Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

CHAPTER 50

Dua minggu kemudian ...

Pagi ini untuk pertama kalinya Jungkook tidak mengalami mual saat bangun dari tidurnya. Jungkook yang biasanya harus terbangun di pagi buta, hari ini bisa tidur nyaman tanpa gangguan.

"Kau tidak mual lagi?" Sooyun terkekeh saat melihat wajah Jungkook yang kebingungan. Dengan punggung bersandar pada tempat tidur Jungkook masih merasa heran karena tidak biasanya perutnya seperti ini. Mual sudah menjadi rutinitasnya selama sebulan belakangan, tentu itu membuat Jungkook merasa ada yang hilang dari dirinya.

"Mungkin karena anak kita sudah besar, jadi dia tidak mau lagi merepotkan appanya," ujar Sooyun seraya turun dari tempat tidur dan pergi ke kamar mandi. Jungkook hanya diam lalu kembali berbaring dan menarik selimut hingga menutupi tubuhnya. Dia sangat menikmati pagi hari yang damai ini.

Keluar dari kamar mandi, Sooyun menemukan Jungkook yang masih membalut tubuhnya dengan selimut. Sooyun hanya melewatinya dan berjalan ke arah meja rias. Tangan Sooyun meraih ponselnya dan mengetikkan pesan untuk seseorang sebelum mulai merias diri.

Hari ini Sooyun akan disibukkan untuk persiapan kejutan ulang tahun Jungkook. Laki-laki itu berulang tahun besok dan rencananya Sooyun akan memberikan kejutan malam ini. Sooyun hanya memoles wajahnya dengan make up tipis seperti biasa lalu dia segera membangunkan Jungkook.

Sooyun berjongkok di samping Jungkook. Perlahan dia membuka selimut yang menutupi kepala Jungkook dan mengusap rambut suaminya itu. "Jungkookie, kau tidak mau bangun hm?" bisik Sooyun. Laki-laki itu hanya menggeliat tanpa suara.

"Cepatlah bangun, pekerjaanmu sedang menunggu," lanjut Sooyun lalu mencium kening Jungkook lama. Dia bangkit setelah melihat Jungkook menurunkan selimutnya lalu pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan.

Sooyun hanya menyiapkan serealia untuk Jungkook dan roti isi untuk dirinya. Tidak lupa segelas susu pisang milik Jungkook yang menjadi menu wajib juga Sooyun siapkan di atas meja. Selera Jungkook tetap sama walaupun setelah ini dia akan menjadi seorang ayah.

"Selamat pagi, istriku." Jungkook mencium pipi Sooyun kilat lalu beralih duduk di kursinya.

"Tumben," celetuk Sooyun setelah meminum sedikit susu coklatnya.

"Apanya?"

"Sapaan mu pagi ini, tidak biasanya begitu," kata Sooyun lalu memulai sarapannya.

"Jika tidak suka, mulai besok aku tidak akan mengatakannya lagi," balas Jungkook dengan wajah santainya. Sooyun yang mendengar ucapan Jungkook hanya tertawa tanpa berniat membalas ucapan suaminya itu.

Jungkook meneguk segelas susu pisangnya hingga tak bersisa setelah menghabiskan semangkuk sereal. Lelaki itu merapikan jasnya dan meraih tas kerja yang berada di kursi. Seperti biasa dia mencium kening Sooyun sebelum berangkat bekerja. Tapi kali ini dia juga berjongkok di samping Sooyun. Dia mengelus perut istrinya itu dan berkata, "Appa berangkat ya? Tolong jaga eomma dengan baik! Appa menyayangimu." Jungkook mencium perut Sooyun kilat lalu kembali berdiri.

"Ada apa?" tanya Sooyun.

"Maksudnya?"

"Tidak biasanya kau seperti ini," kata Sooyun seraya berdiri menghadap Jungkook.

"Aku hanya ingin." Jungkook tertawa seraya mengacak rambut Sooyun pelan. "Aku mencintaimu," lanjut Jungkook.

"Kau aneh." Sooyun menarik hidung Jungkook dan laki-laki itu malah terkekeh.

"Aku berangkat ya." Jungkook mencium kening Sooyun lama sebelum beranjak pergi.

"Aku sangat mencintaimu," kata Sooyun saat Jungkook baru saja berjalan 3 langkah. Jungkook menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Sooyun.

"Aku sangat sangat sangat mencintaimu," ulang Sooyun dengan wajah seriusnya. Jungkook yang mendengarnya tertawa. "Benarkah?" tanyanya pura-pura tidak percaya.

"Apa perlu aku bersumpah?" tanya Sooyun yang semakin membuat Jungkook tertawa. "Tidak perlu, aku sangat percaya padamu," jelas Jungkook lalu akhirnya berangkat ke kantor.

Setelah melihat Jungkook pergi, Sooyun segera bersiap untuk keluar rumah juga. Dia akan menemui Boy untuk membicarakan sesuatu. Tapi kali ini bukan untuk membahas masalah kasus pembunuhan ibunya. Melainkan membicarakan tentang kejutan ulang tahun untuk Jungkook.

Tidak lupa, Sooyun mematikan ponselnya agar Jungkook tidak bisa memantau kemana dia pergi. Sooyun yang sudah lama tidak menyetir sendiri hari ini pergi dengan mobilnya sendiri. Dengan kecepatan standar akhirnya Sooyun sampai di kantornya.

Tanpa membuang waktu Sooyun langsung menemui Boy di ruangannya. Dia sudah membuat janji dengan laki-laki itu untuk bertemu pagi ini. Sooyun mengetuk pintu ruangan Boy dan langsung membuka pintu itu setelah Boy mempersilahkannya masuk.

"Ada hal penting apa yang ingin kau bicarakan?" tanya Boy saat Sooyun sudah duduk di hadapannya.

"Aku mau membuat kejutan ulang tahun untuk Jungkook malam ini," jawab Sooyun.

"Dia ulang tahun hari ini?" Boy melebarkan matanya.

Sooyun menggeleng. "Tidak, dia ulang tahun besok. Tapi aku mau memberinya kejutan malam ini," jelas Sooyun.

"Oh, lalu apa yang bisa aku bantu?"

"Aku sudah mencoba untuk menyewa rooftop di apartemenku tapi mereka bilang sudah ada yang menyewanya. Jika kau mengizinkannya, aku mau menyewa rooftop kantor untuk menyiapkan kejutan buat Jungkook," jelas Sooyun.

"Kau ini bicara apa? Tentu saja aku mengizinkannya. Dan ya, kau boleh memakainya tanpa harus menyewa. Akhhh,  kau membuatku kesal saja. Kau seperti bicara dengan orang asing." Boy pura-pura kesal dengan mengacak rambutnya.

"Bukan begitu maksudku Boy" Sooyun buru-buru menggeleng.

"Iya iya aku mengerti, kau boleh memakai rooftop malam ini," ujar Boy seraya tertawa melihat wajah Sooyun yang tiba-tiba panik.

"Terima kasih Boy."

"Kau ini benar-benar seperti bicara dengan orang asing." Boy memicingkan matanya.

"Boy!"

Boy langsung tertawa melihat Sooyun yang memajukan bibirnya.

Setelah bicara dengan Boy, Sooyun langsung pergi menemui para anak buah yang dia tugaskan untuk menghias rooftop sore ini. Mereka bertemu di sebuah cafe dekat kantor Sooyun dan berbincang singkat tentang dekorasi seperti apa yang Sooyun inginkan. Setelah itu Sooyun langsung pulang ke apartemennya untuk menyiapkan beberapa kado untuk Jungkook.

Malam harinya, saat jam menunjukkan pukul 21.00 pm.  Sooyun segera keluar dari apartemennya. Kata Jungkook, malam ini dia akan pulang sedikit telat. Jadi, Sooyun bisa berangkat lebih lambat ke tempat yang sudah dia siapkan.

Sesuai keinginan Sooyun. Rooftop itu sudah dipenuhi dekorasi balon, lampu dan beberapa foto Jungkook yang Sooyun ambil secara diam-diam selama ini. Seraya menunggu waktu, Sooyun mengecek persiapan layar yang akan dia gunakan untuk menampilkan sesuatu saat Jungkook datang. Rencananya Sooyun juga akan mengajak Jungkook menonton film favorit laki-laki itu di sana sebagai penutup acara kejutan malam ini.

Untuk membuang rasa bosan, Sooyun memilih untuk menatap gedung - gedung pencakar langit dari atas sana. Semuanya terlihat indah karena dihiasi lampu dengan warna yang berbeda-beda. Sekejap, Sooyun bisa melupakan permasalahannya meski masalah itu rasanya terus menghantui Sooyun dan melekat di pikiran Sooyun. Intinya, Sooyun ingin malam ini dia bisa membuat Jungkook bahagia. Itu saja.

Jam sudah menunjukkan pukul 22.00 pm dan Sooyun mulai bosan memandangi gedung - gedung itu. Dia juga tidak bisa membuka ponselnya karena Jungkook pasti akan mengetahui keberadaan Sooyun saat Sooyun mengaktifkan ponselnya. Jadi Sooyun memilih untuk mendengarkan lagu dari mp3 tang dia bawa. Dia tahu, menunggu sampai tengah malam di Rooftop pasti akan membosankan jadi dia sengaja membawa mp3nya.

Karena terlalu rileks saat mendengarkan musik, Sooyun sampai ketiduran. Ditambah dengan angin malam yang bebas menerpa Sooyun, tentu itu membuat Sooyun semakin merasakan kantuk.

Sooyun terperanjat saat menyadari dirinya ketiduran. Dengan cepat dia melihat jam tangannya dan ternyata sudah pukul 23.40 KST. Akhirnya dia buru-buru menghidupkan ponselnya dan benar saja Jungkook sudah berkali-kali menghubunginya dan laki-laki itu juga mengirimkan banyak pesan yang menanyakan keberadaan Sooyun. Ini memang bagian dari rencana Sooyun.

Jadi, Sooyun sengaja membuat Jungkook mencarinya setelah mendekati jam 00.00 KST dia akan memberi tahu laki-laki itu tentang keberadaannya agar Jungkook datang ke tempat yang sudah Sooyun siapkan.

Setelah mengirimkan pesan kepada Jungkook. Sooyun mengecek semua panggilan yang tadi masuk ke ponselnya. Anehnya Boy juga menghubungi nya berkali-kali. Bukankah laki-laki itu sudah tahu kalau Sooyun sedang berada di rooftop tapi kenapa dia terus menghubungi Sooyun dan tidak datang kesana.

Saat Sooyun akan menghubungi Boy, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rooftop dengan keras. Sooyun yang terkejut langsung mendekati pintu dan membukanya. Ternyata yang datang adalah Boy. Wajahnya begitu panik membuat jantung Sooyun seketika berdebar.

"Ada apa Boy?" Tanya Sooyun panik.

"Kenapa kau sangat sulit dihubungi?" Boy terlihat sangat gusar.

"Aku sengaja mematikan ponselku agar Jungkook tidak bisa melacak ku, memangnya apa yang terjadi?" tanya Sooyun tidak sabaran.

Boy menyunggar rambutnya yang berantakan. "Jungkook-" dia menjeda ucapannya karena berat untuk mengatakannya tapi dia juga tidak bisa merahasiakanya dari Sooyun.

"Jungkook? Jungkook kenapa?" Sooyun semakin panik saat Boy menyebut nama Jungkook.

"Ayahmu menjebloskan Jungkook ke penjara."

Kaki Sooyun langsung terasa lemas. Dia jatuh terduduk dengan detak jantung yang terasa berhenti seketika. Tatapannya langsung berubah nanar dan perlahan air mata jatuh membasahi pipinya.

"Sooyun, kau harus kuat. Aku akan mengantarmu menemui Jungkook, ayo!" Boy berusaha membangunkan Sooyun tapi wanita itu tetap diam tidak bergerak.

Tanpa membuang waktu Boy menggendong Sooyun dan membawanya turun. Sebenarnya tadi Boy sudah menjemput Sooyun ke rooftop karena wanita itu tidak bisa dihubungi tapi Sooyun mengunci pintunya. Boy juga sudah mencoba mengetuk pintu tapi Sooyun tidak meresponnya. Akhirnya Boy pergi ke kantor polisi dulu untuk melihat keadaan Jungkook tapi sayangnya polisi belum mengizinkan siapapun menemui Jungkook karena sedang dilakukan proses penyelidikan. Jadi Boy kembali ke rooftop untuk menjemput Sooyun sekarang.

"Tenanglah! Semua akan baik-baik saja." Boy mengusap kepala Sooyun lalu masuk ke mobilnya dan pergi menuju kantor polisi.

"Kejadiannya jam berapa?" Suara Sooyun sangat lemah bahkan hampir seperti bisikan.

"Sekitar jam 11, aku melihat beritanya di tv. Jungkook ditangkap di parkiran apartemen kalian," jelas Boy.

Kepala Sooyun semakin berdenyut saat mendengar penjelasan Boy. Bagaimana bisa sang ayah mengambil keputusan bodoh tanpa membicarakannya dulu dengan Sooyun. Sejak awal Sooyun sangat takut hal ini terjadi, dia takut sang ayah akan berbuat nekat pada Jungkook.

"Kau bisa jalan kan?" tanya Boy saat membukakan pintu mobil untuk Sooyun. Wanita itu mengangguk lemah dan keluar dari mobil Boy. Untuk kesekian kalinya Sooyun menghapus air mata yang terus membasahi pipinya sebelum dia mulai berjalan.

Dengan posisi Jungkook sebagai pemilik perusahaan game terbesar di Paris, tentu saja banyak wartawan yang berkumpul di depan kantor polisi untuk meliput kasus ini. Boy menutup wajah Sooyun dengan jasnya agar wartawan tidak menyadari keberadaan Sooyun. Jika wartawan melihatnya, Sooyun bisa diserang dengan berbagai pertanyaan yang semakin membuatnya terpukul.

Sooyun duduk di sebuah kursi sendirian, menunggu Boy yang sedang bicara temannya agar bisa mempertemukan Sooyun dengan Jungkook. Pikiran Sooyun benar-benar kosong, jiwanya seolah sudah pergi meninggalkan ragamnya saat ini. Sangat sulit membayangkan apa yang akan dia katakan saat bertemu Jungkook nanti.

"Sooyun!" Boy membuyarkan lamunan Sooyun. Wanita itu langsung terperanjat dan berdiri.

"Kau bisa menemuinya 10 menit saja. Maaf tidak bisa lebih lama lagi karena seharusnya kau masih dilarang untuk menemuinya," jelas Boy. Sooyun hanya mengangguk lemah.

Dia menghela napas beberapa kali untuk menjernihkan pikirannya tapi itu tidak membuahkan hasil. Rasa takut dan cemas terus menguasai diri Sooyun saat dia berjalan semakin dekat dengan ruangan tempatnya dan Jungkook akan bertemu. Di depan ruangan itu Sooyun melihat seorang polisi penjaga.

"Aku tunggu di sini ya, aku minta agar kau bisa bicara berdua dengan Jungkook. Jadi di dalam tidak ada polisi yang menjaganya?" kata Boy seraya memegang gagang pintu ruangan itu. Tapi Sooyun menahannya saat tangan Boy bergerak membuka pintu.

"Apa yang harus aku katakan padanya, Boy?" tanya Sooyun dengan tatapan nanar.

Boy memutar badan Sooyun, dia menangkup wajah Sooyun dan menghapus air mata wanita itu. "Ini saatnya kau jujur, kau harus mengatakan yang sebenarnya pada Jungkook," ujar Boy. Laki-laki itu merapikan rambut Sooyun yang sedikit berantakan lalu membukakan pintu ruangan itu untuk Sooyun.

Sooyun masuk ke ruangan dan menemukan Jungkook duduk di tengah ruangan dengan kepala tertunduk. Hati Sooyun terasa teriris saat melihat penampilan Jungkook yang berantakan dengan beberapa luka di wajahnya dan tangan terborgol.

Sooyun melangkahkan kakinya perlahan mendekati Jungkook. Tangan Sooyun dengan lemah menarik kursi di hadapan Jungkook. Jungkook mengangkat wajahnya saat Sooyun duduk di hadapannya. Senyuman miring terukir jelas dari bibir Jungkook lalu laki-laki itu kembali menundukkan kepalanya.

"Jungkook-ah!" panggil Sooyun dengan suara lirih namun laki-laki itu hanya diam.

"Aku tahu, aku tidak pantas mengatakannya. Tapi aku ingin minta maaf atas semua yang sudah aku dan appaku lakukan." Sooyun segera menghapus air matanya.

"Pergilah!" usir Jungkook dengan suara pelan tapi terdengar tegas.

"Aku tahu aku salah, tapi aku benar-benar tidak tahu kalau appaku akan menjebloskan mu ke penjara," jelas Sooyun.

Jungkook menyunggingkan senyumannya. "Aku sama sekali tidak marah saat appamu memasukkan ku ke penjara, tapi aku sangat kecewa pada diriku sendiri. Bisa-bisa nya aku percaya kalau kau mencintaiku, padahal kau menikah denganku hanya karena dendam." Jungkook melemparkan tatapan tajam ke arah Sooyun.

"Mungkin awalnya aku memang dendam, tapi sekarang rasa dendamku hilang. Aku sangat mencintaimu," jelas Sooyun dengan air mata yang semakin deras membasahi pipinya.

"Oh ya? Apa saja yang selama ini kau lakukan padaku selain menipuku masalah perasaan? Kau ingin melenyapkan ku? Ah iya, aku ingat! Kau berencana akan meracuniku kan?" Jungkook tertawa renyah dengan mata yang terlihat berkaca-kaca.

Sooyun melebarkan matanya saat mendengar ucapan Jungkook. Sepertinya appa Sooyun sudah menceritakan segalanya pada Jungkook. "Aku tidak-"

"Bagaimana bisa kau berpikir kalau aku yang melenyapkan ibumu?" Jungkook lagi-lagi menatap Sooyun tajam. Rasa kecewa tergambar dengan jelas di mata Jungkook.

"Aku-"

"Kalau begitu kenapa kau tidak melenyapkan ku saja? Kenapa kau menyakitiku seperti ini?!" teriak Jungkook.

Tangis Sooyun semakin menjadi. "Jung-"

"Sepertinya ini sudah takdirku. Aku memang tidak ditakdirkan untuk dicintai. Pertama Sheyra dan sekarang kau." Jungkook menitihkan air matanya tapi laki-laki itu langsung menghapusnya dengan kasar.

"Jungkook dengarkan aku!" Sooyun meninggikan suaranya karena sudah tidak kuat mendengar perkataan Jungkook.

"Apa? Kebohongan apa lagi yan ingin kau katakan?" Jungkook tersenyum nanar.

"Kenapa kau tidak percaya padaku?"

"Setelah semua yang terjadi, kau masih berharap aku percaya padamu? Kau pikir aku bodoh?"

"Bukankah kau tadi pagi bilang, kalau kau sangat percaya padaku?"

"Itu sebelum aku tahu semua kebusukanmu." Jungkook menunjuk Sooyun dengan jari telunjuknya.

"Jung-"

"Pergilah!" bentak Jungkook

"Dengarkan a-"

"Jangan muncul di hadapanku lagi! Biar saja aku membusuk di penjara. Itu kan yang kau mau?"

Sooyun mengepalkan tangannya di atas meja. Emosinya benar-benar meluap saat menghadapi Jungkook yang tidak mau mendengarkan penjelasannya. Tapi, dia juga tidak bisa menyalahkan Jungkook karena Sooyun tahu laki-laki itu pasti sangat marah padanya.

"Tadi pagi aku memang mengatakan kalau aku sangat mencintaimu, tapi sekarang aku ingin mengatakan kalau aku sangat membencimu Jung Sooyun" Jungkook memberikan tekanan saat menyebutkan nama Sooyun bahkan laki-laki itu menyebut nama Sooyun dengan marga Jung.

Punggung Sooyun tidak bisa ditegakkan lagi. Dia menyandarkan punggungnya di kursi dengan perasaan hancur. Tidak ada lagi yang bisa Sooyun katakan. Dia hanya bisa diam setelah mendengar ucapan Jungkook yang menyayat hatinya.

"Ini hadiah ulang tahun yang tidak akan pernah aku lupakan darimu." Jungkook bangkit lalu keluar dari ruangan itu.

Gimana - gimana?

Menguras emosi kah?

Part agak panjang dan upnya lebih cepet, siapa yang seneng?😂

Karena aku pengertian, aku akan menyediakan tempat untuk kalian melupakan kekesalan kalian😂

Silahkan lupakan kekesalan kalian di sini➡

Untuk chapter-chapter selanjutnya mungkin akan terus menguras emosi karena sudah masuk pada konflik akhir. Jadi, selalu siapkan mental. Okey???

Oh ya sekarang kan lagi banyak bencana dimana-mana. Aku juga nggak tahu kalian yang baca cerita ini tinggal dimana aja. Jadi, buat pembaca CBIMCH yang terkena dampak bencana. Semoga kalian selalu diberi kesehatan dan keselamatan, selalu diberi kesabaran dan semoga ini cepat berlalu💜

Next?

Jangan lupa vote and comment ya 😊

Udah dulu bacotnya, aku mau belajar dulu. Nanti aku bakalan balik buat baca hujatan-hujatan kalian. Babaaaaay😂

I Purple U 💜

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro