Malika
Rate: T
.
Genre: Humor
.
Chara: Gempa. B, Taufan. B, Halilintar. B, Blaze. B, Ice. B, Thorn. B, Solar. B, Glacier. B
.
Warn: Bahasa Indonesia tidak baku, kata-kata yang agak kasar, oot, ooc, dan Typo yang bertebaran.
Setelah berbagai kejadian aneh bin magic di kost-kostan tempat Gempa tinggal, akhirnya Gempa mengambil inisiatif untuk mengajak teman-teman jahanamnya untuk jalan-jalan.
Sebenarnya, Gempa adalah anak tajir bin sugih yang uangnya menumpuk bagai dosa-dosa kehidupan author, tapi ya, Gempa lebih suka hidup sederhana dan memilih untuk menyewa kamar kost selama Ia merantau ke kota lain untuk melanjutkan pendidikannya.
Kedua orang tua Gempa awalnya kaget saat anak mereka meminta uang lebih, ya, Gempa sudah memiliki pekerjaan tetap di Cafe dekat kampus yang biasanya dijadikan tempat nongkrong oleh mahasiswa disana. Saat Gempa menjelaskan semuanya pada kedua orangtuanya barulah mereka mengerti kalau Gempa ingin mengajak teman-temannya bertamasya entah kemana selama liburan.
Ketika Gempa meminta uang lebih, Ia berpikir kalau orangtuanya mungkin akan menambahkan Rp.100.000,00 saja, toh kedua orangtuanya sudah tahu kalau Gempa memiliki pekerjaan tetap dengan gaji yang cukup untuk biaya hidup Gempa. Alangkah kagetnya Gempa saat mengetahui uang tambahan yang ditransfer oleh kedua orangtuanya lebih dari 1,5 juta rupiah.
Rencana awal Gempa cuma mengajak teman-temannya piknik ke taman wisata, atau pergi ke tempat permainan yang mungkin hanya akan menghabiskan sekitar Rp. 1.500.000,00 saja untuk mereka bertujuh. Harganya murah, mereka semua puas.
Jujur saja Gempa berpikir keras, uang segini banyaknya mau dipakai apa. Setiap hari Gempa biasa makan pecel lele atau lalapan yang harganya murah meriah, kalau ingin makan yang agak mewah mungkin Gempa akan membeli sate dan gule di dekat kampusnya.
Yasudah, alangkah baiknya kalau Gempa bisa menabung uang ini, lumayan untuk jaga-jaga, siapa tahu bisa memberi teman-temannya angpao saat Lebaran, Gempa kasihan dengan Halilintar yang uangnya selalu habis karena dipinjam terus oleh Solar dan Taufan.
Yasudah sih, mungkin tidak ada salahnya melakukan hal macam ini sekali-kali.
Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Liburan singkat selama satu minggu penuh mereka akan dihabiskan di Vila milik keluarga Gempa yang berada di daerah pegunungan yang banyak objek wisatanya.
Glacier, sepupu Gempa dengan senang hati mau mengantar teman-teman kakak sepupunya.
Tepat jam 09.00 pagi Glacier sudah siap di depan kost-kostan tempat Gempa tinggal dengan mobil Mitsubishi Kuda milik keluarga besarnya.
Gempa keluar dari kamar kostnya dengan wajah berbinar, sebuah koper kecil Ia tenteng di tangan kanannya dan sebuah tas ransel berwarna hitam dengan aksen emas sudah menempel di punggungnya.
Teman-teman Gempa yang lain sudah menunggu di luar. Fokus pandangan Gempa bertumpu ke arah Halilintar yang menenteng tas laptop dan beberapa buah buku besar di tas kertas.
Ya Allah, ini gledek mau liburan atau mau kerja tapi pindah tempat.
"Hali, itu laptopnya buat apa?" Tanya Gempa sambil menunjuk ke arah tas laptop yang Halilintar bawa.
"Ah, ini, ada tugas tambahan dari dosen, dikumpul akhir minggu." Jelas Halilintar.
Yah- rencana Gempa mau ajak teman-temannya selama satu minggu ternyata tidak bisa berjalan selancar rencana awalnya.
"Yaudah, Lin. Kurang lebih tugasnya bisa selesai berapa hari?"
Halilintar memasang pose berfikir. "Ga lama kok Gem, mungkin dua hari kalau aku kerjain nya begadang." Jawab Halilintar polos.
Aduh anak hakiki ini. Gempa mah takut kalau gledek durjana ini selesai nugas malah sakit, mana Halilintar punya vertigo.
Yang bisa Gempa lakukan sekarang hanyalah berdoa, semoga liburan mereka selama seminggu ini lancar dan tentunya, tidak sengklek.
"SELAMAT DATANG SELAMAT BERBELANJA!"
Tuh, kan. Udah menggila aja, sampai tujuan aja belum.
Sekarang mereka mampir ke IndoApril dulu, beli jajan dulu. Ngga seru liburan tanpa jajan.
Baru masuk Taufan dan Blaze sudah koar-koar ngga jelas, meneriakkan slogan kasir IndoApril.
Solar langsung capcus ke tempat barang facial. Gempa sweatdrop waktu mengingat perkataannya kalau bakal mentraktir teman-temannya.
Kalau begini dia adanya bangkrut bukan senang.
"Geeem~ Thorn beli ini ya!"
Gempa menoleh ke arah sumber suara. Mata Gempa langsung keluar dari kerangka tubuhnya. Astafighrullah, Thorn borong permen.
"Thorn! Taruh lagi permennya! Sakit gigi nanti kamu!" Teriak Gempa sambil merebut sekantung permen di tangan Thorn itu.
Thorn mewek, ini ngga adil. "Kak Gem jaat! Dedek Thorn cuma mau permen doang!"
Aduh, jangan begini dong. Gempa ngga kuat dengan gaya ngambek Thorn, terlalu imut, ga bisa. Kalau seandainya Gempa tiba-tiba pingsan bagaimana, ya, ujung-ujungnya pasti susah.
Gempa menghela nafas kasar, "yasudah, Thorn ambil saja permennya. Jangan makan terlalu banyak, ya... Nanti gigi Thorn sakit." Kata Gempa.
Thorn loncat-loncat girang. "Yeeey! Makasih Kak Gem! Baik deh!"
Urusan Thorn selesai, tinggal yang lain. Takutnya, waktu lima setan yang lain ditinggal sawan nya kumat.
"Kalian sudah selesai?" Teriak Gempa sambil mengambil beberapa bungkus sandwich dan onigiri.
"Sudaah!" Balas yang lain antusias.
Gempa positive thinking, mungkin mereka belanja hal biasa seperti minuman dingin dan chips atau biskuit.
Alangkah terkejutnya Gempa saat melihat teman-temannya yang sudah menaruh belanjaan mereka di atas kounter kasir.
Halilintar dengan belasan kopi kalengnya, Blaze yang borong Ajinomoto, Solar dan produk skincare miliknya, Ice yang meluk boneka, serta Thorn yang mengambil permen serta cokelat kesukaannya.
'Astafighrullah,' batin Gempa. Hari ini dia benar-benar bangkrut, teman-teman durjana kenapa tidak ada satupun hal normal yang mereka ambil.
Oh, tunggu. Setelah diperhatikan hal yang diambil Taufan ternyata sangat normal. Dua bungkus sandwich, tiga onigiri, sebotol Iyemon dan sebungkus biskuit.
Jujur saja, Gempa terkejut. Diantara semua temannya, sifat Taufanlah yang paling nyentrik. Rasanya hampir tidak mungkin Taufan memilih makanan dan minuman normal.
"Hey, Gem! Aku bingung mau pilih apa karena ngga ada makanan keren, jadi yasudah, aku beli ini saja!"
Gempa menarik perkataannya. Taufan ternyata cuma bingung mau pilih makanan apa.
Ada saja teman macam ini. Sudah pada sengklek, tidak tahu malu, bahkan penuh kebegoan. Gempa bangga sekali, benar-benar bangga dengan teman macam mereka.
Sesampainya di villa, Halilintar langsung ambruk. Stamina Halilintar ambyar gaes, kayak pikiran positif author.
Yang lain sweatdrop, apalagi Gempa. Sudah minta duit, minta pinjam villa, eh- temannya sakit.
Sekarang Gempa mengutuk dirinya sendiri karena lupa kalau Halilintar adalah seorang workaholic yang terlalu memaksakan dirinya sendiri.
Tidak perlu susah-susah menggendong Halilintar, tubuh Halilintar sudah kurus jadi mudah...
... Untuk menyeretnya sampai kamar.
Yakali Gempa mau gendong Halilintar. Cuih, ga mau lah, gini-gini Gempa ngga mau gendong Gledek macam Halilintar. Yang lain juga, bantu kaga, baca Yasin iya. Gledek belom wassalam, jadi teman jangan begini.
Sepertinya liburan mereka sangat hepi.
Liburan mereka lancar, ya syukurlah.
Hari ini adalah hari terakhir liburan mereka, Halilintar sudah ok. Dia cuma anemia karena kelelahan, tenang saja.
Kemarin Halilintar pingsan lagi, kenapa? Salahkan Solar, karena ajakan Solar ke rumah hantu Halilintar koid di tengah jalan.
Untuk hari terakhir mereka mengunjungi perkebunan kedelai di dekat sana. Iya, tempat Malika dan kawan-kawannya tumbuh besar bersama.
Dari ujung sampai ujung isinya Malika. Bodoamat sama petani yang kerja disini, bintang utamanya Malika, petaninya cuma staff. Terus Gempa dan kawan-kawannya apa? Mereka karakter sampingan.
Kembali ke cerita, Trio Trouble maker sudah kabur entah kemana. Diantara semua Malika ini entah kemana mereka pergi.
"Hai Malika! Hai Malika! Apa kabar Malika?!"
Thorn menggila. Semua pohon kedelai Ia sapa. Menurut Thorn para Malika pasti mengerti karena mereka sama-sama makhluk hidup.
Taufan dan Blaze kejar-kejaran diantara para Malika. Gempa sudah teriak-teriak ke mereka, kalau semua Malikanya diinjak mereka, kecap Bango tidak bisa dibuat, kalau kecap Bango tidak ada, makan apa Halilintar di akhir bulan nanti.
Sementara itu Halilintar cuma bengong, bengong, bengong, dan bengong. Halilintar bengong diantara para Malika.
"Eh- Gem..." Kata Halilintar sambil menepuk pundak Gempa.
Gempa menoleh, "Iya Hali, ada apa?" Tanya Gempa.
"Anu- ada sesuatu..."
"Iya, bilang saja Hali..."
"Flashdisk tugasku ketinggalan di vila."
"..."
•End dengan indahnya•
apa ini
Note: Iyemon adalah merk teh hijau botolan Jepang yang terkenal disana. Iiro sendiri tahu Iyemon karena video nebak teh nya Mafu
Dan untuk onigirinya, iya. Di beberapa chain Indomaret onigiri dijual. Rasa kesukaanku Tuna Mayo sama Chicken Karaage.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro