
CHAPTER 26
"Aku diperkosa kakak kelasku! Kau puas mendengarnya?"
Jungkook seketika melepaskan genggaman tangannya pada pergelangan tangan Sooyun. Otaknya terasa beku untuk mencerna perkataan Sooyun.
"Sekarang apa? Kau menanggapku wanita kotor?Kau juga mau meninggalkanku?" tanya Sooyun dengan tersenyum nanar dan Jungkook hanya diam.
"Pergilah aku tidak butuh siapapun!" bentak Sooyun dengan suara keras menyerupai teriakan seraya mulai menangis. Sooyun berjongkok di lantai kamarnya menarik rambutnya kuat-kuat merasa sangat kesal saat bayangan insiden itu terputar kembali di otaknya.
Jungkook segera melepaskan cengraman Sooyun dari rambutnya lalu memeluk wanita itu erat. Jungkook paling tidak bisa melihat Sooyun menangis. Jujur tidak ada perasaan marah atau kecewa dalam hati Jungkook karena semua ini bukan salah Sooyun. Semua yang terjadi pada Sooyun murni kecelakaan jadi Jungkook merasa tidak perlu menyalahkan Sooyun.
"Tenang ya" Jungkook mengelus rambut Sooyun. Ingin rasanya Jungkook menangis saat melihat Sooyun serapuh ini. Tapi dia harus tetap kuat di hadapan Sooyun.
Jungkook melepaskan pelukannya saat tangisan Sooyun mulai mereda, "Jangan menangis lagi ya" Jungkook menghapus air mata di pipi kanan dan kiri Sooyun. Kemudian Jungkook menggendong Sooyun dan merebahkan wanita itu di tempat tidur lalu menutupi tubuh Sooyun dengan selimut hingga menutupi lehernya.
"Istirahatlah, aku ada di ruang tv. Jika butuh apa-apa panggil aku" Jungkook mengusap rambut Sooyun lalu bangkit dan pergi dari kamar.
"Aku diperkosa kakak kelasku! Kau puas mendengarnya?"
Kata-kata Sooyun terus berputar di kepalanya. Hanya mendengarnya saja sudah membuat Jungkook sangat emosi saat ini. Dengan tangannya yang terus mengepal, wajah datar dan sorot mata membunuh. Jungkook berusaha menenangkan dirinya di ruang tv. Namun, bukannya tenang dia malah ingin sekali menghajar laki-laki yang sudah tega melecehkan Sooyun walaupun kejadian itu terjadi 8 tahun yang lalu.
"Jungkook-ah!" panggil Sooyun, suaranya terdengar lemah. Untung saja letak ruang tv dan kamar mereka tidak jauh jadi Jungkook masih bisa mendengar panggilan Sooyun.
Dengan langkah cepat Jungkook berjalan masuk ke kamar. "Ada apa?" tanya Jungkook sembari mendudukkan tubuhnya di samping Sooyun yang tengah bersandar di tempat tidur.
"Aku benar-benar minta maaf karena baru mengatakannya sekarang. Maaf karena aku sudah membohongi mu selama ini. Maaf aku tidak mengatakan ini sebelum kita menikah. Maaf karena aku ti-"
Jungkook meletakkan jari telunjuknya di bibir Sooyun. "Jangan minta maaf terus ini bukan salahmu" ujar Jungkook dengan senyuman khasnya di akhir kalimat.
"Tapi aku sudah mem-"
"Sudah jangan mempermasalahkan hal itu, ini semua sudah takdir" Jungkook menghapus air mata di pipi Sooyun yang kembali menangis.
"Aku yang seharusnya minta maaf karena sudah membuatmu mengingat semua ini" ujar Jungkook.
"Aku melakukan semua ini karena aku takut kau tidak mau menerima perjodohan kita"
"Aku mengerti, sudahlah aku tidak peduli tentang semua itu. Yang terpenting sekarang kau sudah menjadi milikku" Jungkook mencubit pelan hidung Sooyun. Wanita itu hanya diam melihat perlakuan manis Jungkook kepadanya.
"Kau mau ke bandara untuk mengantar Jaehyun?" tanya Jungkook tiba-tiba, Sooyun memang sedikit terkejut namun dia segera menggeleng. "Dia pasti sudah berangkat" jawab Sooyun yang dibalas anggukan oleh Jungkook.
"Aku sebenarnya ingin tahu awal mula kau mengenalnya, kau mau berbagi ceritanya denganku?"
Sooyun terlihat berpikir sebelum mengangguk setuju.
"Kejadian buruk itu terjadi 8 tahun yang lalu tepatnya saat aku masih kelas 1 tingkat akhir. Setelah mengalami insiden buruk itu aku memutuskan untuk home schooling. Sejak saat itu aku tidak mau berhubungan dengan orang lain selain orang tua ku. Sampai akhirnya aku memutuskan untuk kuliah online dan mengambil jurusan desainer. Ternyata kampus ku mengirimkan banyak karya ku ke sebuah perusahaan dan mereka menyukainya. Lalu aku mendapatkan tawaran bekerja di sana sembari menyelesaikan kuliahku. Awalnya aku takut tapi eomma sangat berharap aku bisa berubah dan mulai bangit jadi aku mau mencobanya. Karena trauma yang aku alami perusahaan itu memberikan keringanan padaku untuk masuk kantor dua minggu sekali dan setiap harinya aku bekerja di rumah. Pada suatu hari saat aku pulang dari kantor aku tidak bisa menghubungi eomma karena aku lupa membawa ponsel untungnya Jaehyun mau memberikan tumpangan. Anehnya aku tidak takut sama sekali pada Jaehyun dan mau menerima tawarannya. Sejak saat itu aku mulai berteman dengan dia. Terlebih lagi dia seorang psikiater jadi aku bisa terapi padanya juga" jelas Sooyun panjang lebar. Raut kesedihan di wajahnya mulai memudar membuat Jungkook lega.
"Kau terapi sampai sekarang?" tanya Jungkook penasaran.
"Masih, tapi tidak sesering dulu. Setelah menikah trauma ku mulai menghilang tapi kau ingat kejadian di pesawat?"
Jungkook mengangguk.
"Kejadian itu membuat trauma ku muncul kembali" ujar Sooyun.
"Kau ingat siapa yang melakukannya padamu?"
"Aku tidak mau mengingatnya yang jelas appa sudah memenjarakan mereka semua waktu itu"
Mereka semua?
"Pelakunya tidak hanya satu orang?"
Sooyun hanya menggeleng lemah. Mengingat kejadian menjijikkan itu benar-benar membuatnya kembali stres.
Jungkook tersenyum, "Jangan memasang wajah seperti itu" ujar Jungkook sembari memeluk Sooyun. "Aku akan menjagamu dengan baik mulai sekarang" ujar Jungkook lalu mencium kepala Sooyun kilat.
Sooyun menyibukkan dirinya di dapur saat jam pulang kerja Jungkook hampir tiba. Dia memasak makanan Korea kali ini karena sudah lama mereka tidak makan masakan Korea. Ini sudah sebulan sejak kejadian Jungkook tahu tentang trauma Sooyun dan masih belum terlihat adanya perubahan yang signifikan dari hubungan mereka berdua. Mereka masih bertahan dengan kehidupan seperti sebelumnya dan belum menjalankan kehidupan seperti suami istri pada umumnya, yang berbeda mungkin hanya keributan mereka yang sudah jarang terjadi.
"Aku pulang!"
Teriakan Jungkook dengan suara yang dibuat-buat selalu membuat Sooyun tertawa. Seperti biasa Jungkook mencium kening Sooyun saat pulang bekerja sebelum menyantap makan malamnya.
"Masakan Korea?" Jungkok tampak sangat bersemangat saat melihat makanan Korea tersaji di hadapannya. Sooyun memang tidak pernah memasak makanan Korea sebelumnya, alasannya karena dia tidak terlalu pandai dalam memasaknya. Namun, akhir-akhir ini Sooyun mencoba belajar memasak makanan Korea dari video yang dilihatnya di internet.
"Maaf jika tidak sesuai dengan ekspektasimu" Sooyun tersenyum kikuk melihat Jungkook yang mulai memakan masakannya.
"Makanannya enak, terima kasih sayang" kata Jungkook yang membuat jantung Sooyun hampir mencelos dari tempatnya. Ini pertama kalinya Jungkook memanggilnya dengan sebutan itu. Memang terdengar aneh namun sangat manis saat dia mengatakannya.
Sooyun tidak bisa menahan perasaan senangnya semua terlihat dari semburat merah yang tercipta di pipinya. Wanita itu benar-benar tersipu hanya karena panggilan dari Jungkook.
Menyadari Sooyun yang hanya mematung di hadapannya membuat Jungkook tersenyum, "Mau aku suapi?" tanya Jungkook lalu terkekeh karena tidak kuat melihat raut wajah Sooyun yang terlihat aneh.
"Ah ti-tidak perlu" Sooyun langsung menyantap makanannya dengan cepat dan menghindari kontak mata dengan Jungkook sampai acara makan malam mereka selesai.
"Perlu bantuan, hm?" Jungkook tiba-tiba memeluk Sooyun dari belakang saat wanita itu sedang mengeringkan piring di dapur. Hampir saja Sooyun menjatuhkan piring yang sedang dia pegang tapi untungnya dia bisa menangkapnya dengan cepat. Dia benar-benar terkejut dengan perlakuan Jungkook.
"Ti-tidak perlu, lebih baik kau istirahat" Sooyun melepaskan tangan Jungkook yang berada di perutnya lalu kembali mengeringkan piring - piring di hadapannya.
"Baiklah, aku tunggu di kamar ya" Jungkook mencium pipi Sooyun sebelum meninggalkan wanita itu. Saat mendengar pintu kamarnya tertutup Sooyun seketika merosot dan terduduk di lantai dapurnya dengan tangan memegang pipi yang baru saja Jungkook cium.
Seingat Sooyun Jungkook kemarin tidak seperti ini. Namun sejak pulang bekerja dia tiba-tiba berubah. Entah apa yang terjadi pada Jungkook saat di luar rumah, tapi perlakuannya benar-benar membuat Sooyun sampai tidak bisa mengontrol dirinya.
Mengingat kalimat Jungkook saat di dapur tadi membuat Sooyun merasa ragu untuk membuka pintu kamarnya karena tidak biasanya Jungkook berkata begitu. Sooyun bahkan sampai berfikir yang tidak-tidak karena perkataan Jungkook tadi.
Perlahan Sooyun membuka pintu kamarnya setelah dia mengatur napas cukup lama di depan pintu. Mata Sooyun seketika mencari keberadaan Jungkook yang sepertinya tidak ada di kamar saat ini dan perasaan Sooyun pun sedikit lebih lega dari sebelumnya.
Dia berjalan ke arah jendela kaca berukuran besar di kamarnya untuk menutup tirai, namun pergerakannya terhenti saat melihat lampu warna warni dari gedung-gedung tinggi di sebrang gedung apartemennya. Sudah lama Sooyun tidak menikmati pemandangan seperti ini karena akhir-akhir ini Sooyun memang tengah sibuk dengan pekerjaannya yang menumpuk.
Pikiran Sooyun tentang Jungkook perlahan memudar saat dia tengah menikmati pemandangan di hadapannya. Sampai akhirnya tangan Jungkook kembali melingkar di perutnya dari arah belakang secara tiba-tiba. Saking kagetnya Sooyun sampai hampir berteriak tapi dia langsung menutup mulutnya.
"Sooyun-ah!" suara Jungkook yang sangat kecil hampir seperti bisikan di telinga Sooyun sampai membuat Sooyun semakin cemas. Sooyun yang dipanggil hanya diam karena mulutnya tiba-tiba merasa kelu.
"Aku mau memulai semuanya dari awal denganmu" Jungkook meletakkan dagunya di bahu kanan Sooyun. Tangan Sooyun sampai berkeringat saat ini.
"Aku mencintaimu" ujar Jungkook sembari mengeratkan pelukannya di perut Sooyun.
"Aku benar-benar sudah melupakan perasaanku pada Sheyra" lanjut Jungkook. Tidak ada yang bisa Sooyun katakan, ia hanya bisa menelan ludahnya setiap kali Jungkook berbicara.
"Aku mau kau jadi milikku seutuhnya" ujar Jungkook lalu mengangkat tubuh Sooyun dan merebahkan nya di atas tempat tidur.
Jungkook menatap Sooyun yang sedari tadi tidak membuka suara sama sekali dengan intens. Perlahan Jungkook mendekatkan wajahnya sampai bibirnya bertemu dengan bibir Sooyun dan semuanya terjadi malam itu.
Huwaaaaaaaa
Maap yeorobuuun aku tidak bisa menceritakan semuanya secara lengkap. Seperti cerita CDIMSH, aku buat cerita ini tanpa adegan yang tidak-tidak 😭 Karena aku yakin gini aja pikiran kalian udah kemana-mana. Kalau aku terusin takutnya kalian tidak polos lagi trs jujur aku gak bisa buat tulisan yang begituan 😭 aku geli duluan sebelum ngetik masaaa😭
Jadi, sekali lagi maap ya kalau gak sesuai ekspektasi kalian😢
Masih mau next kah???
Jangan lupa vote and comment ya 😊
I Purple U 💜
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro