Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

CHAPTER 35

Hari masih pagi dan Jungkook sudah menyibukkan diri di dapur untuk membuat sarapan. Tangannya dengan cepat menyiapkan semangkuk sereal, sepiring roti panggang selai coklat, segelas susu pisang dan segelas coklat hangat. Empat menu itu sudah menjadi menu wajib untuk dirinya dan Sooyun saat sarapan.

Jungkook meletakkan sepiring roti panggang dan segelas coklat hangat milik Sooyun di tempatnya. Lalu dia segera duduk di kursinya untuk menyantap sarapannya. "Selamat makan!" kata Jungkook dengan cerianya dan iapun langsung memakan sereal nya.

"Rotinya sedikit gosong, maaf ya sayang?" kata Jungkook sembari melihat ke meja di hadapannya.

"Habiskan makananmu! Kau harus makan yang banyak" lanjut Jungkook. Tapi tetap tidak ada jawaban dari lawan bicaranya. Karena memang tidak ada siapapun di sana. Jungkook hanya sendiri dan Sooyun masih berada di rumah sakit jiwa. Semua ini Jungkook lakukan karena dia benar-benar merindukan Sooyun.

Lelah berpura-pura seperti itu Jungkook langsung menyandarkan punggungnya di sandaran kursi dan langsung menangis. Jungkook yang masih menangis segera menghapus air matanya saat ada telfon dari ayah mertuanya.

"Iya appa?"

"Hari ini kita bisa bertemu Sooyun kan?"

"Iya appa"

"Kalau begitu kita langsung bertemu di rumah sakit saja ya"

"Baik appa"

Hari ini adalah hari ke 14 Jungkook tanpa Sooyun artinya hari ini dia bisa menemui istrinya itu lagi setelah seminggu lamanya menunggu. Hanya satu harapan Jungkook saat ini, dia ingin Sooyun kembali.

Dengan langkah setengah berlari Jungkook pergi menuju kamar inap Sooyun dengan kotak makan berisi roti panggang selai coklat untuk Sooyun di tangannya. Di sana dia melihat ayah mertuanya sedang menunggu di depan pintu seraya memainkan ponselnya.

"Appa!"

"Kau sudah datang, kita harus menunggu dokter Harry" ujar Tuan Jung yang dibalas dengan anggukan oleh Jungkook.

Mata Jungkook terlihat sembab karena terus menangis tapi itu berbeda dengan ayah Sooyun. Matanya bahkan terlihat baik-baik saja dan raut wajahnya pun seperti tidak sedang merasa sedih.

"Selamat pagi!" sapa dokter Harry pada Jungkook dan Tuan Jung.

"Selamat pagi, dok" balas mereka secara bersamaan.

"Hari ini appa ingin menjenguk Sooyun juga dok. Apa boleh kita menjenguk Sooyun secara bersamaan?" tanya Jungkook.

"Saya perbolehkan kalian menjenguk Sooyun hari ini, tapi harus bergantian" jelas dokter Harry.

"Baik, dok. Kalau begitu appa masuk duluan saja" ujar Jungkook yang dibalas dengan anggukan kepala oleh Tuan Jung.

Tuan Jung langsung masuk ke ruang inap Sooyun setelah dokter Harry membukakan pintunya. Tatapan Tuan Jung terlihat biasa-biasa saja melihat Sooyun tengah terduduk di sudut ruangan dengan rambut yang masih menutupi wajahnya.

"Sooyun-ah!" panggil Tuan Jung sembari mendekati Sooyun dan duduk di dekat wanita itu.

"Lihatlah ini adalah balasanmu karena kau menentangku-"

Sooyun mengangkat wajahnya dan menatap dengan tajam Tuan Jung.

"Kau tidak memberikan racun itu kepada Jungkook kan?"

Sooyun masih diam dan menyimak setiap kata yang dilontarkan oleh sang ayah.

"Ya! Jawab aku! Kau tidak memberikan racun itu kepada Jungkook kan?!" bentak Tuan Jung tapi dia masih mengontrol suaranya agar tidak terdengar oleh Jungkook.

"Kau mencintai laki-laki bajingan bernama Jungkook itu kan?!" bentak Tuan Jung lagi. Walaupun akal sehat Sooyun masih belum kembali seperti semula tapi, dia merasa sangat kesal saat laki-laki bernama Jungkook dihina oleh laki-laki yang berada di hadapannya itu yang tak adalah ayahnya.

"YA! KAU JAHAT! PERGILAH! PERGI!" teriak Sooyun. Dia bahkan sampai ingin memukul ayahnya sendiri saking kesalnya.

Jungkook yang mendengar teriakan Sooyun segera masuk ke ruangan itu. Dia melihat Tuan Jung menghindar dari Sooyun yang seperti tengah mengejarnya. Tidak seperti minggu kemarin, hari ini pihak rumah sakit hanya mengikat tangan Sooyun jadi dia masih bisa berjalan meski terlihat sempoyongan akibat lebam bekas ikatan tali di kakinya.

"Sayang!" Jungkook segera memeluk Sooyun yang tengah histeris dengan berteriak "Kau jahat!" kepada Tuan Jung.

"Sayang tenanglah! Aku Jungkook suamimu ada di sini" ujar Jungkook yang masih berusaha keras menenangkan Sooyun.

"Jungkook?" tanpa diduga Sooyun berhenti histeris dan tidak memberontak dalam pelukan Jungkook.

"Iya, aku ada di sini" Jungkook menyingkirkan rambut yang menutupi wajah Sooyun dan mencium kening istrinya itu cukup lama.

"Dia jahat!" teriak Sooyun dengan menunjuk ayahnya.

"Dia ayahmu, dia tidak jahat Sayang" kata Jungkook tapi Sooyun terus berteriak kalau laki-laki itu jahat.

"Appa, maaf kalau aku tidak sopan. Tapi, sebaiknya appa keluar dulu agar Sooyun bisa tenang" ujar Jungkook yang langsung diiyakan oleh ayah mertuanya.

"Sudah ya, jangan berteriak lagi!" kata Jungkook sembari membawa Sooyun ke tempat tidurnya.

Setelah itu Jungkook segera berlari mengambil kotak makan yang terjatuh di lantai saat dia tadi berusaha menenangkan Sooyun. Untung saja makanan di dalamnya masih baik-baik saja.

"Kau mau makan?" tanya Jungkook. Sooyun hanya diam dan terus menatapnya.

"Aaaa" Jungkook mengarahkan roti panggang kesukaan Sooyun ke arah mulut Sooyun. Awalnya Sooyun hanya diam dan menatap makanan itu tapi akhirnya dia mau membuka mulutnya.

"Makan yang banyak ya sayang" Jungkook menunjukkan senyumannya meski air mata sesekali membasahi pipinya. Sooyun masih saja diam dan terus memakan roti yang disuapi oleh Jungkook.

Melihat Sooyun yang sepertinya mulai membaik membuat Jungkook merasa sangat senang. Tapi, dia masih penasaran tentang kejadian tadi. Bagaimana bisa Sooyun histeris seperti tadi dan meneriaki ayahnya seorang penjahat. Padahal dia bisa setenang ini saat bersama Jungkook. Sebenarnya apa yang dikatakan oleh ayah Sooyun, batin Jungkook.

"Apakah sakit?" Jungkook mengusap kaki Sooyun yang terlihat sedikit lebam karena ikatan tali. Sooyun mengangguk lemah tanpa mengeluarkan suara.

"Mereka pasti mengikatnya terlalu kuat" kata Jungkook.

"Boleh aku membukanya?" tanya Jungkook sembari menunjuk tali yang mengikat tangan Sooyun. Wanita itu kembali mengangguk tanpa bersuara.

Sama seperti kakinya, ikatan di tangan Sooyun juga meninggalkan lebam yang sedikit keunguan.

"Pasti sakit ya?" Jungkook tidak bisa menahan air matanya melihat Sooyun diperlakukan seperti ini, tapi dia juga tidak bisa marah karena ini semua demi kebaikan Sooyun.

Perlahan Jungkook menggenggam kedua tangan Sooyun dan mencium tangannya masih dengan air mata yang menetes. Sooyun melepaskan tangan kanannya dari genggaman tangan Jungkook dan bergerak menghapus air mata Jungkook. Itu tetap dia lakukan dengan mulut yang tertutup seolah dia tidak bisa bicara apapun.

Mumpung Sooyun sekarang sedang tenang. Jungkook menghubungi dokter Harry untuk mengirimkan perawat ke ruang inap Sooyun. Dia meminta perawat untuk membawakan segelas air, sisir dan ikat rambut untuk Sooyun.

Dengan hati-hati Jungkook menyisir rambut Sooyun yang sedikit kusut. Sepertinya perawat dan dokter di sini pernah mencoba mengikat rambut Sooyun tapi wanita itu membuang ikat rambutnya. Terlihat dari beberapa ikat rambut yang tercecer di lantai.

"Sudah, sekarang kau semakin cantik" kata Jungkook sembari menatap wajah istrinya itu.

Jungkook menatap setiap inci wajah Sooyun. Wajah yang sangat dia rindukan ini masih terlihat sangat cantik meski tidak ada keceriaan yang tergambar di sana. Mata Jungkook melihat bibir Sooyun yang sedari tadi terkatup dan perlahan dia mendekatkan wajahnya dengan wajah Sooyun. Dia menempelkan bibirnya ke bibir Sooyun cukup lama. Tidak ada reaksi dari Sooyun. Bahkan wanita itu tetap membuka mata.

"Aku sangat mencintaimu sayang, kau harus segera pulang bersamaku ya?" ujar Jungkook saat melepaskan ciumannya.

"Sekarang kau istirahat ya?" Jungkook membantu Sooyun untuk berbaring. Wanita itu langsung berbaring membelakangi Jungkook.

"Aku pulang ya?" Jungkook mencium kepala Sooyun lalu keluar dari kamar wanita itu setelah memastikan kalau Sooyun sudah tidur.

Jungkook tidak menemukan ayah mertuanya saat keluar dari kamar Sooyun. Mungkin dia sudah kembali ke kantor pikir Jungkook. Tanpa menunggu Jungkook langsung pergi menemui dokter Harry untuk membicarakan perkembangan Sooyun.

"Bagaimana?" tanya dokter Harry pada Jungkook setelah mempersilahkan Jungkook untuk duduk.

"Sooyun sudah bisa tenang saat bersamaku. Tadi dia juga sudah mau makan. Tapi dok,  dia masih tidak mau bicara. Tadi dia juga sempat histeris saat bertemu dengan ayahnya. Kenapa bisa begitu dok?" tanya Jungkook yang merasa sangat penasaran.

"Dia mengatakan sesuatu?" tanya dokter Harry.

"Iya dok, dia berteriak kalau ayahnya itu jahat dan dia menyuruh ayahnya pergi" jawab Jungkook.

"Berarti ayahnya memang melakukan hal yang kurang baik kepada Sooyun. Kau pasti mengerti kalau orang yang sedikit keganggu kejiwaannya pasti selalu bicara jujur, dia tidak akan menutupi apapun" jelas dokter Harry.

"Sebaiknya untuk kunjungan selanjutnya, jangan dulu pertemukan Sooyun dengan ayahnya!" lanjut dokter Harry. Sebenarnya Jungkook merasa tidak percaya dengan penjelasan dari dokter Harry tapi, kalau melihat perubahan sikap Sooyun tadi sepertinya membenarkan ucapan dokter Harry.

"Kapan saya bisa menjenguk Sooyun lagi, dok?"

"Jika dilihat dari perkembangan Sooyun, kau boleh menjenguk nya setiap hari. Mungkin itu akan membantu Sooyun cepat pulih jika dia mulai pulih saya akan pindahkan dia ke ruang inap biasa bukan ruang isolasi seperti sekarang"

Penjelasan dokter Harry membuat Jungkook merasa sangat senang, setidaknya dia bisa menemui Sooyun setiap hari mulai sekarang meski Sooyun belum diizinkan untuk pulang.

"Ada satu hal lagi yang ingin saya sampaikan"

Jungkook yang tadinya sudah senang kembali merasa deg degan saat dokter Harry ingin memberitahukan sesuatu kepadanya.

"Kemarin Sooyun mual-mual saat menjalani terapi. Jadi, kami panggilkan dokter untuk memeriksa kesehatannya. Kata dokter itu Sooyun sedang hamil" jelas dokter Harry yang membuat Jungkook sangat terkejut. 


Part ter... (di isi ya) 😂😂😂

Next???

Jangan lupa vote and comment ya 😊

I Purple U 💜

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro