92 »« The End of a Love Story
•
•
•
Setelah kepergian Arthur, Ayden kembali memfokuskan tatapannya pada Rafellia. Netra hitam yang selalunya tampak tajam itu kini menyendu. Mati-matian Ayden menahan air mata yang sedari tadi ingin menyeruak keluar. Tetapi tak terasa ...
... air mata itu kini tumpah.
Rasa sesak yang teramat sangat dirasakan oleh Ayden ketika melihat gadis yang sudah menjadi bagian penting dalam hidupnya itu terbujur kaku dengan tubuh bersimbah darah. Manik mata semerah delima itu sudah tidak bisa ia lihat lagi sekarang. Kedua kelopak mata itu telah tertutup rapat untuk selamanya.
Tangan Ayden terulur untuk menggenggam tangan dingin Rafellia. Mengecup punggung tangan sang gadis dengan bibir gemetar. Beribu kata maaf terucap dengan sangat lirih akibat rasa perih dalam dada sang pangeran mahkota. Ayden Hoover menatap penuh penyesalan pada wajah cantik Rafellia Reeves yang semakin memucat karena udara musim dingin di pagi hari.
Ayden telah kehilangan cintanya. Hidupnya. Belahan jiwanya.
Ayden telah kehilangan Rafellia.
"Maaf, Fellia. Maaf ..."
Air mata semakin deras mengalir dari manik hitam Ayden. Sang pangeran mahkota yang selalu tampak kuat dan tegar itu kini tak kuasa menahan segala rasa sakit karena kepergian sang gadis tercinta hingga menunjukkan sisi rapuhnya.
Ayden sungguh menyesal karena ia belum sempat menghabiskan banyak waktu dengan Rafellia. Ayden menyesal karena belum mengenal gadis itu lebih dalam, dan Ayden juga menyesal karena tidak memberitahu Rafellia kalau mereka adalah mate yang sudah ditakdirkan oleh Moon Goddess. Ayden juga menyesal karena sempat memiliki keinginan untuk me-reject gadis itu sebagai mate-nya.
"Maaf, Fellia. Aku sungguh minta maaf."
Ayden menggenggam tangan lentik itu dengan erat. Berusaha menyalurkan rasa sesak yang teramat sangat. Ingatannya seketika melayang pada setiap pertemuannya dengan Rafellia. Bibir yang selalu mengucapkan kata-kata tajam. Sikap defensifnya yang lucu. Manik merah delima yang memikat. Ayden merindukan semua itu dari gadis vampir yang sempat ia tolak keberadaannya tersebut.
Menyesal sekarang pun percuma.
Ayden sangat tahu akan hal itu.
• • »« • •
Kematian Rafellia Reeves menjadi pukulan berat bagi Revia Kingdom dan keluarga. Banyak penduduk Revia yang menyayangkan kematian Putri Rafellia kesayangan mereka. Bahkan banyak dari mereka yang rela dan berbondong-bondong datang ke Blindbell City untuk melihat jasad sang putri dengan membawa bunga mawar merah kesukaan Rafellia. Mereka meletakkan mawar-mawar itu di sekitar peti mati sang putri.
Ya. Jasad Rafellia Reeves memang ditempatkan di Blindbell City atas permintaan khusus dari Leander Jael yang berkata bahwa, beliau ingin menempatkan Putri Rafellia dalam pengawasannya. Selain itu, alasan lainnya juga karena Blindbell City adalah kota para leluhur vampir yang juga menjadi tempat asal muasal ditemukannya permata Sharpened Insignia.
Itulah kenapa, jasad Rafellia Reeves ditempatkan di kota para drakula tersebut.
Bagai racun, berita kematian Rafellia Reeves telah menyebar sampai ke berbagai penjuru negeri. Banyak sekali orang dari luar kerajaan yang datang ke Blindbell City untuk memberi penghormatan terakhir pada sang putri. Selama tujuh hari tujuh malam berturut-turut, bangunan sederhana yang menjadi tempat peristirahatan Rafellia telah ramai dikunjungi orang-orang.
Selama itu juga, Ayden tidak pernah sekalipun melepas pengawasannya dari sang putri yang terbaring cantik di dalam peti mati berbahan dasar kaca tersebut. Rafellia terlihat sangat cantik dengan balutan gaun putih polos panjang yang dipadukan dengan taburan kelopak bunga mawar merah segar di sekelilingnya itu. Siapapun pasti akan terpesona melihat kecantikan Rafellia Reeves.
Namun sayang, gadis cantik itu telah meninggal dunia.
Yang tersisa hanyalah raga tanpa jiwa.
Kematian yang menimbulkan luka mendalam pada orang-orang terdekat gadis itu. Kematian yang akhirnya ditetapkan sebagai simbol pengorbanan serta perdamaian antara bangsa vampir dan serigala. Karena setelah meninggalnya Rafellia Reeves, kedua ras terkuat tersebut sadar, bahwasannya permusuhan yang terjadi di antara mereka memanglah yang terburuk dari segala hal. Peperangan itu tidak seharusnya terjadi apabila mereka bisa saling bekerja sama dan menekan ego masing-masing demi perdamaian negeri.
Namun, menyesal sekarang pun juga percuma. Kematian Rafellia bukan satu-satunya luka yang mereka terima. Hancurnya sumber daya alam dan tewasnya sebagian besar prajurit juga menjadi pukulan berat bagi mereka.
Peperangan yang terjadi dalam rentang waktu yang terbilang singkat itu telah menewaskan 15.000 orang dan sisanya mengalami luka-luka. Bahkan banyak prajurit yang juga berpotensi akan mengalami kelumpuhan selama sisa hidup mereka.
Miris, bukan?
Hanya karena sebuah permata, dua kerajaan besar seperti Revia dan Heamore bisa saja hancur jika perang tidak segera dihentikan. Kemenangan memang berada di tangan Kerajaan Revia, tapi apakah mereka merasa senang karena hal itu?
Jawabannya adalah tidak.
Kemenangan itu tak berarti saat ada banyak darah yang tumpah karenanya. Kemenangan itu tak lagi berarti ketika ada banyak air mata yang jatuh karena akhirnya ditinggalkan oleh orang tercinta.
Peperangan yang merenggut banyak korban jiwa itu menjadi akhir dari kisah cinta di antara dua sejoli dengan perbedaan ras yang begitu kuat.
Vampire and Werewolf.
Keduanya sama-sama kuat.
Hingga setitik rasa cinta pun bisa menjadi boomerang bagi mereka yang tengah mengalaminya.
Ayden Hoover dan Rafellia Reeves adalah bukti nyata, bahwasannya cinta tidak selalu berada di atas segalanya. Kadang kala, cinta justru harus mengalah demi perdamaian dunia.
Kisah cinta keduanya memang berakhir tragis, tapi kisah cinta ini akan tetap melekat dalam hati orang-orang yang menjadi saksi nyata bagaimana kebencian telah mengubah pandangan seseorang hingga menjadi cinta.
Ayden Hoover yang awalnya menolak ketentuan takdir karena dipasangkan dengan Rafellia Reeves, kini justru menyesal karena gadis itu telah pergi selama-lamanya dari hidupnya. Ayden Hoover yang pada awalnya juga membenci ikatan takdir dengan Rafellia Reeves, kini menyesal karena belum sempat menghabiskan banyak waktu dengan gadis yang sudah mengubah kebenciannya menjadi rasa cinta tersebut.
Ayden menyesal.
Sangat menyesal
Jika saja takdir berbaik hati padanya, ia ingin sekali bisa dipertemukan lagi dengan Rafellia.
Meskipun dalam kehidupan selanjutnya.
Ia rela.
Meski nantinya ia akan lupa dan harus memulai semuanya dari awal.
Ayden benar-benar rela.
Demi bisa bersama Rafellia dan menebus semuanya.
•
•
•
- T H E - E N D -
Terima kasih untuk kalian semua yang telah mengikuti cerita ini dari awal sampai akhir🙏🏻
Maaf banget kalau endingnya mungkin nggak sesuai ekspektasi kalian, tapi dari awal ...
... kisah ini memang akan berakhir setelah perang besar yang kembali terjadi di antara Revia Kingdom dan Heamore Kingdom yang mengakibatkan kematian pada Rafellia Reeves.
Sekali lagi aku ucapkan maaf dan terima kasih.
Sampai jumpa di seri keduanya (kalau ada)🤣🙌🏻
Ada aja kalau akunya mau:v
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro