18 »« Kieran and His First Target
•
•
•
Kieran Hartwell.
Sebagian orang di Heamore Kingdom mungkin tidak kenal dengan Kieran. Karena keberadaannya pun telah lama menghilang. Akan tetapi, Kieran tidak benar-benar menghilang, laki-laki itu ada dan tengah bersembunyi saat ini. Menunggu saat yang tepat untuk melancarkan balas dendam terhadap mereka yang telah membuangnya.
Rahang yang tegas, tatapan mata yang tajam, rambut hitam pekat dengan potongan tipis, lalu bekas jahitan di dagu. Jika kalian bertemu laki-laki dengan ciri fisik di atas, bisa jadi itu adalah Kieran Hartwell. Anak angkat Keluarga Hoover yang dibuang karena mencoba membunuh sang putra mahkota.
Kieran bisa ditemukan di tempat-tempat hiburan seperti bar dan rumah bordil. Karena di tempat seperti itulah Kieran bekerja untuk menyambung hidup. Entah sebagai pelayan atau barista yang menyediakan minuman bagi pembeli.
Akan tetapi, kalian tidak akan menemukannya di Heamore Kingdom. Karena di Revia Kingdom lah Kieran berada sekarang. Ya, di wilayah para vampir haus darah. Ia menyamar dan bekerja sebagai bartender di The Crowbar. Tempatnya berada di pinggiran Kota Revia, cukup terpencil juga. Yang berkunjung ke sana kebanyakan adalah orang-orang dari luar Kota Revia. Ada juga beberapa perantau dari luar Kota Revia, yang pastinya tidak mudah untuk bisa masuk ke dalam kota. Mengingat penjagaannya yang sangat ketat.
Kieran termasuk orang yang beruntung karena bisa memasuki Kota Revia dan berhasil menyembunyikan identitasnya sebagai werewolf. Kieran memasuki Kota Revia bukan tanpa tujuan, laki-laki itu memiliki sebuah tujuan besar.
Salah satunya adalah dia, yang baru saja memasuki bar sembari bersiul kecil.
Ravendale Ratliff.
Sang Pangeran Revia dari Keluarga Ratliff.
Sudah sekitar seminggu terakhir Kieran terus saja memantau sang pentolan Kerajaan Revia itu, dan baru dua hari ini Ravendale Ratliff mengunjungi The Crowbar. Entah untuk minum-minum, atau sekadar berkumpul bersama teman-temannya. Yahh, tidak bisa dikatakan sebagai teman juga karena Raven hanya menyapa dan mengobrol dengan mereka sebentar.
Raven adalah langkah awal Kieran untuk mencapai tujuan utamanya. Laki-laki yang usianya empat tahun lebih muda darinya itu adalah kunci pertama. Laki-laki dengan segudang misteri itu adalah target Kieran saat ini.
Tentu saja tidak mudah bagi Kieran untuk mendekat dan mengorek informasi dari sang pangeran. Karena Raven begitu pintar dan licik. Dibalik senyum ramah dan tingkah konyolnya itu, ada seribu rahasia yang disembunyikan.
"Segelas anggur untuk Sang Pangeran Revia." Kieran menyodorkan satu gelas anggur pada Raven, meletakkannya di atas meja dan memberikan senyum tipis setelahnya.
Raven membalas senyuman itu dengan hangat, hingga kelopak matanya menyipit karena tersenyum. "Terima kasih, padahal aku belum memesannya. Duduklah, temani aku minum. Ohh ya, siapa namamu?"
Kieran menyeringai lebar sebelum mendudukkan dirinya di depan Raven. Laki-laki yang masih memakai seragam ala baristanya itu tanpa ragu menyodorkan tangan kanan pada sang pangeran seraya berujar, "Hartwell. Anda bisa memanggil saya Tuan Hartwell."
"Baiklah, Tuan Hartwell." Raven tertawa kecil. "Sudah berapa lama Anda bekerja di sini?"
"Saya merupakan pegawai baru, Pangeran. Baru sekitar sebulan saya menyambung hidup di Bar ini." Kieran berkata jujur tentang itu. Ia memang baru sebulan bekerja di The Crowbar sebagai bartender. Setelah sebelumnya merantau ke sana-kemari sembari mencari anggota tambahan untuk pack-nya, Jade Rags Pack.
"Ah, begitu rupanya. Pantas saja aku tidak pernah melihatmu di sekitar sini sebelumnya."
Kieran hanya menunjukkan senyum palsunya pada sang pangeran. Bar tidak begitu ramai pada sore ini, jadi ia bisa sedikit bersantai disela-sela kerja. "Saya bekerja dari sore hingga malam, Pangeran. Untuk selebihnya, saya hanya.akan berada di rumah seharian. Kalau bosan, saya akan pergi berburu rusa di hutan."
Kilatan antusias langsung terlihat di netra Ravendale Ratliff ketika mendengar kata 'berburu' dari lawan bicaranya. "Berburu? Woahh, aku juga suka berburu! Bagaimana kalau kita berburu bersama besok?"
Gotcha! Kena kau.
"Tentu saja, Pangeran. Saya akan sangat terhormat bila Pangeran mau berburu bersama saya."
"Okey, kalau begitu ... aku akan menunggumu di gerbang kerajaan besok pagi sekitar pukul enam. Jangan sampai terlambat, ya!"
Kieran mengangguk dan tersenyum. Senyum penuh arti yang tentunya tidak akan disadari oleh Ravendale Ratliff. Senyum yang memiliki seribu rencana dibaliknya.
"Silakan diminum lagi anggurnya, Pangeran. Saya senang bisa berbicara dengan santai seperti ini bersama Anda."
Raven hanya menurut saja. Laki-laki itu kembali menyeruput cairan merah keunguan tersebut sembari terus bercerita, dan Kieran hanya mendengarkan dalam diam. Sesekali ia juga akan menimpali agar percakapan terus berjalan.
Terus seperti itu hingga Raven pergi dari The Crowbar setelah puas berbincang-bincang dengan Kieran dan menghabiskan beberapa gelas anggur.
• • »« • •
Sepulangnya dari The Crowbar, Raven tidak langsung kembali ke mansionnya. Melainkan pergi ke Reeves Mansion untuk menengok sang sepupu, Rafellia Reeves. Langit mendung di atas sana tidak menurunkan semangat Ravendale Ratliff untuk mengunjungi sang sepupu tercinta. Berbekal satu kotak persegi panjang berukuran sedang yang berisi kue-kue kering, Raven berjalan santai menyusuri jalanan Kota Revia sambil bersenandung pelan.
Sesekali ia juga akan menyapa para penduduk yang kebetulan berpapasan dengannya, atau menggoda para gadis dengan pujian dan gombalan maut andalannya. Lalu setelah itu, ia akan menjadi sorak-sorakan para gadis tersebut tentunya, hahaha. Sesederhana itu hal yang bisa membuat seorang Ravendale Ratliff senang. Kehidupan damai dan bahagia, itulah yang ia maksud.
"Lohh?! Raven? Kenapa kau kembali ke sini? Bukannya tadi pagi aku sudah menyuruhmu pulang?" Rentetan pertanyaan itu menyambut kedatangan Raven yang baru saja memasuki halaman depan Reeves Mansion.
Raven yang semula tersenyum senang, kini langsung merengut dan berdecak tak suka saat sang sepupu menyambutnya demikian. "Aku kan hanya berkunjung, memangnya tidak boleh?" balasnya sinis. "Nih, aku membawakan kue kering untukmu," lanjutnya sembari menyodorkan kotak kue tersebut pada Rafellia tanpa menoleh pada sang sepupu.
Merajuk ceritanya.
Rafellia jadi tidak enak sendiri. Gadis itu meringis dan tersenyum canggung. "Maafkan aku. Tentu saja kau boleh berkunjung kemari kapan pun kau mau. Aku hanya terkejut saja," tutur Rafellia yang kini sudah menarik pelan lengan Raven guna membujuknya agar tidak merajuk. "Jangan cemberut begitu, Rav. Kau terlihat jelek."
Niat hati ingin marah, tapi melihat kepolosan dan keluguan sepupunya ini membuat Raven jadi tidak tega. Apalagi Rafellia sudah memasang ekspresi wajah tidak enak padanya. "Ayolah, Fellia. Aku hanya bercanda. Mana bisa aku marah padamu." Raven mencubit pipi gadis di sampingnya ini dengan gemas sebelum menarik pergelangan tangan Rafellia dan membawa gadis itu masuk ke dalam mansion.
"Ayo, kita makan kuenya bersama. Aku sudah tidak sabar ingin mencobanya."
"Hey! Katanya itu buatku, curang!"
"Hahaha! Berbagi itu indah, Fellia! Jangan pelit!"
"Dasar Raven."
•
•
•
Dan part ini berakhir dengan Raven dan Rafellia yang saling melempar argumen masing-masing sembari berjalan cepat memasuki mansion😌
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro