanyaan yang membuat [name] membeku seketika. "Kamu.. pernahkah bertemu orang yang mencurigakan akhir-akhir ini?"

[Name] baru ingat, pada hari itu, sebelum [name] diangkut---diculik--- oleh suruhannya tuan rubah ini. Dirinya bertemu seorang remaja berambut oranye, wajahnya sangat polos, sehingga [name] tidak mengetahui sengaja atau tidak sengaja remaja itu menabrakkan dirinya.

"Isi tas kakak sangat membosankan sekali ya."
.
.
.
.

[Name] menghela nafas, 'aahh~'

'Jadi asal mula aku terjerat dalam perangkap hewan ini karena kejadian tabrakan itu.' Batin [name].

"Aku sempat bertabrakan dengan remaja lelaki berambut oranye, mungkin orang itu yang mengambil barang penting yang kau sebut flashdisk merah. Aku sudah mengatakan yang sejujurnya, bawa aku pulang."

Suna terdiam setelah mendengarkan perkataan gadis di depannya. 'Tunggu.. a-apa? Berambut oranye? Bukankah..'

Suna benar-benar khawatir dengan posisinya yang di alami saat ini, dirinya langsung menengok ke arah gadis yang duduk didepannya yang sedang menahan sakit.

"Baiklah akan aku antar pulang, sebaiknya kau bergegas jika tak ingin kehilangan nyawa mu!" Suna tidak lagi memperdulikan tentang ketertarikannya kepada gadis itu, dirinya sambil berlari mengambil handphone yang berada di sakunya, lalu menelpon seseorang.

"Atsumu, jaga gedung ini sampai aku kembali!"





Tbc

Yahoo!

Ehe Maap baru up

Maap juga kalo kelanjutannya gak sesuai ekspetasi kalian.

Makin kesini, makin ga jelas ya wkwk

Btw, ini aku ganti falshdisk ya, bukan chip. Biar gampang aja nyebutnya wkwk

Terima kritik dan saran!

Semangat buat yang mau ujian! ㄟ(^^ㄟ)

Sampai ketemu lain waktu, babai

Salam manis dari ican.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro