Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

CHAPTER 05

Sooyun kembali saat jam makan malam. Dia bingung saat menemukan apartemennya dalam keadaan gelap. Tidak ada lampu yang menyala sama sekali. Seolah Jungkook juga sedang pergi.

"Kook" panggil Sooyun seraya menghidupkan lampu apartemennya. Tapi tidak ada jawaban.

Sooyun membuka pintu kamarnya dan ternyata lampu kamarnya juga mati. Sayup-sayup Sooyun mendengar suara sesegukan dan seketika itu Sooyun berlari menghidupkan lampu kamarnya.

Mata Sooyun membulat saat melihat Jungkook meringkuk dan menangis di atas tempat tidur. Sooyun mendekati Jungkook dan merapikan rambut Jungkook yang berantakan.

"Jungkook-ah, ada apa?"

Jungkook tidak menjawab. Mata sembabnya tertutup rapat tapi dia sesekali masih terdengar segukan.

Sooyun terkejut melihat ada sepasang sweater di lantai. Lalu dia memungutnya dan mengambil selembar kertas yang juga ada di lantai. Sooyun membaca surat itu dan dia masih tidak mengerti apa yang membuat Jungkook menangis.

"Kook" Sooyun mengusap kepala Jungkook tapi laki-laki itu masih tidak mau bangun.

"Sebenarnya siapa mereka?" gumam Sooyun sembari keluar dari kamarnya.

Sooyun membuatkan makan malam untuknya dan untuk Jungkook juga. Tapi Jungkook masih tidak mau bangun sampai Sooyun selesai menyiapkan makan malam. Memaksa pun tidak ada gunanya. Jadi, Sooyun makan malam sendiri saja.

Dia masih sangat penasaran dengan apa yang terjadi dengan Jungkook. Sooyun mengguncang pelan lengan Jungkook untuk membangunkannya tapi yang terjadi malah diluar dugaan Sooyun.

"BISAKAH KAU DIAM? JANGAN MEMBUATKU TAMBAH PUSING! PERGILAH SANA!!!" bentak Jungkook lalu kembali berbaring membelakangi Sooyun. Sooyun benar-benar terkejut dengan sikap Jungkook. Dari pada Jungkook memarahinya lagi akhirnya Sooyun memutuskan tidur di sofa. Ukuran tempat tidur yang kecil membuat tubuh Sooyun berhimpitan dengan Jungkook jadi, Sooyun memilih tidur di sofa.

Sooyun tidak marah dengan sikap Jungkook yang seperti tadi. Malah dia kasihan pada Jungkook. Laki-laki yang sangat menyebalkan seperti Jungkook ternyata bisa menangis juga. Sooyun memejamkan matanya yang mulai berat sampai akhirnya dia tertidur pulas.

Jungkook menghela napasnya, lalu menghapus air matanya dengan kasar. Dia mendudukkan tubuhnya di atas tempat tidur dan melihat Sooyun yang ternyata tidur di sofa. Jungkook mengingat apa yang dia lakukan pada Sooyun tadi. Dia benar-benar tidak bisa mengontrol emosinya sampai lepas kendali dan membentak Sooyun.

Tangan Jungkook meremas rambutnya kasar berusaha menyalurkan emosinya dengan cara itu. Mata Jungkook melihat ada sepiring makanan di atas nakas dengan sticky notes di sampingnya.

✉✉✉

Jungkook-ah selamat makan dan berhentilah menangis. Aku tidak tau masalahmu apa tapi semua pasti akan baik-baik saja😊

✉✉✉

Jungkook tersenyum saat membaca pesan dari Sooyun. Rasa bersalahnya semakin bertambah ketika melihat perhatian Sooyun padanya.

Jungkook bangkit dan mendekati Sooyun yang tidur di sofa berniat membangunkannya dan menyuruhnya pindah ke tempat tidur.

"Yun-ah!" Jungkook mengusap kepala Sooyun dengan lembut berharap wanita itu segera membuka matanya.

Sooyun membuka matanya. Dia terkejut saat wajah Jungkook berada tepat di depan wajahnya. Refleks Sooyun mendorong wajah Jungkook sampai membuat Jungkook jatuh terduduk di lantai.

"Ya!!!"

"Maaf maaf, aku terkejut tadi" Sooyun mendudukkan tubuhnya di sofa. Jungkook mendengus kesal lalu berdiri di hadapan Sooyun.

"Kau sudah makan?," Jungkook menggeleng.

"Kenapa? Makanlah sekarang!" Sooyun mengibaskan tangannya.

"Aku terharu melihat perhatianmu padaku"

Sooyun seketika terkejut mendengar perkataan Jungkook. Detik selanjutnya Sooyun malah tertawa dan membuat Jungkook bingung.

"Eh sebentar, jangan terlalu percaya diri dulu. Aku begitu agar kau tidak stres. Kau pikir aku mau menampung orang stres? Jujur aku takut saat melihatmu menangis. Aku takut kau stres" Sooyun kembali tertawa.

Emosi Jungkook seketika memuncak. Bisa-bisa nya Sooyun bicara seperti itu ketika melihat Jungkook sedang kalut.

"Bisa-bisa nya kau bicara seperti itu!" Jungkook menarik hidung Sooyun sampai hidung Sooyun memerah. Wanita itu mengaduh dengan terus menggerutu.

Jungkook berjalan ke arah nakas dan mengambil makanan yang sudah disiapkan Sooyun tadi. Karena merasa lapar karena tidak makan apapun sejak siang tadi Jungkook terpaksa memakan makanan buatan Sooyun walaupun sebenarnya dia sedang merajut pada wanita itu.

"Ternyata kau cengeng ya" ledek Sooyun.

Jungkook melemparkan tatapan tajam nya dengan mulut yang masih dipenuhi makanan. Sooyun bahkan tampak tidak peduli dengan kesesalan Jungkook.

"Sebenarnya siapa Taehyung dan Sheyra?"

Seketika Jungkook berhenti mengunyah. Nafsu makannya langsung hilang saat mendengar nama dua orang itu.

"Kau tidak perlu tahu" kata Jungkook ketus lalu keluar dari kamar dengan membawa makanannya. Sikap Jungkook semakin membuat Sooyun penasaran. Tapi dia tahu dia tidak akan mendapatkan jawaban dari Jungkook jika terus memaksa. Jadi dia putuskan untuk tidak bertanya lagi sekarang.

Sooyun yang masih mengantuk berpindah ke tempat tidur karena Jungkook tidak kunjung kembali ke kamar, entahlah orang itu pergi kemana. Sooyun tidak punya niatan sama sekali untuk mencarinya.

Saat Sooyun tengah terlelap dia merasa tempat di sampingnya bergerak. Sooyun langsung membuka mata dan ternyata itu Jungkook. Dia berbaring membelakangi Sooyun tapi karena tempat tidur yang tidak terlalu besar, punggung Jungkook bisa langsung menempel dengan hidung Sooyun.

Sooyun baru saja ingin kembali tidur tapi Jungkook malah bergerak dan membuat Sooyun hampir jatuh dari tempat tidur. Untung saja tangan Sooyun dengan cepat memeluk Jungkook.

"Benar kan dugaanku, kau ini tidak mau beli tempat tidur yang lebih besar karena tidak mau menyia-nyiakan kesempatan seperti ini" ujar Jungkook tanpa memutar posisi tidurnya.

Sooyun memukul punggung Jungkook dengan keras tapi Jungkook sama sekali tidak mengaduh kesakitan. "Jika kita membeli tempat tidur yang lebih besar, kita akan kesulitan bernapas di dalam kamar. Dari pada membeli tempat tidur baru, kau tidur saja di dalam lemari barumu yang memakan banyak tempat itu" omel Sooyun lalu balik memunggungi Jungkook.

Jungkook hanya diam dan tak lama terdengar dengkuran kecil dari Jungkook menandakan laki-laki itu sudah tertidur. Sooyun perlahan menutup matanya dan akhirnya terlelap juga.

"Sooyun-si!!"

Teriakan Jungkook di pagi hari memang melebihi suara alarm Sooyun. Bagaimana tidak, laki-laki itu berteriak tepat di telinga Sooyun sampai telinga Sooyun berdesing.

Karena mata Sooyun masih berat untuk dibuka tangannya dengan refleks memukul wajah Jungkook sampai membuat hidung Jungkook memerah.

"Ya!! Sakit sekali" Jungkook memegangi hidungnya.

Sooyun segera bangun dan melihat Jungkook yang tengah kesakitan. "Itu salahmu sendiri, kau yang membuatku terkejut" kata Sooyun sembari merapikan rambutnya.

"Bukannya minta maaf malah menyalahkanku" gerutu Jungkook.

"Ada apa?" tanya Sooyun dengan wajah malasnya.

"Aku hari ini kerja, siapkan sarapan sana!" titah Jungkook lalu pergi ke kamar mandi.

Ini dia yang membuat Sooyun sebenarnya tidak ingin menikah. Diperlakukan seperti pembantu oleh suami yang sangat menyebalkan bernama Jeon Jungkook merupakan mimpi buruk dalam hidup Sooyun. Tapi untungnya Jungkook sarapannya tidak aneh-aneh. Dia kemarin sarapan sereal mungkin saja sekarang dia ingin makan sereal lagi.

Sooyun meletakkan semangkuk sereal coklat dan segelas susu pisang di meja makan. Saat dia akan kembali ke kamarnya Jungkook malah menahan tangan Sooyun.

"Aku mau sarapan pancake" kata Jungkook.

Sooyun baru akan menyanggah permintaan Jungkook tapi laki-laki itu lebih dulu mendorongnya ke dapur. "Cepat ya! Aku harus segera berangkat ke kantor" kata Jungkook lalu dia pergi ke ruang tv.

"Kalau saja pembunuh tidak dihukum di negara ini, pasti sudah ku buat Jungkook menjadi santapan para buaya di kebun binatang" Sooyun dengan kesal mengaduk adonan pancake di tangannya.

"Kenapa lama sekali?"

Sooyun meletakkan sepiring pancake di hadapan Jungkook dengan wajah jengah nya. Jungkook benar-benar merusak mood Sooyun.

"Haruskah hamba melakukan sesuatu untuk tuan Jungkook yang terhormat?"

Jungkook hampir saja tersedak saat mendengar perkataan Sooyun. Tapi bukan Jungkook namanya kalau tidak membuat Sooyun meledak - ledak.

"Tolong lap kan sepatuku ya" pinta Jungkook dengan gayanya seperti seorang bos yang memerintah bawahannya.

"Baik Tuan" Sooyun lalu pergi dari hadapan Jungkook.

Sikap Sooyun sangat aneh. Dia tiba-tiba bersikap sangat penurut padahal tadi dia seperti kesal pada Jungkook. Sikapnya membuat Jungkook curiga tapi Jungkook tidak mau ambil pusing dan melanjutkan makannya.

"Sudah Tuan" kata Sooyun yang baru saja datang ke hadapan Jungkook.

"Yun, kau baik-baik saja?," Sooyun hanya tersenyum.

"Kau tidak ke kantor juga?"

Sooyun menggeleng, "Aku lebih suka bekerja di rumah, kalau tidak ada yang harus ku lakukan lagi. Aku ke kamar dulu" Sooyun lalu pergi ke kamarnya dan mengunci pintu kamarnya dari dalam.

Sooyun berdiri di depan pintu kamarnya untuk menunggu momen yang sedang dia nantikan. Suara langkah kaki yang mendekat ke kamarnya membuat Sooyun semakin sulit menahan tawanya.

"Aku berangkat"

"Ya" Sooyun segera menutup mulutnya takut kelepasan tertawa.

Saat dia mendengar langkah kaki Jungkook menjauh dari kamarnya. Sooyun mulai menghitung di dalam hati detik-detik sebelum Jungkook murka.

"YAAA!!! SOOYUN-SIIIII!!!"

Tawa Sooyun seketika pecah saat mendengar teriakan Jungkook. Perutnya sampai kram saking lamanya dia tertawa. Namun tawanya seketika terhenti saat Jungkook menggedor pintu kamarnya dengan keras.

"Buka pintunya!"

"Tidak mau"

"Buka!"

"Tidak mau"

"Jika aku berhasil membuka pintunya, aku akan mencekikmu" ancam Jungkook dari balik pintu. Sooyun sekarang merasa bingung. Dia takut Jungkook akan memarahinya jika membuka pintu kamarnya tapi Jungkook pasti akan lebih marah jika Sooyun tidak membuka pintunya.

"Sooyun-si"

"Iya iya"

Dengan degup jantungnya yang sudah tidak terkendali Sooyun membuka pintu kamarnya perlahan. Belum sepenuhnya Sooyun membuka pintu kamarnya, tapi Jungkook lebih dulu mendorong pintu kamar Sooyun hingga terbuka sempurna.

Wajah datar dan tatapan tajam Jungkook mebuat Sooyun seketika membeku. Sooyun bahkan tidak bisa melawan saat Jungkook mendorong tubuhnya hingga dia berbaring di atas tempat tidur dengan Jungkook yang berada di atasnya.

"Kau sekarang menantangku ya?"

Jungkook tak hentinya menatap bibir dan mata Sooyun bergantian sampai Sooyun semakin merasa takut. Jungkook memajukan wajahnya sampai deru napasnya mengenai wajah Sooyun.

Sooyun menelan ludahnya kasar. Tatapan Jungkook benar-benar membuatnya lemah. Tangan Sooyun saja rasanya tidak kuasa untuk mendorong tubuh Jungkook.

"Akan kutunjukkan padamu siapa aku yang sebenarnya"

Jungkook menutup matanya lalu memiringkan kepalanya. Dia memajukan wajahnya sampai bibirnya bertemu dengan bibir Sooyun. Mata Sooyun seketika membulat. Ini memang bukan pertama kali Jungkook menciumnya karena mereka pernah berciuman setelah pengambilan sumpah pernikahan. Tapi itu sangat singkat sedangkan sekarang Jungkook bahkan belum melepaskan ciumannya setelah 5 menit berlalu.

Mata Jungkook terbuka, membuat Sooyun merasa sangat malu. Jungkook melepaskan ciumannya dan membuat Sooyun lega. Namun dia menunjukkan senyum miring nya.

"Kau siap?"

Mata Sooyun terbuka lebar ketika kalimat itu keluar dari bibir Jungkook. Sooyun benar-benar tidak mengerti dengan maksud ucapan Jungkook. Siap? Siap untuk apa? Tapi rasa takutnya membuat Sooyun tidak melakukan apapun selain diam.

Jungkook kembali menyatukan bibirnya dengan Sooyun dan menciptakan ciuman yang lebih berani dari sebelumnya.

Next?

Jangan lupa vote and comment ya 😊

I Purple U 💜

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro