07
2013
-
Tangan Taeyong mengepal erat.
Seluruh tubuhnya jadi terasa panas.
"Joy ngancem apa?!" seru Taeyong.
Dan Bona segera menggelengkan kepalanya. "Ga tau, gue cuma diceritain Jisoo sampai situ. Sebenernya gue udah lama pengen bahas ini, tapi kalo di sekolah lo sering engga ada di kelas."
Taeyong lalu beralih sandar di tembok sambil menghela napas dengan berat.
"Sialan."
-
2013
2018
-
"Jadi, Jisoo mutusin lo gara-gara gosip itu?" ujar seorang pria.
"Awalnya gue kira gara-gara itu. Tapi, mungkin engga."
-
2018
2013
-
Taeyong meminum habis sebotol minuman yang baru saja ia beli tadi sore, sebelum akhirnya beralih mengetuk pintu rumah Joy.
"Eh, kak Taeyong? Tumb-"
BRUK
Taeyong mendorong Joy hingga terduduk di lantai.
"Ah, lo kenapa sih?!"
"GUE UDAH GILA BANGET MIKIRIN JISOO TAPI TERNYATA SEMUANYA GARA-GARA LO DOANG?!" bentak Taeyong. "Joy, lo pikir gue mau sama lo? Cewek murahan kayak lo? Engga Joy, engga bakal. Gue cuma mau Jisoo, tapi dia malah jauhin gue! Ini semua gara-gara lo!"
"LO GA TAU APA-APA YONG!" balas Joy. "GUE CUMA- AHH!"
Taeyong beralih menendang kasar perut Joy.
Pria itu sedang mabuk berat.
Ia tidak dapat melihat dengan jelas namun rasanya ingin sekali menghabisi Joy malam ini.
"MENDING SEKARANG LO PULANG SEBELUM GUE LAPOR POLISI!" seru Joy.
"TAPI LO HARUS TANGGUNG JAWAB DULU! BALIKIN JISOO GUE!" keluh Taeyong sembari terus menendang tubuh Joy.
"EH EH KENAPA NIH?!" bentak Bobby yang kebetulan datang bersama Yuta dan Jennie. "LO GILA YA?!"
"DIA UDAH NGEHANCURIN HUBUNGAN GUE!" seru Taeyong. "GUE GAPAPA DIPUTUSIN ASALKAN EMANG GUE YANG SALAH, TAPI... INI BUKAN SALAH GUE! DIA YANG SALAH! GUE CUMA-"
BRUK
Satu hantaman keras dari Bobby pun segera menyadarkan Taeyong akan satu hal.
Ia sedang melawan orang yang salah.
-
2013
2013
-
tok tok tok
Untuk pertama kalinya sejak beberapa minggu terakhir, Taeyong mendengar suara ketukan pintu.
Dengan lemas pria itupun bangkit dari tempat tidur, mencoba membukakan pintu untuk orang yang ada di luar.
"M-Mama?" ujar Taeyong kaget sekaligus bingung.
"Udah mama duga kamu begini" keluh ibunya lalu menarik seorang pria agar ikut masuk bersamanya ke dalam rumah. "Ini kakak mama yang tinggal di luar negeri, udah sering mama ceritain kan?"
Taeyong lalu diam menatapi pria bertubuh tinggi itu.
"Dia mau nginep disini" lanjut ibunya lagi.
Taeyong pikir om-nya itu benar-benar hanya sekedar menginap saja, namun nyatanya tidak.
Pria itu dan ibunya kompak malah mengurung Taeyong di dalam kamar.
-
2013
2013
-
Taeyong tau apa maksud mereka.
Mereka pasti ingin menghentikan aksi bodoh Taeyong.
Namun Taeyong harus bagaimana?
Ia tidak bisa berhenti.
Sudah delapan jam sejak mereka mengunci pintu kamar Taeyong dan menutup jendela Taeyong dengan papan kayu.
Tubuh Taeyong kembali mulai terasa sakit.
Semua obatnya, alat suntiknya, dan benda-benda sumber kenikmatan Taeyong lainnya disita begitu saja.
Tidak ada yang tersisa di dalam kamar itu selain makanan dan air putih yang terasa hambar.
Taeyong tidak tahan.
Ia tidak suka diperlakukan seperti ini.
"MAAAAAAAA!" panggil Taeyong sambil terus menendang pintu kamarnya. "TAEYONG JANJI GA GITU LAGI MA! INI YANG TERAKHIR KOK! SEKALI AJA YA?!"
Tidak dijawab.
-
2013
2018
-
"Tapi bukannya emang harus digituin biar sembuh?" ujar seorang wanita.
"Itu memang ide bagus, tapi untuk remaja seperti gue, rasanya kayak lagi di neraka."
-
2018
2013
-
Sudah 30 jam berlalu.
Taeyong tidak tidur.
Tubuhnya menggigil, tulangnya sakit, dan matanya terasa seperti terbakar.
Perih.
"Maa......" rengek Taeyong sembari masih berusaha menghancurkan pintunya menggunakan kursi yang ada di dalam kamar.
kreeeek
Tiba-tiba saja pintu kamarnya terbuka.
"Makan," ujar ibunya sambil menyodorkan sepiring makanan.
"Ma, ijinin aku sekali aja ma!" seru Taeyong. "Habis ini aku janji engga bakalan kayak gini lagi! Aku juga mau berhenti kok! Aku udah capek! Tapi aku engga bisa kalo tiba-tiba kayak gini! Kita coba pelan-pelan aja ya ma.... Yah?!"
Ibunya lalu menghela napas dengan panjang. "Semuanya udah om kamu bakar habis-habisan, engga ada sisanya."
"K-Kalo gitu izinin aku ke rumah temen!" seru Taeyong lagi. "Aku janji cuma sekali aja, habis itu aku balik ke sini lagi! Mama boleh kurung aku lagi! Yah? Untuk terakhir, ma...."
Ibunya benar-benar sudah lelah dengan semua seruan anaknya itu.
"Untuk terakhir aja" ucap ibunya pelan. "Kalo malem ini kamu engga kembali, artinya kamu engga mau jadi anak mama lagi."
-
2013
2013
-
Waktu itu, ibunya menangis telah membiarkan anaknya pergi.
Karena sejujurnya ia tau, ada besar kemungkinan Taeyong yang keras kepala itu tidak akan mau kembali lagi.
Namun ibunya benar-benar tidak sanggup kalau harus menyiksa anaknya sendiri.
Dan Taeyong juga sama, tidak mau menyiksa dirinya juga.
Pria itu, berniat ingin lari saja.
-
2013
2013
-
Taeyong masih butuh setidaknya beberapa suntikan sebelum berpikir tentang kemana ia harus lari.
Taeyong tidak tau harus beli dimana selain Bobby, namun sebenarnya ia takut kepada Bobby sejak dipukul kemarin.
Taeyong tidak tau Bobby ternyata sekuat itu.
Dan kini, satu-satunya tempat yang dapat Taeyong kunjungi hanyalah rumah Dowoon, sahabatnya yang sudah tidak terlihat sejak malam itu.
Dengan ragu Taeyong pun mencoba mengetuk pintu rumah Dowoon, hingga akhirnya dibuka dengan pelan.
"Apa..." ujar Dowoon sambil menggaruk-garuk kepalanya.
Tapi Dowoon tidak telihat seperti Dowoon lagi.
Matanya merah, wajahnya mengurus, dan gayanya berantakan.
Awalnya Taeyong pikir Dowoon tidak jadi mencoba tawarannya.
Namun, sepertinya Taeyong salah.
"Gue kira lo ga mau" ujar Taeyong. "Lo.. nyesel ga?"
"Lo mau apa kesini?" keluh Dowoon. "Gue ngantuk."
"Lo lagi pegang berapa gram?" seru Taeyong. "Gue.."
"Ga" ujar Dowoon. "Tinggal dikit, uang gue juga udah ga ada."
"Gue beli deh!" tegas Taeyong. "Gue lagi males ketemu Bobby!"
"Kalo mau beli.. yaudah" ucap Dowoon sambil membuka pintunya semakin lebar. "Sini masuk."
Taeyong pun mengangguk sambil ikut masuk ke dalam rumah sahabatnya itu.
Namun, sejujurnya perasaan Taeyong terasa tidak nyaman.
Sahabatnya yang selalu mengingatkan Taeyong untuk kembali ke jalan yang benar itu sekarang terlihat sama menyedihkannya dengan Taeyong.
Taeyong merasa bersalah.
"Lo gaada uang lebih lagi ya?" lanjut Dowoon. "Uang gue udah habis banget, pusing gue."
"Lo.. mau gue ajarin cari uang ga?" ucap Taeyong pelan.
Taeyong menyesal telah merusak temannya.
Namun, tanpa sadar Taeyong malah semakin menyeret Dowoon masuk ke dalam dunia yang lebih gelap.
-
2013
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro