Prologue
Dari kejauhan Camillia sudah melihat sosok seorang wanita yang berlari girang kearahnya.
"My little Lia!" teriak Soo-jung yang langsung memeluk sahabatnya. Mereka hanya terpisah selama seminggu karena Soo-jung terpaksa mengirimkannya kepada seorang client, tetapi pertemuan mereka kali ini seolah-olah mereka sudah terpisah selama sepuluh tahun.
"Hey Jungs!" sapa Camillia sambil berusaha melepaskan pelukan Soo-jung. Ia tidak terlalu menyukai skinship, berbeda dengan temannya satu ini yang selalu memeluknya bagaikan koala.
"Let's hang out for a while!" ucap Soo-jung sambil menarik Camillia ke dalam mobil sportnya yang ia parkir di depan gedung perusahaannya.
"Wait, I need to tell the Chief—" gerutu Camillia yang menahan posisinya.
"I'm your boss, you only need my permission!" jawab Soo-jung kembali, tanpa menghiraukan ucapan Camillia, ia langsung menariknya ke mobilnya dan memaksanya untuk masuk.
"Jungs, am I going to a bar dressed like this?" tanya Camillia dengan nada menyindir. Soo-jung diam sejenak melihat pakaian Camillia—boots militer, pistol di pinggangnya, baju anti peluru, celana panjang tebal, dan jaket kulit.
Dengan seringai tipis, Soo-jung menjawab, "Then we're crashing the mall first!"
🌼🌼🌼
"Jungs, cuts everywhere?" tanya Camillia menyindir, seolah-olah ia tidak percaya dengan pilihan Soo-jung.
"I think it looks great on you!" jawab Soo-jung kembali dengan tenang.
"Are you freakin' kidding me? This thing barely covers my ass!" teriak Camillia panik.
"All the better, we're buying this one!" ucap Soo-jung sambil melambai-lambaikan tangannya kearah seorang pegawai di toko tersebut. Tanpa memedulikan omelan Camillia, Soo-jung langsung menyeretnya ke bar di sebelah.
Mereka minum, minum, dan minum. . .
Tiba-tiba, ponsel Soo-jung berbunyi. Ia langsung mengangkatnya dan memasang ear-piecenya.
"Kook oppa?" tanya Soo-jung dengan suara ceria.
"Ini aku. . ."
"Apa yang kau inginkan?" tanya Soo-jung dengan nada datar. Raut wajahnya juga ikut berubah kesal ketika menyadari orang yang menelponnya bukan Jung-kook.
"Aku butuh seorang bodyguard! Tadi pagi ada panggilan ancaman seseorang yang ingin membunuhku karena telah meniduri anaknya!"
"Well that's your fault!" jawab Soo-jung kembali disertai tawaan besar. Camillia hanya bisa menatapinya dengan bertanya-tanya, mengapa sahabatnya tiba-tiba tertawa seperti orang gila setelah menerima panggilan ini.
"Ayolah Soo-jung a, aku akan membayarmu."
"Baiklah, Park Ji-min ssi, aku akan mengirimkan bodyguard pria—"
"Harus wanita!"
"No way!" sentak Soo-jung otomatis setelah mendengarkan ucapan Ji-min. Namun ia tiba-tiba termenung sejenak setelah melihat wajah Camillia.
"Wait, okay! Send me the money first thing in the morning!" ucap Soo-jung yang langsung mengakhiri panggilan dengan senyuman licik.
"Is there something wrong? You look creepy!" ucap Camillia dengan jarinya yang menunjuk ke arah wajah Soo-jung.
"I might need your help teaching this guy a lesson." jawab Soo-jung sambil mengangkat minumannya.
"Great! Another job, who's the client?" tanya Camillia sambil mengusap-usap gelasnya.
"A womanizer, heartbreaker, cold-blooded cassanova, and the list goes on, but you can summarize it as a jerk. A korean boygroup member called Park Ji-min."
"Deal accepted, send the money first thing in the morning Jungs!" ucap Camillia yang langsung beranjak dari kursinya, meninggalkan Soo-jung bertanya-tanya.
"Where are you going?"
"Preparing my stuff!" jawab Camillia sebelum memasuki lift.
🌼🌼🌼
"Park Jimin! Get your ass here NOW!"
Suara Soo-yeon yang menyengat telinga membuat Jimin ketakutan dan langsung menjawab panggilannya.
"Baiklah, maaf Producer-nim!" jawab Jimin sebelum mengakhiri panggilannya dengan producer galaknya.
"Maaf, aku harus berangkat terlebih dahulu, aku tidak ingin dibunuh Producer yang bagaikan iparku sendiri!" ucap Jimin sebelum beranjak dari kursinya dan mengucapkan selamat tinggal kepada teman-temannya yang masih terduduk manis di dalam bar.
Ia baru ingin berjalan ke lift ketika menyadari dompetnya hilang. Panik langsung memakannya saat itu juga, ia berjalan mondar-mandir di luar bar mencari dompetnya hingga tatapannya terlintas pada seorang gadis yang memegang dompetnya.
"Hey! Kembalikan dompetku!" teriak Jimin kasar kepada sang gadis yang memegang sebuah dompet berwarna merah maroon. Ia langsung menyambar dompet itu dan memasukkannya pada kantong celananya.
"What the heck?" balas sang gadis dengan padangan bertanya-tanya pada Jimin yang tiba-tiba mengambil dompetnya. Sang gadis diam sejenak untuk menatapi wajah Jimin dengan tatapan mata yang penuh amarah. Jimin yang menganggap pandangan wanita itu sebagai kagum akan dirinya langsung tertawa terbahak-bahak.
"Aku tahu bahwa kau memang fans ku, tetapi mencuri dompetku juga tidak akan membawa kebaikan padamu." ucap Jimin dengan senyuman manis menggoda kepada sang gadis.
"Unbelievable! Give me back my damn wallet!" teriak sang gadis hingga seluruh orang di ruangan itu menatapi mereka dengan bingung sekarang.
"Maaf, tetapi itu milikku!" jawab Jimin kembali sebelum berjalan meninggalkannya begitu saja. Tiba-tiba, ia terjatuh terpeleset kaki sang wanita tersebut. Tanpa menoleh pun, ia sudah bisa menebak ekspresi puas sang wanita.
"Cocky much? Check the wallet's ID you moron!" cemooh sang gadis sambil menunjuk ke arah kantong celana Jimin. Setelah menahan malu untuk berdiri, Jimin langsung membuka dompetnya dan menunjukannya kepada sang gadis tanpa melihatnya terlebih dahulu.
"Lihatkan! This is mine!" teriak Jimin berapi-api.
"Well, it would make sense if you were a transgender who has the face of a woman!" sentak sang gadis kembali dengan senyuman kemenangan.
Jimin langsung membalik dompetnya ke arahnya dengan tatapan horror. Ia telah melakukan kesalahan yang bodoh sekali.
"Baiklah, ini dompetmu!" ucap Jimin sambil melempar dompet itu kembali ke arah sang gadis. Ia meninggalkannya begitu saja tanpa meminta maaf.
"What a jerk!" teriak sang gadis berapi-api.
"Lia?" tanya Soo-jung yang menatapi temannya dengan penasaran. Ia mendekatinya dengan tatapan yang bertanya-tanya.
"What happened—"
"Some jerk took my wallet and claimed it as his!" teriak Camillia yang histeria.
"Do you know his—"
"I'm going to hunt him down." ucap Camillia dengan suara baritone disertai senyuman licik.
"I'll never let some bastard make fun of me, just you wait you pink haired man!" pikir Camillia sambil berjalan pergi mengikuti Soo-jung.
—End of Prologue—
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro