Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Sembilan Belas


Hari ini adalah hari pernikahan antara Dane dengan Syaqira. Seperti rencana awal, mereka melangsungkan pernikahannya di Bandung. Atas permintaan dari Syaqira, mereka hanya mengundang kerabat, rekan bisnis, dan sahabat saja. Dane tidak mengundang orang-orang kantornya, karena Syaqira ingin tetap bekerja dan tidak ingin pernikahannya diketahui orang kantor.

Syaqira merasa bahagia atas pernikahannya. Mengapa ia bahagia? Karena tempo hari percakapannya dengan Dane yang menyatakan bahwa mereka akan mencoba berprilaku layaknya pasangan normal. Dan Dane benar-benar menepati janjinya. Ia begitu perhatian dengan Syaqira, layaknya pasangan yang saling mencintai.

Syaqira duduk di depan meja riasnya, ia begitu pangling melihat dirinya sendiri. Dengan balutan kebaya berwarna putih. Ia menunggu dengan harap-harap cemas.

Ceklek ... pintu dibuka.

"Sya, Alhamdulillah semuanya berjalan lancer. Dane telah mengucapkan ijab qabulnya dengan sekali tarikan napas," ujar ummi nya.

Syaqira tidak bisa apa-apa lagi, ia benar-benar kehilangan kata-kata. Dengan segera ia memeluk ummi nya dan menangis dalam pelukan ummi nya.

"Hiks ... Hiks ... Ummi kok bahagia banget sih?" tanya Syaqira.

"Ya ialah Sya. Anak Ummi udah nikah dengan orang baik, masa Ummi sedih," jawab ummi nya sambil menyeka air mata di sudut matanya tanpa diketahui Syaqira.

"Kan harusnya Ummi sedih gitu mau ditinggal Sya," ujar Syaqira.

"Dari dulu juga Ummi udah sering ditinggal kamu kok Sya," jawab ummi nya sambil terkekeh.

"Ah, Ummi ini kan beda," jawab Syaqira.

"Ekhem." Terdengar deheman dari arah pintu, dan Syaqira segera melepas pelukannya dan berganti memeluk sang abi.

"Loh, anak Abi kenapa? Nanti make up nya luntur loh," ujar Abinya sambil mengelus punggung Syaqira yang sedang menangis dalam pelukannya.

"Abi ..." gumam Syaqira.

"Sekarang kamu sudah jadi istri orang, dan tanggung jawab abi pun sudah berpindah pada suamimu. Syurga mu sekarang ada pada suami dan ingat jadi istri yang baik, yang nurut sama suami. Kamu harus mencontoh Ummi kamu," ucap abinya menasihati Syaqira.

Syaqira yang mendengar ucapannya abinya manggut-manggut dalam pelukan abi nya sambil tetap menitikan air mata.

"Udah, jangan nangis Aya. Lihat siapa yang ada dibelakang Abi," ucap abi nya.

Syaqira segera melepaskan pelukannya dan menghapus sisa air matanya. Ia segera menengokkan kepalanya ke belakang abinya. Dan disana sudah ada ibu dan ayahnya Dane, lebih tepatnya ibu dan ayah mertuanya. Di sana juga sudah ada Dane yang digandeng oleh adiknya Ashilla dan oleh adiknya Syaqira yaitu Keyla.

Syaqira segera menghampiri mereka dan mencium tangan ayah mertuanya, ayah mertuanya itu hanya mengelus kepala Syaqira. Lalu ia berpindah ke ibu mertuanya dan langsung disambut dengan pelukan hangat oleh ibu mertuanya.

"Ibu senang kamu jadi mantu ibu," ujar ibu mertuanya sambil berbisik.

Syaqira hanya bisa tersenyum.

"Suaminya dilupain," ujar Dane menggoda Syaqira.

Syaqira yang mendengarnya pun langsung salah tingkah. Ia tidak tahu sejak kapan Dane bersikap blak-blakan di depan banyak orang.

Syaqira pun menghampiri Dane dan langsung mencium tangannya. Tanpa disangka-sangka Dane mencium kening Syaqira dan itu membuat heboh kedua adiknya.

Dane pun berbisik "Terima kasih."

Syaqira yang mendengar itu langsung menunduk sambil menahan senyum.

"Cie ... Pipinya merah," goda Keyla dan hanya mendapat tatapan tajam dari Syaqira.

"Sudah, mari sekarang kita ke bawah. Kalian harus menandatangani berkas pernikahannya," ajak abi Syaqira dan mereka pun melangkahkan kaki nya mengikuti para orang tua.

***

Sekarang Dane hanya berdua dengan Syaqira.

"Kia ..." panggil Dane.

"Apa?" tanya Syaqira ketus.

"Galak amat sih jadi istri. Durhaka loh," ucap Dane sambil tersenyum geli.

"Bodo amat," jawab Syaqira.

"Kenapa sih jutek amat. Lagi PMS ya?" tanya Dane.

"Kamu itu bikin aku tambah kesel deh Khana," ujar Syaqira.

"Yaudah maaf," ucap Dane. Ketika mereka sedang mengadakan sesi foto, tanpa sengaja Dane menumpahkan minuman yang di pegangnya ke kebaya Syaqira. Dan akhirnya sesi foto pun dihentikan karena Syaqira amat malas jika harus mengganti kostumnya.

"Terserah! Kamu itu selalu saja bikin aku kesal," ujar Syaqira sambil berdiri.

Syaqira pun berjalan ke arah jendela dan memandang keluar sambil bersidekap dada. Tiba-tiba Dane memeluknya dari belakang.

"Kha ... Khana, apa yang kamu lakukan?" tanya Syaqira sambil gugup.

"Biar kamu gak kesal lagi sama aku," jawab Dane sambil menyandarkan kepalanya di bahu Syaqira.

"A ... aku mau ke toilet dulu," ucap Syaqira.

"Sebentar saja Istriku," ujar Dane sambil tersenyum dan memiringkan kepalanya hingga Syaqira bisa merasakan hembusan napasnya.

Tiba-tiba Syaqira menyikut Dane yang sedang memeluknya.

"Aww ..." Ringis Dane.

"Makanya bilang lepasin juga bandel amat sih," ujar Syaqira.

"Hari pertama aku udah dapat KDRT," ucap Dane dengan dramatis.

"Lebay!" ujar Syaqira sambil buru-buru pergi dan masuk ke kamar mandi.

Aku menutup pintu kamar mandi dan segera menyandarkan tubuhku pada pintu kamar mandi. Aku benar-benar kaget dengan perlakuan Khana tadi. Walaupun semingu ini hubungan kami sudah layaknya pasangan pada umumnya, tapi tetap saja aku masih merasa canggung. Ini pertama kalinya Khana memelukku.

Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan sekarang, keluar dari kamar aku yakin aku tidak akan bisa menyembunyikan kegugupanku dari Khana, tapi berada di kamar mandi? Mungkin aku bisa mati bosan di sini.

Tok ... Tok ... Tok ...

"Kia, kau tidak apa?" Suara Khana dari luar kamar.

"Tidak, aku sedang membasuh wajahku dulu," Bohongku.

"Kau mau ikut ke bawah? Aku mau menemui eyang dulu" ucapnya..

"Duluan lah, nanti aku menyusul," jawabku.

Aku mengucapkan syukur dalam hati bahwa Dane telah keluar dari kamar. Setidaknya aku tidak perlu gugup lagi sekarang. Asal kalian tahu, saat aku gugup, aku benar-benar terlihat seperti orang bodoh!

Aku membuka pintu kamar, dan kalian tahu apa yang ada dihadapanku sekarang? Di hadapanku telah berdiri Dane Khana Balla. Aku benar-benar kaget dan sekarang pasti muka ku pucat sekali.

"Kau kaget?" tanyanya sambil menyungging kan senyum nya.

"Bukannya tadi kau akan ke bawah Khana?" tanyaku.

"Benar. Tapi aku rasa tidak baik jika aku pergi sendiri. Jadi aku menunggumu," ucapnya santai.

"Kenapa kau tidak memberitahu ku dulu?" tanyaku kesal.

"Karena aku tahu, kau tidak akan keluar sebelum aku pergi," ujarnya sambil tersenyum geli.

"So tahu banget sih," ucapku dengan nada sinis.

"Tadi kan sudah aku bilang, aku sedang membersihkan wajahku dulu," lanjutku.

"Kau membersihkan wajah dengan apa? Dari tadi aku tidak mendengar suara air," ucapnya dengan nada mengejek.

Dan kalian tahu, sekarang wajahku telah memerah mendengar ucapannya. Aku merutuki kebodohanku sendiri yang berdiam diri di kamar mandi tanpa membunyikan air.

"Kau malu ya Ny. Syaqira Adzkiatunnisa Balla?" tanyanya sambil mencolek daguku.

"Hei, sembarangan pegang-pegang", ujarku yang berniat hendak memukulnya, tapi dia sudah kabur duluan.

"Aku tunggu di bawah Nyonya," ucapnya menampakkan wajah dari balik pintu.

Aku hanya medengkus kesal, katanya tidak baik ke bawah sendiri, tapi lihat sekarang ia malah pergi meninggalkanku.

Setelah dia pergi, aku duduk di pinggiran ranjang dan tersenyum sendiri. Bagaimanapun kekesalanku padanya itu tidak akan bertahan lama, dan hatiku menghangat ketika dia menyebutkan Ny. Syaqira Adzkiatunnisa Balla. Aku benar-benar menyadari bahwa sekarang aku dan dia benar-benar sudah terikat. Aku berjanji, apapun yang terjadi aku akan selalu berada di sampingnya.






Hai aku balik lagi setelah sekian lama.. (emang ada yang nunggu)

maklum lah anak sekolah kan tidak bisa lepas dari tugas, jadi nulisnya keteteran.

BTW, itu Kia baru akad ya, resepsinya belum :)

Happy Reading All..

dan jangan lupa kasih komentar sama Vote nya ya..

Tunggu 2K (Kia&Khana) di Part selanjutnya ya..



Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro