Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

4

Shouto bosan.

Tak biasanya, di hari minggu yang panas ini anak bungsu Endeavor itu kebosanan. Mungkin ia akan berlatih atau sekedar membaca buku jika sedang waktu luang, namun kali ini ada yang berbeda.

Sepulangnya dari rumah sakit kemarin, Shouto gelisah. Entah karena apa, laki-laki itu tidak bisa berkonsentrasi.

Entah karena Hitoshi yang terus memarahinya dengan kata-kata yang tajam karena tidak menjaga [Y/N], atau Bakugou yang terlihat sangat dekat dengan [Y/N] bahkan saat pertama mereka bertemu.

Shouto duduk sendirian di teras rumahnya, sang kakak perempuan pamit ke pasar membeli persediaan pagi tadi. Dihembuskan lagi nafas yang sejak tadi ditahan berat, belum pernah Shouto sangat merasa gelisah.

Terbesit niat untuk mengunjungi ibunya dirumah sakit (lagi) sekalian bertemu si biang pikiran, gadis manis bersurai coklat bernama [Y/N]. Namun Shouto ragu, bahkan ibunya sendiri berkomentar bahwa ia tidak perlu sering-sering berkunjung, seminggu sekali pun cukup.

Namun, apakah Shouto pergi ke rumah sakit selama seminggu penuh itu untuk menjenguk ibunya? Atau menemui seorang gadis yang berhasil memikatnya?

"Sial." Shouto mengumpat, kini mengacak surai dwiwarna-nya asal. "Apa aku harus bertemu dengannya?"

Shouto berdiri, beranjak ke kamar dan berganti pakaian. Berniat mengunjungi suatu tempat; rumah sakit.

Gerakannya terhenti, terbesit suatu pikiran yang membuatnya kembali ragu. 'Tapi jika ia bertanya ada apa berkunjung aku harus menjawab apa?'

Dering telpon berbunyi, Shouto tersabar dari lamunan. Diangkatnya panggilan tanpa menyadari nomer yang tertera adalah nomer tak dikenal.

"Hm?"

Terdengar suara kekehan seorang gadis, Shouto terbelalak mengenali suara siapa yang terdengar.

"Shouto-kun, tidak bisa lebih jutek lagi selain berkata 'hm'?"

Shouto mengerjapkan matanya berkali-kali, darah di seluruh tubuhnya naik berkumpul di kepala. Pikirannya kosong. Tak pernah ia mendengar suara gadis itu sedekat ini.

"Shouto?"

"H-hai?"

[Y/N] menggeram, "Ini kan hari libur, kenapa kau tidak kemari?"

Shouto menarik nafas pelan, "Aku sibuk."

"He? Sibuk apa?"

Sibuk memikirkanmu.

"Iie, nandemonai." Shouto menggelengkan kepalanya keras-keras, apa yang kupikirkan.

"Hm, baiklah." Terdengar helaan nafas [Y/N] terhembus pelan, "Padahal aku bosan melihat wajah aniki seharian."

Terdengar suara Hitoshi berceletuk, "Mati sana." Shouto tersenyum tipis.

"Jadi kau ingin melihat wajahku?"

[Y/N] tergagap, "B-bukan begitu-"

"Lalu?"

Terdengar suara geraman pelan, "Argh, terserah kau saja!"

Tut.

Sambungan dimatikan.

Kini hati Shouto telah memutuskan, kegelisahan yang ia rasakan sejak pagi adalah perasaanya yang tak tersampaikan dengan baik. Ia sedikit menyesal memperkenalkan [Y/N] sebagai sahabatnya kemarin, padahal jika Shouto langsung mengklaim [Y/N] pun tidak masalah bukan?

Pintu dikunci, tangan kanan mengusap bibir bawah yang mengering.

Dengan senyum tipis, Shouto teringat kejadian kemarin.

"Bibir gadis itu... manis."

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro