Chapitre Huit
Chapter sebelumnya~
"Kau!" Grey geram, langsung berdiri dari duduknya "apa?! Kau dan Phipps akan menantang ku berduel? Kau ingat? Waktu itu kalian berdua melawanku dan kalian kalah telak, jika kau ingin menantang ku aku akan menerimanya, tapi aku tak akan segan-segan" wanita itu sedikit menaikkan suaranya sampai beberapa oktaf.
_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-
"Tidak" jawab Grey duduk kembali. Lucy menghela napas "sudahlah, kau ingin ikut tidak?" Wanita itu mengulurkan tangannya mengajak pria berambut putih yang mengangkat wajahnya "kemana?" Tanyanya "tentu saja ke taman, mau ke mana lagi?" Jawab Lucy, pria itu menerima uluran tangan tadi.
"Ada atraksi apa ini?" Suara Lucy yang menginterupsi menarik semua atensi padanya. Taman yang tadinya riuh kini terdiam sebentar "Lucy-sama, lihat, lihat, ini buatan Earl Phipps loh" Finnian menunjukkan topi jeraminya yang terdapat jahitan dengan motif lucu disana. Sementara Kenji sedang sibuk melempari Phipps dengan setumpuk jerami kering, lalu pria itu akan memotongnya.
"Wah keren! Finnian-san, kemarilah, coba lihat ini" ujar Kenji "eh, apa itu? Aku ikutan dong" balas Finnian lalu ikutan melempari Phipps dengan setumpuk jerami kering. "Aku seperti melihat anak kembar" tanpa diundang Kouyo datang menghampiri Grey dan Lucy "yaah...itu benar" Lucy menanggapi, wanita itu melangkahkan kakinya menuju segerombolan orang yang seperti sedang berpiknik, cukup jauh dari tempatnya berdiri.
"Apa ini? Piknik dadakan?" Dia dapat melihat Kyoka yang baru saja mengambil roti, Atsushi yang sedang makan pasta, Dazai yang sedang sibuk memakan puding, Chuuya dengan jus apelnya, dan lainnya.
Lucy membaringkan tubuhnya dekat dengan orang-orang yang sedang piknik itu, menatap ke arah langit senja dengan gradasinya yang indah, bulan nampak setengah di langit sana. Lelah dengan atraksi Kenji, Finnian, Phipps, Grey, dan jangan lupakan Kouyo ikut menimbrung dalam acara piknik dadakan ini. "Em...etto... Ryoku-san, apa sayapmu baik-baik saja?" Tanya Kenji takut-takut, Lucy menolehkan kepalanya menatap Kenji "sayapku ya?" Ia menjeda kalimatnya, mengeluarkan sayap sebelah kirinya untuk menutupi wajahnya dari sinar matahari yang mulai muncul "nanti juga akan sembuh kok, kau tenang saja" jawabnya "be-berapa lama?" Kenji kembali terbata-bata, ia takut karena Victor dan Ciel menatapnya nyalang "sebulan lagi mungkin, kau tak perlu khawatir" ucap Lucy sementara Kenji hanya mengangguk.
_______________________
Acara piknik dadakan itu telah usai, port mafia dan agensi detektif telah kembali ke dunianya kecuali soukoku itu, double Charles juga sudah kembali ke istana. "Nah, Ciel, kau besok bersiaplah kita akan latihan" ucap Lucy kini mereka sedang berada di meja makan, menikmati santapan makan malam "hah? Kenapa mendadak sekali? Bukankah kau juga harus istirahat agar sayapmu sembuh?" Semua pertanyaan Ciel itu menolak pernyataan Lucy "tidak, aku tak butuh itu, nanti akan sembuh dengan sendirinya, lagi pula waktu kita tinggal dua bulan lagi" balas Lucy "eh....kalian mau kemana? Apa aku boleh ikut?" Dazai masuk dalam percakapan "tidak! Yang akan pergi hanya aku dan Ciel" tolak wanita itu, Victor yang mendengar menatap tuannya "master, apakah kau mengizinkanku untuk ikut bersamamu?" Victor menatap tuannya berharap "kutolak" jawabnya singkat, padat , dan jelas, lalu pergi menuju kamarnya.
Lucy merasa ada yang aneh dengan tubuhnya, ia memegang dadanya sebelah kiri. Tak merasakan apapun disana "ah, begitu ya, ternyata tidak ada" gumamnya, ia berdiri membukakan pintu ketika mendengar benda persegi panjang yang terbuat dari kayu bercat biru terketuk.
"Ah, Victor rupanya, ada apa kau kemari?" Ujar Lucy, onyx birunya menatap kereta makanan yang dibawa oleh butlernya kucingnya ini "masuklah" izinnya, ia menggeser tubuhnya sedikit agar Victor bisa masuk ke dalam.
Butler bermanik hijau itu memberikan segelas susu hangat untuk Lucy "ne, Victor, apakah kau sudah tahu tentang dunia ini?" Tanya Lucy setelah menghabiskan susunya "sebagian telah kuketahui, hanya tentang dunia ini, kalau tentang dirimu di dunia ini aku belum mengetahuinya" jawab Victor, Lucy membuang napas kasar "seperti yang telah kau ketahui, aku dan dirimu sudah bukan manusia biasa lagi, tugasku adalah mengubah alur ceritanya menjadi lebih baik sebisa mungkin. Ada hal yang boleh kulakukan dan ada yang tidak, jika aku melakukan hal yang tidak boleh kulakukan maka akan ada resikonya. Ah, ya, apakah kau sudah mengenal semua hewan peliharaanku?" Ujar Lucy, Victor hanya mengangguk sebagai balasan.
Bulan menaiki puncak tahtanya, semua orang kini tengah terlelap dan tenggelam dalam mimpinya masing-masing, tapi nyatanya tidak untuk wanita bermanik biru laut ini. Lucy membuka laptopnya, menyetel lagu Shinzou wo sasageyo yang merupakan opening dari anime Attack on Titan season 2, yang ia dengarkan melalui headphone Hitam miliknya. Mulai mengetik beberapa hal yang menurutnya penting.
Terlalu fokus dengan pekerjaannya, dan juga suara lagu yang terdengar kencang, ia tak menyadari sesorang masuk ke dalam kamarnya. "Kau sedang apa?" Lucy menurunkan headphone nya menatap orang tersebut "kau sendiri sedang apa?" Bukannya menjawab Lucy malah balik bertanya "aku baru saja dari kamar mandi" jawab orang itu yang tak lain adalah Ciel, adiknya. "ini" anak itu menyerahkan secangkir kopi yang baru saja dibuatnya "kau membuatnya sendiri?" tanya Lucy setelah menyesap sedikit kopi dari cangkir hijau yang dipegangnya "ya, saat aku berjalan melalui kamarmu, aku mendengar suara ketikkan, kurasa kau masih terbangun, dan saat aku berada di dapur aku menemukan seteko air yang masih panas lalu kuseduh saja kopi itu untukmu" jelas Ciel panjang lebar, sementara Lucy hanya mengangguk sebagai tanggapan "kopi ini...." Ia menjeda kalimatnya sendiri "darimana kau mendapatkannya?" Lanjutnya "eh? Aku menemukannya di atas meja dapur, ada apa?" Balas Ciel "tidak, hanya saja, kopi ini....Dark Blood of the Earth" ujar Lucy "Dark Blood of the Earth?" Ciel tak mengerti hal yang baru saja diucapkan kakaknya "itu nama kopi ini" Lucy menggoyangkan pelan cangkir itu membuat kopinya berputar pelan. "Untuk pertanyaanmu yang tadi, aku sedang mengetik beberapa hal penting yang harus kulakukan nanti" ucap Lucy.
~skip aja deh~
Hari ini Lucy dan Ciel tengah berdiri berhadapan "kau yakin akan memilih pedang itu bukan katana atau long sword?" Tanya Lucy sebelum latihan dimulai "tidak, aku menggunakan ini saja" jawab Ciel "oke, tapi nanti jika untuk bertarung kusarankan kau jangan memakai pedang rapier" ujarnya "mengapa?" Ciel melihat pedang yang sedang digenggamnya "kau juga akan tahu nanti. Nah, sekarang ayo kita mulai" ucap Lucy yang mengeluarkan katananya dari sarungnya.
Ia mengajarkan Ciel bagaimana mengambil pedang, dan meletakkannya kembali "apa yang kau lakukan?" Lucy melihat ada yang salah dari gerakkan anak dihadapannya ini "mengikuti apa yang kau lakukan" balasnya enteng "tidak maksudku untuk apa kau menghempaskan pedangmu?" Tanya Lucy lagi "hah? Kulihat kau tadi melakukannya sebelum memasukkan pedangmu kembali" jawab Ciel "maksudmu seperti ini?" Lucy mencoba mempraktekkan apa yang dimaksud Ciel "nah, iya, seperti itu, kau melakukannya juga, untuk apa?" Mendengar penuturan adiknya, wanita itu hanya ber oh ria saja "itu kalau semisalnya ada darah atau sesuatu yang menempel di pedangmu untuk membersihkannya, seperti mencipratkan saja" jelas Lucy.
Mereka memulai latihan. Lucy mengajarkan cara memegang pedang dengan baik, bagaimana posisi bertarung, dan sebagainya hingga menjelang petang "kau buruk" adalah kalimat yang diucapkannya setelah latihan berakhir "caramu memegang pedang saja sudah salah, tubuhmu tak bertahan, bahumu tidak kuat. Jika kau bisa menggunakan pistol mengapa pedang tidak?" Lanjutnya yang tak digubris oleh adiknya, Ciel barjalan menuju kursi yang telah disediakan untuk istirahat.
"Besok kita akan berlatih lagi" putus Lucy meninggalkan Ciel, Sebastian, dan Tanaka yang tengah menikmati indahnya matahari tenggelam.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung~
Sorry ya kalo ada kata yang salah atau typo, soalnya nih hp lagi....ya gitulah.
Sipp lanjut lagi nanti yaks
Sampai jumpa~
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro