
CHAPTER 38
"Sooyun-ah, boleh aku bertanya?"
"Boleh"
"Saat appa mengunjungimu di rumah sakit, kau histeris dan mengatakan kalau appa itu jahat. Apa kau ingat apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Jungkook.
"Ah, sejak kejadian itu aku kan gila. Jadi aku tidak ingat apa-apa" jawab Sooyun. Dia tidak berbohong, sejak di rawat di rumah sakit Sooyun memang tidak mengingat apapun. Bahkan dia terkejut mendengar pertanyaan Jungkook karena ia tidak tahu apa yang membuatnya melakukan itu.
"Jangan bilang seperti itu!" kata Jungkook.
"Jangan bilang apa?"
"Jangan pernah bilang kalau kau gila!"
"Tapi kan aku memang gi-" Jungkook menghentikan ucapan Sooyun dengan meletakkan jari telunjuknya di bibir Sooyun.
"Kau tidak gila, jangan pernah katakan itu lagi!" ulang Jungkook dengan wajah tegasnya dan hanya dibalas dengan anggukan oleh Sooyun.
"Boleh aku bertanya tentang James?" tanya Jungkook yang sedikit takut kalau Sooyun masih trauma dengan laki-laki itu.
"Boleh saja, kenapa?" jawaban Sooyun sedikit mengejutkan Jungkook. Pasalnya tidak ada raut ketakutan di wajah Sooyun sedikitpun. Dia terlihat baik-baik saja seolah tidak pernah terjadi apa-apa. Sepertinya trauma Sooyun sudah sembuh total, batin Jungkook.
"Kenapa kau tidak mengatakan padaku kalau James adalah laki-laki yang dulu pernah melecehkan mu?"
Sooyun menghela napasnya, "Karena aku tahu kau orangnya seperti apa. Kau tidak akan tinggal diam jika aku memberitahumu dan aku tidak mau kau bermasalah dengan James. James itu orang yang sangat jahat" jelas Sooyun.
"Lalu, kau berpikir bisa menghadapinya sendirian?" tanya Jungkook dengan wajahnya yang terlihat mulai kesal.
"Kau berpikir aku tidak bisa melindungimu darinya?" lanjut Jungkook.
"Bukan begitu, tapi aku tidak suka melihatmu dalam masalah" ujar Sooyun.
"Tapi kau sudah membahayakan dirimu sendiri" kata Jungkook masih dengan wajahnya kesalnya.
Sooyun menurunkan pandangannya karena takut menatap mata Jungkook, "Maaf" ujarnya.
"Jangan seperti itu lagi! Kalau kau dalam masalah langsung beri tahu aku" titah Jungkook lalu dia menarik Sooyun dalam pelukannya. Sooyun hanya menganggukkan kepalanya dalam dekapan Jungkook. Setelah itu mereka lanjut menonton tv.
Karena bosan dengan tayangan di tv. Jungkook mulai memainkan ponselnya, sedangkan Sooyun tetap fokus pada acara memasak yang sedang tayang di tv.
"Aku ingin ini" kata Jungkook tiba-tiba dengan menunjukkan layar ponselnya ke arah Sooyun.
"Ramen instan?" tanya Sooyun, karena gambar itu yang ada di layar ponsel Jungkook. Laki-laki itu hanya mengangguk.
"Di sini sulit mencari ramen instan, ingat kita di Paris bukan Korea!" kata Sooyun. Jungkook yang mendengarnya seketika memajukan bibirnya.
"Kenapa wajahmu seperti itu?" tanya Sooyun.
"Aku ingin makan ini"
"Tapi di sini tidak ada Jungkook-ah"
"Kita harus mencarinya dulu"
"Aku malas keluar rumah, pergilah sendiri!"
"Aku mau kau ikut"
"Tapi aku tidak mau ikut"
"Harus mau!"
"Kau ini menyebalkan sekali"
"Istri harus menurut pada suaminya Sooyun-ah"
"Aaakhh baiklah, aku ambil jaket dulu"
"Terima kasih, sayang" kata Jungkook lalu mencium pipi Sooyun, wanita itu membalas dengan memutar bola matanya jengah.
"Pakai jaket mu! Di luar dingin" Sooyun melemparkan jaket milik Jungkook dan tidak sengaja mengenai wajah suaminya itu. Sebelum mendapatkan teriakan dari Jungkook, Sooyun segera berlari keluar dari apartemen.
Sudah 10 supermarket yang mereka datangi tapi, tidak ada satupun yang menjual ramen instan. Sooyun sedari tadi menekuk wajahnya karena Jungkook tidak mau mendengarnya yang ingin segera pulang. Laki-laki itu masih gigih untuk mencari makanan yang sangat ingin dia makan itu, walaupun sangat sulit mencarinya.
"Sudahlah, lupakan saja makanan itu Jungkook-ah. Lebih baik kita pulang sekarang" rengek Sooyun saat mereka keluar dari supermarket ke 11 yang mereka datangi.
"Tapi aku sangat ingin makan ramen sekarang" rengek Jungkook juga.
"Bagaimana kalau kita makan spaghetti? Kan sama saja" usul Sooyun dengan wajah semangatnya berharap Jungkook mau mengikuti sarannya.
"Sama apa nya? Spaghetti dan ramen itu sangat berbeda" kata Jungkook dengan nada kesal.
"Sekarang aku tanya, ramen itu apa?" tanya Sooyun.
"Mie"
"Spaghetti itu apa?"
"Pasta"
Sooyun menautkan alisnya, "Bukannya spaghetti itu mie juga?" tanya Sooyun.
"Lebih baik kau kembali ke sekolah dasar, itu saja tidak tahu" Jungkook lalu masuk duluan ke mobilnya meninggalkan Sooyun yang masih bingung memikirkan spaghetti.
"Ayo kita pulang" rengek Sooyun lagi karena mereka sudah hampir 4 jam berkeliling untuk mencari ramen.
"Kita pulang setelah menemukan ramen" kata Jungkook.
Sooyun langsung menyandarkan punggungnya dengan kasar ke kursi, "Memangnya dia akan mati jika tidak makan ramen?" gerutu Sooyun.
"Kau bilang sesuatu?"
"Bukan hal penting" ujar Sooyun lalu mengalihkan pandangannya ke arah luar jendela.
"Jungkook-ah!"
"Hmm"
"Kau bilang kalau di rumahmu selalu makan masakan Korea, bagaimana kalau kita kerumahmu saja. Siapa tahu di sana ada ramen" kata Sooyun. Jungkook hanya mengangguk dengan tersenyum lebar.
Tak lama mereka tiba di rumah Jungkook. Lebih tepatnya rumah orangtua Jungkook. Setelah dipersilahkan masuk, Jungkook segera berlari ke arah dapur untuk mencari ramen yang dia inginkan sejak tadi pagi.
Ayah dan ibu Jungkook yang menyambut kedatangan mereka terlihat bingung melihat Jungkook yang langsung pergi begitu saja. "Sebenarnya ada apa dengan Jungkook?" tanya Nyonya Jeon pada Sooyun.
"Jungkook ingin makan ramen, eomma. Kita sudah mencari ramen di semua tempat selama 4 jam tapi tidak ada jadi, dia mencarinya di sini" jelas Sooyun.
"4 jam? Di sini banyak sekali stok ramen, kenapa tidak langsung kesini saja?"
"Kami tidak tahu kalau di sini punya banyak ramen" ujar Sooyun.
"Sooyun-ah, maafkan appa karena tidak bisa menjenguk mu selama kau sakit. Jadwal appa benar-benar padat" kata Tuan Jeon.
"Tidak masalah appa, aku mengerti" kata Sooyun dengan menunjukkan senyum tipisnya.
"Kalau begitu appa tinggal dulu ya, masih ada pekerjaan"
Sooyun hanya mengangguk ke arah ayah mertuanya itu.
"Bagaimana kehamilanmu? Kau sering mual sayang?" tanya Nyonya Jeon yang pindah duduk di samping Sooyun.
"Tidak eomma. Aku sudah tidak merasa mual akhir-akhir ini, malah Jungkook yang tadi pagi mual-mual" kata Sooyun yang sedikit tertawa mengingat kejadian tadi pagi saat dia memaksa Jungkook untuk minum susu miliknya.
"Oh ya?" Nyonya Jeon tidak kuat menahan tawanya.
"Kalian membicarakan aku?" tanya Jungkook yang tiba-tiba datang.
"Kata Sooyun kau mual-mual tadi pagi" ujar Nyonya Jeon lalu kembali tertawa.
"Iya eomma, dan asal eomma tahu menantu eomma yang sangat menyebalkan ini malah menyuruhku untuk meminum susu ibu hamil" kata Jungkook dengan tatapan mata sinisnya ke arah Sooyun.
"Kan susu hamil bisa meredakan mual eomma, jadi apa salahnya dicoba. Aku hanya memberitahu nya tapi dia malah marah-marah" Sooyun ikut mengadukan Jungkook pada ibu mertuanya.
"Bagaimana aku tidak marah eomma, dia terus memaksa walaupun aku sudah menolak" ujar Jungkook membela diri.
"Dia sangat keras kepala eomma" kata Sooyun tidak mau kalah.
"Kau juga keras kepala" balas Jungkook.
"Sudah, jangan ribut!" kata Nyonya menengahi keduanya lalu kembali tertawa. Anak dan menantunya ini selalu membuatnya tertawa karena tingkah konyol mereka.
"Aku mau ke dapur dulu, ramen ku mungkin sudah matang. Kau mau makan juga?" tanya Jungkook dan Sooyun hanya menggeleng.
"Apa kau sudah mulai merasa ngidam, sayang?" tanya Nyonya Jeon.
"Belum eomma, sepertinya Jungkook yang sedang ngidam. Sejak tadi pagi dia sangat ingin makan ramen, sampai kita keliling kota untuk mencari makanan itu. Dia terus merengek seolah dia akan pingsan jika tidak makan ramen" jelas Sooyun. Lagi-lagi Nyonya Jeon tertawa mendengar ucapan menantunya itu.
"Kalian ini lucu sekali, bagaimana bisa yang terkena dampak kehamilan malah Jungkook" ujar Nyonya Jeon masih dengan terus tertawa.
"Ah iya eomma, ada satu lagi hal yang aneh. Tadi saat kita sedang menonton film Jungkook menangis. Padahal filmnya tidak terlalu sedih eomma, Jungkook biasanya tidak pernah menangis saat menonton film sesedih apapun. Aku saja yang biasanya menangis saat menonton film sedih tidak menangis tadi" jelas Sooyun sampai membuat ibu mertuanya kembali tertawa. Nyonya Jeon tahu kalau Jungkook orang yang dingin, dulunya Jungkook memang ceria saat masih berteman dekat dengan Sheyra. Tapi sekarang anaknya itu terkesan lebih dingin jadi aneh saja jika mendengar Jungkook menangis karena menonton film.
"Kalian menertawakan aku ya?" tanya Jungkook yang tiba-tiba datang dengan bumbu ramen yang berceceran di mulutnya. Karena letak ruang tengah dan ruang makan tidak terlalu jauh jadi, Jungkook masih bisa mendengar suara tawa ibunya.
"Lihat eomma, apa dia sudah saatnya untuk dipanggil appa?" kata Sooyun lalu tertawa melihat mulut Jungkook yang terkena bumbu dari ramen yang dia makan.
"Ya!!!" teriak Jungkook.
"Jungkook-ah! mulutmu kotor sayang, cepat bersihkan!" titah Nyonya Jeon sambil terus tertawa melihat tingkah anak sematawayangnya itu. Jungkook memicingkan matanya ke arah Sooyun dan Sooyun membalas dengan menjulurkan lidahnya, lalu dia pergi ke dapur.
"Dia masih seperti anak kecil walaupun sebentar lagi sudah jadi appa" kata Nyonya Jeon.
"Ternyata bukan hanya aku yang berpikir seperti itu" ujar Sooyun lalu tertawa bersama ibu mertuanya.
Setelah berbincang dan Jungkook menyelesaikan makannya, mereka berpamitan untuk pulang.
"Kau ini mau minta apa mau merampok? Kenapa membawa pulang ramen sebanyak ini?" tanya Sooyun yang bingung melihat Jungkook membawa kantung plastik berisi sekitar 20 bungkus ramen instan.
"Biar saja, ini kan punya eomma jadi terserah mau ambil berapa" kata Jungkook.
"Iya sayang, biarkan dia mengambil sebanyak yang dia mau" kata Nyonya Jeon yang dibalas dengan anggukan oleh Sooyun.
"Terima kasih eomma, kalau begitu kita pamit pulang dulu ya?" Sooyun mencium pipi ibu mertuanya bergantian dengan Jungkook, setelah itu mereka pergi.
Saat diperjalanan ponsel Jungkook yang ada di dasbor bergetar, karena Jungkook sedang menyetir Sooyun dengan sigap mengambil ponsel suaminya itu. Ternyata ada sebuah pesan dari seseorang bernama Angela. Tanpa menunggu persetujuan Jungkook, Sooyun langsung membaca pesan itu dan isinya adalah Angela ingin bertemu dengan Jungkook sekarang.
"Siapa?" tanya Jungkook.
"Angela" jawab Sooyun, raut wajah Jungkook terlihat terkejut tapi langsung kembali normal.
"Dia ingin bertemu denganmu sekarang" kata Sooyun dan Jungkook hanya mengangguk.
Sesampainya di apartemen, Jungkook hanya mengantarkan Sooyun sedangkan dirinya tidak ikut turun.
"Aku masih ada urusan, nanti kalau jam makan malam sudah lewat tapi aku belum datang. Kau makan duluan saja, jangan tunggu aku. Jangan lupa minum susu dan multivitamin ya?" Jungkook mencium kening Sooyun singkat lalu mempersilahkan Sooyun untuk turun.
"Pasti dia mau bertemu dengan angela, memangnya siapa wanita itu?" gerutu Sooyun saat melihat mobil Jungkook melaju pergi dari sana.
Aku kembali yeorobuuun 😂
Awalnya gak mau up sekarang eh tiba-tiba bad mood banget sampek males belajar padahal besok ujian mapel Kimia 😴 Kalian itu salah satu mood booster aku jadi kalau aku lagi bad mood gini pengennya up biar bisa ketemu kalian walau gak bisa tatapan😭 baca komen kalian aja udah bikin mood aku membaik 😊
Eh btw aku masuk jurusan Kimia analisis kelas 13 jadi 70% mapel nya kimia semua. Kalau kalian yang udah SMA/SMK/Perguruan tinggi jurusannya apa? Boleh lah saling sharing 😆
Next??
Jangan lupa vote and comment ya 😊
I Purple U 💜
See you 😚😚
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro