CHAPTER 53
"Maaf Sooyun aku tidak memberi tahumu jika mau datang kesini, kau pasti terkejut." Jaehyun terkekeh. "Perkenalkan, ini istriku Victoria," ucap Jaehyun. Wanita bernama Victoria itu mengulurkan tangannya ke arah Sooyun yang dibuat semakin terkejut dengan perkataan Jaehyun.
Saking terkejutnya Sooyun hanya diam dengan tatapan kosong tanpa menerima uluran tangan Victoria. Victoria melirik Jaehyun karena Sooyun tak kunjung menjabat tangannya. Jaehyun mengangguk ke arah sang istri. "Sooyun-ah?" Jaehyun melambaikan tangannya di depan wajah Sooyun.
Seketika Sooyun terkesiap dan segera menjabat tangan Victoria dengan senyum canggungnya. "Sooyun," balas Sooyun lalu melepaskan jabatan tangan mereka.
Setelah itu suasana kembali sunyi. Sooyun hanya diam masih dengan perasaan terkejutnya. Sooyun sudah 5 tahun berteman dengan Jaehyun dan Sooyun kenal betul seorang Jaehyun yang sangat sulit mendekati wanita tapi sekarang Sooyun melihat Jaehyun yang tiba-tiba muncul di hadapannya dengan membawa seorang istri tentu saja itu membuat Sooyun sangat terkejut.
"Kau tidak mengajak kami masuk?" ujar Jaehyun yang lagi-lagi membuyarkan lamunan Sooyun. Wanita itu memukul dahinya pelan dan segera membuka pintu apartemennya lalu mengajak tamunya masuk.
"Silahkan duduk, kalian mau minum apa?"
Jaehyun tertawa mendengar ucapan Sooyun. Mereka baru berpisah beberapa bulan tapi Sooyun terlihat sangat canggung saat berbicara dengan Jaehyun.
"Duduklah Sooyun! Biar aku ambil sendiri." Jaehyun melangkahkan kakinya tapi Victoria langsung mencegahnya. "Jae, kita tamu," ujar Victoria.
"Tidak apa-apa, di sini sudah seperti rumahnya juga," kata Sooyun lalu duduk mendampingi Victoria.
Sooyun tidak bisa memulai percakapan dengan Victoria. Jujur dia merasa sangat canggung saat bertemu dengan orang baru. Mungkin ini efek dari Sooyun yang sudah mengurung diri beberapa tahun belakangan. Wanita bernama Victoria itu juga hanya diam dan sesekali melemparkan senyuman pada Sooyun. Kecanggungan di antara keduanya berakhir saat Jaehyun datang membawa 3 gelas minuman coklat.
"Aku sudah tahu tentang kasus Jungkook," ujar Jaehyun seraya mendudukkan tubuhnya di samping sang istri.
Sooyun membulatkan matanya. "Beritanya sampai ke sana?"
"Tidak, selama disana aku masih membaca berita yang terjadi di sini. Aku sangat terkejut saat mendengarnya dan ingin langsung kesini tapi pekerjaanku tidak bisa ku tinggal. Bagaimana ini bisa terjadi?"
"Semuanya terjadi di luar kendaliku." Sooyun tersenyum kecut dan tertunduk.
"Semuanya akan baik-baik saja." Jaehyun mengusap kepala Sooyun pelan. Bukannya semakin tenang, Sooyun malah menangis. Wanita itu menutup wajahnya dengan kedua tangan dan menangis sejadi-jadinya. Entah kenapa dia tiba-tiba merasa serapuh ini.
Jaehyun langsung menarik Sooyun dalam pelukannya. Dia mengusap kepala Sooyun dan menenangkan wanita yang sudah dia anggap seperti adiknya itu. Sang istri yang juga melihat Sooyun menangis ikut mengusap punggung Sooyun. Sebenarnya Victoria tidak tahu apa yang terjadi karena Jaehyun tidak pernah menceritakan tentang kehidupan Sooyun padanya.
"Ah, maaf. Aku malah menangis begini." Sooyun segera mengusap air mata di pipinya dan memasang wajah yang dibuat seceria mungkin, meskipun kesedihan masih terpancar dengan jelas di matanya.
"Tidak apa, menangis bisa membuatmu lebih baik," ujar Victoria.
"Lalu apa rencanaku sekarang?" tanya Jaehyun saat Sooyun mulai tenang.
"Aku dan Boy masih berusaha untuk membebaskan Jungkook."
"Boy? Laki-laki itu kembali?"
Jaehyun memang sempat bertemu dengan Boy dan dia juga tahu kalau Boy sering menyatakan perasaannya pada Sooyun.
"Iya, dia tidak sengaja mendengar percakapanku dengan appa jadi dia tahu tentang masalahku dan sekarang dia membantuku. Oh ya sudah berapa lama kalian menikah? Ya! Kenapa kau tidak mengundangku!" Sooyun memukul lengan Jaehyun pelan dan membuat keduanya tertawa. Sooyun sengaja mengganti topik pembicaraan mereka karena dia takut akan kembali menangis.
"Kami baru menikah berjalan 2 bulan. Kau jangan salah faham dulu, aku bukan bermaksud tidak mengundangmu. Aku sudah mencoba menghubungi semua akun media sosialmu tapi kau tidak membalasnya," jelas Jaehyun.
"Ah, emailku bermasalah jadi aku tidak bisa mengakses akun media sosialku. Tapi kan kau punya nomor ponselku." Sooyun mengerutkan dahinya.
"Ponselku hilang dan aku kehilangan semua kontak teman-temanku yang ada di sini."
"Kami menikah di Canada dan pernikahan kami terjadi begitu cepat," sambung Victoria.
Jaehyun mengangguk. "Iya, kami menyiapkan pernikahan selama 3 hari dan hanya dihadiri keluarga terdekat," imbuh Jaehyun.
"Kenapa sangat buru-buru dan ya kenapa kalian menikah di Canada?"
"Kami menikah di Canada karena Victoria adalah orang Canada dan kami buru-buru menikah karena ibuku. Kau tahu ibuku kan? Dia selalu memikirkan tentang hari baik." Jaehyun memutar bola matanya jengah. Mendengar ucapan Jaehyun sontak membuat Sooyun tertawa. Jaehyun sering bercerita tentang ibunya yang selalu mengaitkan sesuatu dengan hari baik.
"Bagaimana kalian bisa bertemu?"
"Kita bertemu di bandara dan setelah 2 minggu berkenalan kita memutuskan untuk menikah," jelas Jaehyun. Sooyun semakin heran dengan kisah percintaan Jaehyun yang serba cepat itu.
"Sooyun, bicara masalah Jungkook-"
"Tolong jangan bahas itu dulu, aku tidak mau menangis lagi," sela Sooyun.
"Bukan, bukan masalah itu. Tapi aku mau memberi tahumu kalau istriku ternyata mengenal Jungkook."
"Oh ya?" Mata Sooyun langsung melebar.
"Iya, Jungkook adalah sahabat dari istri mantan suamiku," jelas Victoria. Wanita itu sangat ramah terlihat dari sikapnya yang selalu tersenyum saat selesai bicara.
Sooyun mengerutkan alisnya berusaha mencerna ucapan Victoria. "Sebentar, Jungkook adalah sahabat dari istri mantan suamimu. Sahabat? Sheyra?"
"Ah iya, aku adalah mantan istri Taehyung."
Mata Sooyun semakin melebar dengan mulut terbuka setelah mendengar pernyataan dari Victoria.
"Tolong kondisikan wajahmu." Jaehyun menutup wajah Sooyun dengan telapak tangannya. Perbuatannya seketika membuat Victoria tertawa.
"Maaf, aku sangat terkejut. Aku tahu kisah Taehyung, Sheyra dan Jungkook. Tapi aku tidak tahu kalau kau adalah mantan istrinya Taehyung. Oh iya? Berarti kau adalah ibu kandungnya Jhinwan?"
"Iya." Victoria mengangguk.
"Kau sangat beruntung punya anak setampan dan sepintar Jhinwan. Aku bertemu dengannya sekali tapi aku sangat menyukainya."
"Iya, dia memang sangat menarik," kata Victoria seraya mengutip kata "menarik" dengan jarinya.
"Aku sampai lupa bertanya tentang tujuan kalian datang kesini."
"Aku hanya mengantar istriku sekalian aku ingin melihat keadaanmu."
"Mengantar Victoria?"
"Dia ini juga desainer sama sepertimu. Victoria ikut serta dalam acara pergaan busana di sini dan besok dia akan menghadiri acara itu," jelas Jaehyun. Benar-benar seperti kebetulan. Sooyun merasa senang saat tahu istri Jaehyun juga seorang desainer.
"Jika kau mau kau bisa datang bersamaku, aku akan sangat senang jika kau ikut," ajak Victoria dengan wajah ceria nya.
Senyuman Sooyun seketika memudar. Walaupun dia sudah lama menjadi desainer tapi dia belum pernah menghadiri acara peragaan busana sama sekali. Traumanya membuat karirnya juga terhambat. Dia takut jika tidak bisa menahan rasa takutnya karena dalam acara pergaan busana tentunya akan ada banyak orang dan tidak ada batas antara pria dan wanita.
"Lihat besok saja ya. Kalian berencana akan menginap dimana? Kalian jangan salah paham ya, aku bertanya begitu bukan bermaksud tidak mengizinkan kalian menginap di sini tapi apartemenku hanya punya satu kamar karena satu ruangan lagi aku gunakan sebagai ruang kerjaku."
"Awalnya aku ingin menyewa kamar hotel tapi melihatmu yang sendirian di sini lebih baik jika istriku bisa menemanimu kan? Aku bisa tidur di ruang tengah."
"Ruang tengah? Jangan Jaehyun!"
"Tidak apa! Lebih baik kalian sekarang istirahat saja." Jaehyun bangkit dan meraih koper kecil yang dibawanya.
"Tapi-"
"Aku tidak mendengarmu." Jaehyun menutup telinga kanannya dengan satu tangan untuk berpura-pura tidak mendengar Sooyun.
Sooyun hanya menghela napasnya lalu mengajak Victoria pergi ke kamarnya. Setelah mempersilahkan Victoria untuk masuk ke kamarnya,Sooyun langsung pergi ke kamar mandi.
Victoria meletakkan koper miliknya di samping lemari lalu dia duduk di sofa seraya menunggu Sooyun selesai mandi. Saat tengah bersandar di sofa ada sebuah buku di atas meja yang menarik perhatian Victoria. Buku itu tidak terlihat seperti buku catatan melainkan seperti buku gambar. Perlahan Victoria membuka buku bersampul coklat tua itu dan benar saja, buku itu berisi gambar desain buatan Sooyun.
"Ah, jangan dilihat! Gambaranku masih amatir," ujar Sooyun saat keluar dari kamar mandi.
"Desainmu sangat bagus, apa kau pernah membuat acara peragaan busana sendiri?" tanya Victoria yang tidak menghiraukan ucapan Sooyun. Dia tetap saja membalik halaman demi halaman buku itu.
"Belum pernah." Sooyun tersenyum kikuk lalu pergi ke arah meja rias untuk menyisir rambutnya.
"Kau bahkan bisa go international dengan karya sebagus ini. Kenapa kau tidak mencobanya?"
"Mencoba apa?"
"Membuat acara peragaan busana sendiri."
"Ah, tidak."
"Kenapa?"
"Apa Jaehyun tidak bercerita tentang keadaanku?"
Victoria menggeleng. Ternyata Jaehyun menyimpan rahasia kehidupan Sooyun bahkan dia tidak bercerita apapun pada istrinya.
"Nanti aku akan ceritakan semuanya padamu, sekarang aku akan menyiapkan makan malam dan kau mandi dulu saja ya?" Sooyun mengusap lengan Victoria lalu dia keluar dari kamar.
Makan malam berjalan dengan lancar. Setelah menghabiskan waktu di ruang tengah mereka memutuskan untuk beristirahat. Seperti janji Sooyun tadi, dia bercerita secara rinci tentang masalah hidupnya kepada Victoria. Sooyun bercerita tentang traumanya bahkan dia juga menceritakan tentang dendam dan rencana balas dendamnya pada Jungkook. Awalnya Victoria benar-benar merasa tidak percaya kalau Sooyun punya rencana jahat dibalik pernikahannya dengan Jungkook. Tapi sekarang dia tahu kalau rasa benci Sooyun sudah tergantikan dengan cinta.
"Aku yakin semua akan baik-baik saja. Kau percaya kekuatan cinta kan?"
Sooyun hanya tersenyum, dia tidak tahu harus menjawab apa.
"Kalian saling mencintai jadi semuanya pasti baik-baik saja." Victoria mengusap punggung Sooyun dan tanpa diduga Sooyun malah menarik Victoria ke dalam pelukannya. Dia merasa sangat nyaman saat berbicara dengan wanita yang baru dikenalnya ini. Victoria dan Jaehyun sama-sama pendengar yang baik. Saat di tengah pelukan mereka Victoria tiba-tiba mual dan segera berlari ke arah kamar mandi.
"Kau sakit?" tanya Sooyun panik.
"Tidak, ini mungkin karena-" Victoria mengusap perutnya yang terlihat datar. Sooyun langsung mengerti maksud Victoria dan merasa sangat terkejut sekaligus senang.
"Kau hamil?"
Hanya anggukan yang diberikan Victoria. Sooyun tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya. Dia langsung meraih tangan Victoria dan menari kegirangan.
"Ada apa?"
"Aku juga hamil," kata Sooyun yang seketika membuat Victoria juga kegirangan.
"Berapa usia kandunganmu?" tanya Victoria.
"Masuk bulan ke 3, kau sendiri?"
"Masuk bulan ke 2. Akhh ... membayangkannya saja membuatku merasa tidak sabar," ujar Victoria. Sooyun mengangguk antusias.
"Lebih baik sekarang kita istirahat ya? Besok kan kau ada acara." Sooyun menggandeng Victoria ke arah tempat tidur dan mereka langsung istirahat. Untuk pertama kalinya Sooyun bisa sedekat ini dengan seorang perempuan. Waktu itu memang Sooyun sempat bertemu dengan Sheyra tapi itu hanya pertemuan singkat dan mereka tidak sempat mengobrol banyak.
Sooyun terbangun dan sudah tidak menemukan Victoria di sampingnya. Sepertinya wanita itu sedang mandi karena Sooyun mendengar suara gemericik air dari arah kamar mandi. Sooyun bergerak turun dari tempat tidur dan membuka semua tirai di kamarnya.
"Kau sudah bangun."
Suara Victoria yang baru keluar dari kamar mandi sedikit mengejutkan Sooyun.
"Kau ikut denganku ya?" lanjut Victoria seraya berjalan mendekati kopernya untuk mengambil pakaian dan peralatan make up nya.
"Aku-"
"Oh iya, itu tadi bukan tawaran tapi perintah dan tidak bisa ditolak," imbuh Victoria yang disusul dengan kekehan dan Sooyunpun hanya bisa menurut.
"Kalau begitu aku akan mandi." Sooyun mengambil baju mandi di lemari nya dan segera bergegas mandi.
Setelah mereka berdua siap, mereka langsung menyiapkan sarapan bersama di dapur sedangkan Jaehyun masih mandi.
Entah kenapa hari ini Sooyun ingin sekali makan sereal dan minum susu pisang. Itu adalah menu favorit Jungkook. Sooyun bahkan sering mengolok laki-laki itu karena makanan ini. Tapi sekarang Sooyun malah ingin sekali memakannya.
"Sejak kapan kau makan sereal saat sarapan?" Jaehyun terkekeh.
"Sebenarnya ini adalah menu favorit Jungkook saat sarapan." Sooyun tersenyum tipis lalu memasukkan sesendok sereal ke mulutnya.
"Sepertinya baby Jeon sedang merindukan ayahnya," celetuk Victoria yang seketika membuat Jaehyun kebingungan.
"Baby Jeon?"
"Iya, ternyata Sooyun sedang hamil dan sudah masuk bulan ke 3," jelas Victoria dengan wajah senangnya.
"Jadi anak kita nanti akan seumuran?" Jaehyun tampak terkejut sekaligus senang. Kedua wanita itupun mengangguk antusias.
Setelah percakapan berakhir mereka memulai sarapan pagi dengan tenang. Untuk sejenak Sooyun merasa tidak kesepian lagi saat ada Jaehyun dan Victoria di apartemennya tapi saat mereka pulang Sooyun pasti akan kembali kesepian.
Mereka semua sudah siap untuk pergi ke acara peragaan busana tapi saat sudah berada di mobil, Jaehyun tiba-tiba mendapatkan kabar kalau salah satu pasiennya sedang kambuh. Mau tidak mau Jaehyun harus segera kembali ke Oxford dan meninggalkan istrinya dan Sooyun. Itu sudah menjadi konsekuensi pekerjaan Jaehyun jadi Victoria pun tidak bisa mencegahnya pergi. Untung saja masih ada Sooyun yang bisa menemaninya.
Sebelum keluar dari mobilnya, Sooyun memakai masker dan kaca mata hitam untuk menutupi identitasnya.
"Bukannya kau sudah sembuh, kenapa kau masih menutupi wajahmu?" tanya Victoria.
"Aku memang sudah sembuh, tapi karena kasus Jungkook aku sudah tidak bisa lagi menunjukkan wajahku."
Victoria mengerti perasaan Sooyun. Hal yang dilakukan Sooyun juga ada benarnya, untuk sekarang menutupi identitasnya seperti ini mungkin akan lebih baik dan membuatnya merasa lebih nyaman.
Acara peragaan busana itu berlangsung selama 3 jam. Sooyun sangat menikmati acaranya karena ini adalah kali pertama bagi Sooyun melihat acara peragaan busana secara langsung. Keinginannya untuk menjadi desainer sukses seperti Victoria sempat terbesit di benaknya tapi mengingat masalah hidupnya membuat semua keinginan itu seketika lenyap.
"Kau menyukai acaranya?" tanya Victoria saat keduanya tengah makan siang di sebuah restoran di dekat apartemen Sooyun. Anggukan antusias Sooyun menunjukkan dia sangat menyukai acara itu.
"Jujur aku sangat tertarik dengan desain buatan mu, bagaimana kalau aku beli baju-baju buatanmu? Aku punya sebuah butik di Canada dan aku berencana menjualnya di sana," ujar Victoria.
"Di Canada?"
Victoria mengangguk.
"Ah, tidak perlu."
"Kenapa tidak? Kita bisa menjadi rekan bisnis kan? Ayolah!" Victoria menggenggam tangan Sooyun dan memasang wajah memaksanya.
"Baiklah, tapi sekarang aku masih bekerja di sebuah perusahaan. Nanti aku akan menghubungimu untuk informasi lebih lanjut." Ucapan Sooyun langsung dibalas anggukan oleh Victoria.
Sooyun dan Victoria langsung kembali ke apartemen setelah selesai makan siang. Saat tiba di lobi, Sooyun dipanggil oleh penjaga lobi. Penjaga itu memberikan sebuah map pada Sooyun. Katanya ada seorang kurir yang ingin mengantar map ini untuk Sooyun tapi karena tidak ada orang, kurir itu menitipkan nya pada penjaga lobi.
Sesampainya di apartemen Sooyun langsung membuka map itu. Saat membaca baris pertama berkas itu jantung Sooyun langsung berdebar. Ternyata surat itu berasal dari pengadilan dan membuat perasaan Sooyun tidak enak.
Sooyun menguatkan dirinya untuk membaca kelanjutan berkas itu. Matanya bergerak perlahan membaca kata demi data yang semakin membuat dadanya sesak dan detak jantung Sooyun seketika berhenti saat mengetahui kalau surat itu adalah surat gugatan cerai dari Jungkook.
Annyeong🙌🙌
Next gak nih?
Jangan lupa vote and comment ya 😊
I Purple U 💜
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro