10 - The Intruders
S.O.S. Ada monster haus darah di sini.
Juan Wright, seorang elite MMGTE tak henti memandang tulisan chat tersebut yang dikirim dari teman baiknya. Juan dan Oliver merupakan teman baik saat Oliver masih di MMGTE. Namun, karena ada beberapa alasan, Oliver memutus hubungan dengannya dan Juan baru mendengar kabarnya seminggu yang lalu. Oliver yang menghubunginya duluan dan akhirnya dia menceritakan alasan keluar dari MMGTE serta apa yang ditemuinya selama menjadi anggota Divisi Kearsipan. Para korban perang di Kerajaan Zashos dihidupkan lagi dan mereka semua sekarang tinggal di sebuah pulau bernama Dartden. Di antara mereka ada kakak-kakaknya. Meski sudah tahu mereka bukan lagi manusia, Oliver bersikeras ingin menemui kakak-kakaknya melalui program liburan yang diselenggarakan Fonz Group.
Karena Juan berfirasat buruk saat Oliver sudah pergi ke Pulau Dartden, ia menghubunginya berkali-kali tanpa ada balasan. Lalu, akhirnya dia mendapatkan satu pesan, yaitu, ‘S.O.S. Ada monster haus darah di sini’. Juan mengartikan sudah banyak korban jiwa di sana dan dia pun mengajukan permintaan bantuan ke Supervisor. Namun, mereka menolak permintaannya dengan alasan tidak ada bukti. Sebagai teman baiknya, Juan memutuskan ingin menolong Oliver meski hanya seorang diri ke sana.
“Hei, Juan. Kapan kita sampai?”
Suara yang memanggilnya membuyarkan lamunannya. Juan menoleh ke Pablo, salah satu rekan satu divisi yang memutuskan untuk menemaninya meski Juan sudah menolaknya berkali-kali.
Juan mengedarkan pandangan ke sekitarnya. “Sepertinya sebentar lagi, aku bisa melihat mansionnya dari sini.” Lalu, Juan berpaling ke pemuda yang berjalan di samping Pablo, Mateo. “Mateo, apa kau sudah tahu monster haus darah yang dimaksud Oliver?”
Mateo mengangguk. “Mereka adalah vampir. Seharusnya mereka sudah punah, tapi sepertinya buku sejarah di kearsipan mengatakan kebohongan. Lalu, aku juga sudah menemukan buku yang yang pernah dibaca Oliver. Mereka yang mati di perang Kerajaan Zashos memang dihidupkan lagi, tapi sebagai vampir.”
Mateo berasal dari divisi yang sama dengan Oliver. Dia memutuskan ikut dengan Juan karena dulu dia pernah berutang budi kepada Oliver saat Oliver masih di MMGTE.
Mereka pun tiba di depan gerbang Fonz Mansion. Gerbang sama sekali tidak dikunci. Pablo yang ingin segera masuk tanpa menyia-nyiakan waktu dicegat oleh Juan.
“Pablo, jangan sembarangan bertindak. Bagaimana kalau kita langsung diserang?”
“Justru itu, kita harus memberikan mereka umpan agar Oliver tahu kita sudah datang. Serahkan saja padaku, kujamin kalian tidak akan mati di tempat.” Dengan senyum penuh percaya dirinya, Pablo mendorong gerbang dan melangkah duluan.
Juan dan Mateo berjalan di belakangnya, sewaktu-waktu mereka bisa diserang dari berbagai tempat. Jalan menuju ke pintu utama sangat jauh dan tempat terlalu terbuka. Kedatangan mereka terlalu mencolok di mansion yang terlihat sepi itu. Juan bisa merasakan beberapa tatapan ke arah mereka dan asalnya dari jendela-jendela mansion. Inilah yang diinginkan Pablo, para vampir akan berdatangan ke mereka.
“Ada penyusup! Serang mereka!”
*****
Violetta yang terakhir keluar dari kamar. Saat terdengar suara derapan kaki yang tidak hanya satu orang, Ramon menariknya ke dalam kutukan ilusinya yang membuat keberadaan mereka tidak terlihat. Para vampir berdatangan dan masing-masing dari mereka mendobrak pintu kamar satu-persatu. Ternyata ada selain mereka bertiga yang juga bersembunyi di kamar. Entah kenapa, Violetta merasa bersalah dan tidak menduga akan secepat itu sampai ke telinga Vicente.
Kemudian, Ramon membawa Violetta dan Emma menjauh dari lantai dua dan mulai turun ke lantai satu setelah memastikan tidak ada lagi vampir yang berlalu lalang.
Emma yang sedari tadi menahan napas akhirnya bisa menghela napas. “Untung kita tepat waktu,” ujarnya dengan suara yang sangat pelan.
“Masih terlalu cepat untuk lega, tahu. Tapi, sepertinya kita bisa mengambil kesempatan di saat-saat seperti ini. Menurutmu bagaimana, Violetta?” Ramon beralih ke Violetta yang tampak sedang berpikir keras.
Mereka tiba di lantai satu. Saat Violetta hendak mengeluarkan pendapat, segerombolan vampir berlarian sepanjang koridor dengan terburu-buru. Anehnya, mereka bukannya ke lantai dua dan pergi ke arah lain. Violetta dan Ramon saling memandang. Mereka sama-sama paham isyarat yang diberikan masing-masing.
Ramon menyusul langkah segerombolan vampir itu untuk menguping percakapan mereka, sedangkan Violetta bersama Emma mengejarnya di belakang dengan jarak yang cukup jauh.
“Sialan, apa kau bercanda ada MMGTE ke sini?” Vampir yang mengumpat bertanya ke rekan sebelahnya.
“Aku juga kurang yakin. Tapi, katanya para penyusup itu memakai seragam MMGTE, jadi tidak salah lagi,” jawab rekannya yang terlihat fokus berlari.
Ramon terbelalak saat mendengar kata ‘MMGTE’. Dia pikir salah dengar sehingga dia makin mendekati mereka.
“Hah… barusan Vicente murka karena salah satu mangsanya kabur dan sekarang ada masalah penyusup dari MMGTE. Aku tidak bisa membayangkan mansion ini hancur gara-gara kemurkaannya,” gerutu rekan satunya lagi yang terlihat pasrah. Seakan sadar dengan ucapan rekan mereka, mereka semua memasang wajah lelah sekaligus pasrah. Tak ada satupun yang bisa menghadapi kemurkaan Vicente.
Setelah merasa cukup dengan informasi mengejutkan yang didapatkannya, Ramon berbalik badan dan kembali Violetta dan Emma. Dia memberi tahu tentang penyusup yang merupakan elite MMGTE dan mereka berdua sama-sama tidak memercayainya.
“Kau yakin tidak salah dengar? Untuk apa mereka datang ke sini? Menyelamatkan para pemilik kutukan? Hah, jangan bercanda denganku.” Hampir saja, Emma ingin mencaci maki MMGTE jika Violetta tidak bersuara.
“Mungkin Emma benar. Tapi, jika memang elite MMGTE datang, sepertinya tidak dalam skala besar. Setidaknya, mereka adalah kenalan salah satu yang masih hidup.” Violetta menatap Ramon penuh arti. “Ramon, bawakan aku ke sana.”
Si kembar terkesiap dengan ucapan Violetta yang tidak terduga dan dengan serempak, mereka membalas, “Tidak boleh.”
Violetta menggeleng-geleng. “Ini bukan waktunya berselisih dengan mereka. Di situasi seperti ini, mengandalkan MMGTE adalah hal yang tepat. Kalian tahu sendiri juga, kan?”
Sebenarnya, si kembar ingin mengakui hal itu, tetapi mereka juga tidak bisa membiarkan Violetta yang diincar berkeliaran sembarangan. Setelah keheningan di antara mereka berlangsung cukup lama, Ramon berkata, “Aku hanya tinggal membawa mereka padamu, kan?”
Tanpa paksaan, Ramon mengajukan diri untuk pergi ke depan mansion. Violetta dan Emma sama-sama tercengang. Violetta pikir Ramon orang yang keras kepala, sedangkan Emma terkejut dengan sikap Ramon yang mendadak berubah. Apa pun itu, Ramon tidak peduli dan meninggalkan mereka di ruang kosong sebagai tempat persembunyian sementara.
Saat Ramon hampir tiba di pintu depan, ia melihat sekilas dari jendela. Tidak salah lagi, mereka ada bertiga dan memakai seragam khas milik MMGTE. Untuk skala kecil, mereka terlalu mencolok untuk datang ke sini. Siapa yang memanggil mereka ke sini?
Para elite MMGTE itu sudah dikepung berpuluhan vampir. Berkat kutukan salah satu dari mereka, mereka tidak terluka sedikit pun. Namun, cepat atau lambat, mereka tidak bisa bertahan lama karena kekuatan yang terbatas. Ramon harus memikirkan cara mengalihkan para vampir itu agar bisa membawa para elite MMGTE yang terkepung itu. Masalahnya, jika memakai kutukannya bisa menguras kekuatannya yang harus dihemat-hemat.
Tak ada pilihan lain, Ramon memasang kutukan ke para elite MMGTE itu sehingga mereka tidak terlihat di mata para vampir. Para vampir mulai kebingungan dan salah satu dari mereka memerintahkan untuk menyebar dan jangan membiarkan para penyusup lolos. Para vampir memang sadar itu adalah kutukan, tetapi mereka tidak sadar itu hanya ilusi.
Para elite MMGTE cepat menyadarinya bahwa mereka dilindungi kutukan ilusi. Karena sama-sama dalam kutukan ilusi, para elite MMGTE bisa melihat Ramon yang sengaja menunjukkan diri di depan mereka.
Sebelum salah satu dari elite MMGTE mengucapkan terima kasih, Ramon berkata, “Ikuti aku dan jangan banyak bicara.”
Hanya melihat sekilas, Ramon menyadari mereka memasang ekspresi tidak suka dengan sifat angkuhnya. Namun, Ramon tidak peduli dan membalikkan badan, lalu mengambil langkah kembali ke dalam mansion.
*****
Saat Vicente sudah tiba di lantai dua bersama Lucia dan Karl, kabar tentang penyusup baru tersampaikan padanya. Bersamaan itu, Oliver dan Beryl juga baru tiba dan tidak sengaja mendengar kabar tersebut. Hal yang tidak terduga terjadi tak henti membuat Vicente kehilangan kendali emosi sehingga ia membunuh beberapa manusia yang sudah dikumpulkan di koridor.
“Lelucon apa ini? Siapa yang memanggil MMGTE sialan itu? Berani-beraninya mereka menunjukkan wajah mereka setelah perlakuan mereka pada kita.” Tak cukup hanya sepuluh manusia yang terbunuh, dia membunuh lima orang lagi.
MMGTE. Oliver tidak menduga Juan akan datang secepat itu. Dia penasaran, bagaimana cara Juan ke sini tanpa skala besar?
Kemudian, Vicente berpaling ke salah satu vampir yang bertugas mengumpulkan para manusia yang bersembunyi di dalam kamar. “Hei, apa semua kamar sudah kosong?” Vampir itu mengangguk sekali dengan kepala tertunduk, tidak berani memandang Vicente yang sedang diselimuti amarah. “Sialan, ke mana dia kabur? Membuang-buang waktu saja.”
Karl menepuk bahu Vicente. “Vicente, barusan ada laporan masuk kalau para penyusup itu tiba-tiba menghilang. Sebaiknya, kau harus turun tangan sebelum ini menjadi masalah besar dan tersebar ke Kekaisaran Northoriale.”
Tak bisa menahan kekesalannya, Vicente mendecakkan lidah, lalu menepis tangan Karl. “Akan kubunuh siapa pun yang memanggil MMGTE ke sini.” Vicente menyorot tajam ke arah lautan manusia seolah hendak membunuh mereka semua tanpa tersisa. Namun, di situasi seperti ini dia tidak punya banyak waktu untuk melakukannya sehingga ia bersama Lucia dan Karl meninggalkan lantai dua.
“Oliver, bagaimana ini? Violetta tidak di antara mereka. Apa vampir itu berbohong?” bisik Beryl setelah kepergian tiga vampir itu, Mereka berdua belum keluar dari tempat persembunyian.
Oliver berpikir juga sebenarnya Violetta pasti kabur ke lantai dua. “Tidak, Lucia benar. Kalau Violetta tidak ada di antara mereka, itu berarti dia sudah kabur ke tempat lain sebelum vampir tiba.”
Entah kenapa, Beryl merasa merinding saat Oliver mendadak menyeringai padanya. “Ada apa? Kau pikir ini waktu yang tepat untuk tersenyum begitu?”
“Ini kesempatan besar. Ayo kita ke lantai tiga,” ajak Oliver seraya menarik lengan Beryl.
“Kau bodoh sekali. Bukannya kita harus mencari elite MMGTE untuk minta bantuan?” ejek Beryl yang hanya pasrah saja saat Oliver menariknya.
Mereka berdua naik ke lantai tiga secara mengendap-endap. “Tidak perlu. Lagi pula, elite MMGTE yang datang itu temanku. Aku yang memanggilnya. Daripada itu,” Oliver berhenti bicara sejenak. “ada yang ingin kucari di kamar para monster itu.”
Fonz Group. Sejak awal kedatangan di Fonz Mansion, Oliver merasa organisasi penyelenggara itu harus diselidiki lebih dalam dan dan semua petunjuk itu pasti ada di lantai tiga, pikirnya.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro