CHAPTER 41
Melihat mobil suaminya itu baru saja melewatinya membuat Sooyun semakin kesal, dia menghentakkan kakinya di trotoar sampai membuatnya menjadi pusat perhatian orang-orang di sekitarnya.
Seketika Sooyun memasang wajah datarnya dan bersikap seolah baik-baik saja. Sebenarnya dia sangat malu karena tatapan aneh orang-orang yang melewatinya tapi dia berusaha untuk tetap tenang.
Sekuat apapun usaha Sooyun untuk tidak kesal pada suaminya itu nyatanya rasa kesal itu tidak akan pernah bisa hilang. Nama Angela terus terputar di kepala Sooyun, dia sangat ingin tahu seperti apa sosok wanita itu tapi Jungkook tidak pernah mengizinkan Sooyun bertemu dengan wanita itu.
Langkah kaki Sooyun seketika terhenti saat ada seseorang yang menarik bagian belakang jaketnya. Sontak Sooyun langsung menoleh untuk melihat siapa orang itu. Dia melihat laki-laki yang lebih tinggi sekitar 15 cm darinya tengah berdiri di hadapannya dengan wajah tertutup masker.
"Kenapa kau menarik jaketku?" tanya Sooyun dengan mempertajam sorot matanya.
"Lihatlah di belakangmu!" kata laki-laki itu.
Sooyun sontak menoleh dan melihat ada tiang lampu jalan yang tepat berada di belakangnya. Itu artinya Sooyun hampir menabrak nya tadi tapi, dia tidak sadar karena terlalu sibuk memikirkan Jungkook dan Angela. Rasanya Sooyun benar-benar malu karena sudah melemparkan tatapan tajam pada laki-laki yang menolongnya itu.
"Ah, terima kasih sudah menolongku" kata Sooyun lalu hendak pergi dari sana tapi tangan laki-laki itu menahannya.
"Kau Sooyun? Jung Sooyun?" tanya laki-laki misterius yang tidak Sooyun kenali itu.
Sooyun sangat terkejut saat ada yang bisa mengenalinya meski dia sudah memakai masker. Akhirnya Sooyun hanya diam tidak menjawab laki-laki itu.
"Wanita Paris keturunan Korea yang memiliki kekuatan ajaib di tangannya" sambung laki-laki itu. Sooyun dibuat semakin bingung dengan laki-laki di hadapannya ini. Dia pasti mengenal Sooyun tapi Sooyun sama skali tidak mengenalinya.
"Siapa kau?" tanya Sooyun.
"Kau tidak mengenaliku?" tanya laki-laki itu dengan melepas topi yang di pakainya. Sooyun sedikit mengenalinya dengan melihat alis dan matanya tapi Sooyun masih belum ingat betul siapa dia. Sooyun perlahan menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan laki-laki itu.
Laki-laki itu menurunkan masker nya, "Sudah ingat siapa aku?" tanya laki-laki itu dengan senyuman ramahnya.
"Boy!" Sooyun sontak membulatkan matanya, terkejut melihat laki-laki itu berada di hadapannya.
"Berarti benar kau Sooyun" kata laki-laki bernama Boy itu seraya kembali menaikkan maskernya.
"Kenapa kau jalan-jalan sendirian di sini?" tanya Boy.
"Hanya ingin jalan-jalan" jawab Sooyun berbohong.
"Siapa yang menurunkan mu dari mobil tadi?" tanya Boy lagi.
"Sial!" batin Sooyun.
"Pacarmu?"
"Akhhh bukan, tadi aku menumpang pada temanku tapi aku ingin jalan-jalan di sini jadi aku memintanya menurunkan ku di sini" bohong Sooyun lagi. Bukannya dia tidak mau jujur pada Boy. Tapi, dia tidak mau Boy berpikiran buruk tentang Jungkook.
"Teman? Tapi kau terlihat sangat kesal saat keluar dari mobil" Boy mengangkat sudut bibirnya mengejek Sooyun.
"Ya! Kau membuntutiku ya?" kesal Sooyun.
"Tidak aku tadi tidak sengaja melihatmu, aku mengenali tasmu jadi aku mengikutimu untuk memastikan kalau kau benar Sooyun" jelasnya.
"Ya sudah kalau begitu aku duluan" kata Sooyun lalu hendak pergi namun, kembali ditahan oleh Boy.
"Kita sudah lama tidak bertemu, mau makan siang bersama?" tanya Boy.
Sooyun berpikir sejenak. Jika dia pulang sekarang mungkin dia akan merasa bosan karena sendirian di apartemennya dan dia juga tidak punya kesibukan sekarang karena belum aktif bekerja. Dengan banyak pertimbangan akhirnya Sooyun menerima tawaran Boy untuk makan siang bersama.
Setelah Sooyun setuju, mereka segera pergi dan memilih sebuah restoran yang tidak terlalu ramai karena Boy tahu Sooyun tidak menyukai tempat ramai.
"Bagaimana kabarmu?" tanya Boy yang membuka percakapan di anatara keduanya setelah mereka selesai memesan makanan.
"Baik, kau sendiri?"
"Masih sama, aku masih tidak baik-baik saja sejak kau menolak cintaku" kata Boy lalu tersenyum dengan kepala tertunduk.
"Ya! Jangan bilang begitu!" ujar Sooyun.
Boy Smith, laki-laki berusia 25 tahun itu dulunya adalah atasan Sooyun di perusahaan tempat Sooyun bekerja sekarang. Mereka berkenalan sejak 6 tahun yang lalu tepat saat Sooyun baru saja masuk kerja di perusahaan milik orang tua Boy. Walaupun Sooyun jarang sekali datang ke kantor karena harus bekerja di rumah tapi Boy selalu berusaha mendekati Sooyun tiap kali ada kesempatan. Dia tertarik pada Sooyun karena Sooyun sangat pintar dan Sooyun juga sangat pendiam. Itu membuat Boy semakin penasaran pada Sooyun.
Sejak saat itu, Boy selalu berusaha mendekati Sooyun dan menyatakan perasaannya pada Sooyun. Walaupun Sooyun sudah sering menolaknya, tapi Boy tetap tidak menyerah. Alasan Sooyun tetap sama setiap kali Boy menyatakan perasaan padanya, Sooyun masih trauma dan belum siap menjalin hubungan dengan laki-laki manapun.
Mereka memang sempat dekat tapi Sooyun selalu menjaga jarak. Hanya Jaehyun satu-satunya laki-laki yang mau Sooyun dekati saat itu. Karena Jaehyun adalah sahabat sekaligus psikiater pribadinya.
Setelah 4 tahun mengenal Sooyun lebih tepatnya dua tahun yang lalu, Boy memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di New York. Walaupun dia sangat berat meninggalkan Paris dan berjauhan dengan Sooyun. Tapi dia harus tetap harus pergi untuk menuruti permintaan ayahnya.
"Kau bagaimana? Sudah sembuh?" tanya Boy.
Sooyun mengedikkan bahunya, "Mungkin" katanya dengan tersenyum nanar.
Boy memang tahu Sooyun punya trauma di masa lalunya.
"Sudah mau pacaran?" Boy terkekeh.
"Aku sudah punya suami, Boy" ujar Sooyun.
Mata Boy membulat, benar-benar tidak pernah terpikirkan olehnya kalau Sooyun sudah mau membuka hati untuk seorang laki-laki.
"Berarti aku telat kembali ke Paris" Boy tersenyum tipis.
"Maksudmu?"
"Aku kembali kesini untuk mengajak wanita yang sangat aku cintai untuk menikah tapi, ya sudah lah" katanya dengan tertawa renyah.
"Oh ya? Siapa?"
"Wanita yang sudah menolak cintaku lebih dari 10 kali"
"Boy! Jangan bercanda!"
Wanita yang dimaksud Boy adalah Sooyun.
"Aku tidak bercanda"
"Carilah wanita lain!"
"Tidak bisa"
"Aku sudah punya suami"
"Aku tahu"
"Boy! Ayolah!"
"Iya! Iya! Ya sudah kita makan dulu" kata Boy mengakhiri berdebatan mereka.
"Ah iya, berarti yang menurunkan mu di pinggir jalan tadi suamimu?" tanya Boy di sela-sela makannya.
"Dia ada urusan penting"
"Suami macam apa dia? Bisa-bisa nya dia menurunkan istrinya di pinggir jalan" Boy tersenyum remeh.
"Dia ada urusan, Boy" kata Sooyun yang membela Jungkook.
"Iya iya, kau masih bekerja di perusahaan ayahku?"
"Masih, kau berniat bekerja di sana lagi?"
"Kemungkinan besar aku akan mengambil alih posisi ayah karena kesehatan ayah menurun akhir-akhir ini" jelas Boy yang dibalas dengan anggukan oleh Sooyun.
"Masih bekerja di rumah?" tanya Boy.
"Masih"
"Bukannya kau sudah sembuh?"
"Aku belum yakin untuk kerja di luar rumah, lagi pula aku sedang hamil muda jadi suamiku tidak akan mungkin mengizinkanku bekerja di kantor" jelas Sooyun.
Lagi-lagi pengakuan Sooyun membuat Boy terkejut. Laki-laki itu sampai menjatuhkan garpu dari tangannya. Dia mendekati Sooyun selama 4 tahun dan tidak ada perubahan yang terjadi di antara mereka. Tapi, Boy hanya meninggalkan Sooyun selama 2 tahun dan sudah banyak perubahan yang terjadi pada wanita di hadapannya ini.
"Hamil?" ulang nya dengan mata tak berkedip. Sooyun hanya mengangguk.
"Berapa lama kalian sudah menikah?" tanya Boy dengan suara hampir bergetar.
"Berjalan 4 bulan"
"Kalian saling mengenal sudah cukup lama?"
"Aku hanya mengenalnya 1 bulan sebelum kita menikah" jawab Sooyun.
Tangan Boy otomatis mengepal. Rasa kesalnya benar-benar tidak tertahankan. Perjuangannya selama 4 tahun tidak ada apa-apanya dengan perkenalan singkat Sooyun dengan laki-laki itu, benar-benar membuatnya kesal.
"Aku ke toilet dulu" Boy langsung meninggalkan Sooyun begitu saja dengan wajahnya yang memerah.
Boy segera mencuci wajahnya di wastafel untuk meredakan emosinya. Dia menatap wajahnya di cermin cukup lama sebelum akhirnya menghela napas panjang. Setelah emosinya mereda dia kembali ke meja nya yang tadi bersama Sooyun.
"Kau baik-baik saja?" tanya Sooyun yang cemas melihat raut wajah Boy.
"Aku baik-baik saja, kita pulang sekarang? Aku yang antar tidak ada penolakan!" katanya, Sooyun hanya mengangguk.
Suasana di dalam mobil terasa sangat canggung. Boy sedari tadi hanya memasang wajah datarnya sampai membuat Sooyun takut untuk memulai percakapan dan akhirnya memilih untuk diam saja.
"Kau pindah?" tanya Boy saat mereka sampai di parkiran gedung apartemen Sooyun. Setahu Boy dulu Sooyun tidak tinggal di apartemen.
"Iya, ibuku meninggal jadi aku memilih pindah kesini. Kalau aku tetap di rumah yang dulu aku sulit melupakan kenangan bersama ibuku" jelas Sooyun.
"Nyonya Jung?"
"Sudah lah Boy, aku tidak mau membahas itu lagi" Sooyun tersenyum tipis.
"Baiklah, maaf ya"
"Tidak masalah, terima kasih ya. Hati-hati di jalan" Sooyun memakai tas nya lalu hendak membuka pintu mobil Boy.
"Kau tidak mempersilahkan aku mampir?"
"Aku mau istirahat, lain kali saja ya?"
"Baiklah, salam pada suamimu. Kalau dia tidak bisa menjagamu, aku siap menggantikannya" kata Boy.
"Boy!"
"Sudah sana istirahatlah!"
Boy memperhatikan punggung Sooyun menjauh dari mobilnya. Semuanya masih terasa aneh bagi Boy. Sooyun yang dulunya sangat sulit didekati sekarang sudah menikah dengan laki-laki yang baru 1 bulan dikenalnya. Sulit dipercaya menurut Boy.
Sooyun merebahkan tubuhnya di tempat tidur, mengistirahatkan tubuhnya yang terasa lelah padahal dia tidak banyak aktivitas hari ini. Perasaan Sooyun terasa campur aduk setelah diturunkan di pinggir jalan oleh Jungkook dan kembali bertemu Boy hari ini. Kalau ditanya apakah Sooyun senang bertemu Boy? Mungkin jawabannya iya. Boy adalah orang yang baik tapi anehnya Sooyun tidak bisa membuka hatinya untuk laki-laki itu di masa lalu.
Saat Sooyun sibuk dengan pikirannya, tiba-tiba ponsel Sooyun berdering.
📩📩📩
Jungkookie ❤
Dari mana saja kok baru pulang?
"Aish aku lupa kalau Jungkook bisa memantauku dari ponselnya" Sooyun merutuki dirinya di dalam hati.
Sooyun
Makan di luar
Jungkookie ❤
Kenapa makan di luar?
Sooyun
Aku kelaparan saat kau menurunkan ku di pinggir jalan
Jungkookie ❤
Oh okee
Urusanku dengan Angela belum selesai
Nanti kalau urusanku sudah selesai aku langsung ke kantor
Sooyun
Lakukan apapun semaumu
Jungkookie ❤
Kau marah?
Sooyun
Tidak
Jungkookie ❤
Oke
(Read)
📩📩📩
Sooyun melemparkan ponselnya sembarangan. Jungkook memang tidak peka atau memang sudah tidak memperdulikannya batin Sooyun.
Aku absen berapa hari guys 😭
Maap ya lagi sibuk nugas 😢
Belum selesai masalah Angela sekarang nambah si Boy. Siapa yang makin greget angkat kaki? 😂
Eh kalian kepo gak sih sama wajah si Angela sama si Boy???
Next?
Jangan lupa vote and comment ya 😊
I Purple U 💜
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro