Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

CHAPTER 13

Sooyun menatap buku catatan Jungkook di tangannya. Dia masih ragu untuk membukanya tapi rasa penasaran itu terus menghantuinya karena Jungkook tidak mau jujur pada Sooyun tentang Sheyra. Sooyun menghela napasnya lalu membuka buku itu perlahan.

Jungkook tidak membuat banyak catatan di buku itu. Saat membuka lembarannya ada sebuah halaman yang mencuri perhatian Sooyun. Semua tulisan Jungkook tulis dengan tinta hitam tapi hanya tulisan ini yang menggunakan tinta merah.

Mata Sooyun bergerak secara horizontal mengikuti goresan pena yang Jungkook tuangkan dalam tulisan itu. Terkadang mata Sooyun membulat sebentar namun kembali normal sebagai bentuk ekspresi saat membacanya.

"Kasihan Jungkook" gumam Sooyun lalu menutup buku catatan Jungkook dan meletakannya di laci seperti semula.

"Pantas saja dia menangis waktu itu" ujar Sooyun yang mengingat kejadian saat dia melihat mata sembab Jungkook ketika menerima hadiah dari Taehyung dan Sheyra waktu itu.

Sooyun melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 11 siang. Ini artinya sudah mendekati jam makan siang. Dari pada bosan di rumah, Sooyun memutuskan untuk pergi ke kantor Jungkook untuk membawakannya makanan.

Sooyun membawa kotak makan  di tangannya menyusuri lorong menuju ruangan Jungkook. Semua orang yang mengenalnya selalu melemparkan senyuman ke arah Sooyun, dan wanita itu juga selalu membalasnya dengan ramah.

Saat sampai di depan pintu ruangan Jungkook. Sooyun mengetuk pintunya dua kali lalu masuk tanpa menunggu jawaban dari dalam. Dengan senyum ramah yang jarang dia tunjukkan pada Jungkook, Sooyun berjalan mendekati meja kerjanya. Mata Sooyun sedikit melebar saat melihat ada foto Sheyra di meja kerja Jungkook tapi Sooyun langsung memasang wajah santainya.

"Tumben kau kesini?" tanya Jungkook yang heran melihat kedatangan Sooyun di kantornya. Wanita itu hanya tersenyum sembari meletakkan kotak makan yang tadi dia bawa di depan Jungkook.

"Makan siang" kata Sooyun karena Jungkook masih terlihat kebingungan.

"Waaah, kau membuatku semakin yakin kalau kau menyukai ku" ujar Jungkook dengan memicingkan matanya.

Sooyun memutar bola matanya jengah, "Jangan membuatku melempar mu dari jendela, kita sekarang ada di lantai 11" ujar Sooyun sembari menyandarkan punggungnya pada kursi di hadapan Jungkook. Mendengar ancaman Sooyun membuat Jungkook terkekeh kemudian lanjut membuka makanan yang dibawa Sooyun.

Sooyun melihat Jungkook tersenyum senang saat melihat makanan yang dibawanya. Sudah lama Sooyun tidak melihat Jungkook memakan plat du jour buatannya karena masalah yang datang beberapa hari ini membuat Jungkook selalu tidak jadi memakan plat du jour yang Sooyun buatkan untuknya.

"Kau tahu? Waktu aku pergi dari apartemen, aku pergi ke sebuah restoran untuk makan malam tapi saat aku melihat plat du jour aku tidak jadi makan karena teringat padamu" ujar Jungkook tanpa dia sadari karena dia terlalu menikmati makanannya.

"Oh ya?" Sooyun tertawa.

Jungkook yang baru menyadari ucapannya langsung salah tingkah dan seketika memasang wajah seperti pura-pura tidak terjadi apa.

"Jungkook-ah, aku ingin bicara padamu"

"Bicara lah"

"Bukan di sini"

"Di mana?"

"Bagaimana kalau rooftop?" tanya Sooyun penuh antusias. Jungkook hanya mengangguk setuju.

Sesampainya di rooftop Sooyun terlihat sangat senang. Dia sangat suka saat berada di rooftop. Apalagi saat dia merasa sedih, rasanya angin kencang yang menerpanya seolah membawa kesedihan Sooyun dan menggantinya dengan kebahagiaan.

"Mau bicara apa?"

Sooyun menoleh ke arah Jungkook yang ada di sampingnya. "Janji jangan potong pembicaraanku?," tanpa banyak bicara Jungkook mengangguk.

Sooyun kembali menatap lurus. "Sebelumnya aku mau minta maaf lagi karena rasa ingin tahuku tentang Sheyra, tadi pagi aku membaca catatanmu tanpa izin" aku Sooyun tanpa melihat ke arah Jungkook. Ingin sekali Jungkook meneriaki Sooyun sekarang juga karena kelancangannya  tapi dia ingat kalau dia sudah janji pada Sooyun untuk tetap diam.

"Dari sana aku mengerti kenapa kau bersikap buruk pada Taehyung dan Sheyra-"

"Tapi Kook-ah, kau harus sadar bahwa kehidupanmu tidak berhenti saat kau kehilangan Sheyra. Kehidupanmu harus terus berlanjut tanpa Sheyra"

Sooyun menatap Jungkook yang tertunduk.

"Dan sekarang aku sadar mungkin Tuhan mempertemukanku dengan dirimu untuk memperbaiki semuanya. Sama dengan dirimu, aku awalnya sangat tidak ingin pernikahan ini terjadi tapi apakah kita akan terus seperti ini? Hidup tanpa kebahagiaan disisa hidup kita?"

Jungkook seketika mengangkat kepalanya. Membalas tatapan Sooyun yang tidak seperti biasanya.

"Aku ingin kita memulai semuanya dari awal dengan ketulusan bukan karena keterpaksaan"

Suasana canggung seketika menyelimuti keduanya. Mereka sama-sama diam dengan tatapan mata yang semakin dalam.

Tawa Jungkook seketika pecah secara tiba-tiba. Laki-laki itu terus tertawa meski Sooyun masih memasang wajah seriusnya.

"Aku serius" ujar Sooyun lalu pergi meninggalkan Jungkook yang menatap kepergiannya dengan perasaan bingung. Jungkook berpikir Sooyun hanya membual dan menjahilinya tapi nyatanya wanita itu sangat serius dengan ucapannya.

Jungkook sudah berusaha mengejar Sooyun tapi wanita itu sudah pergi dari kantor Jungkook.

Tangan Jungkook mengetukkan penanya ke meja berulang kali, "Apa dia marah?" gumam Jungkook.

Saat berkutat dengan pikirannya mata Jungkook tak sengaja melihat sebuah foto yang selama ini menghiasi meja kerjanya. Foto Sheyra terpampang jelas di meja kerja Jungkook dan semua orang yang datang ke ruangannya pasti bisa melihat foto itu.

"Apa Sooyun melihatnya?" Jungkook yang panik langsung mengambil foto itu dan memasukannya ke laci. "Aish" geram Jungkook seraya mengacak rambutnya kasar.

Jungkook pulang lebih awal hari ini. Dia terlalu pusing memikirkan perkataan Sooyun tadi siang dan tidak bisa fokus bekerja. Hampir 10 menit Jungkook berdiri di depan pintu apartemennya karena tiba-tiba dia tidak punya nyali untuk bertemu Sooyun.

Tangannya sudah berkali-kali siap untuk mengetuk pintu di hadapannya tapi lagi-lagi dia urungkan niatnya itu. Setelah mengeluarkan napas panjang Jungkook mengetuk pintu di hadapannya namun pintu itu lebih dulu terbuka dari dalam membuat Jungkook tidak sengaja mengetuk dahi Sooyun.

"Ya!!!"

"Ah, maaf aku tidak sengaja" Jungkook refleks mengusap dahi Sooyun tapi Sooyun segera menepis nya.

"Kau mau kemana?"

"Beli sesuatu, aku sudah siapkan makan malam kau makan dulu saja"  Sooyun tersenyum lalu pergi.

Jungkook menatap kepergian Sooyun hingga Sooyun menghilang saat memasuki lift. "Dia menyeramkan jika tersenyum" ujar Jungkook lalu masuk ke apartemennya. Mungkin karena terbiasa dengan kemarahan Sooyun, senyuman Sooyun pun terlihat lebih menyeramkan dari pada amukannya menurut Jungkook.

Setelah membersihkan tubuhnya Jungkook pergi ke meja makan. Tepat saat Jungkook akan memulai makan malam, Sooyun datang dengan kantong plastik di tangannya.

"Kau beli apa?"

"Stock makanan" jawab Sooyun lalu pergi ke arah dapur untuk meletakkan belanjaannya.

"Kau sudah makan?"

"Belum"

"Makanlah dulu"

"Iya"

Sooyun selesai menata belanjaannya dan pergi menyusul Jungkook di meja makan. Wajah Sooyun terlihat seperti biasa tapi Jungkook terlihat sangat tegang. Seolah ini baru pertama kali dia bertemu dengan Sooyun.

"Wajahmu tegang sekali seperti menunggu hasil ujian"

Jungkook langsung menunjukkan senyuman kikuk. Dia ingin minta maaf pada Sooyun karena kejadian tadi siang tapi sepertinya Sooyun tidak marah. Namun kepergian Sooyun dari kantornya membuat Jungkook berpikir Sooyun marah padanya.

"Woy!! Kenapa melamun?"

Jungkook kembali menunjukkan senyuman kikuk.

"Senyuman mu menjijikan" tawa Sooyun langsung menggema mengisi ruang makan.

"Yun-ah!!"

Tawa Sooyun langsung terhenti. Dia balik menatap Jungkook yang sepertinya ingin mengatakan sesuatu padanya.

"Apa kau serius dengan kata-kata mu tadi siang?"

"Apa aku terlihat bercanda tadi?"

Jungkook menggeleng. Sooyun tersenyum dan melanjutkan makannya.

"Kau marah padaku?"

"Apa aku terlihat marah?"

Jungkook kembali menggeleng dan lagi-lagi Sooyun tersenyum lalu melanjutkan makannya.

Setelah menyelesaiakan makan malam, mereka masuk ke kamar untuk istirahat. Sooyun tengah sibuk memakai krim malam di depan cermin sedangkan Jungkook tengah memainkan game di ponselnya.

"Dia cantik ya"

Jungkook memalingkan perhatiannya ke arah Sooyun. "Siapa?" tanya Jungkook yang tidak mengerti dengan arah pembicaraan Sooyun.

"Sheyra" jawab Sooyun lalu kembali menatap cermin. Jungkook hanya menghela napas lalu lanjut memainkan ponselnya.

"Kau sangat mencintainya ya? Kau sampai memajang fotonya di meja kerjamu" Sooyun tersenyum saat mengatakan itu. Tapi membuat Jungkook yang mendengarnya sangat jengah.

"Bisakah kau berhenti membicarakan Sheyra?"

Sooyun berdiri dan duduk di tempat tidur tepat di samping Jungkook. "Sebelum aku menjawabnya, bisakah kau menjawab pertanyaanku dulu?"

Jungkook hanya diam tidak menjawab atau memberi isyarat apapun.

"Bisakah kau berhenti memikirkan Sheyra?"

Jungkook terkejut mendengar pertanyaan Sooyun sedangkan Sooyun masih memasang wajah santainya.

"Wajahmu menakutkan sekali" Sooyun tertawa sembari menarik hidung Jungkook pelan sebelum berbaring dan mengeratkan selimut nya.

Sooyun sudah terlelap sejak beberapa jam yang lalu. Namun berbeda dengan Jungkook yang tidak kunjung menutup matanya. Otaknya terus memikirkan perkataan Sooyun tadi.

"Kau ini kenapa?" tanya Jungkook pada Sooyun yang tertidur di sampingnya.

"Sooyun-si jangan membuatku terus kebingungan!" gerutu Jungkook tapi itu percuma saja karena Sooyun tidak mendengarnya.

Saat Jungkook ingin merebahkan tubuhnya tiba-tiba ponsel Sooyun berbunyi. Jungkook segera mengangkat telfon dari ayah Sooyun sebelum Sooyun terbangun dari tidurnya.

"Yun-ah cepat rencanakan sesuatu!" kata ayah Sooyun dari sebrang sebelum Jungkook buka suara.

Jungkook ingin buka suara tapi ayah mertuanya kembali berbicara.

"Ingat tujuan kita Yun-ah!" lanjutnya.

"Appa, ini aku Jungkook. Sooyun sudah tidur" kata Jungkook. Tidak ada jawaban dari sebrang. Ayah Sooyun diam cukup lama sampai membuat Jungkook bingung.

"Appa masih di sana?" tanya Jungkook.

"Ah iya nak, maaf appa mengganggu istirahat kalian. Besok appa akan menelfon Sooyun lagi, selamat malam" sambungan telfonnya langsung terputus sebelum Jungkook membalas perkataan ayah mertuanya.

"Rencana? Tujuan? Apa maksud appa tadi?" Jungkook kembali meletakkan ponsel Soyun di atas nakas lalu merebahkan tubuhnya.

Next??

Jangan lupa vote and comment ya 😊

I Purple U 💜

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro