08 »« Him Again, Them Again
•
•
•
Pagi kembali berlalu dengan cepat. Sang surya pun kini sudah digantikan oleh purnama. Bintang mulai bermunculan menjadi penyempurna. Lalu di sinilah Rafellia berada sekarang. Duduk di salah satu dahan teratas milik pohon cemara seperti yang selalu ia lakukan beberapa minggu terakhir.
Dengan jubah beserta tudung hitam yang menjadi ciri khasnya, Rafellia Reeves hanya ingin menikmati waktu sendiri di tempat yang sudah menjadi favoritnya kini. Ditemani dengan beberapa buku sejarah untuk dibaca, Rafellia juga berencana untuk belajar di sini pada malam ini.
Ya, di atas pohon cemara yang ada di wilayah Virfield Grove.
Rafellia dengan segala rasa penasaran yang ada pada dirinya. Membuat gadis yang sebentar lagi berusia 17 tahun itu sangat antusias untuk belajar lebih banyak hal. Sedari kecil, Rafellia memang mudah sekali penasaran dengan hal-hal yang baru ditemuinya. Gadis itu juga tidak akan ragu bertanya pada orang-orang di sekitarnya jika ada hal yang tidak diketahuinya.
Namun, pelajaran yang paling disukai oleh gadis pemilik netra semerah delima ini adalah Sejarah.
Entah itu sejarah tentang bangsanya sendiri, atau tentang bangsa serigala, maupun sejarah para leluhur juga akan ia cari tahu jika sudah merasa penasaran. Lantas sekarang, hal yang membuatnya penasaran adalah silsilah Keluarga Hoover. Terlebih sosok Ayden Hoover yang terus menyita pikirannya semenjak percakapan dengan sang kakak sepupu tadi pagi.
Ia sungguh penasaran dengan Ayden Hoover sekarang, dan ia berharap bisa menemukan setidaknya satu saja artikel atau tulisan yang membahas tentang laki-laki itu. Siapa dia, bagaimana ciri-cirinya, dan sesempurna apa parasnya.
Tidak, jangan ada salah paham tentang hal ini. Ia hanya penasaran saja. Tidak ada hal lain, sungguh.
Sret!
Rafellia membalik halaman demi halaman buku yang dipegangnya. Membaca di malam hari seperti ini terkadang sedikit menyulitkannya. Itulah kenapa ia memilih membaca di luar ruangan. Apalagi saat ini, ada sinar rembulan yang membantu penerangannya.
Bibir semerah darah itu turut bergerak, terbuka dan tertutup ketika Rafellia membaca. Tudung yang berada di kepalanya berhasil menyembunyikan ekspresi serius gadis itu ketika membaca. Kegiatan membaca tersebut dilakukan Rafellia kurang lebih selama dua puluh menit lamanya. Karena setelah itu, hal yang sama kembali terulang ...
Drap!
Drap!
Drap!
... sekumpulan serigala berlarian menuju arah Timur.
"Hmm, mari kita lihat. Apakah mereka akan memasuki wilayah bangsa vampir lagi atau tidak?"
Rafellia tersenyum miring dan segera turun dari atas dahan pohon cemara yang sedari tadi menjadi tempat singgahnya untuk membaca. Gadis itu berlari cepat dan mengikuti sekawanan serigala tersebut dengan jarak 10 meter jauhnya. Cari aman, takut aroma tubuhnya tercium oleh mereka.
Kali ini, Rafellia memutuskan untuk tidak memunculkan dirinya dan mencegah mereka. Ia ingin melihat dan mencari tahu. Sebenarnya ke mana tempat yang menjadi tujuan para serigala itu?
"Dari pengamatanku, sepertinya mereka ini adalah para rogue."
"Tapi jika benar .... bukankah akan sangat berbahaya jika para rogue memasuki wilayah bangsa vampir?"
Rafellia menggigit bibir bawahnya saat rasa cemas dan hal-hal buruk mulai muncul di otaknya. "Astaga! Apa yang harus kulakukan?! Kenapa mereka ada banyak sekali, sih?!"
Memang, ada sekitar sepuluh sampai dua belas serigala yang bisa ditangkap oleh indra penglihatan Rafellia saat ini. Lebih sedikit daripada waktu itu. Akan tetapi tetap saja, itu sudah sangat banyak menurutnya. Sementara ia hanya sendiri sekarang. Bagaimana cara ia menghentikan mereka agar tidak melewati perbatasan?
Jarak posisinya dengan perbatasan wilayah mereka hanya sekitar 800 meter saja saat ini. Akan tetapi, ternyata perkiraan Rafellia salah. Sekawanan serigala itu tidak melewati perbatasan wilayah, mereka justru berhenti tepat di tengah-tengah. Menemui seseorang dengan baju serba hitam yang entah sejak kapan sudah berdiri di sana. Mereka menunduk hormat pada laki-laki misterius tersebut, membuat Rafellia jadi semakin penasaran.
"Siapa dia?" Rafellia bergumam sembari menyipitkan mata, guna menangkap sang objek supaya terlihat lebih jelas dari posisinya sekarang.
Satu detik.
Dua detik.
Tiga detik pun berlalu.
Seseorang dengan pakaian serba hitam itu membuka tudung kepala beserta kain hitam yang menutupi sebagian wajahnya di detik keempat.
Deg!
Rahang tegas dan luka cakar di mata kanan yang terlihat sangat familiar.
"Laki-laki itu?!"
Tidak mungkin ia salah lihat, kan? Jelas-jelas itu adalah laki-laki yang tidak sengaja bertemu dengannya tadi pagi!
"Apakah dia yang namanya Ayden Hoover? Putra Mahkota Heamore Kingdom seperti kata Kak Raveena."
Rafellia menggeleng-gelengkan kepalanya dan menepuk kedua pipinya dengan cepat. "Sadar, Fellia! Bukan saatnya untuk itu. Lebih baik aku mencari tahu lebih lanjut."
Saat ini, Rafellia tengah bersembunyi dibalik pohon besar. Jarak Rafellia dengan sekumpulan serigala yang sepertinya tengah menghadap tuannya tersebut cukup jauh. Jadi Rafellia yakin kalau ia tidak akan ketahuan. Karena ia juga menyamarkan aroma tubuhnya agar tidak tercium oleh indra penciuman mereka yang tajam. Bisa sangat berbahaya kalau mereka sampai menyadari kehadirannya.
• • »« • •
"Bagaimana? Sudah menemukan keberadaan pemimpin Jade Rags Pack?" tanya Ayden Hoover kepada para anggota pack-nya.
Ya, itu memang Ayden.
Ayden beserta beberapa anggota Wolf Moon Pack.
"Tidak, Ketua. Kami belum menemukannya," jawab sang wakil, Edge Rex. Beta bersurai cokelat dengan tinggi sekitar 185 cm itu menjawab tanpa mengangkat pandangannya pada Sang Alpha.
"Sudah berapa lama kau mengabdi padaku dan Wolf Moon Pack, Ed?"
Yang ditanya sedikit tersentak, tapi dengan cepat dan tegas menjawab, "Lima tahun, Ketua!"
Sudut bibir Ayden Hoover terangkat. Berikut dengan netra hitamnya yang mulai berubah menjadi kuning keemasan. "Kalau begitu, jangan kecewakan aku. Segera temukan dalangnya. Aku ingin dia ditangkap dalam keadaan hidup ataupun mati."
Ayden Hoover dan segala perintah yang keluar dari mulutnya adalah hal yang wajib dipatuhi oleh semua anggota Wolf Moon Pack. Maka ada baiknya kalau mereka bergegas kembali melakukan pencarian sekarang dan segera membawa sang pelaku ke hadapan pemimpin mereka.
Karena semakin cepat, maka akan semakin baik, bukan?
•
•
•
Yuhuu! Gimana sama part 8-nya, nih? Semoga aja pemimpin Jade Rags Pack segera ditemukan, ya!
Jangan lupa vote dan komentarnya dong, guys! Makasih, ya. Semoga suka dengan ceritaku♡
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro