Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bagian 7 - Luther manuela

Rent a car Mosenes, aku menatap plang besar tempat penyewaan mobil ini. Rasanya aku sudah sangat tidak sabar untuk segera memenuhi syarat petualanganku, lalu kembali pulang ke Praha.

Siapa yang menyangka kalau aku akan mendapatkan teman sebanyak ini. Setelah bertemu Samuel dan Bisma, kini empat orang itu juga ikut bergabung bersama kami. Kukira sebelumnya aku akan benar-benar sendirian di negara ini.

Semua orang tercengang saat melihat barang-barang yang kumasukan kedalam mobil begitu banyak. Jangan heran, aku sangat merasa bahagia luar biasa saat mereka menyatakan setuju bergabung denganku dan kedua orang yang kutemui di kedai kopi dekat bandara. Karena itu, aku pun menyiapkan kebutuhan mereka juga.

"Kamu ini mau pindahan atau apa?" tanya pria yang kutahu bernama Reylan itu.

"Aku menyiapkan ini untuk kita semua. Bagaimana? Keren kan?" ujarku seraya memamerkan tabung oksigen yang kini tengah ku pegang.

"Untuk apa kamu menyiapkannya untuk kami? Memangnya kita memiliki rencana liburan bersama?" Pertanyaan itu datang dari kekasih Reylan. Penampilannya begitu mencolok seperti seorang selebritis.

"Apa kamu yakin tidak ingin ikut dengan kami?" Bisma berujar sambil memasukan daging sapi panggang ke dalam mulutnya. Ya, kulihat dia terus-menerus makan sendari tadi.

Kristin terlihat tidak setuju, entah apa yang Reylan katakan padanya. Mereka tengah berdebat dengan suara pelan kali ini. Sedangkan dua muda-mudi asal Yunani itu tidak mengeluarkan suara sedikitpun, mungkin merasa lelah karena perjalanan jauh, atau memang tidak berniat untuk mengobrol sama sekali.

Aku mengambil kursi kemudi setelah semua barang telah selesai dimasukan ke dalam, sisanya diikat di atas mobil. Mobil yang kita sewa sejenis renault trafic yang bisa dikatakan cukup nyaman untuk ditempati 7 orang, karena kapasitasnya memang 8-9 orang. Tidak lupa dilengkapi dengan ban khusus musim dingin. Setelah semua selesai, kamipun melaju menuju jalur E10.

"Memangnya kalian bertiga akan pergi kemana?" tanya Alex, akhirnya pria itu membuka suara juga.

"Kita akan pergi ke Laupstad, untuk mendaki Gunung Higravstinden!" ceplos Bisma dengan santainya.

"Apa?"

"Apa?!"

"Ha?!!!"

Keempat orang itu terkejut bukan main.

"Aku ikut!" ujar Shea begitu antusias, gadis yang sendari tadi hanya diam sambil menyenderkan kepalanya ke dekat jendela, kini duduk tegak sambil menyembulkan kepalanya ke depan pada celah kursi bagian tengah.

"Are you joke? Stupid!!!" maki Kristin.

"Bisma! Kita sudah sepakat tidak membicarakan hal ini!" tegur Sam. "Untuk kalian berempat, tolong jangan laporkan pendakian ilegal kami. Kalian tidak perlu ikut, kita bisa turun di tempat yang dekat dengan pegunungan itu, lalu kalian bisa pergi dan bawa mobil ini. Bagaimana?"

"Tapi aku akan ikut, Kak Sam. Bagaimana?"

"Shea.... "

"Shut up! Alex. Kamu bisa pergi jika tidak ingin ikut!"

"Bukan begitu tapi-"

"Apa itu untuk Borealis?" tanya Reylan. Pria itu tepat sasaran. Aku dan Bisma mengangguk membenarkan.

Jujur saja, aku perlu fokus untuk mengendarai mobil ini. Selain jalanan yang masih beku dan baru siap mencair menjadi larutan es serut bercampur debu, jarak pandang yang dapat dijangkau juga tidak terlalu baik. Kabut sedang mendominasi lokasi ini. Meskipun jam sudah menunjukan pukul 8 pagi, nampaknya matahari belum berniat muncul di negara ujung Utara Eropa ini.

"Kita bisa ikut dengan mereka, Giselle." Reylan mencoba membujuk kekasihnya itu.

"Apakah disana akan terlihat bagus?" Kristin menatap kekasihnya dengan ragu, lalu mengedarkan pandangan dengan curiga pada kami.

"Tentu saja, itu akan jauh lebih bagus dari potret manapun. Benar begitu?" Reylan menatap ke arah Sam, Bisma lalu kepada Shea. Aku melirik dari kaca depan. Pria itu sekaan meminta jawaban untuk meyakinkan Kristin dari semua orang. Ternyata, mereka juga mencoba berburu Aurora sepertiku. Sebuah kebetulan yang terkesan unik.

Aku melihat ekspresi Sam tidak begitu tenang. "Begini, perjalanan kami bukan untuk main-main atau coba-coba. Aku, Bisma dan mungkin Luther, kita sudah mempersiapkan perjalanan ini sebelumnya. Meskipun aku baru bertemu dengan Luther, saat dia mengatakan akan mendaki untuk memburu Northern Light, disitu aku baru percaya kalau dia memang akan pergi kesana.

"Untuk kalian berempat, jangan gegabah. Aku tidak dapat menjamin keselamatan kalian. Ini ilegal! Oke dengarkan aku sekali lagi. Ini ilegal! Ini hal yang tidak benar-"

"Maaf menginterupsi! Kak Sam, tujuanku kemari adalah untuk mendaki! Kakak bisa cek isi tasku jika tidak percaya. Aku, pergi kesini sendiri! Tapi pria ini mengikutiku hingga kemari sejak dari bandara. Meskipun Kakak melarang. Aku... Shea, akan ikut dalam perjalanan ini!"

Aku sempat berpikir untuk mengajak mereka semua, tapi setelah mendengar ucapan Sam, semua ada benarnya. Akan sangat beresiko jika mengajak mereka ikut dalam perjalanan ini. Mengapa aku tidak berfikir sampai kesana, pantas saja Sam menyuruh Bisma untuk tidak membocorkan hal ini.

"Baik, Shea! Namamu Shea kan? Kalian dari Yunani. Apa kamu tahu perbedaan suhu Eropa Utara dengan Selatan? Apalagi kamu perempuan. Aku tidak dapat mengijinkanmu untuk ikut!"

"Kenapa? Kurasa gender tidak ada hubungannya dengan ini. Well! sebenarnya,jika kalian tidak mengijinkan pun, aku akan tetap berangkat. Sendiri pun aku bisa, tidak seharusnya Kakak menganggapku lemah seperti itu. Terkesan seperti--jika aku ikut, aku hanya akan menyusahkan!"

"Tidak begitu, Shea. Benar apa yang dikatakan Sam-" belum sempat Alex menyelesaikan kalimatnya, Shea sudah menyelanya lagi.

"Alex, sampai kapan kamu akan menggangguku? Aku bilang aku akan pergi sendiri sejak di pesawat kan. Kamu tahu aku memang hendak mendaki, meskipun ini akan menjadi yang terakhir. Aku tidak peduli. Aku akan tetap mendaki!"

Mengapa semua orang menjadi berdebat seperti ini.

"Kenapa kamu sangat berisik? Pergi saja jika bisa sendiri. Tidak perlu berdebat seperti itu. Kalau memang kamu pandai, berjalanlah sampai kutub utara sana!" Gadis selebritis itu menegur Shea.

"Kristin, jangan begitu!" Reylan mencoba menenangkan.

"Oh God, mengapa perjalan liburanku menjadi kacau seperti ini. Sudah kubilang lebih baik kita pergi berdua saja kan Rey, mereka benar-benar membosankan."

Cittt....

Mobil yang ku kendarai sedikit tergelincir. Keadaan menjadi hening seketika.

Kurasa kita semua membuat kesalahan. Seharusnya kita bisa berbincang lebih banyak sebelum berakhir dalam mobil ini. Kalau sudah terlanjur seperti ini, rumit jadinya.

"Shea, maaf. Aku tidak bermaksud demikian." Sam membuka suara.

"Ya, tenang saja. Aku tidak akan menyusahkan kalian." Baiklah, itu terdengar seperti kalimat forgiving dibarengi dengan no forgiveness.

"Okey, please stop all! Biarkan aku fokus mengemudi. Nanti kita cari tempat pemberhentian dan kita bicarakan soal itu disana."

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro