CHAPTER 30
"Ternyata guarauan ku tadi siang benar-benar terjadi"
"Gurau an apa?" Sooyun tidak mengerti maksud ucapan Jungkook.
"Aku keracunan" jawab Jungkook. Jantung Sooyun serasa berhenti berdetak mendengar penuturan Jungkook dan setetes air mata Sooyun tiba-tiba turun membasahi pipinya.
"Kenapa menangis?" Jungkook terkekeh lalu menghapus air mata Sooyun. "Tenang saja, aku tidak keracunan makanan yang kau bawakan tadi. Aku keracunan roti basi yang tidak sengaja ku beli" jelas Jungkook.
Sebenarnya Sooyun memang belum memberikan racun yang diberikan oleh ayahnya pada Jungkook karena dia tidak bisa meracuni laki-laki yang sangat dia cintai itu. Entah apa yang akan Sooyun katakan pada ayahnya jika ayahnya bertanya tentang rencananya itu. Tapi yang pasti Sooyun tidak akan pernah membalaskan dendamnya dengan cara membunuh Jungkook.
"Kau ini ceroboh sekali, kenapa tidak kau baca dulu tanggal kadaluarsanya? Kenapa kau membeli makanan sembarangan? Ish kau mau mati ya?" Sooyun memukul pelan lengan Jungkook sambil menangis dan mengomel.
"Ya! Jangan menangis aku baik-baik saja!" Jungkook menarik Sooyun dan memeluk Sooyun yang masih berdiri di samping tempat tidurnya.
"Lain kali jaga dirimu baik-baik!" ujar Sooyun masih memeluk Jungkook.
"Iya, istriku" jawab Jungkook saat mereka melepaskan pelukannya.
Selanjutnya mereka hanya diam. Sooyun duduk di kursi tepat di samping tempat tidur Jungkook dan hanya memainkan jarinya, sedangkan Jungkook hanya sibuk memaju mundurkan bibirnya.
"Tumben sekali kau bisa diam dan tenang, biasanya suka teriak-teriak tidak jelas" ujar Jungkook yang akhirnya mau buka suara.
"Itu karena sumber kemarahanku tidak berdaya sekarang" balas Sooyun dengan tatapan remeh ke arah Jungkook.
"Kau bilang apa?" tanya Jungkook tidak terima.
"Kau tidak berdaya"
"Ya! Jaga bicara mu!"
"Ya! Lihatlah dirimu! Kau memang lemah sekarang" Sooyun menjulukinya lidahnya membuat Jungkook semakin kesal.
"Sooyun-ssi! Awas kau!" Jungkook menarik Sooyun yang hendak melarikan diri dan membuat Sooyun terjatuh di atasnya. Walaupun hubungan mereka membaik tapi tetap saja mereka sering merasa gugup di saat-saat seperti ini.
"Permisi" suara itu membuyarkan adegan Sooyun dan Jungkook.
Ternyata ada seorang dokter yang sudah berdiri di ambang pintu dengan senyuman anehnya. Wajah Sooyun dan Jungkook seketika memerah saat kejadian memalukan tadi dilihat oleh dokter wanita setengah baya itu.
"Maaf mengganggu, saya hanya ingin memeriksa keadaan pasien" kata dokter itu lalu memakai stetoskopnya dan mulai memeriksa Jungkook.
"Anda kekasih pasien?" tanya dokter itu setelah memeriksa keadaan Jungkook.
"Saya istrinya, dok" jawab Sooyun malu-malu karena kejadian tadi.
"Ah pantas saja" gumam dokter itu tapi Sooyun dan Jungkook masih bisa mendengarnya dan itu membuat mereka semakin merasa malu.
"Keadaan pasien mulai membaik tapi sebaiknya dia harus mengkonsumsi banyak susu murni agar racun dalam tubuhnya cepart ternetralisir" jelas dokter itu. Sooyun hanya menjawabnya dengan anggukan mengerti dan senyuman yang dia buat sebisa mungkin.
"Kemungkinan besok pasien sudah diperbolehkan pulang, jadi sabar dulu ya" dokter itu tersenyum lalu meninggalkan ruang inap Jungkook begitu saja setelah membuat Sooyun dan Jungkook malu setengah mati.
"Ya! Ini semua karena ulah mu!" ujar Sooyun kesal.
"Aku? Kau yang memulainya!" elak Jungkook yang tidak mau kalah.
"Kau yang yang memulainya!"
"Kau bukan aku!"
"Kau bukan aku!"
"Sooyun bukan Jungkook!"
"Jungkook bukan Sooyun!"
"Bukan Jungkook tapi Sooyun!"
"Bukan Sooyun tapi Jungkook!"
"Bukan aku!"
"Sudah cukup! Aku mau keluar dulu sebentar, istirahat lah!" kata Sooyun yang mengakhiri perdebatan tidak penting di antara mereka.
"Mau kemana?"
"Membeli susu untuk mu"
"Jangan lama-lama"
"Iyaaa"
Jungkook dan Sooyun selalu seperti itu. Jika bertemu selalu adu mulut tapi jika salah satu pergi pasti merasa sangat kesepian.
Sooyun berusaha berjalan cepat agar tidak terlalu lama meninggalkan Jungkook. Untungnya di depan rumah sakit ada sebuah swalayan jadi Sooyun tidak perlu pergi jauh. Dengan masker yang selalu menutupi wajahnya setiap kali keluar rumah Sooyun masuk ke sebuah swalayan.
Tangannya dengan cepat memasukkan beberapa botol susu murni ke keranjang. Dia juga membeli beberapa buah-buahan dan cookies untuk cemilan Jungkook. Karena terlalu terburu-buru Sooyun sampai tidak sengaja bertabrakan dengan seorang laki-laki tapi untung saja keranjang belanjaannya tidak sampai jatuh.
"Maaf Tuan" Sooyun membungkuk lalu hendak pergi tapi laki-laki itu menahan tangannya.
"Kenapa terburu-buru?"
Suara itu membuat Sooyun merinding, Sooyun segera memalingkan wajahnya untuk melihat wajah lelaki itu dan dia melihat dengan jelas mata tajam dan seringaian yang menghantui hidupnya selama ini.
"Bagaimana kabarmu?"
"Lepaskan!" Sooyun melepas paksa tangan laki-laki itu dari pergelangan tangannya lalu pergi ke arah kasir dan segera pergi dari swalayan itu.
Sooyun berjalan dengan susah payah menuju kamar inap Jungkook karena kakinya masih gemetar setelah bertemu lelaki itu. Bahkan laki-laki itu masih bisa mengenali Sooyun padahal Sooyun sudah menutupi wajahnya dengan masker.
Sooyun masuk ke kamar Jungkook dengan memasang wajah tenangnya seolah tidak terjadi apa-apa.
"Minumlah!" Sooyun memberikan sebotol susu murni yang sudah dibelinya kepada Jungkook. Laki-laki itu mengambilnya dan segera meminumnya.
"Kau berlari?" tanya Jungkook sembari meletakkan botol susu yang sudah kosong di atas meja di samping tempat tidurnya.
"Kenapa?"
"Kening mu berkeringat" Jungkook mengusap kening Sooyun dengan jarinya. Sooyun tidak bisa menahan rasa takutnya lagi, dia tidak sengaja mengeluarkan air mata yang sudah sejak tadi dia tahan.
"Kenapa menangis lagi, hm?" Jungkook mengusap air mata Sooyun.
Sooyun tidak bisa menceritakan apa yang baru saja terjadi padanya. Dia tidak mau membuat Jungkook merasa khawatir apa lagi Jungkook sedang sakit sekarang. Dia ingin belajar menenangkan dirinya sendiri dan berusaha tenang walaupun tidak membawa obat penenang saat ini. Dulu Sooyun selalu membawa obat itu kemanapun dia pergi, tapi akhir-akhir ini keadaannya mulai membaik jadi dia sudah tidak terbiasa membawa obat. Siapa sangka lelaki itu kembali muncul di hadapan Sooyun dan membuat Sooyun merasa sangat takut sampai membutuhkan obat penenangnya.
"Kau harus cepat sembuh ya" Sooyun meraih tangan Jungkook yang berada di pipinya dan menggenggamnya erat.
"Pasti, sudah jangan menangis!" ujar Jungkook yang dibalas dengan anggukan oleh Sooyun.
Sooyun terbangun dari tidurnya di atas sofa yang ada di kamar inap Jungkook dan dia melihat Jungkook masih tertidur pulas di balik selimut tebal rumah sakit. Sebelum Jungkook bangun, Sooyun segera mandi agar merasa lebih segar.
Saat Sooyun keluar dari kamar mandi dia melihat Jungkook sudah terbangun dari tidurnya dan sedang mengumpulkan kesadarannya.
"Sudah bangun" sapa Sooyun lalu membuka semua tirai di kamar itu supaya cahaya matahari bisa masuk.
"Aku mau susu"
Kata-kata itu sudah biasa bagi Sooyun karena Jungkook selalu berkata begitu di pagi hari. Sooyun hanya tersenyum dan mengambil sebotol susu pisang dari kantong belanjaan dan memberikannya pada Jungkook. Sooyun juga mengambil sebotol susu coklat untuknya.
"Aku juga membeli cookies untukmu, kau mau?" tanya Sooyun dan Jungkook mengangguk antusias. Melihat tingkah Jungkook yang seperti anak kecil membuat Sooyun merasa tidak percaya atas apa yang sudah laki-laki itu lakukan pada ibunya.
"Kau sudah memberi tahu eomma kalau aku di rumah sakit?" tanya Jungkook lalu lanjut memakan cookiesnya.
"Ah eomma, aku lupa mengabarinya"
"Tidak perlu menghubungi eomma, lagi pula aku akan pulang hari ini kan. Aku tidak mau membuatnya khawatir" ujar Jungkook.
"Aku beruntung punya ibu mertua seperti eomma, dia sangat baik"
"Iya, aku sama seperti eomma kan? Sangat baik" Jungkook menyisir rambutnya ke belakang dengan jarinya. Sooyun yang melihat tingkah Jungkook hanya memutar bola matanya jengah.
"Jungkook-ah!"
"Hmm?"
"Apa kau marah jika ada yang menyakiti eomma?"
Jungkook terkekeh mendengar pertanyaan Sooyun, "Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja aku marah. Aku tidak akan membiarkan orang-orang yang aku cintai disakiti termasuk dirimu" Jungkook menarik pelan hidung Sooyun dengan gemas.
"Apa yang akan kau lakukan jika melihat eomma disakiti?"
"Aku akan lakukan apapun yang aku bisa, ada apa kau bertanya begitu?"
"Tidak ada" Sooyun tersenyum dan menggeleng.
Setelah makan siang dokter sudah memperbolehkan Jungkook untuk pulang karena kesehatan Jungkook berangsur membaik. Akhirnya Sooyun berhasil mengemudikan mobilnya setelah berdebat panjang dengan Jungkook di parkiran karena Jungkook tidak mau jika Sooyun yang menyetir. Sooyun ingin Jungkook istirahat total untuk sekarang tapi Jungkook selalu membantah ucapan Sooyun dan menimbulkan perdebatan di antara mereka.
Sooyun dan Jungkook berjalan beriringan memasuki gedung apartemen. Sepanjang lorong yang mereka lewati, Jungkook selalu menggoda Sooyun dengan menggelitiknya. Sooyun yang kesal sesekali menghardik dan juga membalas kejahilan Jungkook.
"Hai! "
Suara itu membuat Sooyun seketika memalingkan wajahnya melihat ke arah orang yang menyapa mereka. Laki-laki itu berdiri beberapa kaki di depan mereka tepatnya di depan pintu apartemen Sooyun dan Jungkook. Sorot mata Sooyun bertemu dengan mata lelaki itu dan secara otomatis semua kejadian di masa lalu terputar di kepala Sooyun. Sooyun berusaha untuk tetap terlihat tenang meski kaki nya mulai gemetar karena dia tidak mau mebuat Jungkook khawatir.
"Hai!" balas Jungkook dengan senyum ramahnya.
"Kalian tinggal di sini kan?" laki-laki itu menunjuk pintu apartemen mereka dan Jungkook langsung mengangguk.
"Perkenalkan namaku James" lelaki itu mengulurkan tangannya ke arah Jungkook dan Jungkook menyambut uluran tangannya ramah sedangkan, Sooyun langsung meninggalkan mereka dan masuk ke apartemennya melewati James begitu saja karena dia sudah tidak bisa menahan rasa takutnya.
"Maafkan istriku mungkin dia lelah, ada perlu apa?" tanya Jungkook to the point.
"Aku tetangga baru kalian, aku hanya ingin mengundang kalian makan malam untuk malam ini" ujarnya. Jungkookpun mengiyakan undangan James tanpa ada ragu.
Dengan cepat Sooyun meminum obat penenangnya sebelum rasa takutnya semakin parah. Perasaan takut yang awalnya menguasai diri Sooyun berangsur menghilang. Dia sudah bisa bernapas sedikit lebih tenang dari sebelumnya.
"Kau baik-baik saja?" tanya Jungkook yang tiba-tiba masuk ke kamar.
"Ah iya, aku tadi buru-buru ke kamar mandi" jawab Sooyun berbohong.
"Aku pikir ada apa, oh iya James tetangga baru kita mengundang kita makan malam" ujar Jungkook.
Sooyun yang tadinya mulai tenang tiba-tiba kembali lemas, bagaimana tidak laki-laki yang sudah membuat hidupnya menderita kini menjadi tetangganya. James Lord laki-laki yang dia temui di swalayan, laki-laki yang sudah melecehkan nya 8 tahun yang lalu sekarang berada di dekatnya dan hanya di batasi dinding apartemen. Mengetahui fakta itu membuat Sooyun tidak bisa tenang dan langsung jatuh pingsan.
ARMY YEOROBUUUN
SIAPA YANG AMBYAR SAMA MV LIFE GOES ON 😭😭😭 LAGUNYA BIKIN CANDU BANGET AAAAAKHHH 😭😭😭 FIGHTING FOR STREAMING ARMYYYY JANGAN KASIH KENDOR🙌
ADA YANG BELUM STREAMING GAK NIH???
YANG DARI TADI SIANG SEMANGAT STREAMING BORAHAEEEEEE💜💜💜
NEXT?
Jangan lupa vote and comment ya 😊
I Purple U 💜
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro