Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

CHAPTER 10

"Maafkan aku"

Perkataan Jungkook membuat Sooyun terkejut lagi. Tapi kali ini dia berani menatap Jungkook.

"Kau tidak salah makan?"

Jungkook memutar bola matanya jengah. Sooyun selalu membuatnya kesal setiap kali mereka bertemu.

"Diamlah! Lebih baik kau tidur. Aku juga mau tidur" Jungkook lalu beranjak dan mendekati sofa.

Sooyun hanya melihatnya berjalan menjauh. Jungkook membaringkan tubuhnya di sofa yang tidak terlalu jauh dari tempat tidur Sooyun. Sooyun merasa kasihan saat Jungkook sepertinya kedinginan. Hanya ada satu selimut yang sedang Sooyun pakai dan tidak ada selimut cadangan di sini.

"Jungkook-ah!"

"Hmm"

"Kau bisa pakai selimutku"

"Tidak, tidurlah sekarang!"

Jungkook memutar badannya membelakangi Sooyun. Sooyun perlahan merebahkan tubuhnya dengan pandangan yang terus terarah pada Jungkook sampai akhirnya dia tertidur.

"Aaaakhh"

Sooyun seketika terbangun saat mendengar teriakan Jungkook . Ketika Sooyun melihat ke arah Jungkook ternyata laki-laki itu terjatuh dari sofa dan tergeletak di lantai. Sooyun refleks ingin menolongnya tapi selang infus menahan dirinya untuk bangkit.

"Kau tidak apa-apa?"

Jungkook mengangguk padahal dia terlihat masih meringis kesakitan. Kalau dipikir jatuh dari sofa itu tidak akan terlalu sakit mungkin karena kaget dan malu yang menjadi satu membuatnya merasa sakit.

Jungkook membanting tubuhnya di atas sofa dengan memegangi pinggangnya dan terus mengaduh.

"Sepertinya kau perlu menemui dokter tulang" kata Sooyun tidak berniat mengejek Jungkook.

"Aku jatuh dari sofa bukan dari atap gedung" dengus Jungkook masih memegangi pinggangnya.

"Kan siapa tahu tulang punggungmu retak dan dokter akan menggantinya dengan tulang banteng yang lebih kuat" kata Sooyun.

Jungkook menatapnya malas lalu Jungkook berjalan untuk membuka tirai agar sinar matahari bisa masuk ke kamar Sooyun.

"Aku mau pulang"

Jungkook mengabaikan ucapan Sooyun dan masuk ke kamar mandi. Sooyun mendengus kesal melihat kelakuan Jungkook yang tetap saja menyebalkan.

"Aku mau pulang" kata Sooyun lagi saat Jungkook baru keluar dari kamar mandi.

"Akan ku temui dokternya dulu" kata Jungkook lalu keluar dari kamar Sooyun.

Sooyun kembali merebahkan tubuhnya sembari memainkan ponsel Jungkook yang kemarin diberikan kepadanya. Ponsel Jungkook hanya dipenuhi dengan game. Tidak ada foto atau video apapun. Sepertinya ini ponsel yang khusus untuk bermain game dan dia memberikannya pada Sooyun agar dia tidak bosan saat di rumah sakit.

Sooyun menoleh ke arah pintu yang terbuka dan tak lama Jungkook masuk dengan membawakan sarapan untuk Sooyun.

"Kata dokter kau masih belum boleh pulang, tubuhmu masih sangat lemah dan trombosit mu juga masih rendah" kata Jungkook sembari memberikan semangkuk bubur yang dia bawa kepada Sooyun.

"Tapi aku bosan di sini" rengek Sooyun.

"Habiskan makananmu dulu, aku akan segera kembali" Jungkook bangkit dan keluar dari kamar Sooyun lagi.

Sooyun mengaduk dengan kasar bubur di tangannya. Makanan yang paling Sooyun benci itu semakin tidak berbentuk karena Sooyun mengaduk nya tidak aturan tanpa memakan sesendok pun.

Tangan Sooyun meraih nampan yang tadi dibawa Jungkook dan mengambil semangkuk salad buah. Dengan lahap Sooyun menghabiskan salad buahnya lalu meneguk segelas susu coklat yang juga Jungkook bawakan hingga tidak tersisa.

Pintu kamar Sooyun kembali terbuka dan menampakkan Jungkook dengan sebuah kursi roda di tangannya.

"Sudah makannya?"

Sooyun mengangguk. Jungkook memeriksa makanan Sooyun dan menemukan semangkuk bubur yang masih utuh.

"Kau tidak memakannya?"

"Aku tidak suka"

"Mau aku ambilkan makanan lain?"

"Aku sudah kenyang"

Jungkook mengangguk lalu mendekatkan kursi rodanya ke tempat tidur Sooyun, "Ayo keluar sebentar" kata Jungkook dengan mengulurkan tangannya.

"Kau tidak bekerja?"

"Tidak, ayo"

Sooyun meraih tangan Jungkook. Dengan hati-hati Jungkook menarik tubuh Sooyun agar dia bisa berpindah ke kursi roda.

"Jungkook-ah, lebih baik aku jalan saja. Aku merasa terlalu berlebihan jika memakai kursi roda"

"Kau mau berjalan lalu kelelahan dan pingsan? Aku tidak mau membuatmu senang dengan menggendongmu" kata Jungkook sembari mendorong kursi rodanya keluar kamar.

Sooyun hanya mendengus kesal mendengar jawaban Jungkook. Dia itu sebenarnya perhatian tapi kata-kata nya selalu pedas dan membuat Sooyun merasa kesal setiap saat.

Jungkook membawa Sooyun ke taman rumah sakit. Di sana juga banyak pasien yang sedang berjemur dan jalan-jalan. Jungkook mengunci kursi roda Sooyun di bawah pohon yang membuat Sooyun tidak terlalu kepanasan.

"Kenapa tidak bekerja?"

"Nanti kau sendirian"

Sooyun tersenyum mendengar jawaban Jungkook. Perkataan Jungkook memang manis tapi wajahnya selalu saja datar.

"Kenapa kau senyum?"

Sooyun menggeleng lalu membuang pandangannya.

"Pasti kau berpikir. Ah Jungkook sangat perhatian padaku, dia sangat mempedulikan ku, dia pasti menyukai ku" kata Jungkook dengan nada bicaranya yang dibuat-buat.

Bukannya kesal Sooyun malah tertawa karena tingkah Jungkook sangat lucu. "Sok tahu" kata Sooyun lalu melanjutkan tawanya.

Brak

Pandangan Jungkook dan Sooyun langsung tertuju pada seorang kakek yang terjatuh dari kursi rodanya. Dengan berlari Jungkook menghampiri kakek itu dan membantunya duduk kembali di kursi rodanya.

"Kakek baik-baik saja?"

Kakek itu mengangguk dan tersenyum ramah ke arah Jungkook tanpa mengucapkan apapun.

"Apa yang terjadi?"

Tiba-tiba datang seorang nenek yang sepertinya istri dari kakek yang Jungkook tolong.

"Tadi kakek jatuh nek"

"Terima kasih nak, suamiku tidak bisa bicara pasti dia ingin sekali berterima kasih padamu" kata nenek itu yang dibalas dengan anggukan oleh sang kakek.

"Kook!" panggil Sooyun yang ternyata sudah berada di belakang Jungkook.

"Kalian pasangan suami istri atau masih pacaran?" tanya nenek itu dengan ramah.

"Dia istriku nek" jawab Jungkook. Wajah Jungkook terlihat ramah jika berbincang dengan orang lain tapi akan berubah 180 derajat jika berhadapan dengan Sooyun. Sooyun tersenyum ke arah nenek dan kakek itu.

"Bagaimana kakek bisa jatuh?" tanya Sooyun.

Kakek itu menunjuk tanaman bunga yang ada di dekatnya.

"Kakek ingin mengambil bunga ini?" tanya Jungkook dan kakek itu mengangguk.

Jungkook mengambil dua tangkai bunga aster berwarna putih dan memberikannya pada kakek itu. Namun kakek itu malah mengambil satu tangkai bunga saja. Jungkook ingin memberikan satu tangkai bunga yang masih di tangannya tapi kakek itu malah menunjuk Sooyun.

"Suamiku ingin kau memberikannya pada istrimu" kata nenek itu.

Jungkook tersenyum lalu memberikannya pada Sooyun. Sooyun sempat merona saat Jungkook memberikan bunga untuk yang pertama kalinya pada Sooyun.

Kakek itu memberikan bunga di tangannya kepada sang istri dan memberikan sebuah isyarat yang tidak dimengerti oleh Jungkook dan Sooyun.

"Aku juga mencintaimu" kata nenek itu tiba-tiba. Ternyata kakek itu baru saja mengatakan bahwa dia sangat mencintai istrinya. Jungkook dan Sooyun langsung merasa gugup dan saling melemparkan tatapan. Sejujurnya mereka merasa malu dengan pasangan kakek nenek ini. Mereka bisa sangat romantis seperti itu sampai tua sedangkan Jungkook dan sooyun terus ribut tanpa henti.

"Kalian pasangan yang sangat serasi. Laki-laki yang tampan dan wanita yang cantik. Siapa nama kalian?" tanya nenek itu.

"Aku Jungkook dan istriku Sooyun" kata Jungkook.

"Kalian panggil saja aku nenek Julia dan suamiku bernama James. Kalian berasal dari Asia?"

Jungkook dan Sooyun mengangguk berbarengan, "Kami berasal dari Korea Selatan" jawab Jungkook.

"Kalau begitu kami harus pergi karena suamiku harus istirahat sampai jumpa lagi" nenek Julia melambaikan tangannya lalu membawa kakek James pergi dari sana.

"Mereka manis sekali" kata Sooyun sembari menatap kepergian mereka berdua.

"Kau ingin aku seperti kakek James?"

Sooyun langsung menggeleng, "Kau bisa bicara saja merepotkan ku apalagi tidak bisa bicara" kata Sooyun.

"Yaaa!! Maksudku, apa kau ingin aku romantis seperti kakek James?"

Sooyun menggeleng, "Orang sepertimu mana bisa seperti itu" kata Sooyun. Jungkook menghela napasnya lalu membawa Sooyun kembali ke kamarnya.

"Aku mau pulang"

"Belum bisa"

Sooyun memanyunkan bibirnya. Rumah sakit memang sangat membosankan.

"Aku bosan"

"Bukannya aku sudah memberikan ponselku padamu, ada banyak game di dalamnya"

"Aku tidak mengerti tentang game itu. Aku selalu saja kalah"

"Mana ponselnya?"

Sooyun memberikan ponsel itu pada Jungkook. Jungkook tampak mengetikkan sesuatu di ponselnya lalu memberikannya pada Sooyun. Sooyun menatap layar ponselnya.

"Kau tahu aku suka mereka?"

"Kau menempelkan foto mereka yang sangat besar di dinding kamar"

Sooyun terkekeh karena lupa akan hal itu. Sooyun memang seorang penggemar dari boy band korea BTS sejak 3 tahun yang lalu.

"Tonton saja" kata Jungkook lalu mengambil duduk di kursi samping Sooyun. Jungkook tadi mencari konser berbayar BTS untuk Sooyun agar wanita itu tidak terus meminta pulang.

Jungkook hanya memandangi Sooyun yang tengah bernyanyi sesuka hatinya. Kadang wanita itu menitihkan air mata dan kadang juga tertawa entah apa yang dia lihat.

"Ah Jungkook-ah kau sangat tampan" kata Sooyun.

"Aku tahu"

"Bukan kau, tapi Jungkook BTS"

"Sama saja"

"Nama kalian saja yang sama tapi kelakuan kalian sangat berbanding terbalik. Jungkook bts sangat lucu dan manis sedangkan kau sangat dingin dan menyebalkan" kata Sooyun lalu kembali menatap ponselnya.

"Menikah lah dengannya kalau begitu" Jungkook bangkit dan pergi dari kamar Sooyun.

Next??

Jangan lupa vote and comment ya 😊

I Purple U 💜

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro