Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

The Owl Vampire (1)

Happy 20/9 Day! Bokutowl Day!

Vampire AU~✨

.
.
.

Sebuah tangan pucat menyentuh wajah Bokuto, menyapu jejak basah yang mengalir.

"Jangan pergi."

Bokuto meremas tangan itu, seakan kekuatannya dapat menahan sosok cantik yang terbaring lemah.

Tersenyum manis.

"Aku selalu ada di sisimu, ingat?"

"Tidak, kamu bohong!"

"Ayolah, Kou... Aku mulai mengantuk..."

Iris zamrud itu perlahan menutup, tangan yang digenggam Bokuto juga tidak memiliki tenaga lagi.

Untuk bernafas pun sosok itu sudah kesulitan.

Semua ini dikarenakan sebuah pasak kayu menembus perutnya, membuat darah segar mengalir dari lukanya.

"Kamu tahu betapa aku menginginkan ini terjadi, jadi jangan bersedih."

Bokuto semakin mendekap tubuh ramping sosok itu, takut, Bokuto takut orang itu meninggalkannya.

"Jika aku mati, carilah
wanita cantik dan menikah--"

"Tidak! Tidak! Ku mohon! Berhenti bicara!

"Aku bahagia... Kou."

Seluruh tubuh Bokuto bersimbah darah orang yang ia cintai.

Sosok dalam dekapannya telah tiada, meninggalkan senyum bahagia.

Sklera putih itu menjadi hitam, membuat pupil emas itu meruncing tajam.

"AAAAaaaAaaaaaAAAAAARRRRRGGGGHHHHH!!!"

.
.
.

Di era modern di mana fiksi hanyalah bunga tidur, sekedar bualan orang zaman dulu agar membuat anak-anak mereka patuh.

Menurutmu, apakah monster itu nyata?

*****

Di tahun 2021, ketika kota diisi dengan ribuan bangunan pencakar langit.

Di mana malam dan siang silih berganti, manusia berbaur dan bercengkrama.

Tanpa menyadari makhluk yang mereka anggap mitos berada di dekat mereka selama ini.

Secara diam-diam, organisasi yang secara resmi diketahui oleh pemerintah berisikan demi-human dengan nenek moyang yang tidak sepenuhnya tercatat dalam buku sejarah.

Tugas mereka adalah menaungi, melindungi, dan membimbing para demi-human baru agar mau berdamai dengan manusia biasa.

Tak jarang bentrok dengan sesama demi-human yang tidak puas dengan kedamaian.

Di antara semua demi-human, ada satu makhluk mitologi yang tidak tertarik untuk bergabung dengan asosiasi meski sudah ratusan kali diajak.

Pada dasarnya dia tidak berbahaya, hanya saja dia tidak tertarik dengan ideologi menolong sesama.

Hatinya sudah mati.

Selama berabad-abad hidup dengan meminum darah hewan, dia tidak tertarik dengan manusia.

Vampir dari abad ke 17, wujudnya identik dengan rambut kelabu dan iris emas.

Sebagai vampir murni, cahaya matahari tidak mempan untuk membunuhnya.

Dia memiliki regenerasi yang cepat, namun semua itu memerlukan darah yang banyak.

Selain dengan sistem reproduksi, vampir bisa memperbanyak keturunannya dengan meminumkan darahnya pada manusia biasa.

Vampir bisa menjadikan makhluk lain menjadi bawahannya dengan memberikan nama, layaknya mantra pengikat.

Dia juga bisa berubah menjadi wujud lain, rupa yang paling ia sukai adalah burung hantu.

Alasannya? Ia tidak mau mengatakannya.

.
.
.

"Bokuto-san?"

Panggil seorang anak kecil pada seorang gelandangan dengan baju compang-camping yang tengah duduk termenung menghadap hiruk pikuk jalanan kota yang terik.

"Anda Bokuto-san kan?"

Iris gelap yang tertutup rambut kelabu yang panjang itu mendelik.

"Aku tidak punya nama."

Anak itu mengerjap, meremas jari jemarinya dengan gelisah.

Pria itu menghela nafas, ia sulit berhadapan dengan manusia.

Apa lagi anak kecil.

"Asosiasi yang menyuruhmu?"

Anak itu menggeleng.

"Aku hanya menebak."

Alis pria itu terangkat, heran.

"Apa maksudmu, nak?"

"Kamu percaya mengenai reinkarnasi?"

Iris gelap itu berubah, warna emas yang gemerlap itu menunjukkan dirinya.

"Jangan bercanda, mereka mencuci otakmu kan?"

Anak itu hanya tersenyum, iris zamrudnya menatap dengan teduh.

.
.
.

Senyum itu... Terlihat menyedihkan. Apa bocah ini sebuah boneka hidup sejenis Frankenstein?

.
.
.

"Berhenti menatapku dengan mata itu."

"Karena mataku mirip dengan orang itu?"

"Bahkan wajahmu sekali pun, jadi berhenti mengikutiku."

"Tapi aku bukan dia."

"Iya iya, Tuhan hanya kehabisan cetakan manusia."

"Kalau aku merobek wajahku,
apakah aku boleh bersamamu?"

"Bocah gila, siapa namamu?"

"Keiji."

"Cuma itu?"

"Memangnya ada lagi?"

"Ya, mata zamrud yang terkadang menjadi obsidian, Akaashi akan cocok dengan namamu."

"Akaashi... Keiji?"

"Aku sudah memberimu nama, jadilah budak yang setia dan jangan cerewet-oy, oy, kenapa nangis?"

"A-aku-minta maaf,
a-aku terlalu senang-"

"Ck, bocah."

Tepukan di puncak kepala dari tangan besar yang dingin menghentikan tangisnya.

.
.
.

Tahun berlalu dan kini si vampir hidup bersama seorang anak.

Entah apa alasan si vampir tertarik dengan anak kecil yang baru berusia 8 tahun.

Anak itu hanya manusia biasa, anak dari korban kekerasan demi-human yang dilindungi asosiasi.

Nama anak itu...

"Ikan teri." Iris emas itu menukik tajam, menatap seorang demi-human yang terkapar di atas dinginnya trotoar.

"Bokuto-san, kamu berlebihan." Seorang pemuda dengan setelan jas hitam berjalan mendekat.

Tangan kanannya menggenggam sebuah pedang, dan tangan kirinya menggenggam sebuah kepala yang meneteskan darah segar.

"Lihat siapa yang bicara?" Ledek Bokuto dan menendang demi-human di bawah kakinya.

Akaashi mengibaskan pedangnya, membuat cipratan darah terlepas dari mata pedang.

Glundung. Glundung. Melempar kepala itu sembarang arah.

"Lukamu cukup besar..." Akaashi meringis melihat punggung patnernya yang terkoyak.

"Mau menyembukanku, Akaashi?" Bokuto menyeringai.

Akaashi mendengus, melonggarkan dasi yang ia kenakan.

Menarik kerah kemejanya, menunjukkan leher jenjang yang dipenuhi bercak merah keunguan dan bekas gigitan kemarin.

"Silahkan, Bokuto-san."

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro