04
2013
—
Taeyong kembali datang ke rumah Bobby, sama seperti yang lainnya.
Dan malam ini Bobby kembali mengenalkan sesuatu yang baru kepada Taeyong.
Jarum suntik.
Bobby mengajarkan Taeyong bagaimana caranya memasukkan obat itu ke dalam jarum suntik dan bagaimana cara menusuk jarum suntik tersebut tepat pada urat nadinya.
Bobby bilang, lebih gampang seperti ini.
Dan, ternyata Bobby memang benar.
Tepat setelah obat tersebut disuntik masuk ke dalam tubuhnya, rasa panas pun mulai mengalir ke seluruh bagian seakan ingin membawa Taeyong terbang.
"Tapi ini yang terakhir, ya" bisik Bobby. "Besok-besok lo udah harus bayar."
—
2013
2018
—
"Oh pake s-suntik juga..."
—
2018
2013
—
Paginya, Taeyong hanya dapat tidur di dalam kelas tanpa mampu mendengar penjelasan guru lagi.
Matanya terasa panas dan tubuhnya lesu seakan kurang tidur walaupun Taeyong yakin ia sudah tidur dengan cukup.
"Eh, Yong" ujar Dowoon. "Tadi malem gue diajak jalan sama Jennie."
"Terus?"
"Malem ini dia ngajak gue ke rumah dia" lanjut Dowoon. "Dia naksir sama gue kali ya?"
"Iya kali" jawab Taeyong singkat. "Terima aja, daripada main game mulu?"
"Tapi dia kan nakal Yong? Lo juga gimana ceritanya bisa sering deket sama mereka? Ngerokok aja lo ga bisa" seru Dowoon.
"Mereka ga senakal itu kok..." ujar Taeyong. "Eh, gue tidur dulu tapi lo jangan bangunin ya?"
"O-Oke..." ucap Dowoon pelan.
Taeyong terlihat begitu mengantuk hari ini.
Sejak tadi tiba di sekolah sampai siang ini Taeyong hanya duduk lesu tanpa ada niat bergerak.
Ada apa dengan sahabatnya Dowoon itu?
Dowoon cemas saja kalau Taeyong kurang tidur karena terlalu memikirkan Jisoo.
—
2013
2013
—
Taeyong mendecak kesal karena obat yang ingin ia beli dari Bobby berharga 300 ribu, atau senilai dengan uang saku Taeyong selama 2 minggu.
Namun mau bagaimana lagi? Taeyong butuh obat.
Taeyong tidak kecanduan, tidak.
Taeyong hanya ingin saja.
"Kak!" panggil Joy. "Malem ini ke rumah gue dong? Ga bosen apa di rumah Bobby mulu?"
"Di rumah lo ada siapa aja?" tanya Taeyong.
"Banyak kok, dateng ya?"
—
2013
2013
—
Taeyong tidak suka menolak ajakan teman.
Malam ini tepat pada pukul 9 malam Taeyong tiba di rumah Joy yang ternyata sedang sepi.
"Kirain banyak yang dateng?" ujar Taeyong sambil berjalan masuk menghampiri ruang tengah rumah Joy.
"Ga tau tuh, kayaknya yang lain ga jadiii" ucap Joy sembari menutup pintunya kembali.
"Ga jadi kenapa?"
"Yaaa ga tauuu" seru Joy sambil mengajak Taeyong duduk di sofa. "Kak, gue pake rok ginian cocok ga?"
Taeyong lalu beralih menatapi rok pendek dan ketat yang sedang Joy kenakan. "C-Cocok."
"Oh... Gitu?" ucap Joy. "Ohiya, mau minum?"
"Boleh..."
Joy lalu bangkit mengambil dua gelas minuman untuk mereka, sebelum akhirnya kembali duduk di samping Taeyong lagi.
"Minum tuh" ucap Joy.
Dan Taeyong dengan patuhnya segera meminuman yang sebenarnya Taeyong kurang sukai itu.
Jujur saja, Taeyong sudah tidak sepolos Taeyong yang dulu.
Taeyong mengerti apa maksud Joy malam ini tanpa perlu dijelaskan terlalu lama.
Namun Taeyong terus berdiam diri, berniat ingin membiarkan Joy memegang seluruh kendali.
"Gue pengen nanya pendapat lo lagi" ujar Joy. "Tapi lo baring dulu deh."
"Baring? D-Disini?" ucap Taeyong dan Joy segera mengangguk-angguk.
Taeyong pun dengan patuhnya berbaring pada sofa tersebut sementara Joy malah beralih duduk tepat di atas tubuh Taeyong.
"Dari 1 sampai 10, menurut lo gue se-seksi apa?" tanya Joy.
"Delapan."
"Ck," keluh Joy sambil membuka kaos dan roknya begitu saja. "Kalo sekarang?"
"Sembilan" jawab Taeyong singkat.
"Sengaja, ya?" seru Joy. "Ngasih 10-nya nanti kalo udah dibuka semua gitu?"
"Tergantung" ucap Taeyong yang membuat Joy kembali mendecak kesal.
Joy pun dengan santainya segera melepas habis semua dalamannya hingga tidak menyisakan apapun.
"Gimana? Udah 10?"
"100."
Joy terkekeh. "Kalo gitu sekarang gue yang nilai. Dari 1 sampai 10 kira-kira malem ini lo sekeren apa?"
—
2013
2013
—
Rasanya, Taeyong memang sudah tidak seperti Taeyong yang dulu lagi.
—
2013
2013
—
"Bro, kayaknya Jennie udah kelewat nakal deh? Gue ga berani deket-deket ah" bisik Dowoon. "Banyak yang bilang dia itu sering make narkoba."
"Emang gitu sih" ujar Taeyong. "Joy juga gitu, cowok yang lain malah lebih parah."
"Ya terus lo kenapa malah sering main sama mereka? Lo ga coba ikut-ikutan 'kan?" seru Dowoon.
"Emang.. kenapa kalo gue ikut-ikutan?" tanya Taeyong.
"I-Itu ga bener loh?" ucap Dowoon. "Lo engga 'kan? Jangan Yong...."
Taeyong lalu menaikkan lengan jaketnya hingga bekas suntikan yang ada di lengannya dapat Dowoon lihat. "Lo belum tau aja rasanya kayak gimana, Woon."
—
2013
2013
—
Taeyong tidak kecanduan. Ia sudah berjanji pada dirinya sendiri.
Ia bukannya ingin terus mengonsumsi obat itu, ia hanya sedang bosan dan tidak harus melakukan apa selain menghabiskan waktunya berhalusinasi di dalam kamar.
Taeyong tidak kecanduan. Tidak akan.
Obat itu hanyalah salah satu pilihan di antara banyaknya kegiatan yang dapat Taeyong lakukan, dan Taeyong sendiri yang memilih jalan tersebut.
Ia tidak dikendalikan oleh obat itu. Ini memang pilihannya sendiri.
Taeyong yakin.
—
2013
2013
—
"Kalo nambah 50 gram jadi berapa?" bisik Taeyong kepada Bobby.
"400k, itu juga udah kena diskon" jawab Bobby santai.
"Kok naiknya jauh banget?" keluh Taeyong. "Kalo gitu gue beli setengahnya aja. 200k 'kan?"
"Yaudah" ucap Bobby. "Tapi gue ga bawa sekarang. Bentar malem lo ke rumah gue aja."
"Lah, gue butuh sekarang Bob...." seru Taeyong. "Ga ada sama sekali gitu? Dikit aja deh?"
"Ini sekolah, Yong. Mau dikeluarin lo?" keluh Bobby. "Ga ada! Coba minta di Yuta?"
Dan dengan kesal Taeyong pun segera berlari menghampiri kelas Yuta yang untungnya tidak jauh.
Taeyong benar-benar membutuhkan obat itu sekarang. Tubuhnya sedang terasa tidak nyaman dan linglung.
Taeyong butuh.
"Gue ga bawa" keluh Yuta. "Lo jangan suka bahas gitu disini, deh."
"Dikit aja Yut, beneran ga ada?!"
"Beneran!" seru Yuta. "Aduh, Yong. Muka lo dikontrol dikit kenapa sih? Jangan keliatan banget bisa? Kalo jalan tuh tegak, mata lo buka lebar-lebar, jangan kayak gitu! Satu ketahuan semua kena!"
"Y-Yaudah iya.." keluh Taeyong sembari mencoba mengikuti omongan Yuta walaupun saat ini tubuhnya terasa tidak nyaman.
Rasanya badan Taeyong terasa pegal di setiap bagian, dan seperti ada sensasi dingin yang membuat Taeyong jadi cukup menggigil walau telah mengenakan jaket.
"Udah sana balik ke kelas lo!" seru Yuta. "Kalo Jennie bawa dikit nanti gue suruh anterin ke kelas lo kok."
"O-Oke..." ucap Taeyong sambil beralih pergi dengan lemas.
Sungguh, ia tidak pernah begini sebelumnya.
Tau tidak rasanya menginginkan sesuatu namun tidak bisa mendapatkannya? Taeyong kecewa dan ingin mencoba untuk bersabar, namun di sisi lain seperti ingin meledak dan menyakiti semua orang hanya untuk melampiaskan emosinya.
Taeyong tidak tau apa yang salah dengannya.
—
2013
2018
—
"Dan akhirnya, gue tetep kecanduan" ucap Taeyong sambil menunduk. "Sejauh apapun gue lari dan sejago apapun gue bisa sembunyi, gue tetep gagal jaga diri gue sendiri."
—
2018
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro