Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab Lima

Senin

Joy menepati janjinya. Ketika Kate iseng membuka daftar legenda sekolah, ia mendapati tulisan baru. Tentang ruang musik.

Kate membaca ulang legenda itu. Tetapi ada yang aneh. Ia ingat sekali saat Joy membacakan legendanya kemarin. Seperti ini penjelasan Joy :

"... alumni mendapat kesimpulan bahwa nama siswi tersebut adalah Cornelly. Ia meminta agar membuat lubang di ruang musik agar kejadian yang lalu tidak terulang lagi. Cornel juga berpesan agar jangan takut pada apapun di sekolah ini."

Tetapi yang tertulis di buku itu berbeda.

... Cornel memberitahu bahwa jangan percaya pada semua legenda di sekolah ini.

Joy ... berbohong?

***

"Jen, lo kenapa?" Dea memukul punggung Jenna yang mungkin rohnya sudah terpisah dengan tubuhnya.

"Mikirin legenda," jawab Jenna singkat.

"Lu mikirin legenda sampe kayak begitu. Gue aja tiap detik mikirin, gak sampe bengong kayak lu," sahut Raul.

"Emang lu mikirinnya gimana?" tanya Jenna pada Raul.

"Kenapa legenda itu ada? Kenapa gue sekolah di sini? Gimana orang tau tentang legendanya kalo seluruh penghuni sekolah saat itu meninggal?" Raul mengusap-usap dagunya. "Emang lo gimana?"

"Gue mikirin cara buat mendalami legendanya. Gue pengen mecahin kasusnya," jawab Jenna.

"Astaga, Jenna! Kasus yang belum terungkap dalam sepuluh tahun masa pengen elu pecahin? Ketinggian harapanlu," jawab Dea.

"Yah, gak salah sih nyoba. Ntar pulang sekolah gue pengen nyamperin lonceng itu," ucap Jenna.

"Jenna! Lo gila!" teriak Raul.

"Apa sih yang pengen lu harapin dari lonceng sekecil itu? Gue ilang?" tanya Jenna lalu tertawa.

"Gak usah sok berani deh," jawab Dea.

"Lo berdua mau jadi saksinya gak? Ntar pas pulang kita bertiga ke depan Ruang BK. Gue yang pegang loncengnya. Lo berdua liat, apa yang terjadi. Selanjutnya, tinggal lapor deh hasilnya," ucap Jenna.

"Jen, lu serius?" tanya Raul.

"Iya." Jenna mengangguk pasti.

***

"Siang," sapa Joy ketika baru masuk Ruang OSIS.

"Joy! Akhirnya yang gue tunggu-tunggu datang juga." Kate menghampiri Joy yang tengah mengurus file.

"Kenapa?"

"Lu bohong ya pas nyeritain legenda ruang musik?" tanya Kate sambil melipat tangannya di depan dada.

Joy menatap dalam mata Kate. "Kenapa?"

Suara Joy sangat serius hingga Kate melepaskan lipatan tangannya. "Yah, yang gue baca di buku dan yang elu bilang pas Jumat itu beda."

Joy diam sebentar untuk mencerna kalimat yang diucapkan Kate.

"Kenapa? Kok diem doang?" tanya Kate.

"Kayaknya kamu lagi eror deh. Coba besok cek lagi bukunya," jawab Joy.

"Nggak. Gue baca dengan jelas. Sangat jelas. Besok cek lagi?" Kate tertawa singkat. "Udah diganti duluan dong sama lo?"

Joy berjalan ke rak dan mengambil buku daftar legenda. Ia membuka halaman terakhir.

"Kate, baca tulisan di kalimat terakhir ini. Ini tulisan tanganmu. Tulisanku tidak latin seperti ini," ucap Joy sambil menunjuk.

Kate membeku—melihat ulang tulisan yang ada di buku itu.

"Kau yang menghapusnya dan menggantinya dengan kalimatmu sendiri," lanjut Joy.

"Tidak mungkin," ucap Kate pelan.

"Aku tidak berbohong. Mengapa kau berburuk sangka padaku?" tanya Joy.

"Lo punya kekuatan supernatural? Bagaimana bisa ada tulisan gue di sana? Jawab!" Kate membentak Joy. "Dan gak usah sok manis. Gue udah tau kalo lu nyembunyiin sesuatu!"

"Supernatural?" Joy tersenyum. "Sepertinya memang kamu sedang eror, Kate. Tenang saja, aku tidak akan memberitahu yang lain tentang ke-eror-anmu."

====

04-07-2017

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro