Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Nederzetting

Matahari sudah mulai condong ke Barat, mereka sudah sampai ke Desa Betung dan langsung bersiap-siap menuju posisi yang telah ditentukan. Shinta mempersiapkan dirinya, ia khawatir dan takut jika misi ini gagal dan nyawanya yang menjadi taruhan.

“Hey manusia dingin, kamu yakin misi ini akan berhasil ?” Riri bertanya pada Ilham yang tengah sibuk mempersiapkan persenjataan.

“Kenapa tidak terima saja bantuanku, dengan mudah akan aku sebut satu nama yang menjadi Klootzak selama ini.” Lanjut Riri

Ilham menghentikan pekerjaan tangannya beralih fokus menatap Riri, ia mendekatkan wajahnya hingga berjarak hanya beberapa senti dari Riri.

“Aku tidak membutuhkan bantuanmu Perempuan Astral.” Kata Ilham sambil menatap tajam kearah Riri.

Deg, jantung Riri kembali bergetar hebat tak karuan. Tingkah dingin Ilham mampu membuatnya terdiam melongo.

Hari sudah semakin gelap, Matahari mulai tidak nampak lagi dibalik rindangnya pepohonan. Semua anggota sudah berada diposisinya berjaga disetiap sudut sekitaran sungai, Datuk Jalius menghampiri Shinta yang terlihat gugup ketika misi akan dimulai.

“Tenanglah nak, aku yakin tuan Ilham akan berhasil menyelesaikan misi ini tanpa kamu menjadi korbannya.”Datuk Jalius memegang tangan Shinta seolah meyakinkan bahwa tidak akan terjadi apa-apa nantinya.

Shinta berdiri dari tempat duduknya, rasa khawatir dihatinya sudah sedikit tertepiskan. Ia mulai mempersiapkan dirinya karena hari sudah mulai menggelap tanda misi akan segera dimulai. Anggota tim sudah berada didalam semak-semak untuk bersembunyi semua sudah siap, sekarang giliran Shinta yang mengambil perannya untuk memancing Klootzak keluar.

“Pushh..Pushhh.” Shinta seolah kebingungan mencari kucingnya ditengah sinar bulan purnama yang samar menyentuh bumi.

“Comel, kamu dimana ? Pushh.. pushhh” Shinta melirik kekiri dan kekanan jalan perlahan mencari-cari kesegala arah.

Setengah jam Shinta berkeliling disekitar daerah target, belum ada tanda-tanda Klootzak akan muncul. Malam semakin larut, desa semakin sepi. Semua anggota khawatir jika perkiraan Ilham salah. Namun, ketika semua mulai kecewa. Tiba-tiba....

Tap.Tap. Tap, suara langkah kaki sayup terdengar dari arah belakang Shinta. Shinta menyadari kedatangan Klootzak hingga membuatnya semakin bergetar. Langkah kaki semakin mendekat, dan ketika sebuah tangan akan memukul tengkuk Shinta dari belakang ia menoleh. Benar saja, ternyata Klootzak yang berada dibelakangnya. Shinta melangkahkan kakinya mundur kebelakang, kakinya gemetar ketakutan ketika Klootzak memperhatikan lekuk tubuhnya dari atas hingga bawah. Klootzak maju mendekat kearah Shinta.

Suiiitttt.... Siulan panjang Ilham mengode keseluruh anggota untuk keluar dari persembunyian. Klootzak kaget dengan munculnya orang-orang dari dalam semak belukar. Dengan cepat tangannya meraih Shinta yang belum sempat kabur, Ia memegang Shinta dari belakang dan dengan tangan kirinya menghunuskan sebuah klewang dari Pinggangnya.

Tidak salah lagi, bermodalkan cahaya bulan yang redup terlihat tangan kiri Klootzak yang memagang klewang merupakan tangan palsu yang terbuat dari kayu. Seseorang berjubah hitam dan bertopeng tengkorak kini sudah berada dihadapan mereka.

“Sial, sepertinya aku terlalu sibuk mengawasi kota pusat hingga lupa memantau perkembangan di desa.” Klootzak bergumam kesal.

Shinta yang berada dalam cengkraman Klootzak semakin bergetar, nafasnya mulai tersengal akibat lehernya yang semakin tertekan.

“Kalian menyingkirlah atau akan kubunuh gadis ini.” Ancam Klootzak sambil menekankan klewang keleher Shinta.

Semua anggota terdiam tidak bersuara, jika salah langkah maka nyawa Shinta yang akan jadi korbannya, Ilham berpikir sejenak apa yang akan mereka lakukan.

“Baiklah, kami akan menyingkir tapi tolong lepaskan gadis itu.” Kata Ilham membujuk Klootzak.

Klootzak masih dengan kuat memegang Shinta dan klewang yang siap siaga menyabet leher Shinta sewaktu-waktu. Semua terlihat tegang, Ilham dan anggotanya mengangkat tangan tanda tidak ada perlawanan terhadap Klootzak. Melihat lawan yang sudah mengangkat tangan rupanya Klootzak lengah dengan cengkramannya terhadap Shinta.

Buk... Sikut Shinta menghantam perut Klootzak, Karena kaget tangan kiri Klootzak spontan menarik Klewang yang ada dileher Shinta. Setttt... leher Shinta tersayat, darah segar menyucur dari lehernya. Untung Shinta sempat sedikit melonggar dari pegangan Klootzak sehingga klewang tidak memutuskan lehernya.

Klootzak yang masih kaget memberi peluang bagi yang lainnya, dengan sigap Ilham menarik tangan Shinta dan menendang kaki Klootzak. Tidak terjatuh, namun berhasil membuat Klootzak mundur selangkah dari posisinya. Shinta masih berada dalam dekapan Ilham, nafasnya masih menderu sambil menahan sakit dileher akibat sayatan klewang Klootzak.

Sretttt... Ilham merobekkan baju yang dikenakannya dan mengikatkan baju sobekan ke leher Shinta untuk sedikit menghentikan pendarahan dilehernya.

“Kau duduklah disana dan tunggulah kami, kami akan menyelesaikan ini secepatnya.” Kata Ilham sambil menunjuk sebuah pohon besar untuk tempat Shinta beristirahat.

Masih didalam dekapan Ilham, Shinta berjalan menuju pohon yang telah ditunjukkan tadi. Namun tiba-tiba mata Shinta berkunang-kunang akibat darah yang tak kunjung berhenti dari lehernya. Saat baru melangkah, tiba-tiba Shinta pingsan tidak sadarkan diri. Sebelum Shinta jatuh menyentuh tanah, dengan cepat Ilham menangkap Shinta dan menggendongnya menuju pohon yang agak menjauh dari lokasi Klootzak.

“Cantik juga dia rupanya.” Gumam Klootzak saat ia menggendong Shinta dan wajah mereka begitu dekat.

***
Sementara itu ketika Klootzak mundur satu langkah akibat pukulan Ilham, semua mulai menyerang.

Splessshh, sebuah belati melayang dari arah belakang Klootzak, tapi dengan cepat ia menghindarinya. Spleesshh Klootzak balik menyerang dan sasaran terlambat menghindar, klewang telak mengenai leher seorang anggota. Leher terputus, darah menyembur dengan derasnya.

Tidak mau memberi peluang, Datuk Jalius membantu menyerang dari arah jam lima Klootzak. Sama saja, Klootzak dapat menghindarinya.
Bak..bukk.. bak bukk.. jual beli pukulan terjadi. Klootzak membuka jalan menuju arah hutan. Spelsshh splesshhh... layangan klewang menebas orang-orang yang menghalangi jalannya.

Lima orang datang dengan menyerang serempak dari arah yang berlawanan. Buk. Buk.. Buk, tidak sampai lima menit lima orang terjatuh terkapar ditanah. Klootzak menatap awas kepada kelima musuh yang sudah dijatuhkannya, lengah sejenak Bukkk sebuah tendangan dari datuk Jalius mendarat kepunggung Klootzak dan membuatnya tersungkur kedepan. Dengan cepat Klootzak memperbaiki posisinya, ia membalas serangan kedatuk Jalius Sattt settt satt settt... Sabetan klewang Klootzak dapat ditangkis datuk Jalius. Saat fokus jual beli pedang, rupanya Klootzak mengambil kesempatan menendang kaki datuk Jalius yang kehilangan fokus akibat serangan klewang Klootzak. Datuk Jalius terjatuh ketanah ketika tendangan Klootzak mendarat dikakinya, saat datuk Jalius terjatuh dengan cepat Klootzak melayangkan klewangnya kearah datuk jalius.

Spleeesss..... darah segar menyembur dari tangan seorang anggota yang terputus, ia berlari membantu saat melihat sebuah klewang melayang keararah Datuk Jalius. Namun terlambat saat ia ingin menangkis serangan Klootzak, arah serangan klewang berubah arah dan memutuskan tangannya.

“Aaahhh.” Suara teriakan mengagetkan datuk Jalius yang melihat darah sudah mengalir deras dari tangan anggotanya.

Ketika Ilham kembali dari mengantar Shinta yang pingsan, sekejap saja sudah satu orang anggota yang kepala terputus, satu tangan terputus dan lima lainnya sudah tergeletak ditanah tidak sadarkan diri.

Ilham berlari membantu kawanan yang lain, ia menarik belatinya dan menyerang Klootzak tanpa ampun. Spless..spleess suara adu pedang nyaring terdengar. Cukup lama satu lawan satu antara Ilham dan Klootzak terjadi dan skor mereka imbang, tidak ada yang terkena sabetan pedang.

Bukk.. dari arah belakang Klootzak datang sebuah tendangan kuat dari datuk Jalius, Klootzak yang sudah lelah bertarung tersungkur kedepan. Ilham menghentikan serangannya saat melihat Klootzak sudah terjatuh, namun dengan cepat Klootzak bangkit dan berlari melewati musuh yang sudah terkapar dan menjauh masuk kehutan. Ilham dan yang lainnya kaget dan mengejar Klootzak, belum jauh Klootzak berlari - Suiiittt... Ilham meniupkan senjata Sumpit Kubu dengan anak panah mengandung bius kearah Klootzak yang tengah berlari, sepersekian menit setelah sumpit ditiupkan Klootzak terjatuh lemah ditanah.

Semua anggota bergegas menghampiri Klootzak yang sudah pingsan, dengan rasa penasaran yang begitu luarbiasanya Ilham segera membuka topeng tengkorak yang menutupi wajah Klootzak. Saat topeng dibuka dan ternyata...!!!!

“Bajingan, pantas saja ia selalu lolos dari tangkapan warga.” Ujar Ilham saat topeng terbuka dan wajahnya terlihat jelas dibawah sinar bulan yang terang.

“Awhal ?” Anggota terkaget saat melihat wajah Klootzak.

“Ya, Awhal Van Overstressein, anak sulung dari ketua Residen Kontrolir Jambi pusat.” Ilham menambahkan.

“Sudahlah, cepat ikat dia. Kita harus segera membuat tandu untuk anggota lain yang mati dan tidak sadarkan diri. Kita harus segera kembali ke Dusun Tengah, Shinta dan yang lainnya butuh pengobatan.” Datuk Jalius menghentikan drama kaget-kagetan dengan Kloozat.

Semua anggota tim kembali ketempat semula mereka bertempur, membereskan segala kekacauan yang ada. Sebagian menyediakan tandu darurat dari kain sarung dan sebatang kayu untuk memikul. Tanpa membuang waktu, Shinta dan 7 lainnya yang terluka parah dan meninggal termasuk Awhal dimasukkan kedalam tandu. Mereka segera menuju Dusun Tengah.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro