Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

CHAPTER 27

Sooyun mengerjapkan matanya yang masih terasa berat beberapa kali. Badannya terasa sangat lelah setelah apa yang terjadi semalam. Mata Sooyun membulat saat menyadari apa yang sudah dia lakukan dengan Jungkook semalam. Dengan cepat Sooyun mengintip tubuhnya di balik selimut dan untungnya dia sudah memakai pakaiannya.

Mendengar pintu kamarnya terbuka membuat Sooyun terkejut bercampur gugup. Dia masih merasa sangat malu untuk bertemu Jungkook tapi dia juga tidak mungkin menghindar dari suaminya itu.

Jungkook berjalan mendekati Sooyun dengan pakaian kantornya yang sudah rapi. Dia berjongkok di samping Sooyun yang masih berbaring di tempat tidur.

"Kau pasti lelah, istirahatlah!" kata Jungkook seraya mengusap rambut Sooyun.

"Kau sudah sarapan?"

"Sudah sayang. Aku berangkat sekarang ya?" Jungkook sedikit berjinjit mencium kening dan bibir Sooyun kilat lalu bangkit dan pergi bekerja.

Karena belum sarapan perut Sooyun terasa kosong. Sebelum sarapan dia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah trauma dengan laki-laki sepertinya trauma Sooyun bertambah lagi. Sekarang ia takut saat memandang dirinya di cermin karena beberapa kissmark di tubuhnya membuatnya merasa ngeri.

Selesai mandi dan bersiap Sooyun langsung pergi ke dapur untuk membuat sarapan. Tapi ternyata Jungkook sudah menyiapkan sarapan untuknya. Sooyun tersenyum melihat roti isi, salad buah dan segelas susu vanila sudah tertata rapi di atas meja makan. Nyatanya Jungkook juga bisa semanis ini batinnya.

Sooyun merasa sangat bosan di apartemennya. Pekerjaannya pun sudah selesai semua dan acara tv tidak ada yang menarik. Karena trauma sialan itu Sooyun tidak bisa leluasa keluar rumah seperti orang lain. Satu-satunya tempat yang bisa dia kunjungi seorang diri hanyalah bukit tapi dia tidak ingin pergi ke sana saat ini. Tidak ada pilihan lain, Sooyun hanya bisa memainkan ponselnya dan melihat berita-berita tentang idol favoritnya, BTS.

Saat tengah asik memainkan ponsel Sooyun mendapatkan telfon dari ibu mertuanya. Dia terkejut dan penasaran karena ibu mertuanya itu jarang sekali menghubunginya.

"Iya eomma?"

"Kau sibuk?"

"Tidak eomma, ada apa?"

"Bisa kita bertemu? Eomma sangat bosan dan ingin bertemu denganmu"

"Tentu saja bisa eomma"

"Baiklah, eomma akan kirim lokasinya"

Sooyun sangat senang karena akhirnya dia bisa keluar rumah. Dengan cepat Sooyun bersiap di kamarnya. Hanya dengan baju hitam dengan renda di bagian leher dipadukan dengan jaket berbulu berwarna putih, Sooyun sudah terlihat sangat cantik. Tidak mau mertuanya menunggu terlalu lama, Sooyun menyambar tas hitamnya lalu bergegas pergi.

Ibu mertuanya meminta Sooyun datang ke restoran yang berada di dalam mal pusat kota. Sesampainya di sana Sooyun menyapukan pandangannya ke setiap sisi restoran yang bisa dibilang cukup besar itu. Tak butuh waktu lama pandangan Sooyun menangkap sosok yang dia cari. Sang ibu mertua terlihat sedang duduk santai di meja yang letanya di sudut ruangan.

"Eomma, maaf aku membuat eomma menunggu lama" Sooyun mencium pipi kanan dan kiri ibu mertuanya lalu duduk di hadapan wanita bermarga Jeon itu.

"Tidak masalah, eomma baru saja datang" kata Nyonya Jeon.

"Bagaimana kabarmu?"

"Aku baik-baik saja, bagaimana dengan eomma?"

Nyonya Jeon mengedikkan bahunya, "Eomma sebenarnya sedikit merasa sedih dan kesal karena semua teman eomma memamerkan cucu mereka dan mengejek eomma" ujar Nyonya Jeon dengan wajah muram nya. Sooyun yang mendengarnya langsung mengerti maksud pembicaraan sang ibu mertua.

"Aku dan Jungkook masih berusaha, eomma tenang ya jangan sedih" Sooyun menggenggam tangan ibu mertuanya dengan menunjukkan seyum tipisnya.

"Baiklah" kata Nyonya Jeon dengan wajah yang kembali ceria seperti biasa setelah mendengar penuturan dari Sooyun.

Setelah itu mereka membahas banyak hal. Tentang pekerjaan Sooyun dan juga menu masakan Korea yang sedang Sooyun pelajari cara memasaknya. Mereka juga sempat berkeliling mall untuk berbelanja. Sang ibu mertua benar-benar menganggap Sooyun seperti anaknya sendiri. Kerinduan Sooyun terhadap ibunya sedikit terobati saat dia bersama sang ibu mertua.

Sooyun membanting tubuhnya di sofa ruang tengah karena sangat lelah setelah menghabiskan waktu bersama sang ibu mertua. Tak lama Sooyun yang kelelahan tertidur dengan posisi duduk di sofa dan membiarkan beberapa kantung belanjaannya tergeletak begitu saja di atas lantai.

Sooyun merasa terganggu saat ada sebuah tangan yang membelai rambutnya. Perlahan Sooyun membuka matanya yang terasa berat dan menemukan Jungkook sudah berada di hadapannya. Sooyun langsung terkesiap dan mengecek jam tangannya. Ternyata jam pulang Jungkook sudah lewat setengah jam yang lalu.

"Ah, maaf aku ketiduran" ujar Sooyun seraya membenarkan tatanan rambutnya yang sedikit berantakan.

"Tidak masalah, kau kelelahan ya sampai tertidur di sini?" tanya Jungkook.

"Iya, seharian aku pergi bersama eomma" jawab Sooyun. Jungkook melihat beberapa kantung belanjaan di lantai dan mengangguk mengerti.

"Aku siapkan makan malam dulu ya" Sooyun hendak berdiri namun Jungkook menahan tangannya. "Aku sudah membelikan makanan untuk makan malam" ujar Jungkook lalu menggandeng Sooyun ke arah ruang makan.

Seperti biasa Jungkook selalu memainkan ponselnya sebelum tidur sedangkan Sooyun sibuk memakai krim malam di meja rias nya.

"Tumben sekali kau pergi bersama eomma" ujar Jungkook yang masih fokus dengan ponselnya.

"Eomma sepertinya ingin bertemu untuk memberi kode" kata Sooyun dengan kekehan karena merasa tingkah ibu mertuanya itu lucu saat memberinya kode untuk segera punya anak.

"Kode?" Jungkook mengangkat sebelah alisnya. Sooyun mengangguk dan berpindah ke atas tempat tidur. Dia merebahkan dirinya di samping Jungkook yang tengah bersandar di tempat tidur.

"Kode apa?"

"Eomma sepertinya ingin cepat-cepat punya cucu" jelas Sooyun masih dengan kekehan. Jungkook yang mendengarnya tidak menunjukkan respon apapun. Ponsel di tangannya langsung dia letakkan di nakas lalu dia merebahkan tubuhnya juga.

"Kalau begitu kita harus rajin melakukannya" ujar Jungkook.

"Melakukan apa?" Sooyun refleks menjauhkan wajahnya dari wajah Jungkook. Dia melihat raut wajah Jungkook yang sulit ditebak. Tapi yang pasti Sooyun merasa telah mengatakan hal itu di waktu yang salah.

"Melakukan apa yang seharusnya dilakukan" Jungkook menarik Sooyun agar lebih dekat dengannya dan kejadian kemarin malam terulang kembali.

Sooyun terbangun karena merasa tangan Jungkook yang berat itu tengah menindih perutnya. Namun ternyata usahanya tidak berhasil. Tangan laki-laki itu sangat berat dan tenaga Sooyun yang belum sepenuhnya terkumpul tidak dapat menyingkirkannya.

"Jungkook-ah!" Sooyun mengguncang lengan Jungkook pelan agar laki-laki itu bangun. Benar saja, Jungkook langsung menggeliat namun dengan cepat kembali memeluk Sooyun.

"Jungkook, ayo bangun sekarang!" ujar Sooyun sembari menggerakkan lengan Jungkook.

"Sekarang hari minggu, aku mau tidur lebih lama" ujar Jungkook lalu mengeratkan pelukannya pada Sooyun.

Sooyun hanya menghela napasnya dan membiarkan Jungkook melakukan apapun semaunya. Karena Sooyun tidak mengantuk dia merasa bosan jika hanya diam dalam dekapan Jungkook. Sooyun meraih ponselnya di atas nakas lalu membaca sebuah pesan dari sang ayah.

📩📩📩

From : Appa

Appa mengirimkan barang untukmu. Jangan sampai Jungkook melihatnya! Itu rahasia kita.

📩📩📩

Sooyun merasa sedikit tidak enak saat membaca pesan dari sang ayah. Pikirannya terus menerka-nerka barang apa yang ingin ayahnya kirim untuknya sampai-sampai Jungkook tidak boleh mengetahuinya. Ini semua pasti berhubungan dengan misi itu.

Karena ukuran apartemen Sooyun yang tidak terlalu besar dia bisa mendengar seseorang tengah mengetuk pintu apartemennya saat ini. Dengan cepat Sooyun bangkit untuk membukakan pintu. Sooyun yang awalnya tidak kuat mengangkat tangan Jungkook yang berada di perutnya seketika bisa denga mudahnya mengangkat tangan laki-laki itu. Perasaan panik adalah sumber kekuatan Sooyun saat ini.

Saat Sooyun membuka pintu apartemennya dia hanya menemukan sebuah kotak kecil di depan pintu. Dia sudah melihat ke arah lorong namun tidak ada siapapun di sana lalu Sooyun segera mengambil kotak berwarna hitam itu dan membawanya masuk.

Sooyun membuka kotak itu di ruang kerjanya agar lebih aman. Saat kotak itu terbuka di dalamnya ada sebuah botol hitam dan sebuah surat.

✉✉✉

Sooyun-ssi!

Appa sudah lelah melihat pergerakanmu yang sangat lambat. Dalam botol itu berisi sebuah racun dari ekstrak tumbuhan hemlock.

Racun ini sangat mematikan jadi campurkan saja satu tetes pada minuman atau makanan laki-laki itu agar dia mati perlahan dan lakukan dua hari sekali atau tiga hari sekali.

Jangan sampai kau tambah dosisnya dan perhatikan juga jangka waktumu memberikan racun ini padanya!

✉✉✉

Setetes air mata membasahi pipi Sooyun setelah dia membaca pesan dari sang ayah. Ternyata firasatnya benar, sang ayah pasti merencanakan sesuatu yang buruk.

Sooyun meremas kertas di tangannya sampai tak berbentuk saking kesalnya. Sampai detik ini dia belum bisa membuat keputusan. Dan bodohnya lagi, Sooyun sudah melakukannya dengan Jungkook. Jika ayahnya tahu pasti dia akan dimarahi habis-habisan.

"Sayang!"

Sooyun langsung terkejut mendengar panggilan Jungkook yang ternyata sudah bangun dari tidurnya.


Jujur nih aku mau tanya ini ceritanya makin lama makin ngebosenin gak sih?😴

Kalau ngebosenin kasih saran dung 😣

Next?

Jangan lupa vote and comment ya 😊

I Purple U 💜

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro