Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

TIGA

"Sekarang kita mau apa?" Alice membuka pembicaraan ketika mereka sudah kembali ke dorm.

"Tentu saja mengaransemen ulang lagunya." Jessy menanggapi.

"Sebentar. Aku belum mengerti," sela Jee. "Bukan hanya lagu yang harus kita ubah, tapi MV dan juga dance."

Rosa menyela. "Bukannya tidak memungkinkan kalau pakai dance walaupun itu sederhana? Kita perlu latihan lagi dan …"

Semuanya hening, sampai Jessy angkat bicara. "Aku punya ide. Aku tahu ini gila, tapi tidak ada pilihan. Aku harus menghemat kekuatan kakiku, setidaknya sampai debut. Sebisa mungkin kita meminimalisir gerakan."

"Lalu, apa yang harus dilakukan girlgroup tanpa gerakan?" Jee tak mengerti.

Jessy menghela napas sebelum berbicara. "Kita akan bermain alat musik."

Mereka saling bertukar pandang. Alice menggaruk kepalanya kebingungan. "Maksudnya, formasi kita jadi band?"

"Tidak. Kita tetap seperti girlgroup kebanyakan. Kita akan memasukan dance dalam MV, tapi tidak dengan debut stage."

"Caranya?"

"Alice punya banyak video dance practice kita. Nanti kita pilih gerakan yang ketukannya seirama dengan aransemen baru."

Alice memijit pelipisnya. "Sumpah kepalaku pusing."

Rosa menyela lagi. "Kerjakan saja lagunya. Kami akan mengurus sisanya."

Jessy tersenyum. Dia merangkul Rosa. "Semuanya, semangat!"

***

Dari pagi sampai pagi lagi Jessy berada di studio untuk mengerjakan lagunya. Dia sampai ketiduran di sana. Teman-temannya bergantian membawakan makanan dan selimut. Penampilannya masih berantakan, tetapi tidak dengan semangatnya. Meski kakinya sakit, fokusnya ada di kepala. Hanya perlu satu hari satu malam Jessy menyelesaikan aransemennya. Setelah itu, dibantu Alice, dia memilih dance practice yang seirama. Tidak ada yang benar-benar seirama sampai Jessy harus mengubah beberapa tempo dalam lagu. Perlu beberapa hari sampai semuanya terlihat dan terdengar selaras.

Setelah itu, mereka berlatih membawakan lagunya secara langsung. Seperti yang sudah direncanakan, mereka akan tampil bernyanyi sambil bermain alat musik. Sebuah konsep yang masih jarang digunakan oleh girlgroup di luar sana. Jessy bermain piano, Jee memegang bas, Rosa bagian gitar, dan Alice bermain drum. Beruntungnya mereka punya banyak keterampilan berkat trainee bertahun-tahun.

Setiap hari mereka berlatih. Alice mengerjakan MV dibantu teman-temannya. Meski kebanyakan mereka malah menggosip tentang junior yang wajahnya tampan. Alice sampai mengusir mereka dan memilih bekerja sendiri supaya bisa konsentrasi. Jee, Rosa, dan Jessy kembali ke dorm. Ketua mereka pergi ke dapur untuk mengupas buah-buahan. Hanya tinggal Rosa dan Jessy yang rebahan di atas lantai.

"Kak Jessy." Rosa membuka pembicaraan.

"Apa?"

"Terima kasih."

"Untuk apa? Aku hanya melakukan tanggung jawabku. Aku harus mewujudkan apa yang sudah kuperjuangkan."

"Aku tahu Kak Jessy memilih jalan ini karena aku, padahal Kakak tahu aku tidak suka dikasihani."

"Kamu selalu bilang lebih senang diperlakukan seperti militer di sini daripada tersiksa di rumah sendiri, tapi seorang anak tetaplah seorang anak. Pasti dia merindukan orang tuanya. Itulah kenapa kamu ingin berhasil supaya bisa pulang. Aku bisa mengerti."

Jessy bangun dari posisinya dan menatap Rosa. "Kalau kita bicara tentang belas kasihan, kamu juga mengasihaniku saat kamu memilih hancur bersama-sama. Menurutmu kenapa kamu melakukan itu? Karena kita adalah sahabat. Sahabat siap hancur bersama-sama, tapi sahabat juga tidak akan membiarkan kehancuran itu datang."

Rosa mengusap air matanya yang rembes. Jee mematung di kejauhan mendengarkan pembicaraan mereka. "Jessy tahu banyak, leader-nya malah tidak tahu apa-apa." Jee tersenyum hampa.

***

Hari demi hari berlalu begitu cepat. Empat sekawan itu telah berhasil menyelesaikan pekerjaannya. Hari debut telah tiba. Tepat pukul dua belas malam nanti MV mereka akan dirilis di Youtube, sementara debut stage akan dilakukan esoknya di salah satu acara musik. Beberapa jam menjelang perilisan MV, keempat gadis itu berkumpul di ruang tengah dorm. Bukan untuk menghitung mundur. Mereka merencanakan masa depan, merangkai mimpi-mimpi lain. Meski sudah bekerja sangat keras dan Bowo bilang perjuangan selalu membuahkan hasil, tetapi kenyataan tak selamanya seindah itu. Mereka harus punya cadangan mimpi untuk bertahan hidup.

"Ini bukan karena kita pesimis dan tidak yakin dengan usaha kita," kata Jee. "Tapi, kita harus berjaga-jaga untuk kemungkinan terburuk. Masih ada waktu untuk memikirkan apa yang akan kita lakukan jika kita gagal."

"Aku mau jadi youtuber saja," kata Alice sambil mengunyah kacang gorengnya.

Jessy menatap Jee. "Kalau Kak Jee?"

"Aku akan masuk universitas. Aku ingin jadi guru TK."

"Aku juga mau kuliah. Kalau sambil jadi guru dance bagaimana?"

"Ide bagus."

"Rosa bagaimana?" tanya Alice.

"Aku akan berhenti bernyanyi." Semua orang terdiam, bahkan Alice sampai berhenti mengunyah kacangnya. "Apa aku jadi selebgram saja, ya? Instagramku semakin ramai."

"Iya, deh, juragan endorse." Alice melemparnya dengan sebutir kacang.

"Tapi, kalau aku kangen bernyanyi, aku numpang di channel kamu, ya?"

"Oh, boleh. Nanti penghasilannya fifty-fifty."

Mereka semua tergelak, lalu kembali terdiam. "Apa pun hasilnya nanti, kita sudah melakukan yang terbaik. Kita sudah jadi pemenang tanpa first win," ujar Jee.

"Teman-teman, maaf dan terima kasih," kata Jessy dengan suara bergetar. "Maaf karena membuat kalian dalam kesulitan, terima kasih telah memercayaiku."

Jee merangkul Jessy yang sudah terisak. Alice dan Rosa ikut memeluk mereka.

"Maaf karena aku sempat tidak percaya kalian." Rosa juga bicara sambil menangis.

"Maaf karena aku menyebutmu pengkhianat," ujar Jee.

"Maaf karena aku selalu merepotkan." Alice menimpali.

***

"Erick, jangan biarkan anak-anak memegang ponsel!" teriak Bowo melalui telepon.

"Memang kenapa? Pagi-pagi udah teriak-teriak aja."

"Di mana kamu sekarang? Manajer macam apa kamu tidak tahu apa-apa?"

"Ini mau jemput anak-anak."

"Aku bilang cepat rampas ponsel mereka!"

Mulut Erick baru saja terbuka mau bicara lagi, tetapi sambungan teleponnya keburu terputus. Dia hanya bisa mengomel sambil membuka pintu dorm G-Flower.

"Yooo, girls! Bos minta ponsel kalian dikumpul … kan." Erick bengong melihat empat gadis berwajah muram menatap ponselnya masing-masing.

"Anak-anak, ayo siap-siap berangkat!" katanya.

"Sudah waktunya berangkat?" tanya Jessy, antusias.

"I-iya." Erick menggaruk tengkuknya, bingung.

"Oke. Ayo berangkat, kawan-kawan!"

Jessy memberikan ponselnya pada Erick diikuti tiga temannya. Gips pada kaki Jessy sudah dilepas dan diganti dengan kinesio tape untuk berjaga-jaga. Tongkatnya diganti kursi roda supaya lebih mudah. Jessy masih harus berhati-hati dengan kakinya selama masa promosi. Jee mendorongnya keluar diikuti Alice, Rosa, dan manajernya. Mereka keluar sambil mengobrol riang. Erick lega karena sepertinya mereka baik-baik saja.

Mereka memasuki gedung stasiun TV melalui pintu belakang. Semua staf sudah diatur oleh OMG supaya tidak mengambil gambar atau membocorkan berita apa pun tentang kedatangan Jessy yang memakai kursi roda. Kostum panggung mereka juga disesuaikan supaya mereka bisa mengenakan sepatu kets dan kaus kaki panjang untuk menutupi kinesio tape di kaki Jessy. Rambut panjangnya kompak digerai. Riasan wajah natural, sehingga memancarkan kecantikan alami mereka. Gadis-gadis itu tampak ragu ketika melakukan geladi bersih. Mereka kembali ke backstage dan berkumpul untuk berdiskusi ditemani manajernya.

"Jangan pikirkan apa pun. Lakukan seperti saat latihan. Santai saja, oke?" kata Erick.

Mereka berempat berpegangan tangan sambil berdoa. Sampai akhirnya giliran mereka tiba. Bowo datang menyaksikan debut anak-anaknya dan berdiri di belakang penonton ditemani Erick.

"Tadi waktu geladi mereka terlihat tidak konsentrasi dan kurang semangat, padahal waktu berangkat baik-baik saja," ujar Erick.

"Apa mereka melihat ponsel pagi ini?"

"Iya. Waktu saya datang, semuanya sedang melihat ponsel. Memang apa hubungannya dengan ponsel?"

"Gunakan ponselmu untuk melihat MV mereka!"

Erick bingung. Meski begitu, dia tetap melakukan apa yang disuruh Bowo. Beberapa saat kemudian, mata Erick terbelalak ketika membaca berbagai komentar hujatan di MV debut G-Flower yang dinilai sangat jauh dari ekspektasi. Mereka menyebut MV tersebut berkualitas rendah, malah lebih mirip video vloger para youtuber.

Di depan sana, G-Flower sudah memulai aksinya, membawakan lagu berjudul "Blooming" dari album "DRE4M". Berbeda dengan saat geladi, penampilan mereka jauh lebih baik. Mereka bernyanyi begitu menghayati. Beberapa lirik yang sengaja diganti menjadikan lagunya lebih emosional. Bowo sampai merinding. Ini melebihi ekspektasinya. Untuk ukuran lagu yang dikerjakan tanpa persiapan matang, ini sudah sangat bagus. Meski begitu, harapan untuk bisa sukses sangat tipis jika melihat respons publik pada MV mereka. Namun, tepuk tangan yang mereka terima cukup melegakan.

***

Masa promosi G-Flower berlangsung selama dua minggu. Selama itu pula ponsel mereka dipegang Erick. G-Flower hanya melakukan tugasnya untuk tampil di berbagai acara musik,  iklan, dan fansign yang hanya dihadiri puluhan orang. Hari ini adalah akhir masa promosi. Mereka tampil di acara Music Care. Sebelum naik ke atas panggung, ritual mereka adalah berkumpul untuk berdoa.

"Kita lakukan yang terbaik. Jika ini penampilan terakhir kita, kita tidak akan menyesal dan bisa melanjutkan hidup di luar sana," kata Jee.

Di atas panggung, G-Flower berhasil menyelesaikan penampilannya tanpa masalah. Di akhir acara, lagu yang menjadi peringkat pertama diumumkan. Penentuan peringkatnya berdasarkan kalkulasi tangga lagu, penjualan album fisik, dan vote penggemar. Tidak ada lagi yang diharapkan G-Flower. Jika harus bubar pun, mereka sudah siap. G-Flower berdiri di antara grup lain dengan pikiran melayang entah ke mana. Bahkan, ketika lagu dan nama grup mereka disebut sebagai pemenang pun mereka masih terbengong-bengong. Setelah grup lain memberikan selamat, baru mereka sadar. G-Flower berpelukan sambil menangis. Trofi pun diberikan. Mereka bergantian memberikan pidato kemenangan sambil berurai air mata. Bowo dan Erick menangis haru di belakang penonton. Encore lagu mereka diputar sebagai penutup acara.

Aku tidak punya sayap untuk terbang menjadi bintang
Kakiku terlalu sakit untuk berlari
Tapi aku akan tumbuh dan berbunga
Dari benih mimpi yang nyaris mati

Lelah rasanya ingin menyerah
Namun langit membiru lagi
Selepas hujan ini aku akan tumbuh dan berbunga
Kering air mataku seiring mentari bersinar lagi

Blooming by G-Flower

Sebutir benih perlu waktu untuk bisa tumbuh. Bahkan, ketika dia berbunga pun masih harus bersaing dengan jutaan bunga cantik lainnya sampai bisa dilihat banyak orang. Selama dua minggu ini respons publik berangsur membaik. G-Flower sudah mencuri perhatian kritikus musik sejak debut stage mereka. OMG Entertainment mendapat pujian karena berani keluar dari zona nyaman dengan mendebutkan G-Flower yang memiliki konsep unik. Publik yang belum tahu pun penasaran dan beramai-ramai menonton penampilan G-Flower baik versi MV maupun live. Mereka juga mendengarkan lagunya di berbagai situs musik. Akun media sosial G-Flower mulai banjir followers serta dukungan. Berbagai artikel positif pun mulai bermunculan sejak saat itu.

Debutkan G-Flower, Kritikus Musik Puji OMG Entertainment

Sempat Dihujat, Blooming G-Flower Puncaki Chart Musik Lokal dan Internasional

7 Fakta di Balik Konsep Debut G-Flower, Nomor 3 Bikin Menganga

Perlahan tapi Pasti, Penjualan Album Fisik DRE4M G-Flower Terus Meningkat

Mengharukan! MV Blooming Ceritakan Suka Duka G-Flower Semasa Trainee Sampai Debut

MV Blooming G-Flower Capai Satu Juta Viewers dalam Waktu Seminggu

Selamat! G-Flower First Win dengan Blooming

SELESAI

***

Author note:

Debut stage= penampilan pertama di atas panggung

First win= kemenangan pertama di acara musik

MV= Music Video

Kinesio tape= plaster besar yang berguna untuk memulihkan jaringan otot atau tubuh setelah mengalami cedera

Fansign= acara penandatanganan album untuk penggemar. Di acara itu penggemar juga bisa berinteraksi dan mengobrol langsung dengan artis yang bersangkutan

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro