Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

55 »« Effects of a 1.5-minute Kiss



Hoover Mansion, Ayden's Room.

"Kenapa kau melakukannya, Axel?"

Aku tidak bisa menahan diri, Ayden. Lagipula, aku juga tidak sepenuhnya mengambil kesadaranmu, 'kan? Kau juga bisa merasakan betapa memabukkannya ciuman singkat itu. Aku jadi ingin merasakannya lagi.

Dasar gila!

Ingin rasanya Ayden berkata demikian pada sosok serigala dalam dirinya itu. Ya, memang Axel yang memulai ciuman tersebut pada awalnya. Tetapi tak bisa dipungkiri, ia juga menikmati ciuman singkat dengan gadis vampir itu. Berada dekat dengan Rafellia Reeves benar-benar bisa membuat seorang Ayden Hoover keluar dari karakter aslinya.

Saat ini, Ayden sudah berada di mansionnya. Setelah membiarkan Rafellia pergi, Ayden juga memutuskan untuk segera pergi dari kawasan Virfield Grove. Bayang-bayang ciuman singkat itu masih saja berputar-putar di otak Ayden bagai kaset rusak. Malam yang kini sudah berganti pagi tak membuat Ayden Hoover beranjak dari balkon kamarnya.

Ada banyak hal yang tengah dipikirkan oleh sang pangeran mahkota. Tentang takdir yang ditentukan padanya, ritual rejection-yang entah kenapa ia jadi ragu untuk melakukannya, rencana Kieran yang masih menjadi misteri, lalu perjodohannya dengan Putri Lucianne.

Jujur saja, Ayden sekarang jadi merasa kurang respect dengan putri dari Kerajaan Zamora tersebut. Jika saja sang putri tidak membahas tentang Rafellia di ruang makan waktu itu, apakah akhirnya akan tetap seperti ini?

"Apa yang sedang Anda pikirkan, Pangeran?"

Ekor mata Ayden seketika melirik ke arah sosok perempuan yang baru saja ia pikirkan. Lucianne dengan gaun tidurnya berdiri di samping Ayden sekarang. Spontan Ayden menoleh ke arah pintu kamarnya yang terbuka.

"Pintunya terbuka lebar, jadi saya masuk. Tidak masalah, 'kan?"

Hening.

Tidak ada respon apapun dari Ayden. Bibir laki-laki itu terkatup rapat. Malas meladeni sang putri yang kini mulai berceloteh banyak hal, dan tidak ada satupun yang ditanggapi oleh Ayden. Sampai-sampai Lucianne jadi merasa kesal sendiri karena diabaikan.

"Sebenarnya apa hubungan Anda dan Putri Rafellia? Kenapa Anda bersikap seperti ini pada saya hanya karena gadis vampir itu, Pangeran?"

Pertanyaan bodoh.

Axel berujar remeh.

Sementara Ayden terdiam. Sedikit memaklumi kenapa Axel langsung menyela demikian dalam pikiran. Akan tetapi, tidak mungkin juga ia mengatakan kalau Rafellia Reeves adalah mate-nya pada Lucianne. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi ke depannya, dan ia juga tidak bisa mempercayai Lucianne sekarang.

Jadi Ayden lebih memilih tidak menjawab pertanyaan sang putri.

"Ah, bagaimana kalau saya pergi menemui Putri Rafellia dan bertanya langsung padanya tentang hubungan kalian?"

"Apa maksudmu?"

"Pangeran tidak menjawab pertanyaan saya, jadi saya akan bertanya langsung pada Putri Rafellia. Ada yang salah?"

Ayden menatap netra keemasan Lucianne dengan penuh ancaman. Kamar bernuansa gelap milik sang pangeran mahkota itu jadi terasa menegangkan saat Ayden mulai mendekatkan wajahnya pada sang putri. Menelusuri wajah cantik tanpa noda Lucianne Zamora dengan pandangan menusuk dan tajam.

"Dengar ini baik-baik. Aku tidak peduli dengan apapun yang akan kau lakukan, tapi ingatlah ... aku sangat benci dengan seseorang yang terlalu ikut campur dalam urusanku."

Ayden menjauhkan wajahnya dan meminta Lucianne keluar dari kamarnya dengan kode gerakan tangan. "Pintu kamarku sedang terbuka lebar, jadi cepatlah keluar sebelum aku benar-benar kehabisan stok kesabaran."

Lucianne menggertakkan giginya sebelum keluar dari kamar Ayden dengan penuh kekesalan. Baru kali ini ia merasa benar-benar dipermalukan oleh seorang laki-laki. Para lelaki di luar sana banyak yang memujanya, tapi kenapa Ayden tidak? Apa yang kurang dari dirinya? Ia sudah berusaha sebaik mungkin agar perjodohan ini berhasil, tapi kenapa Ayden tidak melakukan hal yang sama? Selama sebulan terakhir pendekatan, Ayden bahkan sama sekali tidak berusaha mendekatkan diri padanya juga jika bukan ia yang memulai.

Kenapa Lucianne merasa ... kalau hanya ia sendiri yang berjuang dalam hubungan mereka?

Wush!

Embusan angin malam yang kuat cukup membuat Lucianne menyesal karena tidak membawa mantel saat keluar dari kamarnya. Ia justru hanya memakai gaun tidur berkain tipis tanpa menggunakan alas kaki untuk berkeliling Hoover Mansion dan mendapati pintu kamar Ayden masih terbuka saat itu. Ia tidak bisa tidur dan memutuskan untuk berkeliling sejenak. Lucianne juga tidak tahu, apa yang membuat sang pangeran masih terjaga di sepertiga malam terakhir dan hanya menatap gelapnya pemandangan luar mansion dari balkon kamarnya.

Yahh ... sang putri hanya tidak tahu saja bahwa sang pangeran mahkota baru saja mencuri ciuman pertama dari seorang gadis vampir yang selalu menjadi titik perdebatan mereka akhir-akhir ini.

Rafellia Reeves.

• • »« • •

Reeves Mansion, Rafellia's Room.

Tidak jauh berbeda dengan sang adam, sang hawa pun sepertinya jadi tidak bisa tidur sejak ciuman pertamanya dicuri begitu saja di bawah langit Virfield Grove tengah malam tadi.

Rafellia dengan gaun satin berwarna biru gelap itu menatap pemandangan malam dari balkon kamarnya. Tatapan gadis itu tampak menerawang. Sesekali, pipi ranum itu juga akan menunjukkan rona merahnya dan sang gadis akan merasa kesal kemudian. Ingatan saat bibir Ayden menempel dengan sempurna di atas bibirnya membuat Rafellia jadi malu dan kesal sendiri.

Lagipula, apa-apaan dia?!

Bagaimana bisa seorang pangeran mahkota mencuri ciuman seorang gadis remaja tanpa izin dari sang empunya begitu?!

"Hah ..."

Rafellia menghela napas untuk yang kesekian kali. Kemudian menyentuh bibirnya dan kembali teringat akan ciuman 1,5 menit dengan Ayden. Wajah Rafellia seketika kembali memanas sampai ke telinga gadis itu yang ikutan memerah. Dinginnya udara malam menjelang pagi itu tak membuat sang gadis vampir kedinginan. Yang ada, Rafellia malah merasa kepanasan karena efek euphoria yang tengah ia rasakan.

Satu setengah menit yang memabukkan.

Ya, Rafellia tidak bisa menyangkal kalau ia juga menyukai ciuman itu. Hanya saja ... kenapa harus Ayden Hoover yang mencuri ciuman pertamanya?!

Kenapa harus Ayden?

Apa sebenarnya yang dipikirkan laki-laki serigala itu sampai mencuri satu ciuman darinya?

Jujur, Rafellia benar-benar dibuat bingung sekarang.

Apakah Sang Pangeran Hoover itu menyukainya?

Rasanya juga tidak mungkin.

Lantas kenapa?

Kepala Rafellia benar-benar dipenuhi dengan banyak pertanyaan sekarang. Ia juga sedikit menyesal karena pergi begitu saja tanpa meminta penjelasan apapun pada sang pangeran. Well, ia hanya bingung. Pertemuan mereka tidak pernah berjalan mulus dan selalu berakhir dengan perdebatan.

Jadi, apa maksud Ayden menciumnya?

Kenapa sang pangeran menciumnya?

Kenapa juga ia jadi sangat kepikiran dengan ciuman singkat itu?

"Argh!"

"Lama-lama aku bisa gila."

"Lebih baik aku tidur sekarang."



Awkwk, jadi frustasi banget mereka berdua🤣

Btw, tolong tinggalkan jejak berupa vote & comment dong biar aku makin semangat nulisnya🙌🏻

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro