Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

72 »« Decisions and Consequences



Katakan saja kalau ia nekat. Rafellia sudah tidak peduli lagi. Jika Kieran Hartwell memang menginginkan permata ini, maka ia tidak akan ragu untuk melawan pria itu dan memukulnya mundur. Ia tidak akan membiarkan Sharpened Insignia jatuh ke tangan Kieran.

Rafellia mempercepat langkah kakinya dan berlari membelah jalanan bersalju pada malam itu untuk mengikuti jejak Ayden dan Aeric yang sedang menuju ke desa Grassvalley. Ia sudah menyamarkan aroma tubuh dan hawa keberadaannya agar kedua Pangeran Hoover itu tidak menyadari kalau ia mengikuti mereka.

Dengan jarak 25 meter dari keduanya, Rafellia yakin kalau keberadaan dirinya tidak akan disadari oleh mereka. Selain itu, ia juga sudah mengirim telepati pada Raven agar sepupunya itu segera menyusul. Rafellia yakin, kalau Raven pasti sedang mengumpatinya sekarang karena membuat dia panik dan cemas.

Namun, mau bagaimana lagi. Ini benar-benar di luar prediksi.

Kieran Hartwell justru sudah melakukan penyerangan sebelum mereka sempat bertindak dan menjalankan rencana yang telah disusun oleh Ayden. Meskipun mereka memang tidak seharusnya ikut campur, tapi Rafellia tidak bisa tinggal diam saat ada orang lain yang menjadi korban.

Permata itu.

Rafellia yakin kalau Kieran pasti menginginkan permata itu, dan semua pemberontakan yang dia lakukan hanyalah berupa ancaman dan pengecoh saja. Tetapi jika memang benar begitu, itu sudah sangat keterlaluan. Ia jadi teringat dengan pertemuan Kak Raveena dan Kieran waktu itu di bar. Kakak sepupunya itu dengan jelas berkata kalau Kieran ingin membunuhnya.

Memang. Raveena Reverie sempat bertanya pada Rafellia tentang maksud perkataan Kieran saat itu. Akan tetapi, Rafellia sama sekali tidak menjawabnya dan justru malah berpura-pura tidak tahu akan maksud perkataan Kieran.

Apakah jika saat itu aku mengatakan yang sejujurnya bahwa permata Sharpened Insignia ada padaku, Kak Raveena dan Raven akan percaya?

Seandainya jika aku berkata jujur sedari awal tentang keberadaan permata itu, apakah semua orang akan percaya jika benda itu ada di dalam tubuhku?

Hahaha!

Jangan bercanda, Fellia.

Di dunia ini, tidak semua orang bisa dipercaya untuk menyimpan rahasia. Bahkan Creigren Brec dan Leander Jael saja pasti membutuhkan niat dan tekad yang kuat hingga bisa menyimpan rahasia ini rapat-rapat selama tujuh belas tahun lamanya.

Benar. Tujuh belas tahun telah terlewati tanpa siapapun tahu tentang keberadaan permata berkekuatan dahsyat tersebut. Lantas, apakah tujuh belas tahun itu akan berakhir sia-sia jika bermata tersebut berhasil ditemukan dan diambil oleh orang seperti Kieran Hartwell?

Tentu saja tidak.

Hanya kehancuran dunia yang akan terjadi setelahnya jika Kieran Hartwell berhasil mendapatkan permata itu.

Ya, Fellia yakin.

Untuk itulah ia harus mencegah pria itu melakukan hal-hal yang akan merugikan banyak orang tidak bersalah. Dengan atau tanpa bantuan Ayden Hoover. Ia pasti bisa menangkap Kieran Hartwell.

"Kau tidak akan melakukannya sendiri, Fellia."

Rafellia tersentak dan spontan menolehkan kepalanya dengan cepat ke arah Ravendale Ratliff. Entah sejak kapan sepupunya itu sudah ada di sana dengan cengiran lebar menyebalkannya.

"Raven, kau-"

"Hm? Apakah perkataanku salah?"

"Tidak. Hanya saja-"

"Hanya saja kenapa aku bisa tahu apa yang kau pikirkan?" Raven terkekeh dan menjentikkan jarinya kemudian. "Kau lupa kalau aku ini adalah sepupu tersayangmu? Aku sangat mengenalmu, Fellia. Kau itu adalah tipe orang yang cuek, tapi sebenarnya sangat peduli pada orang-orang di sekitarmu." Senyuman Raven mengembang. Senyum yang selalu membuat Rafellia tenang saat menatapnya.

"Ambisi dan tekadmu yang ingin menyelamatkan orang-orang tidak bersalah itu bisa kulihat dengan jelas." Senyuman Raven itu kini berubah menjadi seringaian. "Tapi aku setuju dengan Pangeran Serigala itu, kita tidak seharusnya ikut campur."

Brug!

Rafellia Reeves seketika pingsan di tempat setelah mendapatkan pukulan keras pada tengkuknya yang dilakukan oleh Ravendale Ratliff.

"Maaf, Fellia. Tapi aku tidak akan membiarkanmu terlibat dalam bahaya lagi. Kau terlalu gegabah." Raven menghela napas sebelum mengangkat tubuh lemas sang sepupu dan membawanya dalam gendongan. "Ck! Lagian kenapa kau keras kepala sekali, sih? Bukannya aku tadi menyuruhmu untuk langsung pulang setelah berbicara dengan Pangeran Ayden?"

• • »« • •

"Jadi, adakah dari kalian yang keberatan dengan ketiga poin yang telah kusebutkan tadi?"

Ayden menatap satu per satu para anggota inti dari ketiga pack besar yang ada di sana dengan tatapan menuntut. Aura dominan Ayden Hoover membuat mereka tidak bisa berkutik selain menyetujui keputusan sang pangeran mahkota. Helaan napas pasrah dan gelengan kepala pertanda tidak adanya dari mereka yang keberatan dengan ketiga poin tersebut menjadi penyebab timbulnya seringai misterius dari bibir sang pangeran mahkota.

"Baiklah. Jika tidak ada yang bersuara, aku anggap kalian semua setuju dengan keputusanku terkait tiga poin di atas."

Ayden berdiri dari sofa dan memberikan kode mata pada kedua adiknya. Arion dan Aeric yang paham akan kode mata tersebut langsung berdiri dan berjalan keluar ruangan bersama-sama.

"Ed! Bagi mereka menjadi beberapa kelompok. Aku ingin kau yang memimpin mereka untuk mengurus pembangunan ulang Grassvalley," titah Ayden kemudian pada sang tangan kanan, Edge Rex.

Edge Rex yang diberi perintah hanya mengangguk dan menunduk hormat pada Ayden setelahnya. "Siap, kau tenang saja."

Ayden mengangguk, lantas ikut pergi keluar ruangan untuk menyusul kedua adiknya. Rapat darurat yang diadakan di rumah kepala desa itu memang tidak memakan waktu lama. Itulah kenapa, para anggota inti dari ketiga pack besar tersebut memilih untuk langsung keluar dari ruang tamu sang kepala desa Grassvalley. Tentunya setelah mengucapkan terima kasih pada sang pemilik rumah.

Drap! Drap! Drap!

Semua orang tampak sibuk dengan kegiatan masing-masing. Ada yang tengah sibuk membantu menyiapkan makanan bagi para warga. Mengobati salah satu warga yang terluka, juga mencatat keperluan pembangunan ulang desa Grassvalley yang dilakukan oleh para anggotanya.

Ayden menatap keseluruhan pemandangan itu dengan netra hitamnya. Hingga tatapan Ayden jatuh pada Aeric dan Arion yang berdiri beberapa meter di depan sana dengan jubah hitam mereka. Kedua adiknya itu tampak sudah siap untuk pergi menjalankan misi.

Ya, memang. Alasan Ayden meminta Aeric dan Arion keluar lebih dulu dari rapat darurat di rumah kepala desa tadi adalah karena ia memiliki tugas lain untuk kedua adiknya. Ia ingin Aeric dan Arion turun langsung untuk mencari Kieran sekarang juga. Sementara ia akan kembali ke ibukota untuk memberikan laporan pada sang ayah selaku Raja Heamore. Sekaligus meminta persetujuan dengan mengerahkan seluruh anggota pack untuk mencari keberadaan Kieran di seluruh wilayah Heamore.

Ayden tidak bisa menunggu untuk itu.

Maka dari itu, ia meminta Aeric dan Arion untuk bergerak lebih dulu. Karena Kieran dan anak buahnya pasti masih belum terlalu jauh dari lokasi kejadian. Memang, agak sedikit terlambat jika mereka mengejarnya sekarang, tapi ...

... takdir tidak ada yang tahu, bukan?



Iya, emang telat.
Harusnya kalian tuh nggak perlu nunggu perintah dari Ayden. Kalo emang lagi darurat, ya udah kejar! Hajar sekalian!

Haduhh🤧

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro