Mimpiku
Kapan terakhir kali orang memujimu?
Kapan terakhir kali kamu memuji orang lain?
Sudah lama bukan?
Namaku Thorn,aku adalah anak kedua dari dua saudara.Orang tua kami terlalu sibuk untuk memuji bakat kami.
"Juara 1 dari kls 4G adalah solar!"
Solar adalah kakaku,dia adalah murid yang pintar.Tapi lihat, ekpresi wajah ibu kami hanya datar saja.Dia bahkan terlihat biasa saja dengan juara yang diraih kakak.
"Berapa nilaimu?"Tanya ibu ketika kami hendak pulang.
"68"Jawab kakak datar.
"Apa?!!68?!Dulu aku mendapatkan nilai 85!Kenapa kamu tidak belajar lebih keras lagi?! Sia-sia aku mengurusmu"Ucapnya lalu pergi mendahului kami.Kakak hanya diam dan menghela nafasnya panjang.Sebenarnya,nilai kakak sudah sempurna,mengingat dia adalah juara satu dikelasnya.Namun,kenapa ibu tidak menyadarinya?
Besok adalah hari ayah.Aku berniat ingin memberikannya sebuah gambar.Lalu aku membuatkanya saat malam hari.
"Thorn!!Cepat kerjakan tugas sekolah mu!!Jangan sampai nilaimu jelek!Ayo jangan main terus!"Tiba-tiba ibu datang dan membawaku keruang keluarga.
"Kerjakan tugasmu bersama kakakmu!Setelah itu tidur!"Ucapnya dengan bentakan.Aku hanya diam menurut dan mengerjakan tugasnya.Setelah itu pun aku pergi kekamar dan tidur secepatnya sebelum ibu menceramahiku lagi.
Keesokan harinya,saat aku sekolah,kami disuruh kumpul oleh guru.Ternyata sekolah kami akan mengadakan sebuah pertunjukan.Dan aku ditunjuk oleh guruku sebagai pemeran utamanya.Aku sangat senang,karena aku menjadi pemeran utamanya.
Saat pulang sekolah,aku melihat kakaku sedang berada ditoko untuk membeli sesuatu.Aku pun terdiam dan berfikir,tidak biasanya kakak membeli barang.
'Hari ini kan hari ayah!'
Batinku lalu segera berlari kerumah.Aku lupa karena belum menyelesaikan gambarku.
Malam pun tiba,kami semua berkumpul untuk makan malam.
"Haa mana hadiah yang kalian punya"Tanya ayah dengan ramah.Aku dan kakak pun memberikannya.
"Apa ini?"Tanya ayah padaku ketika melihat bungkusanku.
"Buka saja"Jawabku.
"Gambar siapa ini?"Heran ayah.
"Thorn,siapa ini?!Kenapa gambarnya hanya hitam?!"Tanya ibu heran.
"Karena aku menggambarnya cepat"Jawabku pelan.
"Ada-ada saja,apakah ada lagi yang bisa kau lakukan untukku?!"Tanyanya dengan nada yang tidak suka.
"Mimpi...semua orang..."Aku berdiri dan menunjukan bahwa aku bisa membacakan puisi dengan baik.Namun ayah dan ibu tidak mendengar kanku.
"Apa juga ini?!"Tanya ayah ketus pada kakak.
"Pisau cukur"Jawab kakak datar.
"Apa?!Kau membeli pisau cukur ini?!Kau membuang-buang uang saja?!"Bentak ibu.
"Itu uang tabunganku"Jawab kakak.
"Uangmu itu pemberian dari kami!Lain kali kalo mau beli barang itu yang berguna!"Bentaknya lagi.Kakak hanya terdiam.Aku pun duduk kembali.Tidak bisakah mereka berfikir,untuk mendapatkan hasil yang baik itu butuh proses.
"Sudah-sudah, yang penting bisaku pakai"Ucap ayah mencoba untuk tidak membahasnya lagi.Memang,setiap hari kami selalu terlihat salah dimata mereka.Tadinya aku ingin bertanya,tentang pertunjukan itu,tapi aku urungkan.
Saat dikamar,aku pun menulisnya dikertas Kakaku.
"Jangan pakai kertasku!Pakai saja tisu!"Ucap kakaku sambil merebutnya.Aku pun hanya menatapnya diam lalu meraih tisu.
'Papa mama,bisakah kalian datang kepertunjukanku?'
Aku pun menempelkan tisunya dikulkas.Berharap ada jawaban dari mereka.Namun,mereka hanya melihatnya saja,mereka bahkan terlihat tidak peduli pada pesanku.Kalian heran bukan?cara komunikasi kami memang seperti ini,jika tidak saat makan bersama,paling ditelepon atau ditempel dikulkas.Orang tuaku sangat sibuk.
"Thorn,kapan ibumu kesini,tiket untuk pertunjukannya hanya sedikit lagi"Ucap guruku saat disekolah.Aku sangat hawatir karena orang tuaku tidak juga memberi kepastian padaku.
"Apa kau terlalu sibuk Thorn?Untuk bicara pada ibumu?"Tanya guruku lagi.Lagi-lagi aku hanya terdiam.
Bersambung...
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro