CHAPTER 08
Sooyun menyibukkan dirinya di dapur karena jam pulang Jungkook hampir tiba. Dia kembali memasak plat du jour karena kemarin Jungkook tidak sempat memakannya. Sooyun sangat bersemangat untuk memperbaiki hubungannya dengan Jungkook. Entah apa maksud dari perasaan Sooyun sekarang tapi intinya dia sangat senang saat bisa berbaikan dengan Jungkook.
Saking semangatnya Sooyun sampai membuatkan cookies untuk Jungkook. Walaupun sebelumnya Sooyun belum pernah membuat cookies. Setidaknya cookies buatannya tidak terlalu buruk bahkan tidak kalah dengan cookies kesukaan Jungkook.
Sooyun juga menghias meja makan sebagus mungkin saking seriusnya dia ingin berbaikan dengan Jungkook.
"Semoga saja Jungkook tidak marah lagi" kata Sooyun lalu duduk di kursi meja makan dan menunggu Jungkook pulang.
Jam pulang Jungkook sudah lewat sejak tadi. Bahkan sekarang sudah pukul 11 malam tapi Jungkook belum pulang. Sooyun sudah mencoba menghubunginya tapi ponsel Jungkook tidak aktif.
Sooyun sampai ketiduran saking lamanya menunggu kepulangan Jungkook. Sooyun seketika bangun saat mendengar pintu apartemennya diketuk dengan cepat. Sebelum membukakan pintu, Sooyun melirik ke arah jam dinding dan ternyata sudah jam 1 pagi.
Dengan cepat Sooyun membuka pintunya. Tubuh Sooyun seketika lemas saat melihat Jungkook tidak sepenuhnya sadar sedang dipapah seorang wanita berpakaian super mini ada di hadapannya.
Sooyun sampai tidak kuasa mengucapkan apapun. Dia hanya diam dan terus menatap Jungkook yang terlihat sedang mabuk.
"Bisakah kau minggir?"
Sooyun segera bergeser ketika wanita tidak dikenal itu ingin membawa Jungkook masuk.
Sesak.
Itu yang Sooyun rasakan di dadanya saat melihat Jungkook seperti ini.
Wanita yang pulang bersama Jungkook membawa Jungkook ke kamar dan menutup pintunya seolah tak punya malu saat Sooyun yang notabennya istri Jungkook juga berada di sana.
Dengan tidak sabaran Sooyun mengetuk pintu kamarnya dengan keras. Berharap wanita tidak tahu diri itu segera membuka nya. Benar, tak lama wanita itu membuka pintunya dan melemparkan tatapan datar ke arah Sooyun.
"Pergilah!" kata Sooyun dengan suara pelan tapi tegas karena dia tidak menyukai keributan.
Wanita itu mengangkat sebelah alisnya, "Suamimu ingin aku di sini" kayanya dengan nada genit.
"YA!!! PERGI LAH JALANG!!! KALAU TIDAK AKU AKAN MEMANGGIL SECURITY" ancam Sooyun yang sudah kehabisan kesabarannya. Wanita itu tersenyum miring lalu pergi dari apartemen Sooyun.
Sooyun masuk ke kamarnya dan melihat Jungkook yang masih tidak sadarkan diri di atas tempat tidur. Sooyun ingin sekali marah tapi percuma saja karena Jungkook masih mabuk.
"Sooyun-si!" teriak Jungkook tiba-tiba membuat Sooyun yang berdiri tidak jauh darinya terkejut.
"Kau menyakitiku! Yaaa!!!" Jungkook terdengar menangis setelah mengatakan itu.
Sooyun bingung harus melakukan apa. Dia takut mendekati Jungkook karena ini baru pertama kali Sooyun menghadapi orang mabuk. Tapi dia juga ingin melihat keadaan Jungkook.
"Jungkook-ah"
Jungkook tidak menjawab karena dia masih mabuk. Sooyun mencoba menyadarkan Jungkook dengan menyiram wajah Jungkook dengan air tapi tidak membuahkan hasil.
"Ya! Dia kan mabuk bukan pingsan" Sooyun merutuki dirinya sendiri.
"Sooyun-si!" Jungkook kembali teriak.
"Iya aku di sini" jawab Sooyun.
"Sooyun-si!" lagi-lagi Jungkook berteriak.
"Dasar tuli!" balas Sooyun dengan meneriaki Jungkook juga.
"Sooyun-si!"
"Ya Tuhan aku harus bagaimana?" Sooyun mengangkat kepalanya dan menatap langit-langit kamarnya.
"Sooyun-si!" panggil Jungkook dengan suara yang melemah.
Perlahan Sooyun mendekati Jungkook dan merapikan rambut Jungkook yang berantakan. Tanpa disangka Jungkook malah meraih tangan Sooyun. Dia menggenggam tangan Sooyun dan menarik tangan Sooyun pelan sampai Sooyun berbaring di sampingnya.
Jungkook memeluk Sooyun dengan erat, "Jangan tinggalkan aku" kata Jungkook sembari mengeratkan pelukannya. Sooyun seketika melupakan amarahnya. Sooyun sangat kecewa dengan kelakuan Jungkook tapi dia juga tidak tega melihat Jungkook seperti ini. Sooyun perlahan terlelap dalam pelukan Jungkook.
Sooyun menggeliat dalam pelukan Jungkook. Pagi ini Jungkook tidak seperti biasa, dia yang biasanya bangun lebih dulu dari Sooyun sekarang masih terlelap mungkin karena dia kelelahan.
Sooyun melepaskan pelukan Jungkook lalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Jujur Sooyun masih kesal pada Jungkook sampai sekarang. Tapi, jika Sooyun marah pada Jungkook itu akan memperumit hubungan mereka.
Setelah menyiapkan sarapan Sooyun duduk di kursi meja makan untuk menunggu Jungkook. Sepertinya Jungkook sudah bangun karena tadi saat Sooyun kembali ke kamar untuk mengambil tali rambut, dia tidak menemukan Jungkook di tempat tidur dan dia mendengar gemericik air dari dalam kamar mandi.
Tak lama Jungkook datang ke meja makan dengan wajah bingungnya.
"Seharusnya kau lebih dewasa" kata Sooyun saat Jungkook duduk di hadapannya. Jungkook yang tidak mengerti maksud ucapan Sooyun hanya mengangkat sebelahalisnya.
"Bisakah kau selesaikan masalah di rumah saja tanpa pergi ke club?" tanya Sooyun masih dengan nada tenang tapi wajah datarnya membuat suasana menjadi tegang.
"Tidak usah mengurus urusanku" ujar Jungkook yang berhasil menyulut emosi Sooyun.
"Jika kau tidak tinggal di sini dan aku tidak mengenalmu pasti aku tidak akan mengurus urusanmu. Kau tahu? kemarin kau pulang larut malam, apa kau pikir kau bisa seenaknya membuatku menunggu kau pulang hanya untuk membukakan pintu? Dan ya kau pulang dalam keadaan mabuk bersama wanita tidak jelas. Itu sangat mengganggu ku" jelas Sooyun penuh amarah.
Jungkook yang juga mulai emosi menggebrak meja makan dengan kedua tangannya. "Jika aku mengganggu aku akan pergi" Jungkook bangkit lalu pergi ke kamar. Sooyun menarik rambutnya kasar karena dia merasa kesal tidak bisa menahan emosinya jika mengingat kejadian tadi malam.
Tak lama Jungkook melewatinya dengan membawa koper di tangannya. Dia benar-benar mau pergi dari apartemen Sooyun.
"Bisakah kau lebih dewasa Jungkook-ah!" teriak Sooyun yang membuat Jungkook menghentikan langkahnya.
"Kau selalu tidak menghargai hubungan ini, padahal aku sudah berusaha untuk menerimanya" kata Sooyun.
Jungkook berbalik menghadap Sooyun dan menunjukkan senyum miringnya, "Oh ya? Kalau begitu kenapa kau membawa masuk laki-laki lain ke apartemen tanpa sepengetahuan ku?"
"Jae itu sahabatku"
"Dia tetap laki-laki. Kau seharusnya bilang padaku dan ya saat mobil mu mogok kenapa Jaehyun yang kau mintai tolong bukan aku?"
"Itu karena kantor Jaehyun dekat dengan kantorku"
"Seharusnya kau tahu meskipun aku jauh darimu aku pasti akan datang karena kau tanggung jawabku. Kau sebaiknya introspeksi diri dulu sebelum menilaiku" Jungkook kembali menarik kopernya dan pergi dari apartemen Sooyun.
Sooyun seketika menangis saat pintu apartemennya tertutup. Dia tidak tahu kenapa dia merasa sangat kesal sekarang. Jungkook selalu melakukan apapun semaunya. Dia tidak pernah berpikir bagaimana pandangan orang tua mereka kalau tahu mereka sekarang pisah rumah.
Sooyun juga tidak punya keberanian untuk menahan Jungkook. Laki-laki itu keras kepala dia tidak akan mau mendengarkan ucapan Sooyun. Jadi Sooyun biarkan saja dia pergi namun sekarang Sooyun malah terus menangis.
Setelah lama menangis Sooyun merasa haus. Diapun pergi ke dapur untuk mengambil minum di lemari es. Saat Sooyun akan mengambil botol air putih, dia malah tidak sengaja melihat kotak susu pisang milik Jungkook. Dengan kesal Sooyun mengambil kotak susu itu dan membuangnya ke tempat sampah.
Mood Sooyun sudah buruk bahkan minum saja dia malas, lalu Sooyun memutuskan pergi ke kamarnya dan tidur.
Di sisi lain Jungkook tengah menenangkan pikiran di apartemen miliknya. Sebenarnya Jungkook menyesal sudah pergi ke club sampai pulang larut malam dalam keadaan mabuk. Rencananya dia juga mau minta maaf pada Sooyun tapi mereka sudah terlanjur bertengkar.
Semalam Jungkook pergi ke club untuk menemui temannya yang baru saja membuka club baru. Tapi karena terlalu jenuh Jungkook tidak sengaja menghabiskan sebotol wine dan membuatnya mabuk. Dia juga tidak ingat siapa yang membawanya pulang.
Paginya Sooyun ingin mencoba memulai harinya tanpa Jungkook. Dia keluar kamar karena merasa sangat lapar. Sejak kemarin dia tidak makan apapun lantaran moodnya benar-benar buruk dan membuatnya kehilangan selera makan.
Sooyun membuka lemari makanan yang ada di dapur nya untuk mengambil roti namun lagi-lagi dia malah salah fokus pada kotak sereal milik Jungkook.
"Ya!!!" Sooyun membanting pintu lemari itu dengan keras saking kesalnya.
Selera makan Sooyun pun hilang seketika. Dia langsung mengurungkan niatnya untuk makan dan lebih memilih pergi ke ruang tv. Mungkin menonton film bisa membuat moodnya membaik.
Sooyun mendudukkan tubuhnya dengan nyaman di atas sofa. Saat dia mulai menikmati filmnya, tangan Sooyun bergerak mengambil cemilan yang ada di atas meja. Tanpa sengaja Sooyun mengambil toples berisi cookies karena dia terlalu bersemangat dengan filmnya.
"Yaaa!!! Ini rumahku tapi kenapa dimana-mana ada sesuatu milik laki-laki itu?" Sooyun meletakkan toples berisi cookies itu dengan kasar di atas meja.
Karena moodnya kembali hancur, Sooyun kembali ke kamarnya. Sooyun merebahkan tubuhnya di tempat tidur dan mulai memejamkan matanya. Namun, Sooyun kembali membuka mata saat indra penciumannya menangkap aroma yang familiar.
"Ya Tuhan sejak kapan kamarku beraroma bayi seperti ini?" Sooyun menutup wajahnya dengan bantal. Bukan berarti dia tidak suka dengan aroma bayi namun ini adalah parfum yang sering Jungkook pakai di rumah. Laki-laki itu bertingkah seperti anak kecil jika sedang berada di rumah tapi dia akan berubah menjadi laki-laki dewasa penuh kharisma jika sudah berada di luar rumah.
Hari ini untuk pertama kalinya Jungkook tinggal sendiri semenjak dia menikah dengan Sooyun. Untuk sarapan tadi pagi dia hanya minum susu pisang, makan siang seperti biasa dia makan di cafe dekat kantornya tapi yang berbeda ketika makan malam.
Jungkook mau tidak mau harus makan di luar rumah karena dia malas untuk memasak lagi pula dia belum sempat berbelanja kebutuhan dapur. Jadi malam ini dia pergi ke sebuah restoran di dekat apartemennya untung makan malam.
"Mau pesan apa tuan?"
"Makanan yang paling enak di sini"
Jungkook malas untuk membuka buku menu di hadapannya. Sejak kemarin moodnya selalu buruk dan membuat Jungkook malas melakukan apapun.
"Silahkan dinikmati"
Jungkook hanya mengangguk saat seorang pelayan mengantar makanan ke mejanya. Mata Jungkook melebar saat malihat menu makanan di hadapannya.
Bukannya semangat untuk memakannya Jungkook malah teringat pada Sooyun saat melihat makanan itu. Jungkook mengenal makanan itu dari Sooyun, plat du jour.
Jungkook sudah kehilangan selera makannya. Dia meletakkan beberapa lembar uang di mejanya lalu pergi tanpa menyentuh makanan itu sama sekali.
Maap yeorobun aku updet nya malem banget. Ini aja baru selesai ngetiknya😭 Seharian ini sibuk sama tugas kimiaaa yang bikin ribut satu jurusan ya ampuuun😩
Gimana nih kok mereka malah pisah rumah?
Next gak nih?
Jangan lupa vote and comment ya 😊
I Purple U 💜
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro