CHAPTER 23
Jungkook terbangun saat mendengar alarm nya berbunyi, sedangkan Sooyun dan Jhinwan masih terlelap seolah tidak mendengar suara apapun. Jungkook mengeratkan selimut untuk Jhinwan dan Sooyun lalu pergi ke kamar mandi.
Saat keluar dari kamar mandi Jungkook melihat mereka berdua yang masih belum terbangun meski hari sudah semakin siang. Sebelum membangunkan Sooyun dan Jhinwan, Jungkook menyempatkan untuk memesan makanan agar diantar ke kamar mereka.
Jungkook berlutut di samping tempat tidur Sooyun. Tangannya mengusap rambut Sooyun berharap wanita itu segera membuka matanya. Bukannya terbangun, Sooyun malah menggeliat dan mengeratkan selimutnya. Dia memang sangat sulit dibangunkan.
Tidak kehabisan akal Jungkook akhirnya meletakkan sebuah earphone di telinga Sooyun dan memutar kan musik dengan volume paling tinggi. Cara itu tidak akan pernah gagal untuk membangunkan siapapun. Sooyun seketika terduduk saat telinganya berdesing akibat ulah Jungkook.
"YA! JUNGKOOK-AH!" teriak Sooyun tanpa memperdulikan Jhinwan yang tidur di sampingnya. Laki-laki yang diteriaki hanya tertawa di atas sofa. Dengan kesal Sooyun melemparkan earphone itu ke arah pemiliknya tanpa memperdulikan apa yang akan Jungkook lakukan padanya setelah merusak earphone mahal itu.
"YA! APA KAU MAU MENGGANTINYA?!" teriak Jungkook sembari memungut earphone miliknya yang sepertinya tidak akan selamat setelah dilemparkan dengan cukup keras.
"KAU HAMPIR MERUSAK TELINGAKU! APA KAU BISA MENGGANTINYA JIKA RUSAK?!" balas Sooyun tidak mau kalah.
"Kan hampir, belum rusak sungguhan" kata Jungkook sembari fokus menyatukan bagian earphonenya yang terlepas.
"Jika tidak ada Jhinwan aku akan menghajarmu, Jungkook-ah" gerutu Sooyun lalu berjalan ke arah kamar mandi. Dia tidak menyadari kalau teriakan nya sudah membangunkan Jhinwan. Anak laki-laki itu hanya tertegun melihat pertengkaran dua orang dewasa di hadapannya dengan kesadaran yang belum terkumpul.
"Kau bangun" Jungkook meletakkan earphonenya di meja dan berjalan mendekati Jhinwan. Ia mengusap kepala Jhinwan dan membawa Jhinwan ke dalam gendongan nya. Jungkook mengajak Jhinwan melihat pemandangan kota Seoul dari jendela kamarnya yang berukuran cukup besar sembari berbincang.
"Uncle tidak ingin bertemu eomma?"
Jhinwan bertanya tepat saat Sooyun keluar dari kamar mandi. Sooyun berhenti di tempatnya tanpa suara dan menanti jawaban Jungkook. Namun Jungkook hanya diam. Ia langsung menurunkan Jhinwan dari gendongan nya dan menyuruhnya pergi mandi.
"Apa yang membuatmu begini?"
Jungkook terkejut mendengar pertanyaan Sooyun yang tiba-tiba muncul di belakangnya setelah Jhinwan masuk ke kamar mandi. Laki-laki itu masih diam seolah tak ingin memberikan jawaban apapun.
"Kau marah pada mereka?"
Jungkook hanya melirik Sooyun dan kembali menatap keluar jendela. Sebenarnya Jungkook tidak bermaksud mengabaikan pertanyaan Sooyun, tapi dia sendiri belum tahu apa yang membuatnya seperti ini.
"Aku akan mengantar Jhinwan setelah makan siang, kau mau ikut?"
Jungkook memasang reseting jaketnya, "Tidak" jawabnya lalu keluar dari kamar. Tidak ada yang bisa Sooyun lakukan selain membiarkan lelaki itu pergi dengan sifat keras kepalanya.
Setelah menghabiskan makan siang berdua dengan Jhinwan, Sooyun langsung mengantar Jhinwan pulang. Selama makan siang Jhinwan terus bertanya tentang keberadaan Jungkook dan Sooyun hanya bisa menjawab tidak tahu, karena dia memang tidak tahu.
Ini baru pertama kali Sooyun bertemu dengan Jhinwan tapi dia merasa sangat sulit untuk berpisah dengan Jhinwan. Mungkin karena ini baru pertama kali Sooyun berhubungan baik dengan anak kecil, karena kenyataannya dia anak tunggal dan dia sangat sulit dekat dengan orang baru. Tapi, tidak dengan Jhinwan.
Sooyun melihat kehangatan saat Jhinwan memeluk Sheyra erat. Mereka hanya berpisah satu hari tapi Jhinwan terlihat sangat merindukan ibunya.
"Terima kasih sudah menjaga Jhinwan" ujar Sheyra setelah selesai berpelukan dengan Jhinwan.
"Aku yang seharusnya berterima kasih karena kau sudah mengizinkan ku membawa Jhinwan" kata Sooyun sembari menahan diri untuk tidak menangis.
"Kalau begitu aku langsung pulang ya, sampai jumpa lagi" Sooyun melambaikan tangannya ke arah Sheyra dan Jhinwan.
"Auntie!"
Sooyun yang belum berjalan jauh menoleh ke arah Jhinwan dan melihat anak itu berlari kearahnya. Tanpa di duga Jhinwan ingin memeluk Sooyun.
"Aku senang bisa mengenal auntie, jaga diri auntie! Aku menyayangi auntie" Jhinwan kembali memeluk Sooyun sampai membuat Sooyun menitihkan air mata. Namun dengan cepat langsung dia hapus.
"Jaga diri Jhinwan juga ya! Auntie sangaaaat menyayangi Jhinwan" Sooyun melepaskan pelukannya dan mengelus rambut Jhinwan kilat sebelum akhirnya pergi kembali ke hotel.
Pertemuan singkat itu benar-benar membekas untuk Sooyun. Jhinwan membuatnya merasa sangat dekat dengan Jungkook. Sooyun tidak pernah melihat Jungkook tersenyum selebar itu selama mereka menikah, dengan keberadaan Jhinwan Sooyun bisa melihat sisi lain seorang Jeon Jungkook.
"Kau menangis?"
Suara itu mengagetkan Sooyun saat baru memasuki kamarnya. Bagaimana tidak Jungkook ternyata sedang berdiri di depan pintu tepat saat Sooyun membuka pintu.
"Ah, kau mengagetkanku" Sooyun menggeser badan Jungkook untuk melewatinya.
"Kau menangis?"
Sooyun merasa tidak menangis terlalu lama. Matanya mungkin tidak sampai sembab tapi Jungkook bisa menyadarinya.
"Kenapa kau tanya begitu?"
"Jawab aku!"
"Aku menangis karena berpisah dengan Jhinwan" jawab Sooyun.
"Oh aku kira ada apa" kata Jungkook lalu beralih memainkan ponselnya.
Waktu penerbangan mereka akhirnya tiba. Dengan berat hati Sooyun pergi meninggalkan Korea. Awalnya dia berpikir bisa bertemu dengan sanak saudaranya di sini tapi sayangnya ada saja masalahnya dan waktu mereka juga tidak lama. Hal itu membuat semua rencana Sooyun berantakan.
Kali ini Sooyun sulit sekali menutup matanya dan tetap terjaga. Telinganya sudah dipasang airpods agar memudahkan dia untuk tidur tapi tetap saja dia sulit untuk tidur. Dia merasa sangat kesal karena harus pergi sekarang padahal dia ingin lebih lama di Korea. Dia ingin di sini untuk lebih mengenal Sheyra dan bersahabat baik dengannya tapi itu tidak akan terjadi.
Sooyun merasa sangat terkejut saat airpods di telinganya tiba-tiba terlepas dan rasa terkejutnya semakin menjadi-jadi saat Jungkook berteriak di depan telinganya.
"Kau gila?!" Sooyun memukul lengan Jungkook keras.
Untung saja teriakan Jungkook tidak mengganggu penumpang lain yang kebanyakan sudah tertidur karena penerbangan mereka memang saat malam hari.
"Salah sendiri aku bertanya tapi tidak dijawab" ujar Jungkook.
"Apa kau tidak melihat aku memakai airpods?" sungut Sooyun lalu mengambil airpods nya yang masih di tangan Jungkook.
"Kenapa kau tidak tidur?"
"Karena tidak mengantuk" jawab Sooyun lalu ingin memasang kembali airpods nya namun dicegah oleh Jungkook.
"Bagaimana bisa seorang Sooyun tidak bisa tidur?," Jungkook bicara seperti itu karena dia tahu Sooyun sangat suka tidur. Mungkin jika ada kesempatan dia bis tidur satu minggu penuh pikir Jungkook.
"Bukan urusanmu" kata Sooyun lalu kembali ingin memasang airpods nya tapi lagi-lagi dihalangi oleh Jungkook.
"Kau banyak pikiran?"
Tatapan teduh milik Jungkook tidak bisa membuat Sooyun berkutik untuk beberapa detik. Sampai akhirnya tangan kanannya menjauhkan wajah Jungkook dari hadapannya.
"Diamlah!" Sooyun langsung memasang airpods nya sebelum Jungkook kembali mencegahnya. Dia memutar musiknya dengan keras sampai tidak bisa mendengar perkataan Jungkook lagi.
Sooyun yang mulai tenang memandang keluar jendela, hanya kegelapan yang dia lihat dan itu sangat membosankan. Tangan Jungkook yang tiba-tiba melingkar di perutnya membuat Sooyun terkejut. Ia ingin sekali melepaskan pelukan laki-laki itu tapi tampaknya Jungkook sudah terlelap dan membuat Sooyun tidak tega mengganggunya.
Saat lagu 10000 Hours milik Dan, Shay dan Justin Bieber yang tak lain adalah lagu favorit Jungkook terputar di airpods nya Sooyun refleks melepaskan salah satu airpods nya dan memasang kan nya ke telinga kiri Jungkook. Sooyun tahu Jungkook suka lagu itu karena Jungkook sering sekali menyanyikan lagu itu saat berganti pakaian, main ponsel bahkan saat sedang berjalan.
Melihat poni Jungkook yang menghalangi wajahnya membuat Sooyun merasa risih. Akhirnya Sooyun menyingkirkan rambut Jungkook dengan hati-hati agar lelaki itu tidak terbangun. Namun, nyatanya laki-laki itu malah terbangun dan menggenggam tangan Sooyun yang tadinya ingin merapikan rambutnya.
"Saat aku bangun kau cerewet tapi kenapa saat aku sedang tidur kau manis sekali, hmm?" goda Jungkook yang seketika membuat Sooyun merasa malu.
"Siapa yang bersikap manis?"
Bukannya membalas ucapan Sooyun, Jungkook malah mengeratkan pelukannya pada perut Sooyun.
"Jika kau bersedih karena harus berpisah dengan Jhinwan seharusnya kau tidak perlu jutek padaku" kata Jungkook tiba-tiba.
"Jika kau mau kita buat anak yang banyak yang lucu seperti Jhinwan" lanjut Jungkook yang langsung membuat Sooyun tercengang. Jungkook dengan santainya berkata seperti itu sedangkan Sooyun sudah kalang kabut dalam dirinya.
"Pasti sudah membayangkan yang tidak tidak" ledek Jungkook saat melihat wajah Sooyun memerah.
Tangan Sooyun dengan kuat melepaskan pelukan Jungkook dan membuang pandangannya ke arah lain. Dia tidak mau membalas ucapan Jungkook karena dia tahu pasti dari suaranya dia akan terdengar gugup. Jadi lebih baik diam dari pada Jungkook semakin meledeknya.
Yeorobuuun aku bener-bener minta maaf sekali lagi sama kalian karena udah gak updet sampek seminggu padahal aku pengennya updet setiap hari. Tapi ya gitu lah mood nulisku tiba-tiba hilang, sekali lagi maaaaap😢
Next???
Jangan lupa vote and comment ya 😊
I Purple U 💜
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro