Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

05

2013

-

Pukul 3 pagi, dan seluruh pandangan Taeyong buram.

Tubuhnya terus terasa aneh.

Ada yang sakit namun entah dimana.

"Maaaa!" panggil Taeyong sembari mencoba terus bernapas dengan sesak.

Ibunya yang sudah terbangun dari tadi itupun segera berlari masuk menghampiri kamar putranya.

"Kamu kenapa...." ujar Ibunya sambil mengecek suhu tubuh Taeyong melalui keningnya.

"Ma.. Aku kok jadi gini..." rengek Taeyong.

Ibunya pun beralih menutup seluruh tubuh Taeyong dengan selimut, namun terhenti saat menyadari ada bau aneh yang berasal dari pria itu.

Dengan cepat ibunya pun menoleh menatapi kamar Taeyong yang sudah lama tidak ia masuki.

Sangat berantakan.

Banyak sampah, dimulai dari sampah kertas sampai puntung rokok dan botol kaca bekas.

"Y-Yong..." ucap ibunya gemetar saat mulai menyadari apa yang sedang terjadi.

Taeyong sudah berubah.

"Ma..." seru Taeyong sambil terus menggeliat di tempat tidur dengan penuh rasa sakit.

Namun yang ibunya lakukan malah berlari dan mengunci pintu kamar Taeyong dari luar.

Ibunya benar-benar tidak tau harus bagaimana.

-

2013







2013

-

Taeyong terbangun dengan keadaan masih sesakit tadi malam.

Ia ingat bagaimana ibunya berlari panik dan bagaimana ia berakhir pingsan akibat kesakitan.

Tentu Taeyong bingung dengan keadaannya sendiri dan segera menelepon Bobby untuk bertanya.

Namun si Bobby itu dengan santainya malah berkata, "Oh, itu artinya lo butuh lebih."

-

2013







2013

-

"Ga bisa lebih murah lagi apa, Bob?" keluh Taeyong. "Uang tabungan gue bakalan habis kalo kayak gini terus!"

Bobby terkekeh. "Yong, kalo ini gue murahin mungkin satu kota udah pake!"

"Ya tapi-"

"Gini aja deh," potong Bobby. "Kalo lo bisa ngajakin Dowoon buat jadi pelanggan gue juga, harganya bakal gue kurangin buat lo."

"D-Dowoon?"

-

2013
































2018

-

"Jangan bilang kamu beneran ngorbanin sahabat kamu..." ujar wanita lainnya. "Dowoon 'kan anak baik-baik? Kenapa Bobby engga minta murid nakal yang lain aja?"

Taeyong menggelengkan kepalanya.

"Dibanding nakal, mereka lebih suka orang-orang yang punya uang."

-

2018











































2013

-

"Lo gila ya?" keluh Dowoon ketika Taeyong dengan tidak tau malunya terus menarik pria itu agar ikut masuk ke dalam rumah Bobby. "Gue ga suka deket-deket mereka!"

"Tapi seru banget, Woon! Lo ga bosen main game mulu?" seru Taeyong. "Ayo, gue pengen nunjukin sesuatu. Lo pasti kepengen!"

Bobby si pemilik rumah itu lalu datang membukakan pintu dan mengajak keduanya menghampiri kamarnya.

Seperti biasa, di dalam sana sudah ada banyak teman sekolah mereka.

Termasuk Jennie juga.

"Oh, kirain engga bakalan dateng" ujar Jennie sambil beralih pindah duduk di samping Dowoon. "Kenapa? Dipaksa kak Taeyong ya?"

"I-Iya tapi... lo kok berani disini Jen?" ucap Dowoon. "Lo cewek sendiri 'kan? Gue engga liat ada Joy."

"Ya emang kenapa? Gue bakal diapa-apain sama mereka gitu?" keluh Jennie. "Ga mungkin deh, mereka udah tau gue gak suka sama mereka kok."

"O-Oh.."

"Gue sukanya yang kayak lo sih kak.." lanjut Jennie lagi. "Diem banget, menantang."

"O-Oh...." ucap Dowoon lagi.

Entah kenapa Dowoon selalu saja grogi jika berada di dekat Jennie.

Sementara itu, Taeyong yang sedang minum di dapur tiba-tiba dihampiri oleh Sanggyun.

"Yong" ujarnya.

"Hm?"

"Menurut lo jualan Bobby mahal gak sih?" bisik Sanggyun.

"Mahal banget malah, kenapa?"

"Jadi sekarang lo masih mampu atau udah susah?" lanjut Sanggyun.

"G-Gatau juga soalnya uang gue udah hampir abis" jawab Taeyong polos.

"Kalo gitu lo mau ikut gue cari uang gak?"

-

2013








2013

-

Gila. Ide Sanggyun benar-benar gila.

Pria itu mengajak Taeyong mencari uang dengan cara mencuri di tempat parkir pasar malam.

"S-Serius?" ujar Taeyong.

"Serius! Tuh, ada yang lagi sendirian!" seru Sanggyun sambil menunjuk ke arah kakek tua yang sedang berjalan sendirian menghampiri motornya.

"M-Masa kakek-kakek sih? Ga tega gue!" keluh Taeyong.

"Yaudah, gue aja sendiri!" ucap Sanggyun lalu dengan santainya segera berlari dan menghantam wajah kakek tua itu hingga terbaring di trotoar.

"W-Woi..." ujar Taeyong cemas.

Sanggyun dengan mudahnya lalu meraih dompet yang ada pada saku celana si kakek kemudian mengeluarkan seluruh uang yang ada di dalam sana.

"Lumayan, Yong!" seru Sanggyun. "Ga mau juga lo?!"

Taeyong jadi bingung.

Jujur saja Taeyong benar-benar membutuhkan uang itu dan melihat segampang apa cara Sanggyun mencuri membuat Taeyong jadi ingin mencoba.

"Tuh, di situ ada nenek-nenek! Buruan, Yong!" bisik Sanggyun sambil menunjuk ke arah seorang nenek tua yang sedang berjalan di dekat tempat parkir.

Taeyong jadi semakin bingung lagi.

Lakukan atau tidak?

"BURUAN!" bentak Sanggyun.

"O-Oke..." ucap Taeyong pasrah lalu mencoba menghampiri nenek tua itu dengan gugup.

Sanggyun yang masih berdiri menjaga tubuh si kakek itu lalu memberi Taeyong kode agar langsung memukul nenek tua itu. "BIAR CEPET."

Sebenarnya Taeyong tidak pernah sekalipun memukul seseorang.

Namun malam ini...

BRUK

Taeyong benar-benar sudah berubah.

-

2013








2013

-

Taeyong merasa lega karena akhirnya dapat membeli obat tersebut dan kini dapat bernapas dengan nyaman.

Namun sampai hari ini Taeyong tidak melihat Dowoon di sekolah.

Kata Jennie, malam itu Dowoon memang mau mencoba namun entah sekarang ia ada dimana.

"Paling dia lagi nangis" seru Joy. "Kan kak Dowoon emang gitu orangnya? Jennie bilang habis nyoba tadi malem dia langsung lari gitu, ga jelas deh."

"Kira-kira dia bakal lanjut pake engga ya?" ujar Taeyong.

"Ya... Gak tau."

-

2013








2013

-

Karena Dowoon masih juga tidak keliatan dan Taeyong benar-benar butuh potongan harga yang Bobby pernah janjikan, kini Taeyong pun berakhir mengajak dan mempengaruhi Minhyun, sedangkan Joy sedang sibuk mengajak Sana.

Sebenarnya Taeyong sadar ini tidak benar dan seharusnya Taeyong marah kepada Bobby yang telah membawanya masuk ke dalam dunia yang gelap itu.

Namun Taeyong sadar ia sudah terlambat, ia sudah tidak bisa berhenti mengonsumsi obat itu.

Sekarang yang dapat Taeyong lakukan hanyalah ikut bermain seperti mereka.

Mengajak semakin banyak teman untuk ikut mencoba, agar mendapat semakin banyak potongan harga.

Taeyong dan Sanggyun juga masih melanjutkan aktivitas malamnya, yaitu mencuri uang dari orang lanjut usia agar tidak kesusahan membeli obat.

Sementara itu, Ibu Taeyong masih juga belum kembali ke rumah.

Mungkin ia sudah tau dan takut kepada Taeyong.

Mungkin juga ia tidak peduli dan malas mengurusi Taeyong lagi.

Namun memangnya kenapa? Taeyong juga sama tidak pedulinya kepada perempuan itu.

-

2013







2013

-

Hari terus berlalu dan kini Taeyong sudah tidak masuk sekolah lagi.

Ia sudah terlalu malas.

Joy juga sama.

Sebenarnya Taeyong tidak mengerti apa hubungannya dengan gadis itu, namun gadis itu selalu saja mengikuti apapun yang Taeyong lakukan.

Awalnya Taeyong tidak terganggu walaupun kadang Joy mengikuti Taeyong bahkan sampai masuk ke dalam kamar mandi.

Namun, malam ini berbeda.

Karena Joy kembali mengikuti Taeyong, keduanya pun berakhir berjalan berduaan menghampiri salah satu toko untuk membeli alkohol.

Tapi...

"Eh, kak Jisoo?"

Entah bagaimana bisa, mereka malah bertemu dengan Jisoo.

Gadis yang sudah lama tidak Taeyong lihat.

Dengan refleks Taeyong segera melepas genggaman tangan Joy sembari membuang botol minuman yang baru saja mereka beli.

"Oh, hai..." ucap Jisoo pelan sebelum akhirnya beralih pergi begitu saja.

Tidak, Taeyong tidak bisa membiarkan Jisoo pergi lagi.

"Soo, tunggu!" seru Taeyong sembari menahan lengan gadis itu. "Ini engga kayak yang kamu liat! Aku sama Joy engga ada hubungan apa-apa! Minuman itu juga aku beli buat Bobby kok!"

"Iya, terserah kamu" ucap Jisoo dengan ekspresi datar.

Taeyong tau Jisoo pasti sedang berpikir sembarangan tentang dia dan Taeyong tidak mau Jisoo berpikir seperti itu.

"Aku masih sayang kamu kok!" lanjut Taeyong lagi.

"Yong, terserah kamu masih sayang sama aku atau udah engga, aku engga peduli" seru Jisoo. "Aku pulang, ya."

"T-Tapi bisa gak sih kita kembali kayak dulu lagi?"

Namun Jisoo benar-benar sudah tidak peduli.

Gadis itu terus berjalan pergi tanpa ada niat menoleh kepada Taeyong.

Gadis itu tidak mau kembali seperti dulu lagi.

"Mana Jisoo mau kalo baru ketemu aja lo udah ngegas?! Tapi yaudah sih, kali aja dia emang udah move on?" ujar Joy kesal.

"Ga mungkin, gue tau dia kok" keluh Taeyong. "Dari cara dia natep gue aja udah jelas dia belum lupain gue."

"Jangan kegeeran Yong, kalo dia masih suka sama lo terus buat apa dia minta putus?"

"Ya soalnya dia lagi punya masalah" seru Taeyong. "Atau mungkin gue ada salah tapi dia gak mau bilang. Pokoknya dia itu masih suka sama gue, gue yakin kok."

-

2013

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro