CHAPTER 01
Suasana di pesta pernikahan Jungkook memang sangat meriah. Bahkan ada ribuan tamu undangan yang datang dari berbagai kalangan. Wajar saja keluarga Jungkook memang sangat terkenal di kalangan para pengusaha di dalam maupun di luar negeri dan wanita yang dinikahi lebih tepatnya dijodohkan dengan Jungkook merupakan anak dari seorang miliarder.
Pesta pernikahan mereka di gelar di sebuah gedung mewah yang terletak di pusat kota Paris. Jungkook dan keluarganya sudah setahun tinggal di Paris dan kebetulan istri Jungkook juga tinggal di Paris. Wanita yang menjadi istri Jungkook merupakan blasteran Korea - Paris dan dia sudah sejak kecil tinggal di Paris. Ayah dari ayah Sooyun (Kakek Sooyun) merupakan orang Korea Selatan yang menikah dengan wanita asal Paris, sedangkan ibu Sooyun asli orang Korea.
Mungkin kemeriahan pesta pernikahannya tidak akan membuat perasaan Jungkook berubah. Sejak awal dia dijodohkan dengan Sooyun, dia tidak sepenuhnya menginginkan pernikahan ini terjadi. Demi orangtuanya, hanya itu yang menjadi alasan Jungkook menerima perjodohan ini.
Jungkook berpikir dia sudah selamat karena lolos dari perjodohan nya bersama Hera waktu itu. Tapi sialnya dia kembali dijodohkan dengan wanita yang menurut Jungkook sangat menyebalkan.
Sebelum mereka menikah, mereka memang diberi waktu untuk saling mengenal. Tujuannya agar mereka menemukan kecocokan tapi nyatanya Jungkook semakin tidak menginginkan pernikahan ini terjadi setelah mengenal Sooyun.
"Ya! Kenapa wajahmu mengerikan sekali?"
Jungkook memutar bola matanya jengah saat mendengar suara itu berbisik di telinganya. Suara itu berasal dari wanita yang benar-benar membuat Jungkook merasa pusing beberapa hari belakangan ini, Jung Sooyun. Dia hanya menunjukkan wajah datarnya saat Jungkook menatapnya tajam.
"Jangan pasang muka seperti itu! Nanti mereka pikir kita terpaksa menikah" lanjut Sooyun.
"YAAA!!!"
Teriakan Jungkook membuat tamu undangan yang hadir seketika melihat ke arahnya dan Sooyun. Tak henti-hentinya Jungkook merutuki dirinya sendiri dalam hati karena tidak bisa menahan emosi saat menghadapi Sooyun. Setelah menelan salivanya beberapa kali, Jungkook berani menunjukkan senyumnya ke arah para tamu undangan yang setia menatapnya.
"Istriku tidak sengaja menginjak kakiku, maaf" Jungkook membungkukkan tubuhnya dengan perasaan malu.
Sorot mata Jungkook yang awalnya biasa saja berubah menjadi sangat tajam bagaikan serigala yang tengah memburu mangsanya saat dia melihat ke arah Sooyun.
"Kau pintar berbohong, aku harus hati-hati dengan laki-laki sepertimu" kata Sooyun dengan memicingkan matanya.
"Bisakah kau diam? Kalau tidak aku akan mencincangmu dan membuatmu menjadi hidangan di pesta ini" balas Jungkook seraya memicingkan matanya juga.
"Ya Tuhan! Pantas saja kau sangat emosional sekali, ternyata kau psikopat" ujar Sooyun dengan nada dibuat-buat seolah dia merasa terkejut.
Dari pada kelepasan lagi. Jungkook memilih untuk pergi meninggalkan Sooyun yang terus mengekor di belakangnya. Langkah Jungkook terhenti saat menangkap sosok yang tidak ingin dia temui sudah ada di hadapannya. Tangan Jungkook seketika mengepal dan sorot matanya hanya berisi amarah.
"Kenapa kau tiba-tiba berhenti?"
Sooyun memukul punggung Jungkook karena hidungnya terbentur punggung Jungkook saat laki-laki itu tiba-tiba berhenti di depannya. Jungkook hanya mengabaikan pertanyaan Sooyun dan masih menatap kedua orang di hadapannya itu datar.
"Kenapa kalian ada di sini?," suara Jungkook terdengar sangat tegas dan dingin. Wajahnya tidak berekspresi bahkan alisnya tidak bertautan. Dia tampak sangat tenang tapi wajahnya terlihat lebih mengerikan jika seperti ini.
Sooyun menggeser tubuhnya untuk melihat lawan bicara Jungkook. Sooyun hanya melihat ada dua orang yang tidak dia kenal berdiri di hadapan Jungkook dengan wajah yang sulit dibaca. Dengan polosnya Sooyun menatap wajah Jungkook dan dua orang itu bergantian sampai beberapa kali.
"Berhenti Yun-ah! pupil matamu bisa berantakan jika kau terus begitu" perintah Jungkook dengan wajah yang masih dingin bahkan dia mengucapkan itu tanpa melihat ke arah Sooyun sedikitpun.
Sooyun seketika menghentikan gerakan matanya dan terus menatap Jungkook tanpa berkedip, mungkin dia percaya dengan perkataan Jungkook kalau pupilnya bisa berantakan.
Dua orang yang tak lain adalah Taehyung dan Sheyra terlihat menahan tawa saat melihat tingkah Jungkook dan istrinya. Jungkook yang sangat dingin dan Sooyun yang polos tampak sangat serasi di mata Taehyung dan Sheyra.
"Kita diundang jadi kita datang" jawab Taehyung.
Jungkook memutar bola matanya jengah dan tersenyum miring ke arah Sheyra dan Taehyung. Hatinya kembali memanas mengingat kejadian satu tahun yang lalu antara dirinya dan dua orang itu. Berusaha menghindar dari Sheyra ternyata tidak membuat Jungkook merasa lebih baik. Nyatanya sekarang dia masih belum sepenuhnya menerima hubungan Taehyung dan Sheyra.
"Aku tidak mengundang kalian" kata Jungkook.
"Jungkook-ah"
Suara itu sudah lama tidak didengar oleh Jungkook. Tidak dapat dipungkiri Jungkook sangat merindukan Sheyra tapi, takdir membuatnya terpaksa melupakan gadis yang sangat dicintainya itu.
Merasa matanya mulai memanas. Jungkook memutuskan untuk pergi dari hadapan Sheyra dan Taehyung.
"Mianhae"
Jungkook sekilas mendengar Sheyra mengucapkan kata maaf. Tapi Jungkook tidak kembali dan terus melangkah pergi menjauhi keramaian pesta.
Air mata yang tidak dapat terbendung lagi akhirnya membasahi pipi Jungkook. Mungkin bukan kata benci yang menggambarkan perasaan Jungkook pada Sheyra. Mungkin juga bukan kecewa yang membuatnya bersikap seperti ini. Tapi rasa rindu yang tak seharusnya lah yang membuat Jungkook tidak bisa menguasai dirinya dan berujung emosi.
"Kau baik-baik saja?"
Jungkook segera menghapus air matanya saat mendengar teguran dari Sooyun. Namun semuanya sudah terlambat, wanita itu sudah berada di samping Jungkook dan melihat Jungkook menangis.
"Siapa mereka?"
Jungkook hanya diam.
"Kau mengenal mereka.
Jungkook masih saja diam.
"Ada masalah apa kau dengan mereka?"
Kesabaran Jungkook habis. Dia menoleh dan melemparkan tatapan tajam pada Sooyun yang tengah menatapnya bingung.
"Bisakah kau berhenti bertanya? Mulutmu itu bisa lepas dari tempatnya jika kau terus berbicara" kata Jungkook dengan wajah seriusnya. Sooyun segera menutup mulutnya dengan tangan berharap perkataan Jungkook tidak terjadi padanya.
"Seharusnya pernikahan ini tidak terjadi"
"Kenapa kau menyetujui pernikahan ini?"
Jungkook menoleh saat Sooyun tak kunjung menjawab pertanyaannya. Wanita itu masih di tempatnya dengan tangan yang juga masih menutupi mulutnya.
"Kenapa kau tidak menjawab ku?"
Bukannya menjawab pertanyaan Jungkook, Sooyun malah bergumam tidak jelas karena tangan yang menutupi mulutnya membuatnya kesulitan berbicara.
"Bicara yang jelas!" bentak Jungkook.
"Katamu kalau aku terus bicara bibirku bisa lepas, tapi sekarang kau malah menyuruhku bicara. Dasar tidak waras!!" teriak Sooyun lalu kembali menutup mulutnya.
Jungkook merasa frustasi dengan wanita di hadapannya. Laki-laki bermarga Jeon itu menarik rambutnya kasar karena terlalu pusing menghadapi Sooyun yang entahlah dia ini terlalu polos atau terlalu bodoh.
"Mulutmu tidak akan lepas, ayo jawab pertanyaanku! Kenapa kau menyetujui pernikahan ini?" ulang Jungkook.
"Kenapa kau bertanya padaku? Tanyalah pada dirimu sendiri. Kau kan juga menyetujui pernikahan ini" balas Sooyun yang semakin membuat Jungkook merasa kesal.
"YAAA!!!"
"Jangan teriak - teriak! Nanti mereka pikir kau sakit jiwa"
Jungkook memutar bola matanya lalu menatap mata Sooyun dengan tajam.
"Aku akan membuatmu hidup seperti di neraka" bisik Jungkook lalu pergi meninggalkan Sooyun.
"Dia pikir aku akan membuatnya hidup tenang?" Sooyun tersenyum sinis dan pergi menyusul Jungkook yang kembali ke pesta.
Setelah pesta pernikahan mereka selesai, mereka langsung menuju ke apartemen milik Sooyun. Jungkook terus menggerutu selama di perjalanan karena dia keberatan jika harus tinggal di apartemen milik wanita yang sekarang sudah resmi menjadi istrinya itu. Jungkook sudah bersikeras untuk membujuk Sooyun agar mau tinggal di apartemen miliknya tapi wanita keras kepala itu terus menolak dan ya orang tua Jungkook memaksa Jungkook untuk mengikuti permintaan Sooyun. Akhirnya Jungkook terpaksa setuju.
"Kita akan tinggal di tempat seperti ini?"
Jungkook menatap setiap sisi apartemen Sooyun yang ukurannya tidak terlalu besar. Wanita itu berasal dari keluarga kaya namun, apartemennya terlihat sederhana membuat Jungkook merasa heran.
"Kenapa?" tanya Sooyun lalu pergi ke kamarnya meninggalkan Jungkook yang masih terpaku di depan pintu.
Dengan kesal yang bertambah dua kali lipat Jungkook meletakkan sepatunya lalu memakai sandal rumah yang sudah di siapkan oleh Sooyun untuknya. Mata Jungkook tak henti-hentinya meneliti setiap detail apartemen yang akan menjadi tempat tinggalnya itu.
Saat menyadari apartemen itu hanya memiliki satu kamar Jungook segera berlari menemui Sooyun yang sedang berkutat di dapur.
"Apartemen ini hanya punya satu kamar?" tanya Jungkook.
Sooyun yang sedang mengambil air minum di lemari es hanya mengangguk tanpa melihat ke arah Jungkook.
"APA?!!!"
Teriakan Jungkook membuat Sooyun tidak sengaja menyemburkan air di mulutnya ke arah Jungkook yang berdiri tepat di hadapannya. Wajah Jungkook seketika memerah karena emosi saat air sudah membasahi pakaian dan wajahnya.
"Kenapa kau menyemburku?!"
"Kau membuatku kaget!"
Rahang Jungkook mengeras. Sebelum dia mencekik Sooyun, Jungkook memutuskan untuk pergi ke kamar mandi dan mengganti bajunya yang sudah basah.
Langkah Jungkook terhenti saat dia meihat Sooyun tengah berbaring di tempat tidur. Tempat tidur itu juga tidak terlalu besar. Jika Jungkook tidur di sana pasti tubuh mereka harus berhimpitan. Membayangkannya saja membuat Jungkook bergidik ngeri.
"Yun-ah!!" teriak Jungkook tanpa mendekati tempat tidur. Sooyun yang memang belum tidur hanya berdeham.
"Aku tidur di mana?"
Sooyun bangkit dan mendudukkan tubuhnya menghadap Jungkook yang berdiri di depan pintu kamar mandi.
"Terserah kau saja. Kau bisa tidur di bath-up, tidur di dapur, di lantai kamar ini juga boleh" kata Sooyun.
"Ya!!! Kenapa kau bersikeras untuk tinggal di sini jika tempatnya saja tidak cukup untuk kita tempati?! Sebaiknya sekarang kita pindah ke apartemen ku di sana ada dua kamar jadi kita bisa tidur terpisah. Aku tidak mau tidur seranjang denganmu" kata Jungkook lalu meraih koper yang belum sempat dia keluarkan isinya.
"Tidak mau! Aku mau tetap tinggal di sini"
Jungkook menatapnya sinis.
"Kau ini egois sekali! Lalu aku tidur di mana jika ranjangnya saja hanya ada satu?!"
"Di sana" Sooyun menunjuk sebuah sofa berukuran sedang yang tak jauh dari tempat tidurnya.
"Tidak mau! Kenapa tidak kau saja yang tidur di sana?"
"Ini apartemen ku jadi kau yang harus mengalah" kata Sooyun lalu kembali berbaring dan menarik selimut nya. Dengan perasaan kesal Jungkook menarik bantal yang digunakan Sooyun sampai kepala wanita itu terjungkal. Lalu Jungkook membawa bantal itu ke sofa. Sooyun yang sudah lelah dan mengantuk hanya menatapnya tajam lalu kembali tidur.
Sooyun dengan mudahnya tertidur nyenyak sedangkan Jungkook tidak bisa tidur dan terus gelisah di atas sofa. Sofa itu tidak cukup panjang sampai Jungkook harus melipat kakinya dan tubuhnya pun mulai kedinginan karena Sooyun tidak memberinya selimut. Jungkook sudah mencoba menutupi kakinya dengan jaket tebal tapi tetap tidak berhasil.
"Yun-ah!" panggil Jungkook dari atas sofa. Wanita itu tidak bergerak sama sekali dan tetap terlelap.
"Sooyun-si!" panggil Jungkook lagi dengan suara yang lebih keras tapi wanita itu masih tidak bangun.
Jungkook memanggilnya dengan niatan untuk meminta selimut tapi sepertinya wanita itu tidak bisa dibangunkan dengan cara biasa. Akhirnya Jungkook terpaksa bangkit dari sofa dan mendekati Sooyun.
"JUNG SOOYUN!!!" teriak Jungkook tepat di telinga Sooyun. Saking terkejutnya Sooyun sampai terjatuh dari tempat tidurnya. Dia mengaduh saat tubuhnya terbentur ubin kamarnya. Dengan kesadaran yang belum sepenuhnya kembali Sooyun bangun dan hendak kembali tidur namun Jungkook sudah terlebih dulu mengambil tempatnya.
Jungkook hampir memenuhi ranjang Sooyun yang ukurannya memang tidak terlalu besar. Laki-laki itu memasang wajah damai nya tapi hal itu tidak membuat Sooyun luluh. Dengan satu kali loncat Sooyun tidur tepat di atas Jungkook yang tengah pura-pura tertidur.
"Yaaaa!!!"
Ff ini sepi amat ya :'(
Apa gak ada yang tertarik :'(
HAPPY JUNGKOOK DAY ARMYYYYY 🎉🎂🎈
Next gak nih???
Jangan lupa vote and comment ya 😊
I Purple U 💜
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro