03
2013
—
Dengan kesal Taeyong segera menumpah habis seluruh sabun yang ada di botol ke arah tubuhnya, mencoba ingin menghilangkan segala bau alkohol, rokok, dan bau-bau menjijikan lainnya.
Namun, percuma. Ia sudah terlanjur buruk di mata Jisoo.
Semua ini karena Bobby dan segala kegiatan sialannya.
Andai Taeyong dapat memutar waktu, Taeyong tidak akan datang ke rumah pria itu.
—
2013
2013
—
"Perasaan sabunnya baru mama beli minggu lalu deh, Yong?" seru ibu Taeyong yang hari ini kebetulan pulang cepat. "Kok udah habis aja?"
"Aku pake semua" jawab Taeyong singkat sembari duduk diam menonton televisi yang ada di hadapannya.
"Kok bisa langsung dihabisin? Kamu gila ya? Dikira sabun itu murah apa?" keluh Ibunya kesal. "Terus sekarang kamu ngapain cuma nonton? Udah kerja pr? Udah belajar? Besok ga ulangan?"
Selalu seperti itu.
Ibunya selalu begitu.
"Hm.." balas Taeyong singkat sementara ibunya sudah mulai beralih memasak telur.
"Udah makan belum?" tanya ibunya lagi.
"Belum."
"Bukannya mama udah suruh kamu masak sekalian makan sendiri jam 8? Ini kan udah jam 9?" keluh ibunya. "Ujung-ujungnya mama lagi yang harus repot masakin kamu!"
"Kalo ga mau masakin ya gausah" ucap Taeyong. "Aku juga ga laper."
"Tuhkan, kebiasaan ngomong gausah-gausah giliran sakit perut yang susah siapa? Mama 'kan?" lanjut ibunya yang terus mengeluh.
"Hm.."
"Padahal kamu udah 17 tahun tapi kenapa sih susah banget ngurus diri sendiri? Terus nilai kamu yang kemarin turun itu gimana? Udah kamu urus di guru? Kamu tau 'kan ga bakalan ada kampus yang mau nerima kamu kalo nilainya rendah kayak gitu? Kamu ga pernah mikir soal masa depan? Ga capek ya hidup jadi anak kecil terus?"
"Ma, mama sendiri gimana?" seru Taeyong. "Ga capek ya tiap ketemu aku kerjaannya cuma marah-marah aja? Kalo mau masak ya masak aja, kalo ga mau sabunnya dihabisin ya sembunyiin aja, kok susah banget sih?"
"Yong, kalo orang tua lagi ngomong tuh didengerin bukan dijawab! Mama udah lama hidup, mama tau mana yang bener mana yang salah. Mama cuma nasehatin kamu aja kok!"
"Kalo gitu percuma mama dibiarin hidup selama ini kalo ujung-ujungnya cuma buat marah-marah kayak orang bego!" seru Taeyong. "Nasehatin apa sih? Mama sadar engga kita udah begini bertahun-tahun? Mama ga capek? Atau mama emang suka aja liat aku nunduk tiap mama marahin? Mentang-mentang papa yang biasanya mama marahin udah engga ada, sekarang semuanya dilampiasin ke aku! Aku jadi iri sama papa, seenggaknya di kuburan engga ada mama!"
Kalau hanya sekali mungkin Taeyong bisa tahan.
Namun kalau berkali-kali dan bahkan tepat disaat Taeyong sedang bersedih akibat Jisoo?
Taeyong tidak bisa terus seperti ini.
—
2013
2013
—
Dan, bodohnya Taeyong malah kembali ke tempat itu lagi.
"Udah gue duga lo bakal kesini lagi" ujar Bobby yang baru saja membukakan Taeyong pintu. "Ayo masuk."
"Gue disini aja, gue cuma pengen nanya" seru Taeyong. "Yang kemarin lo kasih ke gue itu apa?"
"Pake nanya lagi, masa lo ga tau sih Yong? Yakin nih udah 17 tahun?"
"Maksudnya gue... itu beneran apa palsu?" lanjut Taeyong. "Kok gue malah ketiduran, tapi habis itu efeknya ga ada lagi? Lo bilang gue bakalan tenang?"
Dan Bobby segera tertawa. "Wajar sih, dosis kemarin emang dikit banget. Kalo mau banyak ya bayar, lah?"
Bobby membuat Taeyong jadi merasa begitu kesal, namun di saat yang bersamaan juga membuat Taeyong jadi semakin menginginkan obat sialan itu.
Taeyong benar-benar sedang dalam keadaan ingin mencoba obat itu dan ingin merasakan bagaimana rasanya menjadi nakal.
"Gue ga mau bayar soalnya tadi malem udah jelas obat itu ga ada khasiat apa-apanya" keluh Taeyong. "Biarin gue coba gratis sekali lagi. Kalo emang ada gunanya gue pasti balik beli ke lo lagi kok."
"Ck, iyeeee" seru Bobby sembari meraih sebuah bungkusan kecil dari kantong celananya. "Tapi kalo emang cocok, awas aja engga beli di gue."
—
2013
2013
—
Obat itu kembali masuk ke dalam tubuh Taeyong dengan jumlah dua kali lipat lebih banyak dibanding kemarin.
Dan hanya dalam waktu 15 menit, semuanya pun berubah.
"Oh, begini..." ucap Taeyong sembari melemaskan seluruh tubuhnya.
Tau tidak bagaimana rasanya berlarian di taman bunga?
Menikmati pemandangan di antara bunga-bunga yang warnanya menyatu dan menyegarkan mata.
Menghirup aroma sejuknya pegunungan di pagi hari.
Dan beberapa rintik hujan yang berhasil memadamkan seluruh emosi.
Taeyong.. sedang merasakannya.
—
2013
2018
—
Orang-orang yang ada di dalam ruangan jadi semakin diam.
Entah karena terlalu fokus mendengarkan cerita Taeyong atau karena mulai takut kepada pria itu.
Sebenarnya, pria seperti Taeyong memang selalu membuat orang lain merasa cemas, tapi..
"Tapi tolong, jangan takut sama gue..."
—
2018
2013
—
"Tumben kemarin ga ikut main?" ujar Dowoon, teman Taeyong yang selalu menemaninya bermain game bersama.
"Lagi bosen aja" jawab Taeyong sembari melipat kedua tangannya di atas meja dan beralih tidur.
"Oh, lagi galau?"
"Bosen!" seru Taeyong lalu beralih menatapi gurunya yang sedang menerangkan di depan. "Dia kapan keluarnya sih? Laper gue!"
"Sabar, 15 menit lagi" jawab Dowoon. "Lo ga makan pagi apa? Biasanya juga yang duluan laper tuh gue?"
"Makan sih, tapi ya laper aja" ucap Taeyong sambil menepuk-nepuk pahanya sendiri. "Aduh, gue bolos aja kali ya?"
"Kayak lo pernah bolos aja?" keluh Dowoon.
"Serius, gue laper!" seru Taeyong. "Mau ikut gak?"
"Y-Yaudah..."
—
2013
2013
—
"Kak Taeyong!" teriak Joy keras tepat setelah mendapati Taeyong dan Dowoon sedang berjalan memasuki kantin. "Ayo sini gabung sama kita! Ajak kak Dowoon juga!"
Karena masih belum jam istirahat, kantin kali ini hanya diisi oleh Bobby dan kawan-kawan.
"G-Gausah gabung kali?" bisik Dowoon.
Namun Taeyong malah menarik Dowoon agar ikut duduk makan bersama mereka.
"Morning" ujar Jennie yang juga ada disana. "Jadi ini yang namanya kak Dowoon?"
Dowoon lalu duduk diam menatapi adik kelas cantik yang baru saja mengajaknya berbicara itu.
"Iya, dia yang namanya Dowoon. Kenapa?" balas Taeyong.
"Paling lagi pengen Jennie deketin!" seru Joy sambil tertawa.
"Eh? Hehe..." ucap Dowoon dengan canggung karena baru pertama kali berkumpul bersama mereka.
Sementara itu, Jennie yang duduk tepat di depan Dowoon malah tersenyum miring.
—
2013
2013
—
Dowoon terdiam bingung.
Di meja itu, semuanya makan dengan porsi yang cukup banyak.
Bahkan Jennie, Joy, dan sahabatnya Kim Taeyong yang biasanya makan sedikit itu kini makan dengan porsi besar seperti orang kelaparan.
"Gak makan kak?" ujar Joy yang penasaran melihat makanan Dowoon belum berkurang.
Dan Dowoon menggeleng.
Entah kenapa melihat mereka makan sebanyak itu saja sudah membuat Dowoon kenyang duluan.
"Ohiya, kak?" bisik Jennie tiba-tiba. "Malem ini ada waktu ga?"
—
2013
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro