Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

06

2013

-

Sebenarnya hidup Taeyong terasa nyaman selama beberapa hari terakhir karena lebih sibuk dengan dirinya sendiri dibanding sibuk memikirkan Jisoo.

Namun karena kembali bertemu dengan gadis itu, lagi-lagi membuat Taeyong merasa sedih.

Seluruh kenangan tentang betapa bahagianya ia dan Jisoo dulu terus terputar di dalam kepalanya.

Membuat Taeyong yang sekarang sudah hancur ini jadi iri kepada Taeyong yang dulu.

Bayangkan saja, pasti Taeyong senang sekali jika waktu dapat diulang kembali.

Taeyong ingin kembali mengulang semuanya dari awal, agar ia dapat menghindari apapun alasan yang membuat Jisoo menjauhinya.

Atau setidaknya Taeyong ingin kembali pada hari itu, hari dimana Soo Ah meninggal, juga hari dimana Taeyong ketahuan baru saja mengonsumsi alkohol.

Taeyong ingin terlihat seperti pria yang sempurna di depan Jisoo agar gadis itu mau kembali dan tidak meninggalkannya lagi.

Namun, bagaimana jika Jisoo salah paham setelah tadi malam melihat Taeyong dan Joy jalan berdua?

Berpikir seperti ini jadi membuat Taeyong benci kepada Joy juga.

-

2013







2013

-

"LARI YONG!" teriak Sanggyun heboh sambil berlari lebih dulu ketika pria tua yang ingin dompetnya ia curi ternyata membawa senjata api.

"GILA LOOO!" balas Taeyong sembari mencoba untuk berlari sekencang mungkin.

"KESINI YONG!" panggil Sanggyun agar Taeyong ikut bersembunyi di belakang truk.

"Ahhh gila!" keluh Taeyong sambil duduk jongkok di samping Sanggyun. "Dia punya peluru ga?"

"Kayaknya punya!" bisik Sanggyun. "Aduh, mampus kita!"

Keduanya pun mencoba mengintip, namun si pria tua itu masih juga belum lewat.

"Dia ga ngejar?" bisik Taeyong dengan napas yang masih terasa berat. "Kok ga ada?"

Sanggyun yang penasaran lalu beralih mendekati lorong tempat mereka lewat tadi untuk mengecek pria tua itu.

"Y-Yong!" panggil Sanggyun. "Orangnya pingsan!"

"Serius?!" seru Taeyong sambil ikut menghampiri Sanggyun. "Kalo gitu ayo pulang aja!"

"Ya jangan asal pulang dong?" keluh Sanggyun. "Kita kan belum dapet dompetnya?"

"Iyasih, tapi..."

"Udah sini ayo!" seru Sanggyun lalu dengan beraninya mengambil dompet dan senjata api pria tua itu selagi masih sempat.

Taeyong yang juga ikut di samping Sanggyun itu lalu beralih mengecek napas pria itu.

"Kok gini..." ucap Taeyong. "Lo cek deh!"

Sanggyun pun mencoba mengecek denyut nadi pria tua itu, sebelum akhirnya terdiam bingung.

"Oh, shit..."

"M-Mati?!" seru Taeyong panik. "Kok bisa?!"

"L-Lari Yong!"

-

2013







































2018

-

"Kakek itu meninggal gara-gara kalian?" seru seorang gadis, sementara yang lainnya tampak sudah tidak bisa berkata apa-apa.

"Mungkin dia shock, mungkin dia lagi sakit, mungkin dia lemah" ucap Taeyong. "Ada banyak alesan kenapa kakek itu meninggal, tapi alesan yang paling utama itu tetep aja karena ulah gue sama Sanggyun."

-

2018
































2013

-

Taeyong terduduk lemas di dalam kamarnya.

Tepat ketika pulang tadi, Taeyong baru sadar bahwa seluruh barang-barang ibunya sudah tidak ada.

Kemana? Dan, kenapa?

Taeyong pikir ibunya akan kembali, namun nyatanya tidak.

Semua wanita sama saja.

Tidak hanya ibunya, namun juga Jisoo, dan wanita lainnya.

Apa mereka pergi karena tau Taeyong bukanlah pria yang sempurna?

Apa ibunya lari karena tidak sanggup lagi mengurus Taeyong dan Jisoo meninggalkannya karena tidak mau lagi dekat dengan pria sepayah ini?

Sebenarnya Taeyong menyesal karena telah berakhir menjadi anak nakal, pencuri, dan bahkan pembunuh.

Namun kalau dipikir-pikir lagi, tidak ada salahnya Taeyong menjadi seperti ini.

Sekarang, sudah benar-benar tidak ada lagi alasan untuk membuat Taeyong mencoba kembali menjadi Taeyong yang dulu.

-

2013






2013

-

Bobby dan yang lainnya bisa tetap masuk sekolah seolah-olah mereka baik-baik saja.

Mereka terus terlihat sehat walaupun di malam hari mereka tidak ada bedanya dengan Taeyong.

Sebenarnya Taeyong ingin ke sekolah juga, namun Taeyong tidak sepandai mereka.

Taeyong tidak bisa menyembunyikan mata merahnya dan tubuh lemasnya.

Taeyong takut ketahuan namun tetap saja tidak ada niat untuk berhenti.

"Kenapa?" ujar seorang gadis sambil menghampiri Taeyong yang sedang sibuk merokok di pinggir jalan. "Udah seminggu engga masuk sekolah, loh?"

Taeyong lalu beralih menatapi gadis itu. "Bona? Ngapain disini?"

"Gue habis check up deket sini" jawab gadis yang merupakan teman kelasnya itu, Kim Bona. "Lo sendiri? Kenapa engga masuk sekolah?"

"Males" ujar Taeyong singkat.

"Oh.." ucap Bona sambil mengangguk-angguk.

"Kalo ga ada yang mau diomongin lagi mending jangan deket-deket, deh. Gue tau lo ga bisa kena asap rokok" seru Taeyong.

"Sebenernya gue pengen ngasih tau sesuatu" ujar Bona sambil menunduk ragu. "Tentang Jisoo."

"Jisoo?!"

-

2013




2013

-

6 bulan yang lalu.

"Bona, hari ini Taeyong izin sakit ya" ujar Jisoo. "Suratnya udah gue simpen di atas meja kok."

Bona yang tugasnya mencatat kehadiran seluruh teman kelasnya itu segera mengangguk. "Ohiya, kalian udah pacaran berapa lama sih?"

"Udah lumayan lama sih, kayaknya udah-"

"Maaf ya gue nanya gini, tapi kalian emang serius pacaran?" lanjut Bona. "Dari kemarin udah banyak gosip tentang kalian, gue jadi kepikiran aja bener apa engga. Tapi kalo emang bener, gue sih harapinnya kalian serius."

"M-Maksudnya?" seru Jisoo bingung. "Emangnya ada gosip apa?!"

Bona lalu beralih membisiki Jisoo mengenai gosip yang akhir-akhir ini sedang beredar di sekolah.

Tentang Jisoo yang katanya sering kedapatan ke rumah Taeyong di malam hari, juga gosip tentang testpack di toilet sekolah.

"K-Kok mereka bisa buat gosip kayak gitu..." ucap Jisoo kemudian terdiam kaku.

"Jadi itu gak bener, ya?" ujar Bona. "Gue juga agak ragu percaya sih soalnya gue tau kalian berdua orangnya kayak gimana."

Dengan lemas Jisoo lalu beralih duduk di samping bangku Bona. "Pantesan dari kemarin banyak yang sinisin gue! Bon, sumpah itu ga bener! Pegang tangan gue aja Taeyong engga berani! Gue harus gimana dong?!"

"Tunggu aja dulu, semoga yang lain juga engga langsung percaya" seru Bona. "Sekarang lo coba cerita ke Taeyong dulu deh, kali aja dia punya ide buat ngatasin masalah ini?"

Jisoo pun segera menghela napas dengan panjang, walaupun sebenarnya sudah tidak sabar ingin pulang menghampiri Taeyong untuk menceritakan masalah ini.

Namun...

"Kim Jisoo?" panggil Joshua si ketua osis. "Ke ruang osis sekarang, ya. Penting."

"Hah?"

Dengan cemas Jisoo pun segera ikut menghampiri ruang osis bersama Joshua.

Dan di dalam sana, sudah ada Joy si adik kelas yang terkenal dimana-mana.

"Saya dipanggil, pak?" ujar Jisoo kepada guru yang juga ada disana.

"Duduk sini."

Jisoo pun duduk tepat di samping Joy dengan kedua tangan yang entah kenapa mulai berkeringat.

"Langsung aja ya" ucap guru itu sambil menyodorkan sesuatu kepada Jisoo. "Punya kamu bukan?"

Benda itu adalah testpack yang biasanya Jisoo lihat iklannya di televisi.

"Bukan..." ucap Jisoo bingung.

Kenapa sampai seperti ini?

"Ck, gausah boong kak" keluh Joy yang duduk di samping Jisoo. "Pak, saya liat sendiri kok! Emang beneran kak Jisoo yang buang itu di kamar mandi!"

"Loh, kok lo gitu?!" seru Jisoo kaget. "Engga pak, dia bohong kok! Buat apa saya bawa ginian ke sekolah pak?"

"Pak, jujur aja deh, pasti guru-guru juga udah pada denger gosip tentang mereka 'kan?" ucap Joy. "Gak curiga?"

"Lo ngomong apa sih? Kok tiba-tiba malah mojokin gue?" keluh Jisoo. "Engga ada bukti juga 'kan?"

"Tapi ada saksi lain pak!" lanjut Joy. "Temen saya, Jennie, liat juga kok waktu dia buang ke tempat sampah!"

"Kalau gitu, sekarang kalian balik ke kelas dulu. Habis istirahat masalah ini kita bahas lagi sama guru yang lain" ujar si guru yang tampak pusing, kemudian beralih pergi meninggalkan Jisoo dan Joy berdua di ruang osis.

"Yaudah" ucap Joy sambil ikut bangkit berdiri namun segera ditahan oleh Jisoo.

"Maksud lo apa? Yang lo liat bukan gue 'kan?" seru Jisoo. "Gue ada salah sama lo."

"Kak, gue bakalan berhenti kalo lo mau putus sama kak Taeyong" ujar Joy dingin. "Ga mau munafik, gue suka kak Taeyong."

"K-Kok lo gini sih?" ucap Jisoo. "Kenapa harus gue sama Taeyong yang lo gangguin?"

Namun bukannya menjawab, Joy malah berlari pergi begitu saja.

Karena tidak tau harus bagaimana, lagi-lagi Jisoo kembali menghampiri Bona untuk bercerita.

Dan Bona meminta Jisoo untuk memilih di antara tetap mempertahankan Taeyong atau melepaskan Taeyong.

"Gue ga bakalan mutusin Taeyong" ucap Jisoo saat itu.

Ia benar-benar tidak ada niat untuk berpisah dengan Taeyong hanya karena masalah kecil seperti ini.

Namun, ternyata gosip tersebut tersebar semakin luas hingga ada banyak guru yang dengan teganya malah meminta Jisoo untuk ikut tes keperawanan.

Jisoo menolak.

Bukan takut, namun karena ia tau ini bukanlah hal yang sepenting itu.

Tapi sialnya Taeyong tidak kunjung datang ke sekolah karena masih sakit, sehingga tidak tau apa saja yang telah tejadi kepada Jisoo.

Jisoo pun mulai takut masuk sekolah juga.

Apalagi setelah Joy memberi satu ancaman baru.

Ancaman yang akhirnya berhasil membuat Jisoo berubah pikiran dan langsung mengakhiri hubungannya dengan Taeyong.

-

2013

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro