Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

안돼

"Jungs, are you trying to kill me or something?" tanya Camillia dengan nada menyindir sambil membanting tangannya ke atas meja Soo-jung dengan keras.

Meskipun suara pukulan tangan Camillia cukup keras, Soo-jung tidak terlihat gentar sedikitpun. Ia mendongakan kepalanya dengan santai setelah menurunkan layar Macbook di depannya. Ia sendiri juga tidak menyangka bahwa semuanya akan terjadi sesuai rencananya.

Minggu lalu, selama empat hari berturut-turut Soo-yeon terus mendesaknya untuk mengadakan acara barbeque dan paintball game di arena taman baru yang dibangunnya di belakang mansion elite-nya. Namun, efek dari kontrak yang terus menumpuk di mejanya, ia bahkan tidak bisa pulang dari kantornya selama beberapa hari.

Untungnya, tadi pagi Jung-kook dan Soo-yeon datang mengunjunginya dan mengingatkannya sekali lagi mengenai acara yang hampir ia lupakan itu. Ditengah-tengah pembicaraan mereka, Soo-yeon tiba-tiba mengingatkannya akan pentingnya keselamatan venue acara mereka. Namun, pikiran Soo-jung malah menyambung kearah hubungan Camillia dan Ji-min. Untuk acara ini tentunya ia harus mengajak Camillia, apalagi karena Camillia telah ditugaskan sebagai bodyguard pribadinya. Jika dipikir-pikir, acara ini bisa dijadikan moment yang tepat untuk membuat Camillia kembali dekat dengan Ji-min.

Karena itulah, Soo-jung langsung menghubungi perusahaan securitynya dan menyuruh mereka mengirim Camillia ke kantornya secepatnya. Disaat yang sama, Soo-jung juga telah mengundang seluruh member Bangtan beserta Soo-yeon ke dalam kantornya.

Awalnya, Camillia tetap menjaga ketenangannya meskipun telah melihat Ji-min. Namun, ketika namanya disebut sebagai pasangan Ji-min dalam bermain paintball, kesabarannya sudah mulai menipis. Ia terpaksa menyetujuinya dengan tingkah tenang, namun setelah para member Bangtan dan Soo-yeon pergi, ia sudah tidak dapat menahan kemarahannya. Ia merasa bahwa ini merupakan permainan Soo-jung yang sudah keterlaluan.

Disisi lain, Soo-jung yang juga sama keras kepalanya langsung menyentak kembali, "Sampai kapan kamu ingin kesepian? Apakah ada sesuatu yang terjadi diantara kau dan si mesum itu?"

Soo-jung tahu betul dengan isi kepalanya Camillia, karena ia sendiri telah melalui masa-masa menyedihkan itu ketika awal hubungannya dengan Jung-kook.

"Baiklah, aku akan menyetujui permintaanmu dalam satu kondisi," ujar Camillia sambil merendahkan tubuhnya agar ucapannya tidak terdengar terlalu keras oleh CCTV.

"Jangan memintaku memakai bikini di depan si mesum itu, dan jangan membuat peraturan yang berkaitan dengan skinship atau apapun. Aku akan membunuhmu saat itu juga," lanjut Camillia dengan datar. Ucapannya itu langsung mengundang tawa dari Soo-jung. Dari semua yang telah ia prediksi, Soo-jung benar-benar tidak menyangka jawaban Camillia yang satu ini.

🌼🌼🌼

Soo-jung benar-benar tidak habis pikir bahwa Ji-min akan mengundang 'teman-teman' wanitanya ke dalam acara ini. Hancurlah usahanya selama seminggu ini jika hubungan Jimin dan Camillia kandas hanya karena perbuatan Ji-min. Ia menoleh kearah Camillia dan mendapati wajahnya yang dingin bagaikan es. Namun, dibalik wajah tegar itu ia tahu bahwa di dalam hatinya Camillia pasti sakit sekali.

Ia mencoba mencari Tae-hyung dan Soo-yeon, namun ia tiba-tiba berhenti di tengah jalan dan memutar haluannya. Tanpa banyak bicara, ia menyeret Jimin dari kawanan teman-temannya itu dan membawanya ke belakang area venue.

"Byuntae ahjussi, kenapa kau melakukan ini? Apakah kau tidak memikirkan perasaan Lia?" teriaknya dengan kesal sambil mengepalkan tangannya disamping pinggangnya. Perbuatan Ji-min bisa dibilang cukup keterlaluan. Meskipun sakitnya tidak separah ketika melihat priamu tidur dengan wanita lain, tetapi melihat priamu bercanda dengan wanita lain dan tidak menganggapmu juga merupakan sebuah kesalahan fatal besar. Tentunya, si womanizer satu ini tidak akan menyadarinya.

"Tidak, Lia hanyalah seorang teman." jawab Ji-min kembali dengan tawa kecil. Setelah mengucapkan itu, ia juga langsung berlari kembali ke kawanan wanitanya dan melanjutkan tingkahnya.

Jung-kook yang menyadari hilangnya sosok Soo-jung diantara keramaian venue mereka mulai mencarinya dan akhirnya menemukan Soo-jung yang berkutat diam bermain dengan rumput-rumput. Ia tersenyum lega ketika menemukan Soo-jung tidak terluka. Namun, raut wajah Soo-jung menyatakan sebaliknya.

Perlahan-lahan Jung-kook meletakkan bokongnya disamping Soo-jung dan berkata," Soo-jung ie? Ada apa denganmu?"

"Aku memikirkan nasib Camillia. Dia dengan mudah bisa menghancurkan barrier dinginku, dan aku bermaksud untuk melakukan hal yang sama dengannya. Aku ingin melihatnya bisa melepaskan rantai masa lalunya dan move on dengan kehidupannya, tetapi sepertinya—"

"Masa lalunya mungkin tidak seperti yang kau pikirkan. Melepaskan masa lalu bukanlah suatu yang mudah, apalagi jika ia memiliki trauma dengan masa lalunya." sela Jung-kook tiba-tiba. Soo-jung yang cukup terkejut awalnya dengan ucapan Jung-kook, malah mendapati dirinya mengangguk setuju dengannya.

Ucapannya Jung-kook tidak sepenuhnya salah, namun disatu sisi ia benar-benar yakin bahwa Camillia layak mendapatkan kebahagiaannya.

Jung-kook yang menyadari raut wajah Soo-jung yang kian tidak menunjukkan tanda-tanda perubahan akhirnya memutuskan untuk menggendongnya ke area paintball dengan bridal style. Tentunya, Soo-jung yang sangat malu dengan adegan yang dibuat Jung-kook tidak bisa menahan ketawanya lagi. Ia turun dari pelukan Jung-kook sambil mencoba menenangkan tawanya yang sedari tadi tidak habis-habis.

Camillia tiba-tiba muncul di samping Soo-jung tanpa sepengetahuannya. Ia baru menyadarinya ketika mereka memanggil nama peserta paintball satu per satu. Camillia mengangkat tangannya dengan raut wajah yang entah kenapa sayu.

"Lia, are you alright?" tanya Soo-jung penasaran sambil menggoyangkan tangannya di depan wajah Lia untuk memeriksa kewarasannya. Alih-alih membalas tingkah Soo-jung yang menganggunya, Camillia hanya memberikannya anggukan singkat.

Soo-jung terus menatapinya dengan seksama bahkan di ruang ganti mereka. Ia merasa bersalah karena telah mengundang Camillia dan membuatnya sengsara melihat Ji-min bermain dengan wanita lain.

🌼🌼🌼
Camillia Peterson

Aku terus menahan rasa sakit di hatiku ketika mendengar Jimin mengucapkan kalimat itu tepat ketika aku melewati daerah perbincangan mereka.

"Tidak, Lia hanyalah seorang teman."

Aku benar-benar seorang pecundang untuk jatuh cinta padanya, padahal aku jelas-jelas tahu mengenai reputasinya sebagai womanizer. Jatuh cinta padanya merupakan sesuatu yang akan kusesali seumur hidupku. Dari semua orang, mengapa harus dia?

Meskipun aku mengerti tujuan Soo-jung dibalik game ini, aku tetap merasa sakit tiap kali aku melihat wajah Jimin. Rasa tertusuk selalu menyerangku setiap kali aku melihatnya tertawa disamping teman-temannya. Ia bahkan tidak menganggapku ketika aku berada di sebelah Soo-jung.

Aku terus melamun dengan tatapanku yang tertanam dalam pada rumput-rumput yang bergesek di bawah sepatuku. Aku dibangunkan oleh Soo-jung disampingku yang menggerakan tangannya tepat di depan wajahku, tentunya untuk memeriksa kewarasanku. Dengan desahan lemah, aku mengikuti arahan sang guide kearah posisi rahasia yang sudah ditentukan.

"Oh, shit!" untungnya kuucapkan itu dengan lembut ketika aku melihat dua wanita masih menempel pada Ji-min di samping pohon. Hancurlah semua usahaku untuk berbaikan padanya. Sepertinya, ia menyadari kehadiranku dan mulai berjalan mendekatiku.

"Lia-ssi, nantinya kan ada arena yang masuknya berduaan, aku akan masuk dengan Ha-rin, sedangkan kau akan masuk dengan Chae-gyung ssi," ujarnya dengan senyuman hati yang mungkin seharusnya melelehkan hatiku, namun yang kudapat hanya hati beku yang sudah tertusuk parah.

"Baiklah," kujawabnya dengan singkat.

Terpaksa aku memasuki gua gelap dengan pistol di kantong celanaku, serta tangan lain berkuku tajam yang terus mencengkeram lenganku dengan teriakan sengit yang menyertainya. Entah kenapa aku merasa seperti ia sengaja melakukan itu, karena kenyataannya tidak ada apa-apa yang mengejutkan maupun menyeramkan dari gua ini.

Aku terus berjalan dan akhirnya mengarahkan Ji-min dan 'temannya' itu ke seberangnya. Chae-gyung pun menyusul tidak lama kemudian, dan sampai dengan teriakan gembira. Ji-min dan Ha-rin langsung jalan duluan bersama Chae-gyung meninggalkanku sendirian, untuk kesekian kalinya hari ini.

"Unbelievable," aku terus menggerutu sepanjang perjalananku di jembatan tua itu, langkahku terpaksa terhenti ketika aku mendengarkan suara kecil dan retakan tepat di bawah posisi kakiku berdiri.

Aku berteriak sekuat tenaga ketika kayunya terbelah menjadi dua, meninggalkanku tergantung pada tali rapuh itu. Teriakanku terus kukeraskan, namun usahaku sepertinya sia-sia, karena satu-satunya tim yang melewati arena ini hanyalah timku. Talinya tiba-tiba terputus dan menyerahkanku pada jurang yang siap memakanku.

Habislah aku.

—End of Chapter Eight : 안돼—

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro