Nederzetting (Penyelesaian kasus Moord Op Vrouwen)
“Untuk saat ini kita harus melupakan sejenak pasal Pirdaus, karena seperti yang sama-sama kita ketahui dari penggeledahan rumah yang kita lakukan tadi tidak ada tanda-tanda Pirdaus mempunyai hubungan dengan Klootzak. Selain itu kita juga tidak bisa menunggu ia siuman untuk bisa kita gali informasi darinya.” Kata Ilham kembali memimpin rapat setelah kepulangannya dari rumah Pirdaus
“Setelah saya membaca dan mempelajari informasi yang sudah terkumpulkan lebih lanjut, saya menemukan pola unik dari cara pembunuhan Klootzak. Sepertinya ia sengaja melakukan itu agar ada yang bisa memecahkannya.” Lanjut Ilham sambil meletakkan semua kertas-kertas diatas mejanya.
“Perhatikan ini.” Ilham nunjukkan selembar kertas yang penuh dengan coretan tinta.
“Angka 3, ini kuncinya.” Ilham melanjutkan.
Semua mata tertuju fokus kearah Ilham, menatap bingung tentang apa yang diucapkannya. Angka tiga ? ada apa dengan angka tiga ? melihat wajah yang penuh kebingungan menatapnya Ilham pun kembali melanjutkan pembicaraannya.
“Tahan dulu pertanyaan kalian, saya akan menjelaskan secara terperinci maksud pembicaraan saya. Kita akan mulai ketahap Nederzetting, penyelesain dari kasus Moord Op Vrouwen.” Ilham menatap tajam dan serius keseluruh warga dan pimpinan Desa yang hadir.
“Angka 3, coba kalian perhatikan data semua korban Klootzak. Jumlah korban keseluruhan 15 orang, 3 dari Jambi Pusat, 3 dari Desa Batanghari, 3 Desa Bangko, 3 Pemenang dan 3 Desa Sarolangun. Lihat ini, bolongan diperut Nisya juga membentuk simbol segitiga.” Kata Ilham sambil menunjukkan satu persatu bukti yang dikumpulkannya. Semua warga masih terdiam bingung mendengar ucapan Ilham, termasuk Riri. Apa hubungan angka tiga dan simbol segitiga dengan kasus Klootzak.
“Tanggal pembunuhan Airin, korban pertama Klootzak dilakukan pada tanggal 3 Maret dan pada akhir Maret ia menghilang setelah kejadian pertarungan melawan Ani dan menyebabkan tangan kirinya terputus oleh kalian. Satu bulan ia tidak melakukan aksinya yaitu pada bulan April. Pada tanggal 3 Mei ia melakukan kembali dengan korban Nisya, tapi sedikit perubahan pola terhadap Nisya yaitu tubuhnya dipotong menjadi 5 bagian dan bola mata utuh. Ini seperti sebuah Riddle teka-teki yang rumit yang harus dipecahkan. Lihat ini.” Ilham mengeluarkan sebuah kertas baru, sebuah peta. Semua mata menatap Ilham dengan serius.
“Jika kita tarik garis dari Jambi pusat, Batanghari dan Bangko akan membentuk sebuah garis miring ( / ). Kemudian ditarik kekanan dihubungkan ke Pemenang dan Sarolangun. Garis akan membentuk sebuah sudut lancip (< ) untuk menjadikan gambar sebuah segitiga sempurna, garis harus ditarik keatas melalui Betung hingga mencapai titik awal. Jambi pusat.” Ilham menatap tajam kearah depan sambil tersenyum, untuk pertama kalinya wajah dingin Ilham terukir sebuah senyum. Senyum yang begitu manis.
Riri semakin deg-degan melihat Ilham tersenyum, wajahnya mendadak memerah seperti kepiting rebus. Matanya masih menatap lekat ke arah Ilham seolah enggan berpaling lagi. Aneh, apa yang terjadi kepada Riri hingga membuatnya salah tingkah sendiri.
“Hari ini hari Selasa, 31 Mei dan hari Jumat besok adalah tanggal 3 Juni. Inilah sasaran Klootzak selanjutnya, di Desa Betung tepat pada jumat malam. Masih ada 3 hari lagi, ini akan menjadi misi kita selanjutnya.” Ilham menuntaskan pembicaraannya yang disambut senyum bangga oleh para warga, sepertinya mereka paham dengan apa yang telah diulas secara gamblang oleh Ilham.
Semua terkesima akan penjelasan dan kecerdasan Ilham dalam memecahkan teki teki dari kasus Klootzak. Laki-laki tampan, cerdas dan bersikap dingin langsung menjadi idaman para gadis di desa Dusun Tengah. Siapa pula yang tidak tertarik kepadanya, tak terkecuali Riri.
***
Semua warga mempersiapkan segala sesuatu untuk Jumat malam nnati, mereka melakukan pelatihan fisik pada hari pertama. Semua warga diperbolehkan ikut dalam pelatihan ini, diawali dengan pemanasan, berlari, Push Up hingga gerakan-gerakan lainnya yang membantu meringankan gerak tubuh. Mereka seolah serius akan misi ini dan tidak akan membiarkan Klootzak lolos untuk kedua kalinya. Pelatihan pada hari pertama berjalan mulus dan diakhiri ketika matahari muali condong kearah Barat.
Pada hari kedua mereka yang ingin ikut latihan sudah berada dilapangan desa, hari ini pelatihan beladiri. Dipimpin oleh Datuk Jalius ketua adat Bangko karena ia memiliki padepokan persilatan sendiri di Bangko. Datuk Jalius benar-benar bersemangat melatih para warga. Mulai dari gerakkan-gerakkan ringan sampai pada gerakan tahap yang sulit. Sama seperti hari sebelumnya, semua pelatihan berjalan lancar tanpa kendala.
Sampailah pada hari Jumat, semua wajah terlihat tegang. Dari sekian banyak warga yang mengikuti pelatihan hanya akan 20 orang yang ikut dalam misi penuntasan Klootzak. Pemuda muda dari segala penjuru desa yang terlibat dengan Klootzak. Setelah semua anggota terpilih mereka mempersiapkan persenjataan, berjaga-jaga jika seandainya ada lebih dari satu Klootzak yang muncul.
“Berhubung hari sudah semakin tinggi, kita akan segera membahas strategi yang akan kita gunakan untuk misi nanti malam.” Ilham mulai berbicara teknisi mengenai misi yang akan mereka lakukan.
“Kita harus tiba disana sebelum matahari terbenam, berjaga-jaga dibeberapa tempat yang kemungkinan Klootzak akan muncul.”
“Kita lakukan pemancingan, kita butuh seorang gadis muda yang cantik yang akan menjadi daya tarik Klootzak untuk menghampirinya. Siapa kira-kira yang bersedia.” Ilham menatap semua anggota dan berharap ada yang memberikan solusi.
Semua terdiam, tidak ada yang bersedia memberikan sanak saudara dan anak gadis mereka sebagai umpat Klootzak. Hening sejenak tanpa solusi, Ilham mulai menatap tajam memberi tanda untuk sesorang angkat bicara.
“Saya akan mengizinkan anak gadis saya Marshinta, untuk dijadikan umpan agar Klootzak keluar. Karena kita tidak bisa menunda-nunda lagi hingga semakin masalah ini semakin runyam. Kebetulan juga Shinta tadi ikut dengan saya kesini” Jalius dengan berat hati memberikan izin anak gadisnya untuk terlibat dalam misi ini.
“Baiklah kalau sudah menjadi keputusan Datuk, selanjutnya untuk tempat saya mengusulkan di daerah sekitar aliran sungai Batanghari yang terdapat di Betung. Mengingat Klootzak yang selalu membuang mayat disungai, kemungkinan itu akan menjadi tempat yang strategis untuk kita gunakan. Bagaimana menurut Datuk, Ninik mamak dan bapak-bapak sekalian apa setuju dengan rencana saya ?”
Semua mengangguk takzim memberi tanda setuju akan rencana yang disusun Ilham. Setelah rapat selesai tepat pukul 3 siang, mereka langsung bersiap-siap menuju Desa Betung mengingat jarak antara desa Dusun Tengah dengan Betung sekitar tiga jam berjalan kaki.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro