CHAPTER 37
"Silahkan masuk" kata Jungkook pada Sooyun saat dia membuka pintu apartemen mereka. Sooyun hanya tersenyum melihat tingkah Jungkook yang sedari tadi mencoba bersikap romantis padanya tapi terlihat tidak cocok dengan diri Jungkook yang biasanya datar dan menyebalkan. Meski beberapa hari belakangan ini Jungkook sudah mulai bersikap manis pada Sooyun namun, Sooyun masih menganggapnya aneh.
"Kau menjaga apartemen dengan baik" puji Sooyun. Jungkook memang orang yang menyukai kebersihan jadi dia selalu membersihkan apartemennya selama Sooyun di rawat di rumah sakit .
"Tentu saja" Jungkook menyunggingkan senyumannya.
"Kau duduklah di sini" Jungkook membawa Sooyun ke arah kursi meja makan dan mendudukkan nya di sana.
"Kau mau makan apa?" tanya Jungkook.
"Aku tidak berselera, lebih baik langsung tidur saja" jawab Sooyun.
Tanpa diduga Jungkook malah berjongkok di depan Sooyun, "Tapi anak appa mau makan, eomma" kata Jungkook lalu mencium perut datar Sooyun sampai membuat Sooyun merasa geli.
"Ah baiklah, aku akan membuat sup" kata Sooyun sembari menjauhkan kepala Jungkook dari perutnya dan bersiap untuk memasak. Namun, Jungkook menyuruhnya untuk kembali duduk.
"Biar aku saja yang menyiapkannya" kata Jungkook lalu berlari ke arah dapur. Karena tidak ada sekat dari dapur dan ruang makan, jadi Sooyun bisa melihat Jungkook yang menyibukkan dirinya di dapur. Laki-laki itu terlihat sangat lucu saat memasak, dia selalu memainkan bibirnya saat berkonsentrasi dan itu terlihat lucu bagi Sooyun.
"Aaakhh" teriakan Jungkook membuat Sooyun bangkit dari duduknya tapi laki-laki itu segera menyuruh Sooyun untuk kembali duduk di tempatnya.
"Kenapa berteriak? Kau terkena pisau" tanya Sooyun.
"Tidak, aku terkejut melihat darah ayam" kata Jungkook dengan menunjukkan deretan giginya. Sooyun hanya bisa memutar bola matanya melihat kelakuan suaminya itu.
Tak lama akhirnya Jungkook selesai memasak sup ayam untuk Sooyun. Dia juga tidak lupa membuatkan susu untuk istrinya itu.
"Enak?"
Sooyun mengangguk dengan semangat lalu melanjutkan makannya.
"Sayang, aku belum memberitahu appa kalau kau sedang hamil" ujar Jungkook.
"Appa ku?" tanya Sooyun yang dijawab dengan anggukan oleh Jungkook.
"Appa tidak bisa dihubungi, saat aku datang ke kantornya ada pegawai yang bilang kalau appa sedang keluar negeri selama 2 minggu" jelas Jungkook. Sooyun langsung merasa lega saat Jungkook belum memberitahu ayahnya karena Sooyun memang berencana untuk menyembunyikan kehamilannya dari sang ayah. Kalau ayah Sooyun tahu dia pasti akan memarahi Sooyun atau bisa jadi menyuruh Sooyun menggugurkan kandungannya.
"Sebaiknya appa tidak perlu tahu, aku ingin memberikan dia kejutan" bohong Sooyun.
"Baiklah, cepat habiskan makananmu"
Sooyun hanya mengangguk.
Sooyun terbangun dari tidurnya dan tidak menemukan Jungkook di tempatnya. Seingat Sooyun hari ini adalah hari minggu dan jam pun masih menujukkan pukul 6 pagi jadi tidak mungkin Jungkook bangun sepagi ini di hari libur. Karena kesadarannya belum terkumpul Sooyun kembali membalut tubuhnya dengan selimut tanpa memperdulikan keberadaan Jungkook.
Baru beberapa menit Sooyun menutup mata, terdengar langkah kaki Jungkook yang berjalan ke arah tempat tidur. Sooyun refleks membuka matanya untuk bertanya kemana perginya Jungkook tadi.
"Dari mana?"
"Kau sudah bangun" Jungkook mencium kening Sooyun singkat lalu duduk bersandar di samping Sooyun.
"Aku dari kamar mandi, perutku terus merasa mual sejak tadi" ujar Jungkook sembari memegangi perutnya.
Sooyun ikut menyandarkan punggungnya seperti Jungkook. Dia menempelkan punggung tangannya ke dahi Jungkook tapi suhu badan Jungkook normal, "Lebih baik periksa ke dokter" kata Sooyun. Jungkook hanya menggeleng dan menyandarkan kepalanya ke bahu Sooyun.
"Pusing?" tanya Sooyun.
"Sedikit"
"Aku buatkan susu ya?" Sooyun mengusap kepala Jungkook dan menggeser kepala suaminya itu agar dia bisa pergi ke dapur.
"Biar aku saja" kata Jungkook lalu mencium pipi istrinya singkat dan pergi ke dapur.
Sembari menunggu Jungkook membuat susu, Sooyun memutuskan untuk mandi.
Saat Sooyun keluar dari kamar mandi, Jungkook sudah berada di kamar mereka dengan dua gelas susu di atas meja. Sooyun segera menghampiri Jungkook yang tengah duduk lemas di sofa dengan pandangan yang fokus ke susu di hadapannya.
"Terima kasih" kata Sooyun seraya mencium pipi Jungkook yang dibalas dengan anggukan kepala oleh suaminya itu.
Melihat gelas susu pisang milik Jungkook masih penuh membuat Sooyun merasa heran. Biasanya Jungkook langsung menghabiskan susunya dalam satu kali teguk tapi sekarang dia hanya diam memandangi susu itu dengan wajah lesunya.
"Kenapa tidak diminum?" tanya Sooyun penasaran.
"Aku tadi mau meminumnya tapi tiba-tiba mual lagi" jawab Jungkook dengan wajah sedihnya.
"Kalau begitu minum saja susu hamil milikku, susu itu kan bisa meredakan mual" ujar Sooyun. Jungkook yang tadinya lesu seketika membulatkan matanya. Bagaimana bisa Sooyun menyuruhnya meminum susu untuk ibu hamil.
"Aku tidak hamil" protes Jungkook.
"Tapi kan mual, coba saja" kata Sooyun yang masih bersikeras menyuruh Jungkook meminum susu miliknya.
"Tidak! Nanti kalau aku hamil juga bagaimana?" tolak Jungkook.
"Ya! Tidak akan mungkin! Kau tidak akan hamil hanya dengan minum susu" jelas Sooyun tapi Jungkook masih tetap menggeleng.
"Sedikit saja, agar rasa mual mu hilang" Sooyun mengambil susu miliknya di meja dan berniat memberikannya pada Jungkook. Tapi, Jungkook segera menutup mulutnya.
"Tidak mau!"
"Ayolah, rasanya enak"
"Tidak!" tolak Jungkook lalu kembali menutup mulutnya.
"Kau ini keras kepala sekali" sungut Sooyun.
"KAU JUGA! KAU TERUS MEMAKSA PADAHAL AKU SUDAH BILANG TIDAK MAU!" balas Jungkook dengan suara yang keras. Dia tidak memarahi Sooyun tapi dia hanya kesal.
"Pelan kan suaramu! Bagaimana kalau anak kita bisa mendengar teriakan mu? Lalu dia tidak mau keluar karena takut padamu?" omel Sooyun.
Jungkook refleks kembali menutup mulutnya, "Apa dia bisa mendengarku?" tanya Jungkook dengan wajah polosnya.
Sooyun mengedikkan bahunya, "Mungkin saja."
"Tapi kenapa aku tidak ingat kalau aku dulu bisa mendengar sesuatu saat di dalam perut eomma?" tanya Jungkook.
"Kau mana mungkin bisa ingat, kan otakmu belum tumbuh" jelas Sooyun.
Jungkook awalnya mengangguk tapi detik selanjutnya dia menatap tajam Sooyun, "Maksudmu aku tidak punya otak?" tanya Jungkook kesal.
"Kan kita membahas saat dalam kandungan bukan sekarang. Kalau sekarang kau memang punya otak tapi otak bayi" ujar Sooyun disusul dengan suara tawanya yang mengisi kamar mereka.
"YA!" teriak Jungkook lagi.
"Calon appa tidak boleh emosian" kata Sooyun lalu kembali tertawa.
"Kau yang memancing emosiku" balas Jungkook dengan wajah kesalnya.
"Baiklah, maaf ya?" Sooyun merangkul dan memeluk lengan Jungkook tapi laki-laki itu tetap diam.
"Ya sudah kalau kau tidak mau minum susu milikku, habiskan susu pisang mu" kata Sooyun sembari melepaskan tangannya dari lengan Jungkook. Lalu Sooyun mengambil susu milik Jungkook dan memberikannya pada sipemilik.
"Habiskan!" titah Sooyun.
Seperti biasa Jungkookpun langsung menghabiskan susu pisangnya sekali tegukan karena rasa mualnya mulai menghilang. Sooyun yang melihatnya hanya tersenyum lalu ikut meminum susu miliknya.
"Aku lupa multivitamin nya, sebentar aku ambilkan air" Jungkook mengambil gelas kosong di tangan Sooyun dan membawanya ke dapur.
Tak lama Jungkook kembali dengan gelas berisi air putih di tangannya. Dia meletakkan gelas itu di meja lalu dia segera pergi ke arah nakas di samping tempat tidur untuk mengambil multivitamin untuk Sooyun.
"Terima kasih" kata Sooyun lalu meminum multivitamin nya.
"Kau ingin jalan-jalan?" tanya Jungkook.
"Tidak, aku lebih suka di rumah saja" jawab Sooyun.
"Oh iya, masalah pekerjaanmu. Pihak perusahaan memberikan cuti 2 bulan semenjak kau sakit jadi cutinya masih tersisa 5 minggu untuk pemulihan" jelas Jungkook yang dibalas dengan anggukan oleh Sooyun.
"Kalau begitu, kita sarapan dulu ya? Aku yang menyiapkannya oke? Harus oke karena aku tidak menerima penolakan" kata Jungkook lalu pergi ke dapur.
Sooyun tercengang melihat ada banyak makanan di meja makannya. Jungkook menyiapkan sandwich, roti panggang dengan telur mata sapi di atasnya, roti panggang dengan selai coklat, salad buah, salad sayuran, sereal dan juga sup daging.
"Banyak sekali, siapa yang akan memakannya?" tanya Sooyun dengan wajah bingungnya.
"Ya istriku lah, kau kan sedang hamil jadi harus makan yang banyak agar anak kita tidak kelaparan" jelas Jungkook
"Melihatnya saja aku sudah kekenyangan" gumam Sooyun lalu mulai memakan sup daging di hadapannya.
Setelah itu mereka mulai sarapan, anehnya bukan Sooyun yang terlihat semangat untuk makan tapi malah Jungkook yang menghabiskan banyak makanan. Sooyun yang melihatnya merasa heran karena tidak biasanya Jungkook makan banyak. Jungkook biasanya hanya makan sereal saat sarapan tapi sekarang dia sudah menghabiskan 5 menu berbeda.
"Aku sudah kenyang" kata Sooyun seraya meletakan pisau dan garpunya.
"Makan mu sedikit sekali"
"Bukan makanku yang sedikit, tapi kau yang makan terlalu banyak. Kau kelaparan ya?"
"Tidak, tapi aku ingin memakannya" jawab Jungkook lalu lanjut memakan salad buah. Sooyun hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan Jungkook. Karena makannya sudah selesai Sooyun hendak pergi ke dapur untuk mencuci piring kotor. Tapi Jungkook malah menahannya.
"Biar aku saja! Tidak usah membantah! Pergilah menonton tv saja, biar aku yang membereskan dapur. Oh iya, bawalah salad buahnya!" titah Jungkook dengan nada bicaranya yang cepat.
"Untuk apa?"
"Makanlah saat menonton tv" kata Jungkook lalu membawa piring - piring kotor ke dapur.
Sooyun segera pergi ke ruang tengah karena tidak mau berdebat lagi dengan laki-laki itu.Sudah lama rasanya Sooyun tidak pernah menonton tv. Dia memang sangat sibuk bekerja dan mengurus rumah sampai tidak ada waktu untuk menonton tv.
Saat baru menyalakan tv, Sooyun melihat kartun favorit Jungkook sedang tayang di tv. Sooyun tahu karena setiap weekend Jungkook selalu menonton kartun ini.
"Jungkook-ah!" panggil Jungkook.
"IYA" teriak Jungkook dari arah dapur.
"ADA KARTUN KESUKAANMU!" teriak Sooyun juga.
Tidak ada jawaban dari Jungkook tapi tak lama terdengar suara kaki Jungkook yang tengah berlari ke arah ruang tengah. Dengan sarung tangan penuh busa yang masih terpasang di tangannya Jungkook duduk di samping Sooyun. Matanya fokus menonton kartun yang Sooyun tidak mengerti alurnya itu.
"Jungkook-ah, tonton saja biar aku yang lanjutkan cuci piringnya" kata Sooyun tapi Jungkook menggeleng. Dia tidak membiarkan Sooyun melanjutkan pekerjaannya tapi dia juga tidak kunjung menyelesaikan pekerjaannya sampai kartun itu selesai sekitar 20 menit kemudian.
"Sangat menyenangkan ya?" tanya Sooyun saat Jungkook tertawa lepas setelah kartunya selesai.
"Sangat, kalau begitu aku lanjutkan cuci piringnya ya?" Jungkook mencium kilat pipi Sooyun lalu pergi ke dapur lagi.
Setelah menyelesaikan cuci piringnya, Jungkok bergabung dengan Sooyun yang tengah menonton fim. Alur ceritanya sangat menyedihkan, tapi Sooyun tidak sampai menangis. Lagi-lagi keanehan terjadi, saat Sooyun menoleh ke arah Jungkook ternyata Jungkook tengah menangis. Dia tidak sesegukan tapi pipinya sudah banjir air mata.
"Ya! Kau menangis?" ejek Sooyun dengan menunjuk ke arah wajah Jungkook.
Dengan gelagapan Jungkook segera menghapus air matanya, "Tidak! Aku tidak menangis untuk apa menangis?" elak Jungkook.
"Bohong! Buktinya mata dan pipimu basah" kata Sooyun.
"Tidak, ini keringat" elak Jungkook.
"Ya! Sejak kapan kau cengeng begini?" Sooyun masih tidak puas menggoda Jungkook.
"Aku tidak cengeng"
"Baiklah, terserah kau saja" kata Sooyun tapi masih tertawa.
"Sooyun-ah, boleh aku bertanya?"
"Boleh"
"Saat appa mengunjungimu di rumah sakit, kau histeris dan mengatakan kalau appa itu jahat. Apa kau ingat apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Jungkook.
Baru hilang 3 hari rasanya kangen banget sama kalian😭😂 Jadi aku ngebut biar bisa up 😆
Maap up nya malem malem karena tadi aku ujian padahal seharusnya libur😩 terus mau ngetik eh nonton MMA dulu jadi baru sempet ngetik 😌
So, aku bakalan hilang lagi 😂
Tapi, aku usahakan kalau ada waktu luang buat ngetik biar bisa cepet up😉
Makasih banyaaaak buat semua yang udah kasih semangat buat aku, kalian harus semangat juga ya!!🙌💜
Next???
Jangan lupa vote and comment ya 😊
I Purple U 💜
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro