CHAPTER 22
Sooyun hanya duduk melihat Sheyra yang keluar masuk menyiapkan pesta minum teh dadakan di taman depan yang dibuatnya untuk menyambut kedatangan Sooyun. Wanita itu melarang Sooyun membantunya dan menyuruh Sooyun duduk diam menikmati suguhan yang dia siapkan.
Setelah semua makanan dan minuman sudah ada di atas meja, Sheyra akhirnya duduk dengan tenang di hadapan Sooyun. Sheyra menuangkan teh ke cangkir milik Sooyun dan mengajaknya menikmati teh sebelum memulai percakapan.
Sambutan baik dari Sheyra membuat Sooyun sekarang merasa sangat tenang. Baru kali ini Sooyun merasa nyaman dengan seseorang saat pertemuan pertama. Dan bisa dibilang ini baru pertama kali ada seorang wanita yang tidak dia kenal dekat tapi bersikap sangat baik kepadanya.
"Aku senang kau berkunjung kesini" ujar Sheyra sembari meletakkan secangkir tehnya di atas meja.
"Aku juga senang bertemu denganmu" balas Sooyun sembari meletakkan tehnya juga.
"Kau disini bersama Jungkook?"
"Iya, tapi dia tidak bisa ikut"
"Kau harus bisa bedakan antara tidak bisa atau tidak mau" tegur Sheyra yang membuat Sooyun tersenyum kikuk. Ternyata Sheyra menyadari kalau Sooyun sedang berbohong.
"Kau datang menemuiku untuk tujuan tertentu?" tanya Sheyra. Dia sebenarnya bingung dan penasaran dengan kedatangan Sooyun yang terkesan tiba-tiba.
"Aku ingin meminta maaf karena sikap buruk Jungkook dihari pernikahan kami dan aku ingin berterima kasih untuk hadiah yang kau berikan, itu sangat lucu" ujar Sooyun. Dia tidak berbohong dia memang ingin mengatakan itu tapi disisi lain dia juga ingin mengenal Sheyra lebih dekat.
"Tidak masalah, aku dan Taehyung bisa memaklumkan itu. Sebenarnya waktu itu aku dan Taehyung menginap tiga hari di Paris. Saat hari terakhir kami di sana aku ingin memberikan hadiah itu pada kalian tapi aku tidak berani jadi kurir yang mengantarnya" jelas Sheyra yang dibalas dengan anggukan mengerti oleh Sooyun.
"Dia begitu karena dia masih mencintaimu" ujar Sooyun tiba-tiba setelah keduanya sempat terdiam beberapa saat. Sheyra sampai melebarkan matanya saat mendengar penuturan Sooyun.
"Kau ini bicara apa?" Sheyra tersenyum kikuk sembari meminum tehnya.
"Dia masih mencintaimu" ulang Sooyun dengan wajah tenangnya. Dia mulai bisa menerima kenyataan pahit bahwa Jungkook masih mencintai Sheyra.
"Jangan bicara begitu! Dia pasti sangat mencintaimu" ujar Sheyra sembari mengusap tangan Sooyun di atas meja.
Sooyun tersenyum tipis, "Aku harus menerima kenyataan yang memang menyakitkan. Dia masih mencintaimu" kaya Sooyun. Setetes air mata tak terasa turun membasahi pipi Sooyun.
"Sooyun-ah?"
"Aku akan membuatnya mencintaiku" kata Sooyun lalu tertawa kecil.
Sheyra dapat melihat bagaimana rasa sakit yang dialami Sooyun dari sorot mata wanita itu. Bibirnya terus tersenyum tapi matanya tidak akan pernah berbohong. Kesedihan sangat tergambar di mata Sooyun.
"Aku harap kau bisa lebih lama di sini" ujar Sheyra sembari menggenggam kembali tangan Sooyun.
"Aku juga berharap begitu, tapi aku dan Jungkook harus kembali besok malam"
"Kau teman wanitaku yang pertama, ini pertemuan yang sangat menyenangkan untukku"
"Kau juga teman wanita pertamaku, di Paris aku hanya punya satu teman laki-laki" ujar Sooyun yang langsung membuat keduanya tertawa bersamaan karena ternyata mereka punya nasib yang sama.
"Jungkook pasti sangat cemburu" kata Sheyra dengan tawanya yang masih tersisa.
"Sepertinya begitu, tapi nyatanya dia masih menyukaimu" balas Sooyun juga masih tertawa. Dia tidak pura-pura, dia benar-benar tertawa lepas tanpa ada beban dan rasa sakit hati.
"Maaf"
"Bukan salahmu" Sooyun mengusap pundak Sheyra.
"Eomma!"
Suara nyaring itu membuat Sooyun dan Sheyra memalingkan wajahnya bersamaan. Sooyun menatap dengan ramah seorang anak laki-laki berwajah tampan yang sudah berdiri di dekat Sheyra.
"Sooyun! Perkenalkan ini Jhinwan, putra sulungku. Jhinwan! Perkenalkan auntie Sooyun ini istri uncle Jungkook" kata Sheyra.
Jhinwan tampak terkejut. Hampir 2 tahun dia tidak mendengar kabar dari unclenya itu. Sheyra dan Taehyung memang merahasiakan semua yang terjadi kepada Jhinwan.
"Hai, Jhinwan!" Sooyun melambaikan tangannya ke arah Jhinwan dan anak laki-laki itu tersenyum.
"Dimana uncle Jungkook?" tanya Jhinwan yang sudah duduk di samping Sheyra.
"Dia ada di hotel, kau ingin bertemu dengannya?" tanya Sooyun.
Jhinwan sebenarnya ingin sekali bertemu dengan unclenya, tapi dia masih ragu untuk pergi karena mungkin sulit untuk meminta izin kepada ibunya.
"Pergilah"
Perkataan Sheyra seketika membuat Jhinwan merasa senang. Jhinwan sampai memeluk dan mencium pipi Sheyra beberapa kali.
"Jhinwan menginap saja ya, besok auntie antar kesini"
Jhinwan kembali menatap ibunya.
"Kalian kesini untuk bulan madu kan? Aku tidak mau Jhinwan mengganggu kalian" ujar Sheyra yang membuat Jhinwan memanyunkan bibirnya.
"Tidak masalah, Jungkook pasti senang melihat Jhinwan. Jhinwan sangat dekat kan dengan Jungkook"
"Baiklah" ujar Sheyra.
Setelah berganti baju dan bersiap. Sooyun dan Jhinwan pun pergi ke hotel untuk memberikan kejutan pada Jungkook.
Tidak seperti biasanya yang sangat pendiam, Jhinwan malah terus mengajak Sooyun mengobrol selama perjalanan mereka menuju hotel. Menurutnya Sooyun memiliki sifat seperti Jungkook yang bisa membuatnya nyaman saat pertama kali bertemu.
"Auntie! Apakah tinggal di luar negeri itu menyenangkan?" tanya Jhinwan.
"Sangat menyenangkan, apa kau ingin tinggal bersama auntie di Paris?" gurau Sooyun.
Jhinwan menggeleng, "Aku ingin tinggal di Inggris" ujarnya.
"Kenapa Inggris?"
"Aku ingin masuk Junior High School di Oxford. Tapi appa dan eomma melarangku pergi kesana"
"Katamu, kau masih umur 8 tahun kan? Masih banyak waktu untuk meyakinkan appa dan eomma" Sooyun mengusap kepala Jhinwan.
"Aku masuk Junior High School tahun ini auntie"
Sooyun seketika mengerjapkan matanya saat merasa bingung mendengar penuturan Jhinwan.
"Bagaimana bisa?"
"Sekolahku dipercepat 4 tahun" jawab Jhinwan. Sooyun membulatkan matanya. Ternyata anak kecil di sampingnya ini bukan anak biasa batinnya.
Tak lama akhirnya mereka sudah sampai di hotel tempat Jungkook dan Sooyun menginap. Tapi saat sampai di kamar, mereka tidak menemukan Jungkook. Sepertinya laki-laki itu sedang keluar. Untuk menghilangkan rasa bosan mereka, Sooyun bertukar cerita sembari menikmati berbagai cemilan yang Jungkook beli kemarin.
Dari cerita Jhinwan. Sooyun mengerti bagaimana sulitnya kehidupan mereka dari sudut pandang Jhinwan. Anak itu membuat Sooyun semakin takjub dengan pemikirannya yang sangat dewasa dibanding usianya. Dia bahkan sangat bijaksana dan tidak seperti kebanyakan anak pada umumnya.
Suara pintu terbuka mengalihkan pandangan mereka. Seorang lelaki masuk dengan wajah datarnya berubah menjadi terkejut saat melihat siapa yang tengah berada di depannya.
"Uncle" Jhinwan berlari ke arah Jungkook dan memeluk kaki orang yang sangat dia rindukan. Jungkook tetap termangu dengan tatapan mata ke arah Sooyun seolah meminta penjelasan.
"Jhinwan merindukanmu" kata Sooyun masih di tempatnya.
Jungkook perlahan melepaskan pelukan Jhinwan di kakinya. Ia membungkukkan tubuhnya untuk mensejajarkan wajahnya dengan Jhinwan. Dia menatap lekat anak laki-laki yang sangat dia rindukan itu. Selain Sheyra, Jhinwan adalah orang yang membuat Jungkook sangat sulit meninggalkan Korea waktu itu.
Jungkook menarik Jhinwan dalam dekapan nya cukup lama sampai akhirnya dia melepaskan pelukannya. "Uncle merindukan Jhinwan" ujar Jungkook seraya mengelus kepala anak itu.
"Jhinwan juga sangaaaaaat merindukan uncle" kata Jhinwan yang seketika meninggalkan sikap dingin yang selalu dia tunjukkan.
"Uncle pergi lama sekali" omel Jhinwan dengan memukul lengan Jungkook pelan.
"Maaf" ujar Jungkook dengan penunjukan wajah sedihnya.
Sooyun hanya diam melihat kehangatan hubungan Jungkook dengan Jhinwan yang tak lain adalah anak dari laki-laki yang mungkin sangat Jungkook benci saat ini. Dari catatan Jungkook yang pernah Sooyun baca, dia mengerti seberapa besar rasa sayang Jungkook pada Jhinwan.
"Auntie!" panggilan Jhinwan seketika membuyarkan lamunan Sooyun.
"Jhinwan ingin jalan-jalan, ayo pergi!" ujar Jungkook lalu mengambil topinya.
Jungkook yang biasanya bersikap seperti anak kecil seketika berubah menjadi sosok ayah saat berhadapan dengan Jhinwan. Tangan Jungkookpun tidak pernah lepas menggenggam tangan Jhinwan.
"Aku mau naik itu" Jhinwan menunjuk sebuah wahana bom bom car saat mereka tengah pergi jalan-jalan ke mal.
"Baiklah, kau naik sendiri ya. Uncle dan auntie tunggu di sini saja" ujar Jungkook. Jhinwan mengangguk lalu berlari ke arah wahana bom bom car khusus anak-anak itu.
Setelah Jhinwan pergi, mereka sekarang hanya berdua. Duduk di sebuah kursi yang disediakan di dalam mal tanpa bicara.
"Mau beli es krim?" tanya Jungkook tiba-tiba.
Sooyun awalnya tampak gugup sebelum akhirnya mengangguk pelan. Jungkook tersenyum dan menggandeng tangan Sooyun lalu pergi mendekati sebuah rumah ice cream yang tak jauh dari wahana tempat Jhinwan bermain.
"Pesan rasa coklat 1, coffee 1 dan macha 1" ujar Jungkook pada pelayan di cefe itu.
"Jhinwan suka rasa macha?" tanya Sooyun.
"Bukannya kau yang suka rasa macha?"
Sooyun menautkan alisnya, "Aku suka rasa coklat" kata Sooyun. Jungkook langsung sadar, jika orang itu bukan Sooyun melainkan Sheyra. Sheyra sangat menyukai rasa macha. "Aku tidak suka rasa macha" lanjut Sooyun yang semakin membuat Jungkook merasa tidak enak.
"Ah baiklah, yang rasa macha diganti rasa coklat. Jadi coklatnya 2" ujar Jungkook pada pelayan yang sedang menyiapkan es krim di hadapan mereka
"Pasti Sheyra kan?" Sooyun tertawa sembari mengeratkan mantelnya. Jungkook semakin merasa bersalah pada Sooyun.
"Maaf" hanya kata itu yang bisa Jungkook ucapkan.
"Tidak masalah" ujar Sooyun lalu mengambil se cup ice cream coklat yang pelayan itu berikan padanya.
Setelah membeli ice cream keduanya kembali ke kursi tempat mereka menunggu Jhinwan tadi. Kejadian di rumah ice cream tadi benar-benar membuat keduanya menjadi canggung. Sebenarnya Sooyun tidak mempermasalahkan tentang ucapan Jungkook tapi Jungkook masih merasa bersalah pada Sooyun dan memilih untuk diam.
"Dia terlihat sangat senang, Ra" ujar Jungkook saat melihat Jhinwan kembali dan berlari ke arah mereka.
"Tidak ada Sheyra di sini" kata Sooyun yang lagi-lagi tertawa melihat tingkah Jungkook. Sepertinya Jungkook mengingat masa-masa saat dia menghabiskan waktu bersama Sheyra dan Jhinwan dulu.
Ucapan Sooyun semakin membuat Jungkook merasa bersalah. Di otaknya selalu muncul Sheyra dan membuat mulutnya selalu menyebutkan namanya. Saat dia berada di Paris, dia tidak seperti ini. Tapi saat berada di Korea ingatannya pada Sheyra semakin kuat dan membuatnya seperti ini.
Selesai menghabiskan semua ice cream nya, mereka pergi dari sana dan menaiki wahana lain. Karena paksaan Jhinwan mereka akhirnya mau naik gondola mini yang ada di dalam mal. Ketiganya tampak seperti keluarga yang hangat meski itu semua hanya sementara mengingat Jhinwan bukan anak mereka dan mereka juga harus pergi dari sini besok.
Jhinwan yang kelelahan tidur di gendongan Jungkook saat mereka tiba di hotel tepat pukul 7 malam. Mereka kembali setelah makan malam di sebuah restoran Jepang sesuai kemauan Jhinwan.
Dengan hati-hati Jungkook membaringkan Jhinwan di tengah tempat tidur lalu mendekati Sooyun yang tengah menatap suasana malam kota seoul dari jendela kaca berukuran besar di salah satu dinding kamar mereka menginap.
"Kau benar-benar menemuinya" kata Jungkook yang membuat Sooyun sedikit terkejut.
"Seharusnya kau ikut denganku" ujar Sooyun dengan tertawa renyah.
"Dia sangat cantik dan baik, pantas kau sangat mencintainya" lanjut Sooyun sembari menatap gedung tinggi berhiaskan lampu warna warni di hadapannya.
"Jangan bicara seperti itu!" Jungkook menyentuh bahu Sooyun.
"Aku baik-baik saja Jungkook-ah" kata Sooyun dan kembali tertawa.
Tangan Jungkook yang ada di bahu Sooyun langsung menarik tubuh Sooyun ke dalam dekapan nya. Jungkook memeluk Sooyun sangat erat dan menenggelamkan wajahnya di bahu Sooyun.
"Sudah cukup" ujar Jungkook pelan lalu melepaskan pelukannya.
Kedua tangannya menangkup wajah Sooyun dan menatap dengan sendu mata Sooyun. "Sudah cukup kau pura-pura bersikap baik-baik saja hari ini, aku tidak bisa melihatmu seperti ini Sooyun-ah. Maafkan aku" Jungkook mencium kening Sooyun lama dan menurunkan ciumannya sampai ke bibir Sooyun. Air matapun menetes membasahi pipi keduanya.
Mereka sama-sama tengah berperang dengan perasaan mereka. Sooyun bingung memutuskan antara benci dan cinta sedangkan Jungkook bingung memikirkan antara cinta di masa lalunya dan cinta di masa depannya.
Akhirnya bisa updet lagi setelah 11 hari menghilang 😭 Maap ya yeorobuuun aku masih sekolah dan tugas aku juga banyak akhir-akhir ini😢
Next???
Jangan lupa vote and comment ya 😊
I Purple U 💜
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro