47 »« Rumors in Peripheral Village
•
•
•
Berada jauh dari rumah seorang diri dan menginap semalaman di tempat asing seperti ini merupakan pengalaman baru bagi Rafellia Reeves. Ia baru saja terbangun dari tidur nyenyaknya di Celestial Motel. Tadinya hendak pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri, tapi ketukan pintu dan suara panggilan Jacob Rapheal di luar sana membuat ia mengurungkan niat. Ia memilih beranjak dari atas ranjang yang hanya muat untuk satu orang tersebut, merapikan penampilannya sejenak, dan barulah ia membuka pintu.
Ceklek!
"Ohh? Kau sudah bangun? Kukira masih tidur," kata Jacob dengan senyum lega yang terukir di bibir tebalnya.
Rafellia menatap penampilan sahabatnya yang sudah tampak segar. Berbeda dengan dirinya yang bahkan belum sempat pergi ke kamar mandi untuk bebersih. "Aku baru saja bangun, Jack. Aku bahkan belum mandi." Gadis yang pagi itu menggunakan gaun satin biru polos pemberian sang pelayan motel hanya tersenyum kikuk saat sang sahabat meneliti penampilannya dari atas ke bawah.
Jacob seketika terkekeh kala mendengar pengakuan Fellia yang blak-blakan. Tentu saja ia tahu kalau gadis itu belum mandi. Semua itu sudah tergambar jelas dari penampilan Rafellia yang masih berantakan-meskipun ia tahu kalau gadis itu pasti sudah sedikit merapikan penampilan sebelum membuka pintu kamar untuk menemuinya.
"Ya sudah. Cepatlah mandi. Aku akan menunggumu di depan motel. Waktuku tidak banyak, kau tahu?"
Rafellia mendengkus sebelum mengangguk singkat dan menutup pintu kamarnya kemudian. Ia harus segera bebersih dan bersiap. Karena perkataan Jack memang benar, waktu mereka tidak banyak. Jika ia ingin menghabiskan waktu dengan sahabatnya itu, maka ia harus cepat bersiap-siap.
Tidak membutuhkan waktu lama bagi Rafellia untuk mandi jika dalam keadaan terburu-buru seperti ini. Dua puluh menit saja cukup untuk ia mandi dan berganti pakaian. Rafellia kembali memakai pakaiannya semalam, karena ia sama sekali tidak membawa pakaian ganti. Sebab semua hal yang terjadi benar-benar di luar kendalinya. Ia kira, ia akan langsung pulang setelah bertemu dengan Jack di Redglen Harbor semalam. Mengingat Jack memang tidak pernah singgah berlama-lama di Kerajaan Revia.
Akan tetapi, sungguh mengejutkan bagi Rafellia saat laki-laki itu justru mengajaknya mencari penginapan untuk bermalam dan mengatakan kalau dia masih punya waktu sampai siang. Tentu saja Rafellia Reeves tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Sebisa mungkin ia akan menghabiskan waktunya untuk bersenang-senang dengan Jacob Rapheal sebelum laki-laki itu kembali ke wilayah asalnya.
"Jack, aku sudah siap. Kita akan pergi ke mana?" Rafellia bertanya setelah tiba di depan Jacob yang sedang duduk menunggunya di halaman depan motel.
Tatapan Jacob Rapheal terpaku pada penampilan Rafellia Reeves yang terlihat lebih cantik dan menawan pagi itu. "Fellia, aku baru sadar kalau kau secantik ini. Kau berdandan, ya?" kata Jacob tanpa mengalihkan tatapannya dari sang sahabat perempuan yang berdiri menjulang di depannya.
Rafellia mengerutkan kening, sedikit sangsi saat mendengarkan pujian yang keluar dari bibir Jacob. "Apa maksudmu? Aku selalu berpenampilan seperti ini biasanya. "
"Iya. Kau selalu cantik, Fellia."
"Berhentilah memujiku, Jack. Atau kita akan benar-benar kehilangan banyak waktu." Rafellia berujar sembari bersedekap. Pupil merahnya menatap lurus ke arah Jacob Rapheal yang tengah terkekeh geli karena berhasil menggodanya. Ayolah! Semua orang juga tahu kalau Putri Rafellia kita yang satu ini sangat tidak akrab dengan yang namanya pujian.
"Baiklah-baiklah. Ayo kita habiskan waktu dan bersenang-senang!" seru Jacob dengan seringai lebar yang terukir di bibirnya. Jacob Rapheal berdiri dari posisi duduknya dan meraih pergelangan tangan kanan Rafellia Reeves untuk ia gandeng. Lalu keduanya berlari meninggalkan halaman Celestial Motel dengan cepat. Saking cepatnya, mereka jadi menimbulkan embusan angin yang cukup kuat di sana.
Desa yang ingin dikunjungi oleh Jack dan Rafellia berada di sebelah Barat Redglen Harbor. Jaraknya sekitar 1,5 km jika ditempuh dengan berjalan kaki. Desa yang sebagian mata pencaharian penduduknya adalah seorang petani itu hanyalah desa kecil. Bahkan masyarakat yang tinggal hanya sekitar 50 orang saja. Membuat desa yang bernama Peripheral Village itu sangat cocok menjadi tempat jajahan Jacob dan Rafellia.
Setelah menempuh jarak 1,5 km dengan berlari, kini sampailah Jack dan Rafellia di gerbang Desa Peripheral. Jajaran pagar kayu dengan tinggi sekitar 2 meter menyambut keduanya. Suasana desa tampak sepi, hanya ada beberapa warga yang tampak sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing di depan rumah.
Ada seorang nenek yang sedang menumbuk padi dengan lumbung. Kemudian menjemur nasi basi di atas loyang besar. Juga ada dua orang anak kecil yang berlarian ke sana-kemari untuk menghindari kejaran ibunya. Tanpa sadar, sudut bibir Rafellia terangkat kala melihat pemandangan sederhana tersebut. Karena ia tidak akan menemukan pemandangan seperti itu di dalam kastil.
"Permisi, Nek. Kami adalah seorang pelancong. Bisakah Anda menunjukkan pada kami di mana letak sumur abadi?"
Sumur Abadi? Aku baru tahu ada tempat seperti itu di desa kecil ini.
Rafellia menatap interaksi Jack dan nenek-nenek tersebut dengan rasa ingin tahu yang mendalam. Rafellia bahkan baru menyadari kalau Jack telah melepaskan genggaman tangan mereka saat laki-laki itu sudah tak berdiri di sampingnya.
"Ahh! Kalian pasti datang karena ingin meminta berkat dari Sumur Abadi. Ikuti saja jalan setapak ini, lalu belok kanan saat ada pertigaan dan berjalanlah sekitar 50 meter ke arah Barat. Kalian akan menemukan sumur itu di sana."
"Baiklah. Terima kasih arahannya, Nek!"
Jacob Rapheal mengulas senyum manis pada nenek-nenek yang tengah asik menumbuk padi tersebut sebelum berpamitan pergi. Lalu tanpa menjelaskan apapun pada Rafellia, Jacob langsung saja menarik tangan gadis itu dan berjalan mengikuti jalan setapak sesuai arahan dari nenek tua tadi.
"Jack, sebenarnya kau akan membawaku ke mana? Sumur Abadi? Tempat seperti apa itu?" Rafellia yang tidak tahan, segera saja melontarkan berbagai pertanyaan yang terus bersarang di otaknya. Bukankah mereka akan menghabiskan waktu dan bersenang-senang? Lantas kenapa Jack malah membawanya ke sumur?
Setidaknya, itulah hal yang tengah dipikirkan oleh gadis vampir dengan jubah hitamnya tersebut.
"Sumur Abadi, Fellia. Masa kau tidak tahu rumor yang beredar tentang sumur itu?"
Rafellia menggeleng. Pertanda bahwa gadis itu benar-benar tidak tahu dengan rumor yang Jacob maksud.
"Baiklah. Aku akan menceritakan rumor itu setelah kita sampai di lokasi Sumur Abadi, nanti."
•
•
•
Wahh! Kira-kira rumor seperti apa ya, yang beredar tentang sumur abadi?
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro