CHAPTER 06
Jungkook mengakhiri ciumannya dengan menggigit bibir bawah Sooyun keras. Dia yakin bibir istrinya itu sekarang pasti berdarah karena ulah nya.
"Jangan macam-macam denganku lagi, ingat!" ancam Jungkook lalu keluar dari kamar dengan membanting pintunya keras.
Sooyun merasa bibirnya sangat perih lalu dia berjalan cepat ke arah cermin. Bibirnya ternyata bengkak, padahal Jungkook baru melakukannya sekali. Darah segar sudah membasahi bibir Sooyun dengan cepat Sooyun mengambil tisu di meja rias nya dan membersihkan bibirnya yang terasa kaku dan perih.
"Dasar Jungkook gila" gerutu Sooyun sembari membersihkan bibirnya. Jungkook murka karena Sooyun memasukkan banyak lem ke sepatunya. Sooyun tidak berpikir kalau Jungkook akan membalasnya dengan cara seperti ini karena perbuatannya tadi dan Sooyun benar-benar menyesal dengan perbuatannya.
Sooyun meraih ponselnya dan segera mencari nama orang yang sangat ingin dia temui sekarang.
"Jae"
"Iya, ada apa?"
"Bisakah kau ke apartemen ku, ada yang ingin aku bicarakan"
"Hmm, baiklah. Tunggu ya"
Sooyun mematikan sambungan ponselnya lalu kembali lanjut membersihkan bibirnya yang masih mengeluarkan darah. Jungkook benar-benar kejam. Laki-laki itu sangat bermuka dua. Menit ini dia sangat manis dan manja seperti bayi namun bisa jadi menit selanjutnya dia langsung berubah menjadi serigala di balik wajah tampannya.
Sooyun segera berlari membukakan pintu saat dia mendengar seseorang mengetuk pintu apartemennya. Senyuman favorit Sooyun seketika menyambutnya saat pintu sudah terbuka sempurna, siapa lagi kalau bukan Jaehyun.
Sooyun membawa Jaehyun ke ruang kerjanya. Setelah itu dia meninggalkan laki-laki itu untuk menyiapkan nya minuman.
"Kau habis bersenang-senang hmm?" goda Jaehyun saat Sooyun masuk ke ruang kerjanya dengan secangkir teh hijau di tangannya.
Sooyun meletakkan minumannya di depan Jaehyun lalu beralih duduk di kursinya. "Maksudmu?" tanya Sooyun yang tidak mengerti maksud ucapan Jaehyun.
"Bibirmu terluka, apa itu ulah tuan Jeon?" Jaehyun tersenyum jahil sampai matanya membentuk garis.
"Kau fikir aku gila sampai menggigit bibir ku sendiri" Sooyun melemparkan bolpoin ke arah Jaehyun karena kesal.
"Jadi, kau menyuruhku kesini hanya untuk memamerkan itu?" goda Jaehyun lagi. Sooyun hampir saja melemparkan ipadnya ke arah Jaehyun tapi laki-laki itu terus meminta ampun.
"Aku menyuruhmu kesini untuk membicarakan sesuatu" kata Sooyun lalu dia menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi. Pikirannya terus berputar-putar, bingung untuk memutuskan dia harus bercerita atau tidak pada Jaehyun. Tapi, Jaehyun sudah sampai di apartemen Sooyun. Jadi, mau tidak mau Sooyun harus menceritakannya sekarang.
"Apa?"
Sooyun menghela napasnya, "Aku merasa ada yang aneh dengan diriku" kata Sooyun dengan terus menunduk.
"Apanya yang aneh?" tanya Jaehyun penasaran.
"Tadi aku tidak terlalu merasa takut saat Jungkook melakukannya" ujar Sooyun yang wajahnya terlihat bingung.
"Apa aku mulai normal?" lanjutnya.
Jaehyun tersenyum, "Aku bingung untuk menyimpulkannya. Karena kemungkinannya ada 2, kau mulai normal atau kau mulai menyukai Jungkook" jelas Jaehyun yang semakin membingungkan Sooyun.
"Maksudmu aku tidak takut karena aku menyukai Jungkook?"
Jaehyun mengangguk, "Itu karena kau menikmatinya dan kau tidak merasa terancam" ujar Jaehyun.
Sooyun menegakkan tubuhnya dan menatap Jaehyun dengan wajah seriusnya. "Aku tidak mungkin menyukainya" kata Sooyun lalu kembali menyandarkan punggungnya.
"Tidak ada yang tidak mungkin Sooyun" goda Jaehyun.
"Itu tidak akan terjadi" kata Sooyun masih dengan wajah seriusnya.
"Kau yakin kau bisa bertahan sampai semuanya berakhir?," Sooyun mengangguk yakin.
"Mau tidak mau aku harus bertahan sampai semua ini berakhir" Sooyun menatap foto mendiang ibunya yang berada di meja kerjanya. Sooyun mengulaskan senyuman di bibirnya tapi air matanya tidak dapat dibendung lagi setiap kali dia menatap foto itu.
"Kau harus kuat" Jaehyun mengusap tangan Sooyun. Wanita itu hanya mengangguk seraya menghapus air matanya.
"Jae, aku rasa apa yang kita lakukan kemarin membuahkan hasil. Bisakah kita melakukannya lagi?" tanya Sooyun.
"Bisa saja, dimana?"
"Di sini saja"
"Kalau Jungkook tahu?"
"Dia bekerja, kau tidak usah khawatir. Kita pasti aman melakukannya di sini," Jaehyun mengangguk mengerti.
"Kau mau makan dulu?" tanya Sooyun pada Jaehyun yang sedang menonton tv. Laki-laki itu menggeleng.
Sooyun mengambil duduk di samping Jaehyun, "Kenapa setelah kita melakukannya, badanku selalu sakit semua?" Sooyun memijat bahunya pelan.
"Berarti kau melakukannya dengan benar" Jaehyun mengusap kepala Sooyun. Tak lama laki-laki itu berpamitan untuk pulang karena hari mulai sore.
Setelah mandi, Sooyun menghabiskan waktunya di dapur untuk mempersiapkan menu makan malam. Dia sebenarnya bingung mau memasak apa karena selera Jungkook itu sulit ditebak. Setelah berkutat dengan pikirannya Sooyun memutuskan untuk membuat steak bbq yang biasanya disukai semua orang.
Baru saja Sooyun selesai menyiapkan makan malamnya dan Jungkook sudah datang. Jungkook masih memasang wajah datarnya seperti pagi tadi saat dia pergi ke kantor. Sooyun yang menyadari itu hanya diam sembari memakan makanannya.
"Bibirmu baik-baik saja?"
Pertanyaan Jungkook membuat Sooyun seketika menyembunyikan bibir bawahnya. Sooyun tidak tahu harus menjawab apa. Lebih baik dia diam dari pada salah bicara dan membuat Jungkook murka.
"Apakah separah itu sampai kau tidak bisa bicara?"
Sooyun menelan ludahnya kasar. Otaknya mencari kata-kata yang tepat untuk menjawab pertanyaan Jungkook. Mata Sooyun tidak menatap Jungkook sama sekali dia terus menunduk dan menatap makanannya.
"Aku baik-baik saja" kata Sooyun. Jungkook tidak membalasnya lagi. Perlahan Sooyun melirik ke arah Jungkook yang duduk di hadapannya dengan perasaan takut. Entah apa yang membuat Sooyun merasa takut pada Jungkook saat ini.
Karena terlalu fokus pada Jungkook, Sooyun sampai lupa dengan luka yang ada di bibirnya. Tanpa sengaja Sooyun menggigit luka di bibirnya saat makan.
"Aawww" Sooyun memegangi bibirnya yang seketika merasa nyilu. Jungkook yang melihatnya langsung terkejut dan menghapiri Sooyun.
Tanpa bertanya Jungkook menangkup wajah Sooyun dan mengangkat wajah Sooyun agar menatap matanya. Sooyun hanya diam saat tangan Jungkook menyentuh bibirnya untuk melihat lukanya.
"Berdarah lagi" gumam Jungkook lalu berlari ke arah kamar untuk mengambil tisu.
Jungkook kembali dengan cepat dan langsung membersihkan darah segar di bibir Sooyun sangat hati-hati karena dia tahu pasti itu sangat perih.
"Maafkan aku" gumam Jungkook sembari membersihkan darah di bibir Sooyun.
"Aku terlalu emosi tadi, maaf" Jungkook mengusap rambut Sooyun lalu pergi ke kamar untuk membersihkan diri.
Sooyun tersenyum setelah punggung Jungkook sudah tidak terlihat lagi. Tapi dia segera memukul jidatnya. "Kau ini kenapa Sooyun?" gerutu Sooyun lalu mulai membersihkan meja makan.
"Sooyun!"
Panggilan Jungkook segera menggerakkan Sooyun untuk menghampirinya. Sekarang Jungkook sedang menonton tv di ruang tengah. Saat Sooyun sampai di sana Jungkook memperlihatkan sebuah jam tangan pria ke arahnya.
Sooyun menautkan alisnya lalu mengambil jam tangan itu dari tangan Jungkook. Sooyun seketika mengenali jam tangan itu saat menyentuhnya. Itu jam tangan milik Jaehyun. Sepertinya Jaehyun melepaskan jam tangannya dan lupa memakainya lagi.
"Punya siapa?"
Sooyun langsung gugup ketika Jungkook mulai bertanya. Dia harus berpikir untuk memberikan jawaban yang membuat Jungkook tidak marah.
"Ah ini-"
Jungkook masih menunggu jawaban Sooyun.
"Ini milik temanku" kata Sooyun dengan suara yang hampir tercekat di kalimat akhir.
"Kau membawa teman laki-laki mu kesini?"
Jungkook masih memasang wajah datarnya.
"Iya" tidak ada lagi yang bisa Sooyun jawab selain mengiyakan pertanyaan Jungkook karena percuma saja dia berbohong.
Tanpa mengucapkan apapun Jungkook mematikan tvnya lalu pergi ke kamar. Sepertinya dia marah tapi raut wajahnya sangat sulit di prediksi.
Sooyun membuka pintu kamarnya dan menemukan Jungkook sedang berbaring di sofa. Semestinya Sooyun merasa senang karena Jungkook tidak tidur di tempat tidurnya tapi perasaan Sooyun malah sebaliknya. Sooyun merasa sedikit sedih saat Jungkook malam ini memilih tidur di sofa.
Sooyun sangat sulit untuk tidur walaupun dia sudah merasa ngantuk. Pikirannya terus tertuju pada Jungkook yang sepertinya sudah tidur.
"Jungkook-ah"
Sooyun mencoba memanggil Jungkook berharap laki-laki itu masih bangun. Tapi dia tidak kunjung menjawab. Berarti Jungkook sudah benar-benar tidur.
"Mianhae" kata Sooyun lalu menutup tubuhnya dengan selimut sampai leher.
Jungkook hanya diam meskipun dia mendengar panggilan Sooyun. Sebenarnya dia tidak ingin marah pada Sooyun tapi entah kenapa Jungkook merasa kesal saat tahu Sooyun membawa teman laki-laki nya ke apartemen ketika dia sedang tidak ada. Jungkook merasa bingung dengan perasaannya sampai dia sangat emosi saat ini.
Seperti biasa Jungkook selalu bangun lebih dulu. Dia tidak ada niatan untuk membangunkan Sooyun dan lebih memilih untuk menyiapkan sarapan sendiri.
Hanya sereal yang bisa dia buat. Bahkan untuk memanggang roti pun Jungkook sangat malas. Jadilah pagi ini Jungkook hanya sarapan sereal dan segelas susu pisang.
Saat dia tengah makan Sooyun tiba-tiba berlari ke arahnya.
"Kenapa kau tidak membangunkan ku?"
Jungkook hanya diam dan terus melanjutkan makannya.
"Kook-ah, dia hanya temanku kenapa kau semarah ini?" tanya Sooyun dengan nada kesal karena dia tidak tahan dengan sikap dingin Jungkook. Jungkook tetap diam dan tidak melihat ke arah Sooyun sama sekali seolah tidak menyadari keberadaan Sooyun di depannya.
"Kook!"
Jungkook berdiri lalu pergi dari meja makan menuju dapur untuk meletakkan mangkuk dan gelas kosong nya di tempat cuci piring. Saat melewati Sooyun, Jungkok juga masih diam seolah tidak melihatnya.
"Jungkook!"
Jungkook berhenti di depan pintu apartemennya sebelum dia berangkat bekerja.
"Yang datang kemari itu Jaehyun. Dia temanku kenapa kau marah?"
Jungkook menghela napasnya, "Aku tidak marah, aku tidak peduli kau membawa siapapun kesini. Ini apartemen mu kan? Kita juga tidak tulus menjalani pernikahan ini. Jadi aku tidak punya hak untuk mengatur mu. Lakukan apapun semaumu aku tidak peduli" Jungkook segera memakai sepatunya lalu pergi dari apartemen menuju kantor, meninggalkan Sooyun yang membatu di tempatnya.
Next?
Jangan lupa vote and comment ya 😊
I Purple U 💜
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro