CHAPTER 09
Tiga hari berlalu.
Sooyun masih merenung di kamarnya. Sejak Jungkook pergi Sooyun tidak memakan apapun. Nafsu makannya pergi bersamaan dengan perginya Jungkook.
Sooyun yang sedang berbaring di tempat tidurnya mendengar ada seseorang yang sedang mengetuk pintu apartemennya. Saat Sooyun ingin berdiri dan membukakan pintu dia malah terjatuh. Tubuh Sooyun benar-benar lemah. Dia bisa tidak merasakan lapar tapi tubuhnya tidak bisa tetap kuat saat tidak mendapatkan asupan selama tiga hari.
Suara ketukan pintu itu menghilang. Tiba-tiba ada suara yang lebih keras berasal dari pintunya. Seperti ada seseorang yang sudah mendobraknya.
Sooyun merasakan pusing hebat di kepalanya sampai dia hampir kehilangan kesadaran. Namun, Jaehyun tiba-tiba berada disampingnya. Laki-laki itu langsung membopong Sooyun dan membawa Sooyun ke rumah sakit.
"Jungkook-ah"
Jaehyun yakin Sooyun tadi menyebut nama Jungkook sebelum dia dimasukkan ke ruang periksa. Jaehyun tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Sooyun dan Jungkook. Hal yang menggerakkan Jaehyun untuk mendatangi apartemen Sooyun adalah karena Sooyun tidak mengagkat telfon dari Jaehyun dan ponsel Sooyun mulai tidak aktif sejak kemarin. Feeling buruk Jaehyun akhirnya membawanya untuk datang mengunjungi Sooyun.
Sekarang Jaehyun bingung harus melakukan apa. Dia tidak punya nomor ponsel Jungkook dan dia juga tidak tahu letak kantor Jungkook. Jaehyun mencoba berpikir keras untuk menemui Jungkook dan akhirnya dia menemukan cara yaitu menanyakan letak kantor Jungkook pada ayah Sooyun. Pasti ayah Sooyun tahu karena mereka menjalin bisnis dan bekerja sama sampai menikahkan Sooyun dengan Jungkook.
Seelah mendapatkan alamat kantor Jungkook, Jaehyun segera pergi untuk menemui Jungkook dan memberi tahunya tentang keadaan Sooyun.
Dengan langkah cepat Jaehyun berjalan menuju ruangan Jungkook. Dia mengetuk pintu di hadapannya tiga kali sebelum orang di dalam ruangan itu mempersilakannya untuk masuk.
Mata Jungkook melebar menujukkan dia sangat terkejut dengan kehadiran Jaehyun di ruangannya.
"Duduklah!" kata Jungkook lalu menutup berkas yang sedang dikerjakannya.
"Tidak perlu. Aku kesini untuk memberi tahu mu kalau Sooyun sekarang sedang dirawat di rumah sakit" jelas Jaehyun dengan nada cepat.
Jungkook mengerutkan alisnya, "Memangnya dia kenapa?" tanya Jungkook.
Jaehyun dibuat heran dengan pertanyaan Jungkook. Mana mungkin laki-laki itu tidak tahu tentang keadaan Sooyun padahal mereka tinggal satu atap.
"Aku tidak tahu, aku mengkhawatirkan Sooyun sejak kemarin karena ponselnya tidak aktif dan aku menemukan Sooyun tidak sadarkan diri di kamarnya. Apa kau tidak menyadari kalau dia sakit?"
"Aku sudah tidak tinggal bersamanya sejak tiga hari yang lalu. Kalau begitu kenapa kau kesini? Dia pasti membutuhkan mu bukan aku" Jungkook kembali membuka berkasnya.
Jaehyun dibuat terkejut dengan pernyataan Jungkook. Dia tidak tahu kalau mereka ternyata sudah pisah rumah.
"Aku adalah sahabat Sooyun. Dia membutuhkan mu tadi aku sekilas mendengar dia memanggil namamu" jelas Jaehyun.
Jungkook tampak berpikir. Jaehyun yang sudah kesal melihat tingkah laki-laki satu ini langsung menarik dan mengajaknya ke rumah sakit tempat Sooyun dieawat.
Jungkook merasa sedikit gelisah saat Jaehyun akan membawanya masuk ke kamar tempat Sooyun dirawat. Untuk menenangkan dirinya Jungkook minta izin pada Jaehyun untuk pergi ke toilet dulu.
Jaehyun membuka knop pintu kamar Sooyun lalu masuk dan mendapatkan Sooyun sudah sadar di atas tempat tidurnya. Jaehyun menunjukkan senyumannya dan Sooyun membalasnya. Jaehyun menarik kursi di samping Sooyun dan duduk di sana.
"Kenapa kau bisa sakit?"
Sooyun tersenyum, "Kata dokter aku hanya kurang cairan, aku tidak makan dan minum apapun selama tiga hari hebat kan?" Sooyun menunjukkan wajah sombongnya dan membuat Jaehyun kesal lalu menjitak dahi wanita itu.
"Hebat apanya? Kau itu sudah mencoba membunuh dirimu pelan-pelan" omel Jaehyun dan Sooyun hanya memajukan bibirnya.
"Kau mogok makan dan minum karena pisah rumah dengan Jungkook?"
Sooyun langsung tertawa, "Mana ada? Aku tidak mogok makan dan minum tapi aku kehilangan selera makan ku dan aku juga tidak merasa lapar. Semua ini tidak ada hubungannya dengan Jungkook" kata Sooyun lalu membuang pandangannya untuk menghindari eye kontak dengan Jaehyun yang pasti mendeteksi kebohongannya.
Pintu kamar inap Sooyun tiba-tiba terbuka dan menampakkan sosok Jungkook yang masih berdiri di ambang pintu.
"Dasar pembohong" kata Jaehyun lalu dia berdiri untuk keluar dari ruangan itu. Dia tahu Jungkook dan Sooyun pasti ingin menghabiskan waktu bersama.
Jaehyun berbisik sesuatu pada Jungkook sebelum dia keluar. Tingkah mereka membuat Sooyun penasaran.
"Kenapa kau selalu bodoh?"
Sooyun seketika emosi. Laki-laki itu tidak pernah bersikap manis bahkan ketika melihat Sooyun sakit. Sooyun tidak ada niatan menjawab pertanyaan tidak penting Jungkook dan memilih membuang pandangannya.
"Tidak makan dan minum selama aku pergi dari apartemen? Sulit dipercaya" Jungkook terkekeh.
Sooyun menatap tajam mata Jungkook, "Jangan terlalu percaya diri, aku tidak makan karena aku tidak lapar" katanya lalu kembali membuang muka.
"Oh begitu, tapi kenapa kau memanggil namaku?"
"Kata siapa?!" tanya Sooyun dengan nada tinggi.
"Jaehyun"
Sooyun langsung menggerutu karena kesal pada Jaehyun yang sangat menyebalkan.
"Kau belum makan? Aku ambilkan dulu ya"
Sooyun hanya menatap punggung Jungkook yang menghilang di balik pintu kamar yang baru ditutupnya.
Tangan Sooyun seketika memegang bagian dadanya karena sejak Jungkook masuk ke ruang inap nya dia benar-benar merasa jantungnya berdebar.
"Aku tidak boleh menyukainya. Ya Sooyun-si sadarlah" Sooyun memijat kepalanya yang mulai berpikir tidak-tidak.
"Kau pusing?"
Sooyun terkejut saat Jungkook kembali ke kamarnya dengan membawa nampan berisi makanan dan susu untuknya.
"Diminum dulu susunya" Jungkook memberikan segelas susu vanila kepada Sooyun.
"Aku bisa makan sendiri" Sooyun mengambil piring dan sendok di tangan Jungkook lalu mulai memakan makanannya.
"Sepertinya berat badanmu turun 50 kg. Lihatlah dirimu hanya tersisa tulang dan kulit" ejek Jungkook.
Sooyun kesal dengan ucapan Jungkook dan langsung menjitak kepala Jungkook. "Berat badanku saja tidak sampai 50 kg. Jangan terlalu berlebihan!" omel Sooyun yang tidak ditanggapi oleh Jungkook. Laki-laki itu hanya diam sembari memperhatikan Sooyun yang sedang makan.
"Bolehkah aku pergi? Aku ada pertemuan penting dengan seseorang yang tidak bisa ku tinggalkan. Sepulang kerja aku akan kesini" kata Jungkook lalu bangkit.
Sooyun tidak bisa menahannya dan hanya bisa mengangguk pelan.
"Kalau ada apa-apa telfon aku. Jangan telfon Jaehyun! Bukannya aku cemburu tapi aku tidak mau kau merepotkan orang lain"
"Tap-"
"Tidak usah membantah"
"Bukan, tapi ponsel ku ada di rumah" kata Sooyun.
"Pakai ponselku" Jungkook memberikan ponselnya kepada Sooyun.
"Lalu kau?"
"Aku punya 5 ponsel dan aku selalu membawa 2 ponsel bersamaku" Jungkook menunjukkan ponselnya yang lain. Sooyun mengangguk lalu menerima ponsel yang Jungkook berikan.
Jungkook mulai melangkah meninggalkan Sooyun, tapi wanita itu memanggilnya.
"Apa passwordnya?"
"Sooyun-si"
"Kenapa kau memanggilku? Aku tanya passwordnya"
"Iya, Sooyun-si"
"Jangan membuatku kesal! Cepat katakan apa passwordnya?"
"Yaaa!!! Kau yang membuatku kesal. Passwordnya Sooyun-si"
Sooyun seketika diam. Dia bingung saat degup jantungnya lebih berdebar dari sebelumnya.
"Jangan terlalu percaya diri dulu. Aku memberi password seperti itu karena ponsel itu menyebalkan seperti dirimu jadi passwordnya yang mudah kuingat" jelas Jungkook lalu pergi.
"Pembohong" kata Sooyun lalu tersenyum malu sembari menempelkan ponsel Jungkook ke dadanya.
Sooyun sangat bosan karena sendirian di rumah sakit. Dia tidak punya teman selain Jaehyun. Teman kerja? Sooyun tidak terlalu dekat dengan teman kerjanya karena dia lebih sering bekerja di rumah dibandingkan di kantor. Ayah Sooyun juga sedang berada di luar negeri saat ini jadilah Sooyun seperti sebatang kara di rumah sakit.
Sooyun kaget saat tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamarnya. Tanpa Sooyun persilakan orang itu masuk ke kamar Sooyun. Sooyun merasa lega saat melihat orang yang datang adalah ibu Jungkook yang tak lain adalah ibu mertua Sooyun.
Sooyun menunjukkan senyumannya saat Nyonya Jeon memeluknya.
"Bagaimana keadaanmu sayang?" tanya Nyonya Jeon lalu mengambil duduk di kursi samping Sooyun.
"Aku mulai membaik eomma" jawab Sooyun ramah.
"Jungkook yang memberi tahu eomma kalau kau sedang dirawat di sini. Bagaimana bisa kau sakit seperti ini sayang?"
"Aku telat makan eomma"
"Jungkook harus memastikan ini tidak akan terjadi lagi. Eomma akan memberi tahunya nanti" kata Nyonya Jeon dengan senyum yang terus mengembang di wajah cantiknya. Walau usianya sudah masuk kepala 5 wanita ini tetap terlihat sangat cantik.
Sooyun hanya membalasnya dengan senyuman. Sejak awal ibu mertuanya itu memang sangat baik padanya.
Mereka membicarakan banyak hal. Mulai dari cerita masa kecil Jungkook, hal-hal yang Jungkook suka dan hal-hal yang Jungkook benci sampai dengan kebiasaan buruk Jungkook.
Tanpa mengetuk pintu Jungkook tiba-tiba masuk ke kamar Sooyun dan membuat Sooyun dan Nyonya Jeon terkejut.
"Kookie ketuk pintu dulu sebelum masuk! Kau membuat kita kaget" kata Nyonya Kim dengan memegangi dadanya.
Sooyun menahan tawanya saat Nyonya Jeon memanggil Jungkook dengan sebutan "Kookie" tapi dia segera merubah wajahnya datar dan menghindari kontak mata dengan Jungkook karena sekarang Jungkook tengah menatapnya sinis. Jungkook sepertinya merasa kalau Sooyun tengah mentertawakannya.
"Kookie, kau harus memperhatikan Sooyun dengan lebih intensif lagi!. Jangan sampai kejadian seperti ini terulang kembali!" titah Nyonya Jeon yang hanya dijawab dengan anggukan oleh Jungkook.
"Eomma pulang dulu ya. Jangan lupa dimakan buahnya itu baik untuk kesehatanmu" Nyonya Jeon memeluk Sooyun lagi.
"Kookie, ingat pesan eomma"
Jungkook mengangguk lagi lalu mengantar ibunya sampai ke luar pintu kamar Sooyun.
"Mau makan buah apa?"
Jungkook melihat kantong yang ibunya bawa. Ibunya membawa bermacam-macam buah kupas untuk Sooyun.
"Aku ingin makan semangka, bunny"
Jungkook seketika menatap Sooyun.
"Apa?"
"Semangka"
"Bukan, kau tadi memanggilku apa?"
"Bunny?"
"Kenapa kau memanggilku seperti itu?" tanya Jungkook penuh emosi. Sejak kecil Jungkook tidak suka dipanggil Bunny karena teman sekolahnya selalu mengejek Jungkook dengan panggilan itu. Sebenarnya panggilan itu dari ibu Jungkook dan setelah Jungkook melarangnya memanggil dengan sebutan itu, ibu Jungkook mengganti panggilan Jungkook dengan Kookie.
"Karena sangat lucu" Sooyun terkekeh.
"Jangan panggil aku dengan nama itu!"
Jungkook memberikan sekotak semangka kupas pada Sooyun dengan kesal.
"Aku menyukai nama itu, bunny"
"Ya!!!"
Sooyun hanya memanyunkan bibirnya dan lanjut memakan semangka yang ibu mertuanya bawakan tadi.
"Aku akan kembali ke apartemenmu"
Sooyun seketika menghentikan kunyahannya. Dia tetap menatap semangka dalam kotak di tangannya tanpa ada niatan untuk melihat ke arah Jungkook.
"Maafkan aku"
Perkataan Jungkook membuat Sooyun terkejut lagi. Tapi kali ini dia berani menatap Jungkook.
Happy namjoonie day🎉💙
Semoga leader terbaiknya bangtan sehat selalu dan panjang umur 😊
Maap tadi malam gak up yeorobuuun aku fokus sama I-Land yang bikin dugun - dugun huhu 😭
Next???
Jangan lupa vote and comment ya 😊
I Purple U 💜
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro