CHAPTER 31
Sooyun merasakan ada yang menggenggam tangannya erat saat dia mulai membuka matanya. Dia pingsan kurang lebih selama 10 menit dan Jungkook langsung membawanya ke tempat tidur.
"Jungkookie!" panggil Sooyun saat melihat Jungkook menggenggam tangannya dengan mata terpejam.
"Ah kau sudah bangun, kau pusing?" Jungkook mengusap kepala Sooyun dan wanita itu mengangguk pelan, "Sedikit" jawabnya.
"Jika sakit kenapa tidak bilang padaku?"
"Aku hanya sedikit pusing, Jungkook-ah" Sooyun bangkit dan menyandarkan punggungnya di kepala tempat tidur.
Ingatannya kembali pada James yang sekarang menjadi tetangganya. Jika Sooyun mengatakan tentang yang sebenarnya pada Jungkook mungkin semuanya akan memburuk karena Jungkook tidak akan tinggal diam saat tahu laki-laki yang pernah melecehkan Sooyun berada di dekatnya. Untuk sekarang mungkin Sooyun harus menyimpannya sendiri, lagi pula Sooyun juga jarang keluar apartemennya.
"Sooyun-ah!" Jungkook melambaikan tangannya di depan wajah Sooyun yang terlihat sedang melamun.
"Ah iya, bisakah kau pergi makan malam di rumah James sendirian? Aku masih tidak enak badan" kata Sooyun yang mencoba mencari alasan agar tidak ikut pergi. Jungkook yang percaya setelah melihat keadaan Sooyun hanya mengangguk. Sebenarnya Jungkook tidak ingin pergi jika Sooyun tidak pergi, tapi dia juga tidak enak pada tetangga barunya itu.
Saat jam menunjukkan pukul 7 malam, Jungkook sudah siap dengan pakaian santainya tapi tetap rapi untuk pergi makan malam di rumah James. Dia melihat Sooyun yang tengah berbaring di tempat tidur dari pantulan kaca di hadapannya.
Jungkook mendekati Sooyun dan mencium kening istrinya itu cukup lama dan dia dapat merasakan kening Sooyun yang sedikit hangat. Sooyun menggeliat dalam tidurnya karena ulah Jungkook, tapi dia langsung kembali tertidur pulas. Sebelum Sooyun tidur, tadi Jungkook sudah membuatkan makanan malam untuk Sooyun dan Sooyun juga sudah memakannya. Sekarang Jungkook harus segera pergi sebelum sang tuan rumah menunggunya terlalu lama.
Jungkook menunggu James membukakan pintu untuknya setelah dia mengetuk pitu apartemen itu. Tak lama laki-laki berwajah bule dengan kulit putih yang tak jauh berbeda dengan Jungkook itu membukakan pintu. Senyumannya mengembang saat melihat Jungkook datang memenuhi undangannya.
"Silahkan masuk" ajak nya lalu masuk terlebih dulu ke apartemennya.
"James! Maaf istriku tidak bisa datang, dia sedang tidak enak badan" ujar Jungkook saat James baru mengajaknya masuk ke ruang makan.
"Tidak masalah, sampaikan salamku pada Sooyun semoga dia cepat sembuh" jawab James. Jungkook sedikit terkejut mendengar jawaban James karena setahu Jungkook, tadi siang Sooyun tidak sempat memperkenalkan diri pada James dan Jungkook juga tidak menyebut nama Sooyun sama sekali tapi anehnya James tahu nama Sooyun.
"Bagaimana kau tahu nama istriku?" tanya Jungkook dengan tertawa renyah agar tidak membuat suasana menjadi tegang.
"Ah itu, mmhh ... ah istrimu kan salah satu desainer yang cukup terkenal di Paris. Siapa yang tidak mengenalnya?" jawab James lalu tersenyum kikuk. Jawaban itu membuat Jungkook semakin bingung.
Setahu Jungkook, Sooyun memang desainer yang terkenal karena rancangan busananya selalu dipakai orang-orang ternama di Paris dan pakaian buatannya selalu menang di ajang peragaan busana di Paris maupun luar negeri tapi sayangnya Sooyun tidak suka di sorot media. Itulah yang membuat kebanyakan orang hanya tahu nama Sooyun tanpa tahu wajahnya. Saat bertemu James tadi Sooyun juga memakai masker anehnya James bisa mengenalinya seolah mereka sudah kenal lama. Jungkook hanya mengangguk mengerti karena Jungkook tidak mau membahasnya terlalu jauh apalagi dengan orang yang baru dikenalnya.
Setelah makan malam mereka selesai, Jungkook langsung pamit pulang dengan alasan dia tidak tega meninggalkan Sooyun sendirian terlalu lama. Sesampainya Jungkook di kamar, dia melihat Sooyun sedang memainkan ponselnya dengan posisi menyandar di kepala tempat tidur.
"Kau sudah baikan?" tanya Jungkook sembari menutup pintu kamarnya kembali.
"Kau sudah pulang! Sedikit membaik. Bagaimana acara makan malamnya?" Sooyun meletakkan ponselnya.
Jungkook berpikir untuk menanyakan tentang kebingungan nya pada Sooyun. Dia naik ke tempat tidur dan ikut menyandarkan punggungnya seperti Sooyun.
"Aku merasa ada yang aneh" ujar Jungkook. Sooyun yang mendengarnya hanya menaikkan alisnya menunggu lanjutan kalimat dari Jungkook.
"Dia bisa tahu namamu padahal aku tidak menyebutkan namamu sama sekali dan ya kau juga belum sempat memperkenalkan diri kan? Aneh sekali" jelas Jungkook.
"Kau sudah bertanya bagaimana dia bisa tahu namaku?"
"Sudah, dia bilang dia tahu namamu karena kau adalah desainer terkenal tapi kan kau jarang sekali disorot media. Apa sebenarnya kalian sudah saling kenal?"
Sooyun langsung merasa gugup saat Jungkook tiba-tiba bertanya begitu.
"Ti-tidak, bagaimana kau bisa berpikir begitu?" elak Sooyun. Jungkook mengedikkan bahunya, "Siapa tahu kan?" ujar Jungkook lalu membaringkan tubuhnya. Karena Jungkook memakai baju santai dia bisa langsung tidur tanpa ganti baju.
"Ayo tidur!" Jungkook mengusap tangan Sooyun yang terlihat masih memikirkan sesuatu.
"Iya" Sooyun ikut membaringkan tubuhnya.
"Aku mencintaimu" Jungkook mencium kening Sooyun lalu memeluk Sooyun dan tertidur dengan posisi mendekap Sooyun.
Tidak seperti pagi biasanya, Sooyun merasa sangat takut jika Jungkook pergi bekerja dan meninggalkannya sendirian di apartemen. Alasan yang membuat Sooyun takut tak lain adalah James. Jika Jungkook sedang bekerja, tidak ada yang bisa melindungi Sooyun saat James tiba-tiba kembali mengganggunya.
Dia tidak bisa menahan Jungkook untuk pergi, dia juga tidak bisa ikut Jungkook bekerja karena itu pasti membuat Jungkook curiga. Mungkin dengan mengunci apartemen dan tidak keluar sepanjang hari sampai Jungkook pulang akan membuat Sooyun aman dari gangguan James, pikir Sooyun.
"Aku berangkat, kalau ada apa-apa langsung hubungi aku!" Jungkook bangkit dari kursi meja makan lalu mencium pipi dan kening Sooyun.
"Jungkook-ah!" panggil Sooyun sebelum Jungkook beranjak pergi.
"Jangan lama-lama ya, cepatlah pulang!" ujar Sooyun yang sedikit kaku karena dia tidak pernah berkata begitu pada Jungkook selama mereka menikah.
"Ada apa? Kenapa kau bicara begitu?" Jungkook tidak bisa menahan tawanya mendengar Sooyun bicara seperti itu.
"Tidak ada apa-apa, aku hanya tidak suka sendirian" elak Sooyun.
Jungkook yang tadinya sudah berdiri agak jauh dari Sooyun kembali berjalan mendekati Sooyun. Dia mendekatkan wajanya pada telinga Sooyun, "Kalau begitu kita harus punya baby agar kau tidak kesepian" goda Jungkook lalu mencium pipi Sooyun lagi sebelum dia berlari meninggalkan Sooyun yang wajahnya sudah memerah.
Setelah menyelesaikan pekerjaannya Sooyun pergi untuk mengambil minuman di dapur. Baru saja Sooyun meneguk soda yang ada di tangannya, dia mendengar ada ketukan pintu dari pintu utama apartemennya. Degup jantung Sooyun langsung tidak terkontrol, entah kenapa yang ada di bayangannya hanya James.
Semakin lama ketukan pintu itu semakin keras dan cepat membuat Sooyun semakin takut. Tapi dia tidak boleh terus begini, dia harus melihat siapa yang datang.
Sooyun memberanikan dirinya untuk mengintip orang yang ada di balik pintu itu melalui lubang kecil pada pintu. Dia merasa sedikit lega saat melihat orang yang datang bukanlah James melainkan sang ayah. Tapi dia juga tidak sepenuhnya tenang karena sang ayah datang pasti untuk menanyakan tentang rencananya itu.
"Appa!" sapa Sooyun sembari memeluk ayahnya.
"Ayo masuk appa!" Sooyun mengajak ayahnya masuk tapi sang ayah malah menolaknya.
"Appa kesini hanya untuk bertanya tentang rencana kita. Bagaimana? Apa sudah ada tanda-tanda dari Jungkook?" tanya Tuan Jung tidak sabaran.
"Ini masih dua minggu appa, jangan terlalu buru-buru!" ujar Sooyun yang sedikit kesal pada sang ayah.
"Appa hanya ingin memastikan kau benar-benar sudah mulai meracuni nya. Jangan sampai kau tidak melakukan apa yang appa suruh!"
"Iya" tidak ada yang bisa Sooyun katakan selain mengiyakan ucapan ayahnya.
"Kinerja racun itu mungkin akan terlihat satu bulan kedepan, kalau sampai aku tahu kau tidak memberikan racun itu pada Jungkook. Aku sendiri yang akan meracuni nya. Paham?!" Tuan Jung merapikan jas nya lalu pergi begitu saja.
Sooyun berdecak saat punggung ayahnya menghilang setelah masuk lift. Obsesi sang ayah untuk membunuh Jungkook sepertinya tidak akan pernah hilang. Sebenarnya Sooyun sedikit merasa ada yang aneh dengan tingkah sang ayah. Saat ibu Sooyun masih hidup dulu, ayah Sooyun terlihat sangat acuh pada ibu Sooyun. Tuan Jung memang orang yang pekerja keras, dia bahkan sibuk bekerja sampai mengabaikan istri dan anaknya. Tapi saat ibu Sooyun meninggal, ayah Sooyun terlihat sangat menggebu - gebu untuk balas dendam pada Jungkook.
Sooyun segera menutup dan menguncu pintu apartemennya saat mendengar pintu apartemen di sebelahnya yang tak lain adalah apartemen James terbuka. Langkah kaki James terdengar mendekat ke arah pintu apartemen Sooyun. Hal itu membuat Sooyun mulai ketakutan. Bahkan kaki Sooyun sudah lemas dan tidak bisa beranjak pergi dari pintu.
Saat langkah kaki itu terhenti, Sooyun memberanikan diri untuk mengintip dari lubang kecil yang ada di pintu. Benar saja, James tengah berdiri tepat di depan pintu apartemen Sooyun. Dia tidak mengetuk pintu tapi dia hanya diam memandang pintu apartemen Sooyun dengan wajah datarnya.
Tak lama, dia berjalan menjauh dan pergi dari sana. Sooyun langsung menghela napasnya dan segera pergi dari depan pintu. Baru saja Sooyun beranjak dari depan pintu, tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk pintu apartemennya. Meski James tadi sudah pergi, Sooyun masih merasa takut jika ternyata orang yang berada di balik pintu adalah laki-laki itu.
Next???
Jangan lupa vote and comment ya 😊
I Purple U 💜
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro